Home / Pernikahan / Takdir Perjanjian Pernikahan / Chapter 341 - Chapter 350

All Chapters of Takdir Perjanjian Pernikahan: Chapter 341 - Chapter 350

528 Chapters

BAB 341 - SEPERTI PERNAH MENGENALNYA

Karin tengah mengemasi barang-barang akan dia bawa ke Indonesia. Karin tentu tidak akan membawa banyak barang. Karena, dirinya hanya sementara kembali ke Indonesia. Sudah lama sekali Karin tidak kembali ke Indonesia. Biasanya, kedua orang tuanya yang datang ke Kanada. Karin memang memutuskan untuk menetap di Kanada, alasannya tentu karena Marsha. Sejak kecil, Karin tidak pernah berjauhan dengan Marsha. Saat orang tua Marsha memutuskan untuk meninggalkan Indonesia dan menatap di Kanada, Karin juga memilih untuk pindah ke Kanada. Beruntung, kedua orang tuanya tidak melarang keputusannya. "Selesai," Karin tersenyum, saat dirinya telah selesai memasukan barang-barangnya ke dalam koper. Setelah mengemasi barang-barangnya, Karin langsung berjalan meninggalkan kamar menuju dapur. Saat tiba di dapur, Karin langsung membuka kulkas dan menuangkan orang juice ke gelas kosong yang sebelumnya sudah dia ambil. Kemudian, dia langsung meminum orange juicenya. Pandangan Karin kini, menatap cheese ca
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

BAB 342 - KECURIGAAN WILLIAM

Sinar matahari pagi menembus jendela, menyentuh kulit wajah Marsha. Perlahan Marsha mulai membuka matanya, dia menggeliat dan mengerjapkan matanya beberapa kali. Marsha melihat ke samping, William sudah tidak ada. Mengingat hari ini Marsha akan ke rumah mertuanya, dia pasti yakin suaminya itu sekarang sedang berada di ruang kerjanya. Marsha beranjak dari tempat tidurnya, dia mengikat asal rambutnya lalu berjalan menuju kamar mandi. Setelah Marsha selesai mandi, dia langsung berjalan menuju walk-in closetnya. Marsha membuka wadrobe, yang tertata gaun-gaun indah miliknya. Pilihan Marsha jatuh pada dress berwarna kuning dengan tali spagetti. Marsha mengganti pakaiannya dengan gaun yang dia pilih tadi. Lalu memoles wajahnya dengan make up tipis. Tidak lama kemudian, setelah Marsha selesai berias dia langsung berjalan keluar dari walk-in closetnya. Saat Marsha baru saja keluar dari walk-in closetnya, langkahnya terhenti melihat suaminya sudah duduk di sofa sambil membaca koran. "Willia
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

BAB 343 - DIA TIDAK MENGINGATMU

Mobil William mulai memasuki mansion keluarganya. Setelah memarkirkan mobil, William dan Marsha turun dari mobil. dan melangkah masuk ke dalam rumah. Namun, langkah kaki Marsha terhenti ketika melihat mobil sport yang terparkir tapat di samping mobil William. Marsha mengerutkan keningnya, menatap tak asing mobil yang terparkir di samping mobil William. "William, apa itu mobil milik Frans?" tanya Marsha memastikan. William mengalihkan pandangannya ke arah mobil yang terparkir tepat di samping mobilnya. "Ya, itu mobil Frans." "Ternyata Mama Veronica, mengundang Frans dan Karin." Masha tersenyum, dia langsung memeluk lengan William. "Kita masuk ke dalam. Pasti semua orang sudah menunggu kita."William mengangguk, dia mengusap lembut pipi Marsha. Kemudian, mereka melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah rumah dan langsung menuju ruang keluarga. "Marsha sayang?" seru Veronica saat melihat William dan Marsha sudah berada berdiri di ambang pintung. "Akhirnya kalian datang," tukas Luk
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

BAB 344 - UNKNOWN NUMBER

William membopong tubuh Marsha gara bridal masuk ke dalam rumah. Dia melirik sebentar ke arah istrinya yang masih tertidur pulas. Wiliam sudah tahu, istrinya itu pasti akan mudah kelelahan. Ini yang membuat William ingin pulang lebih dulu saat di rumah orang tuanya. Karena William tahu, Marsha pasti akan mudah lelah. William membawa Marsha masuk ke dalam kamar. Dia membaringkan tubuh Marsha di atas ranjang. Dan juga membantu Marsha melepaskan flat shoes yang masih Marsha pakai. Kemudian, William menarik selimut untuk menutupi tubuh istrinya. William mengelus lembut pipi Marsha yang mulai berisi. William menundukan wajahnya, dia memberikan kecupan betubi-tubi di bibir Marsha. Jika dulu di awal pernikahan William selalu kesal dengan Marsha yang sering tertidur di mobil. Tapi tidak dengan sekarang. Dia menyukai melihat istrinya yang tertidur pulas di mobil. Membuat dirinya, tidak henti mencium istrinya itu. Terdengar suara ketukan pintu, membuat William mengalihkan pandangannya ke ara
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

BAB 345 - KEMBALI PADA RUTINITAS

Setelah mengambil libur tiga hari untuk menemani Marsha, hari ini William sudah kembali ke perusahaan. Namun, meski hari ini dia telah kembali pada aktvitasnya semula, tetap saja William masih belum ingin meninggalkan Marsha sendiri. Kehamilan Marsha, kini memasuki bulan keempat. Perut Marsja kian lama sudah membuncit. Dan itu adalah hal yang paling William sukai. Dia menyukai saat perut Marsha membuncit. Bagi William, istrinya terlihat sangat cantik dengan tubuh yang kian berisi. Jika dulu, William sering meledek tubuh Marsha yang terlalu kurus, tidak untuk saat ini. Sejak tubuh Marsha mulai berisi, William selalu mengatakan tubuh istrinya sangat indah dan sempurna. "William, aku tidak ingin sarapan di rumah," kata Marsha saat melangkah masuk ke dalam walk-in closet milik William. Tatapan Marsha kini melihat suaminya tengah memasang dasi. Marsha langsung mendekat dan membantu William memasang dasi. "Kau tidak ingin sarapan di rumah?" tanya William sembari memberikan kecupan di punc
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

BAB 346 - APA KITA PERNAH BERTEMU?

Frans duduk di kursi kepemimpinan. Dia menyilangkan kakinya, dan jemari tangan yang mengetuk pelan meja. Tatapannya menatap Chloe yang tengah membahas proyek kerja sama antar Geovan Group dengan Watson Group. Pagi ini, Frans yang menggantikan William meeting dengan Chloe Watson. Ya, dengan terpaksa Frans harus menggantikan William. Meksi sebenarnya, Frans telah mengambil libur untuk satu minggu ke depan, tapi tidak mungkin Frans menolak permintaan William. Terlebih ini meeting dengan pemilik Watson Group."Tuan Frans, bagaimana dengan ide yang aku sampaikan? Aku rasa membangun hotel di Roma dan Milan sangat menguntungkan. Mengingat sebelumnya Tuan William pernah tinggal di Milan, aku yakin Tuan William pasti menyukai jika kita membangun hotel di Milan," kata Chloe yang baru saja selesai menyampaikan sarannya. "Dari mana kau tahu William pernah tinggal di Milan?" Frans menaikan sebelah alisnya, menatap lekat manik mata Chloe. "Ah itu, tentu aku tahu dari media. Bukankah, para media s
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

BAB 347 - WITH CHLOE WATSON

Marsha menyesap teh di tangannya. Sesaat dia menatap Chloe yang duduk di hadapannya. Dia meletakan kembali cangkir yang berisi teh itu ke tempat semula. Ya, kini Marsha dan Chloe berada di sebuah kafe yang tidak jauh dengan perusahaan Willliam. "Nyonya Marsha, apa dulu Tuan William juga selalu membawa anda ke kantor?" tanya Chloe yang lebih dulu memulai percakapan. "Tidak, dulu aku masih kuliah. Dan tidak mungkin William terlalu sering mengajakku ke kantor," jawab Marsha. "Sekarang setelah aku lulus kuliah, aku tidak terlalu memiliki kesibukan. Itu kenapa William membawaku ke kantor."Chloe mengangguk paham, dia mengulas senyuman tipis di wajahnya. "Apa rencanamu ke depannya Nyonya Marsha? Mengingat kau sudah lulus kuliah." "Aku tidak memiliki rencana apa pun untuk saat ini," balas Marsha. "Lebih tepatnya, fokus utamaku adalah suami dan anakku. Mungkin setelah aku melahirkan nanti dan usia anakku sudah jauh lebih besar, aku akan memikirkan rencanaku ke depannya." "Ya, kau benar. K
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

BAB 348 - DIA TIDAK ASING BAGIKU

Suara interkom masuk dari sekrekaris Wiliam, membuat Frans menghentikan lamunanya. Ketika interkom masuk terus berdering, dia langsung menekan tombol penerima, kemudian menjawab dingin, "Ada apa? Aku sudah katakan jangan mengangguku. Bilang pada William. Aku ingin bersantai." "M-Maaf Tuan Frans, tapi ada tamu yang datang," sang sekretaris menjawab dengan gugup. Frans membuang napas kasar, dia masih berada di perusahaan Wiliam dan masih belum kembali ke perusahaannya. Dengan malas Frans berkata, "Siapa yang mencariku? Jika dia tidak memiliki janji, lebih baik minta dia untuk kebali lagi besok." "Frans Geovan, kenapa kau lama sekali memintaku masuk? Apa kau ini mau aku pulang lagi dan tidak bertemu denganmu?" Suara teriakan begitu keras, membuat Frans tersentak. "Aluna! Kenapa kau tidak bilang kekasihku datang? Jika kekasihku datang, kau tidak perlu meminta izin padaku!" seru Frans kesal."M-Maaf Tuan, saya tidak tau jika Nona Karin Wiratmaja adalah kekasih anda," Suara Aluna terden
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

BAB 349 - MEREKA ORANG YANG SAMA

William menyerahkan dokumen yang baru saja dia tanda tangani pada Aluna. Setelah menanda tangani dokumen, William mengibaskan tanganya, memberi isyarat untuk sekretarisnya segera meninggalkan ruangannya. Aluna menundukan kepala, dia langsung meninggalkan ruang kerja William.William menyandarkan punggung di kursi kerjanya, dia memejamkan mata lelah. Beberapa hari ke depan dia akan disibukan dengan proyek kerja sama dengan Watson Group. Beruntung Marsha selalu mengerti dirinya. Meski terkadang Marsha kesal karena William pulang larut malam, tapi Marsha tidak pernah mengeluh. Marsha lebih banyak mengerti dengan segala tanggung jawab yang William miliki. "William," Frans memanggil dengan cukup keras. Dia langsung menerobos masuk ruang kerja William. William membuka matanya, dia sedikit terkejut, Frans kini berdiri di hadapannya. "Ada apa kau masih di sini? Kenapa kau belum pulang?" Frans tidak langsung menjawab , dia menarik kursi lalu duduk di hadapan William dan menyilangkan kakinya
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

BAB 350 - KEMBALI MENGGANGGU

Suara dering ponsel, membuat Marsha harus terbangun dari tidursnya. Marsha mengerjapkan matanya beberapa kali, dia mengambil poselnya di atas nakas dan langsung menata ke layar. Kening Marsha berkerut dalam, melihat nomor tidak dikenal, yang waktu itu menghubunginya kini kembali menghubunginya. Marsha memilih untuk menolak panggilan itu. Dan kembali meletakan ponselnya ke atas nakas. Dering ponsel kembali terdengar, ketika Marsha ingin membaringkan lagi tubuhnya. Ponselnya terus kembali berdering. Marsha mengumpat pelan, dia menyambar ponselnya. Dengan cepat, dia langsung mengusap layar poselnya dengan kasar untuk menerima panggilan. Lalu meletakan ke telinganya. "Kau siapa? Kenapa kau selalu menghubungiku dengan menggangguku!"Suara Marsha berseru dengan nada dingin. Tersirat penuh dengan kekesalannya. Dia meluapkan emosinya ketika panggilannya terhubung. "Marsha! Begini kau menyapaku ketika aku menghubungimu!" Suara wanita dari seberang line dengan nada yang terdengar marah. Mars
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more
PREV
1
...
3334353637
...
53
DMCA.com Protection Status