Home / Pernikahan / Takdir Perjanjian Pernikahan / Chapter 361 - Chapter 370

All Chapters of Takdir Perjanjian Pernikahan: Chapter 361 - Chapter 370

528 Chapters

BAB 361 - AKU MENGINGAT JANJIKU

"Marsha, apa yang ingin kau katakana padaku?" William berjalan keluar dari walk-in closetnya. Dia baru saja selesai mandi, dan sudah mengganti pakaiannya dengan celana training panjang tanpa memakai kaos. Seperti biasa, William lebih suka bertelanjang dada jika di dalam kamar. Marsha menatap William yang melangkah mendekat ke arahnya, dia sudah tidak terkejut melihat penampilan suaminya. William memang suka menunjukan dada bidang, dan otot perutnya yang begitu menggoda. Lagi pula, Marsha menyukai itu. Marsha menyukai tubuh suaminya yang begitu indah. "Kau sudah selesai?" Marsha menyandarkan kepalanya di dada William, ketika suaminya itu duduk di sampingnya. "Ya, apa yang ingin kau katakan?" William mengelus lembut rambut Marsha, dia memberikan kecupan di puncak kepala istrinya. "Kandunganku saat ini sudah memasuki bulan kelima," Marsha mendongak dari dalam pelukan William, dia menatap suaminya dengan tatapan penuh permohan. "Kau berjanji, akan menemamiku kemanapun yang aku inginka
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

BAB 362 - KEDATANGAN MELVIN

William membaca laporan yang diberikan oleh Frans. Dia membuka setiap lembar laporan yang ada di tangannya itu. Frans yang duduk di hadapan William, dia menatap William yang tengah membaca laporan darinya. "Kenapa kau tidak berani mengambil keputusan ini?" William menutup laporan yang dia baca, lalu meletakannya ke atas meja. "Kau bisa mengambil keputusan, jika memang memutuhkan dana tambahan untuk proyek ini." Frans membuang napas kasar, dan menatap lekat William. "Kau sudah tahu jawabannya William! Aku memiliki limit untuk penarikan dana di Geovan Group. Hanya kau dan Paman Lukas yang bisa mengeluarkan dana besar di Geovan Group." William menyambar pena di hadapannya, lalu langsung menanda tangani dokumen yang diberikan Frans. Kemudian, dia langsung memberikannya pada Frans. "Aku akan meminta Albert, memberikanmu batas penarikan dana hingga satu milliar dollar. Selanjutnya, kau tidak perlu membutuhkan persetujuanku jika membutuhkan tambahan dana," tukas William dingin.Frans men
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

BAB 363 - TIDAK INGIN MEMBAHAS MASA LALU

Marsha duduk di taman sembari menyesap teh di tangannya. Tatapannya, menatap lembut bunga-bunga yang tumbuh di taman miliknya, Sesaat dia memejamkan mata, ketika hembusan angin menyentuh kulitnya. Jika dulu Marsha selalu ditemani Laura, kini dia menikmati sore yang indah dengan cuaca yang menyejukan sendiri. Ya, Marsha berharap anaknya segera lahir agar dia tidak lagi kesepian. Terlebih Karin yang berada di Indonesia, membuat Marsha sangat kesepian. "Nyonya..." Seorang pelayan menghampiri Marsha yang tengah duduk bersantai. Masha mengalihkan pandangannya, dia menatap pelayan yang berdiri di hadapannya. "Ada apa?" "Maaf Nyonya menganggu anda. Tapi saya hanya ingin memberitahu Nyonya Besar Clara datang," jawab pelayan itu sedikit menundukan kepalanya. "Ibuku datang?" Marsha menautkan alisnya.Pelayan itu mengangguk. "Benar Nyonya...." "Apa kau tidak senang Mama datang?" Clara yang berdiri tidak jauh dari tempat duduk Marsha, dia langsung melangkah mendekat ke arah Marsha. Pelayan
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

BAB 364 - PERIKSA KANDUNGAN

Marsha mematut cermin, dia mengoles wajahnya dengan make up tipis. Kemudian dia mengusap lembut perutnya yang kian membuncit. Dia menatap bentuk tubuhnya mulai berubah. Pipinya terlihat gemuk. Begitupun dengan pinggangnya. Meski ada ketakutan dalam diri Marsha, William akan berpaling darinya. Namun, dia segera menepis ketakutannya. Marsha tahu, suaminya itu tidak akan pernah meninggalkannya. "Sayang?" William melangkah masuk ke dalam walk-in closet Marsha. Dia memeluk tubuh istrinya dari belakang. Tangannya mengusap lembut perut istrinya.Marsha tersenyum, dia mengeratkan pelukan William. "Hari ini, kau sungguh tidak sibuk? Jika kau sibuk, aku akan memeriksa kandunganku sendiri saja." Marsha membalikan tubuhnya, kini dia berhadapan dengan William. Hari ini, adalah hari di mana Marsha memeriksa kandungannya. Tadi malam, Marsha mendengar percakapan William dengan Albert, dia tidak tega jika memaksa suaminya untuk menemaninya. Marsha tahu, William begitu banyak memiliki tanggung jawab.
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

BAB 365 - LONG TIME NO SEE

"N-Nyonya biarkan saya saja yang turun…" "Dia pasti akan meminta ganti rugi, kalau kau mau turun cukup temani aku menemui pemilik mobil yang kau tabrak." Marsha mengambil tasnya yang berada di sampingnya. Kemudian, dia turun dari mobil dan melangkah menuju mobil yang telah ditabrak sopirnya itu. Namun, seketika saat sosok pria yang keluar dari mobil, Marsha terkejut melihat sosok pria itu. Dia melangkah mendekat ke arah Marsha yang tidak bergeming dari tempatnya."M-Melvin?" Mata Marsha terbelalak terkejut, melihat mobil yang ditabrak oleh sopirnya ada mobil Melvin. Melvin mendekat, dia mengulas senyuman di wajahnya. Tatapan Melvin, kini teralih pada perut Marsha yang sudah membuncit. "Apa kabar Marsha? Lama tidak bertemu, kau terlihat sangat cantik saat hamil." Marsha membalas senyuman Melvin. "Aku baik Melvin, bagaimana denganmu? Sebelumnya aku minta maaf, sopirku menabrakmu. Aku akan mengganti kerusakan mobilmu." "Tidak perlu dipikirkan Marsha. Aku yang salah karena tadi rem m
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

BAB 366 - PERTANYAAN MARSHA

William mengumpat kasar, melihat rekaman CCTV pembangunan di hotel yang di berikan oleh Albert. Rekaman tersebut menunjukan murni kecelakaan tanpa ada orang yang sengaja melakukannya. Wajah William terlihat begitu marah, tatapannya kini teralih pada dokumen di hadapannya. Banyak kerugian yang harus ditanggung. Mulai dari pembangunan kembali hotelnya, dan memberikan santunan pada keluarga dari para pekerja yang tidak selamat dalam kebakaran itu. Tidak hanya William yang terlihat begitu marah, Frans yang duduk di hadapan William, dia terlihat begitu frustasi. Beberapa kali Frans menghela napas kasar. Tatapan Frans begitu serius melihat William. Sebelumnya, Frans sudah lebih dulu membuka hasil rekaman CCTV itu. "Albert, berikan uang pada keluarga para pekerja yang tidak selamat," tukas William dingin. Tatapannya masih teralih pada layar laptop di hadapannya. "Baik Tuan," jawab Albert patuh. "Sekarang kau keluarlah, lanjutkan pekerjaanmu," William mengalihkan pandangannya, kini dia su
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

BAB 367 - INGIN KAU BERDAMAI DENGANNYA

"Aku mengerti, William. Tapi bisakah, kau jelaskan padaku kenapa kau membenci Melvin? Kau membencinya karena Anna? Karena kau berpikir, Melvin telah mengambil Anna darimu? Dan Setelah kau tahu kenyataan, Samantha menjebak Melvin dan Anna, kau masih juga membenci Melvin. Aku hanya ingin tahu, apa alasanmu membenci Melvin?" Marsha bertanya dengan suara tenang namun penuh dengan ketegasan. William semakin menatap tajam Marsha setelah mendengar pertanyaan dari istrinya itu. Wajahnya menunjukan kemarahan, namun dia masih diam dan tidak menjawab pertanyaan yang terlontar dari Marsha."Aku tidak ingin membahasnya, Marsha!" geram William. Rahangnya mengetat, dia mengepalkan tangannya dengan kuat. Marsha mendesah pelan, dia mendekatkan dirinya pada William. Tatapannya menatap lembut William. "William, jika Melvin membencimu harusnya dia tidak menolongku. Harusnya dia membiarkanku terluka saat Alice berniat melukaiku. Dia tahu aku istrimu, seharusnya dia tidak menolongku jika memang dia membe
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

BAB 368 - ADIKKU YANG MENGGANTIKANKU

William terbangun dari tidurnya, ketika dia membuka matanya, dia terkejut melihat Marsha tengah tertidur pulas dalam pelukannya. Tatapan William, kini teralih pada menatap wajah polos istrinya. Bulu mata lentik, hidung mancung dan mungil, bibir tipis berwarna merah muda alami, membuat William tidak henti menganggumi istrinya. Hal yang paling William sukai adalah melihat istrinya tanpa make up. Karena memang tanpa polesan make up, istrinya itu sudah sangat cantik. Jari jemari William, mulai menelusuri dengan lembut mata, hidung dan bibir istrinya. Ada rasa bersalah dalam hatinya, kemarin mengatakan sesuatu yang telah melukai Marsha. Inilah yang sejak dulu William hindari. Dia selalu melukai hati Marsha ketika dalam keadaan marah. Dia semakin merasa bersalah, karena Marsha yang menghampirinya. Seharusnya dia yang menghampiri Marsha dan meminta maaf karena perkataannya melukai istrinya itu. William memberikan banyak kecupan diseluruh wajah Marsha, dia benar-benar bersykur memiliki ist
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

BAB 369 - APOLOGIZE

"Luna.." Marsha memanggil sang assistant dengan suara lembut ketika melihat Luna tengah mengambil paket yang baru saja diberikan oleh kurir. Luna langsung membalikan tubuhnya, dia langsung menundukan kepalanya saat melihat Marsha di hadapannya. "Ya, Nyonya.." "Paket dari siapa, Luna?" tanya Marsha yang sejak tadi penasaran dengan paket yang ada di tangan Luna. "Dari Nyonya Besar Veronica. Beliau memberikan paket ini untuk anda, Nyonya.." jawab Luna seraya menunjukan paket di tangannya pada Marsha. "Mama Veronica?" Marsha mengerutkan keningnya, dia menatap paket di tangan Luna. "Apa kau tahu, apa yang diberikan ibu mertuaku padaku?" "Nyonya Besar Veronica memberikan beberapa gaun untuk anda, Nyonya." Marsha mendesah pelan, dalam satu minggu, dia selalu mendapatkan paket dari mertuanya sebanyak dua atau tiga kali. Marsha selalu merasa tidak enak pada mertuanya yang selalu memberikan barang-barang mahal. Tapi tidak mungkin dia menolaknya. Marsha sungguh beruntung memiliki mertua ya
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

BAB 370 - PENOLAKAN

Suara ketukan pintu terdengar, membuat Laura yang tengah menonton film kesukaannya langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Kemudian, dia menginterupsi untuk masuk."Nyonya Laura," sapa pelayan, saat melangkah mendekat ke arah Laura. Laura mengalihkan pandangannya, dia menatap seorang pelayan yang berdiri di hadapannya. "Ada apa?" "Maaf Nyonya, saya menganggu waktu anda. Saya hanya ingin memberitahu, di bawah ada Tuan Albert ingin menemui anda, Nyonya," kata pelayan itu."Albert?" Laura mengerutkan keningnya, menatap bingung ke arah pelayannya. "Albert datang? Ada apa dia datang menemuiku?""Maaf Nyonya, saya kurang tahu alasan Tuan Albert menemui anda, Nyonya," jawab pelayan itu.Laura mengangguk. "Aku akan menemuinya." Dia beranjak drai tempat duduknya, lalu berjalan meninggalkan kamar, bersama dengan pelayan yang juga mengikutinya keluar.Saat tiba di bawah, tatapan Laura teralih pada Albert yang sudah menunggu dirinya. Laura mengerutkan keningnya, menatap bingung tidak b
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more
PREV
1
...
3536373839
...
53
DMCA.com Protection Status