Semua Bab Takdir Perjanjian Pernikahan: Bab 311 - Bab 320

528 Bab

BAB 311 - WHO IS THE WINNER?

"Dan kau pikir aku ini mudah kau tipu?" balas Willam dengan seringai di wajahnya. "Apa kau ingin, anak buahmu aku lenyapkan karena berani mematai-mataiku?" "Sialan kau William!" seru Frans. "Hentikan Wiliam, kenapa kau berdebat dengan Frans.." kata Marsha menengahi. "Frans, sudahlah.." Karin menarik tangan Frans, menenangkan kekasihnya yang tengah kesal. "Apa aku datang terlambat?" Suara bariton dari arah belakang, membuat semua yang ada di sana mengalihkan pandangan mereka menatap sosok pria yang baru saja masuk ke dalam."Raymond?" Marsha dan Laura, sama-sama terkejut melihat kedatangan Raymond. "Jadi, seorang William Geovan ingin bermain-main hari ini?" Raymond menyunggingkan senyuman miring. "Aku menyukai caramu memilih permainan ini." "Kau tidak takut?" William melayangkan tatapan dingin pada Raymond yang berdiri di hadapannya. "Tidak," Raymond menggeleng tegas. "Aku akan menerima segala tantanganmu," "Alright, buktikan jika memang kau mampu." William menyeringai, dia men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

BAB 312 - EQUAL

Permainan kembali dimulai. Raymond terus menangkis setiap serangan William. Terlihat William begitu hebat melawan Raymond. Waktu tersisa hanya satu menit lagi. Dan suara pekikan terdengar ketika waktu sudah habis, salah satu diantara mereka berhasil menambah skor.Suara pekikan Laura begitu keras terdengar. Raymond berhasil membuat skor satu sama. Terlihat wajah Laura yang begitu bahagia. Meski Raymond tidak mengalahkan William, namun pria itu memiliki skor yang sama dengan William. Setidaknya Laura sangat bahagia akan hal itu. Marsha tersenyum senang ketika melihat kebahagiaan di wajah Laura. Bagi Marsha, tidak perduli kalah atau menang. Suaminya tetap melakukan yang terbaik. Bahkan William begitu hebat dalam bermain badminton. Kali ini Marsha harus mengakui kebenaran, suaminya begitu sempurna. Pantas saja, selama ini begitu banyak wanita yang mengagumi William. "Yess! Akhirnya aku bisa melihat lawan seimbang William!" seru Frans antusias. "Jika seperti ini, sepupuku itu tidak lagi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

BAB 313 - I TRUST YOU

William tersenyum sinis mendengar perkataan Raymond. "Kau menggantikan posisi adikmu? Bukannya aku sudah mengatakan, kalau aku tidak memiliki sifat baik? Kau pikir aku akan menerima permintaan maaf jika kau yang melakukan itu? Aku hanya ingin adikmu yang dipermalukan. Sama seperti adikmu mempermalukan adikku. Jika aku berada dalam posisimu, aku tidak akan bertanggung jawab. Aku selalu mengajarkan adikku, untuk menerima akibat dari segala yang telah dia lakukan."Raymond terdiam, dia tidak mampu lagi berkata-kata. Kali ini, perkataan William sukses membuat dirinya bungkam. "William..." tegur Marsha pelan. Dia langsung menyentuh lengan suaminya. "Lebih baik sekarang kau ganti pakaianmu." Marsha sengaja melakukan ini. Dia ingin menghentikan perdebatan ini. "Laura, kau bawa Raymond ke kamar tamu. Nanti aku akan meminta Luna untuk menyiapkan makanan untuk kalian," ujar Marsha. "Kau juga Frans, bawa Karin masuk. Lebih baik kalian istirahat. Nanti Luna juga akan membawakan makan untuk kali
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

BAB 314 - MEET CELINE

Keesokan hari, Marsha sudah terbiasa untuk bangun lebih awal. Dia tidak ingin ketika bangun tidur, suaminya sudah tidak berada di sampingnya. Biasanya di malam hari, Marsha selalu bertanya suaminya itu memiliki meeting pagi atau tidak. Karena jika William memiliki meeting dipagi hari, William akan berangkat jauh lebih awal. Kini Marsha tengah memilih pakaian yang akan dipakai William. Pilihannya jatuh pada jas berwarna navy dan dasi yang senada dengan warna jas. Tidak lama kemudian, William melangkah masuk ke dalam walkn in closet. Dia mendapati istrinya sudah menyiapkan pakaiannya untuknya. Dia langsung mengganti pakaiannya dengan pakaian yang telah disiapkan istrinya itu. Ketika William tengah memakai kemeja, Marsha langsung mendekat. Dia membantu William mengkancingkan kemeja dan juga memasangkan dasi suaminya."Hari ini kau kemana?" William memberikan kecupan di kening istrinya. "Aku sedikit pulang terlambat malam ini. Kau tidurlah lebih awal." "Apa hari ini kau banyak perkerj
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

BAB 315 - FORGIVENESS

Marsha mengetuk pelan dagunya dengan telunjuknya. Dia menatap masakannya yang baru saja diajarkan oleh Andine. Hari ini, Marsha sengaja belajar memasak membuat Italian Food. Menu yang Marsha pilih adalah Lobster Ravioli. Ada rasa takut dirinya, dia takut masakannya ini gagal dan tidak enak. Dulu, Marsha sering membantu Clara ketika ibunya itu memasak. Tapi sejak menikah dengan William, Marsha memang selalu menggunakan pelayan. Ini semua karena suaminya begitu memanjakan dirinya. "Marsha, kenapa kau hanya melihat masakanmu?" tanya Laura bingung. Pasalnya sejak tadi Marsha hanya menatap masakannya. Marsha mendesah pelan, dia menyeret kursi lalu duduk di hadapan Laura. "Apa menurutmu William akan menyukai masakanku?"Raut wajah Marsha menunjukan, jika dia takut William tidak menyukai masakannya. Laura mengulum senyumannya, dia langsung mengambil sendok dan langsung mencoba masakan yang dibuat oleh Marsha. Saat Lobster Ravioli buatan Marsha, masuk ke dalam mulutnya, dia menganggukkan ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

BAB 316 - JEALOUS?

Marsha duduk di sofa empuk kamarnya, dia melirik jam dinding kini sudah pukul tujuh malam. Sebelumnya, Marsha sudah mengatakan pada William agar pulang lebih awal. Marsha sudah tidak sabar untuk bertanya pada suaminya itu. Marsha mengambil ponsel dan langsung menghubungi William. Namun, ketika Marsha menghubungi William, satu, dua, hingga lima kali tetap tidak ada jawaban. Marsha mendengus kesal, padahal dia sudah mengirimkan pesan meminta suaminya untuk pulang lebih awal. CeklekPintu terbuka. Marsha mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Senyum di bibirnya terukir ketika melihat William sudah berdiri di ambang pintu. Dengan cepat Marsha beranjak berdiri, dia langsung berlari ke arah suaminya itu. William terkejut, melihat Marsha berlari ke arahnya. Ketika Marsha menghamburkan tubuhnya ke pelukan William, dengan sigap William langsung menangkap tubuh Marsha."Marsha! Kenapa kau berlari! Kau sedang hamil!" Suara William terdengar begitu dingin dan penuh peringatan. Terdengar gerama
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

BAB 317 - BERCINTA DI DAPUR?

"Sayang? Ada yang menguhubungiku?" William berjalan keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang masih dililit oleh handuk. "Kau periksa saja ponselmu!" ucap Marsha ketus. William mengerutkan keningnya, dia menatap bingung melihat wajah kesal istrinya. Kemudian, dia melangkah mendekat lalu mengambil ponselnya. Dia melihat ke layar nomor tidak di kenal menghubunginya. William meletakan kembali ponselnya ke tempat semula, lalu menatap lekat manik mata istrinya. "Nomor tidak dikenal menghubungiku. Biarakan saja, nanti aku akan meminta Albert untuk mencari tahu nomor itu," jawab William dengan nada seolah tidak perduli dengan nomor yang menghubunginya itu. William berjalan menuju walkn in closet, dia langsung mengganti pakaiannya dengan celana training panjang dan kaos berwarna putih. Setelah selesai mengganti pakain, dia kembali melangkah ke arah Marsha yang masih duduk di sofa."Lebih baik kita turun sekarang. Aku sudah tidak sabar mencoba masakan istriku." William mengulurkan tangannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

BAB 318 - YOU ARE MY FUTURE

Suara dering ponsel terdengar, membuat Marsha yang tengah tertidur lelap harus membuka matanya. Marsha menggeliat, dia mengerjap beberapa kali. Dia melirik ke samping suaminya sudah tidak ada di sampingnya. Marsha mendengus kesal, namun dering ponsel miliknya terus berdering. Marsha menyambar ponselnya, dia melihat ke layar tertera nama Karin. Dia menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan sebelum kemudian, meletakan ke telinganya. "Ya?" Marsha menjawab dengan suara serak khas baru bangun tidur, saat panggilan terhubung."Marsha, kau sudah bangun?" tanya Karin sari seberang line. "Jika aku belum bangun, aku tidak bisa menjawab teleponmu Karin Wiratmaja! Katakan padaku, ada apa menghubungiku sepagi ini?"Karin terkekeh dari balik teleponnya. "Aku hanya ingin mengatakan, setelah hari kelulusan kita nanti aku akan kembali ke Indonesia untuk sementara."Marsha tersentak, mendengar ucapan Karin. "Kau kembali ke Indonesia? Maksudmu kau tidak jadi bekerja di perusahaan Frans?" "Kau t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

BAB 319 - KEPULANGAN CELINE

Raymond melangkah masuk ke dalam ruang makan. Pikirannya masih tidak bisa berpikir jernih. Dia masih mengingat permintaan Willam. Namun, apa pun yang William inginkan dia tidak akan pernah mundur sedikit pun. Dia akan pernah menyerah dengan segala tantangan yang diberikan William."Raymond?" sapa Dahlia ketika melihat Raymond duduk di kursi meja makan. Dahlia menatap wajah putranya yang terlihat begitu banyak masalah. "Ya? jawab Raymond datar. Dia mengambil kopi di hadapannya lalu menyesapnya. "Ada apa sayang?" tanya Dahlia yang tatapannya tidak lepas menatap wajah putranya. "Tidak apa-apa," Raymond meletakan gelas cangkir ke tempat semula. "Kau tidak membohongi kami Raymond. Apa ini karena Laura?" sambung Reviano yang sejak tadi terus menatap Raymond. "Aku sedang tidak ingin membahasnya. Biarkan semuanya aku selesaikan. Nanti kalian akan tahu." Raymond kembali menjawab nada datar. Dia tidak ingin melibatkan kedua orang tuanya dalam masalah ini. Lebih baik baginya, untuk menyeles
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

BAB 320 - KEDATANGAN TAMU?

Mobil William mulai memasuki halaman parkir mansionnya, Dia melirik arloji kini sudah pukul enam sore. Dia sengaja pulang lebih awal, hari ini dia melimpahkan semua pekerjaannya pada Albert. Wiliam melangkah masuk ke dalam mansion, para pelayan dan penjaga yang melihat William, mereka menundukan kepala mereka. Sedangkan William hanya membalas dengan anggukan singkat. Lalu dia kembali melanjutkan langkahnya. Saat William masuk ke dalam kamar, dia mendapati istrinya tertidur di sofa dengan televisi yang masih menyala. William menggelengkan kepalanya melihat istrinya sudah tertidur pulas. Dia melangkah mendekat ke arah Marsha lalu duduk tepat di samping Marsha. Dia menatap wajah polos Marsha yang terlihat begitu menggemaskan. Pipi istrinya yang semakin hari, selalu semakin berisi. William mengelus lembut pipi Marsha, memberikan kecupan diseluruh wajah istrinya itu. Mata indah milik istrinya yang masih terpejam, bulu mata lentik, hidung mancung dan bibir mungil berwarna pink alami. Memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3031323334
...
53
DMCA.com Protection Status