Home / Romansa / Jerat Pesona Pengacara Tampan / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Jerat Pesona Pengacara Tampan: Chapter 201 - Chapter 210

253 Chapters

Bab 201 – Home 

Paparazzi diam-diam mengambil gambar Samuel dan Selena yang baru saja turun dari pesawat—dan menuju mobil yang telah menjemput mereka di lobby bandara. Setelah perjalanan panjang, akhirnya Samuel dan Selena tiba di bandara London. Tampak Selena sejak tadi memeluk lengan Samuel erat. Baik Samuel dan Selena tahu kalau mereka akan selalu menjadi incaran paparazzi. Di mana pun Samuel dan Selena berada pasti akan ada paparazzi yang berusaha mengambil gambar mereka. Tentu semua karena skandal yang dulu mereka lakukan. Dan beruntung Samuel dan Selena tak memedulikan meski paparazzi mengambil gambar mereka. Saat tiba di lobby, Samuel dan Selena masuk ke dalam mobil. Pun sang sopir segera melajukan mobilnya meninggalkan lobby bandara. Samuel dan Selena tak bisa langsung pulang ke rumah mereka, pasalnya Samuel dan Selena harus menjemput Oliver lebih dulu yang sekarang berada di kediaman keluarga Geovan. Selama dua minggu Samuel dan Selena berada di Dubai, Oliver diurus bersama dengan kedua o
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 202 – How Dare You, Samuel!

“Shit!” Samuel mondar mandir tidak jelas di depan kamar Selena, menunggu dokter yang tengah memeriksa kondisi Selena. Dalam hati Samuel merutuki kebodohannya. Harusnya dia tak langsung mengajak Selena pulang ke London meski dokter mengatakan kondisi kehamilan Selena sudah kuat. Jarak Dubai ke London cukup jauh. Pasti Selena kelelahan. Samuel menyugar rambutnya kasar seraya memejamkan mata singkat. Sungguh, Samuel tak bisa tenang. Cemas, khawatir, dan panik melebur menjadi satu. Sejak tadi Samuel menunggu dokter selesai memeriksa istrinya tapi tetap saja dokter belum juga muncul. Itu yang membuat Samuel semakin cemas. Samuel takut terjadi sesuatu pada istrinya. Di samping Samuel, berdiri William dan Marsha yang juga sangat cemas dan gelisah akan kondisi Selena. Hingga detik ini memang William dan Marsha belum tahu apa pun tentang kehamilan Selena. Pun Samuel tak memberitahu. Dalam kondisi seperti ini yang Samuel pikirkan hanyalah Selena. Samuel tak sempat memikirkan hal lain-lain.
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Bab 203 – Oliver is Going to be a Big Brother

Samuel membelai pipi Selena dengan lembut dan memberikan kecupan di pipi sang istri. Tampak tatapan Samuel menatap hangat sang istri yang masih memejamkan mata. Wajah Selena pucat. Meski dokter mengatakan Selena baik-baik saja tetap Samuel terus khawatir. Terlebih wajah sang istri begitu lemah. Ini semua membuat rasa bersalah menelusup ke dalam diri Samuel. Samuel membawa tangannya membelai perut Selena yang masih rata. Pria itu menurunkan kepalanya, menciumi perut sang istri. Mengusap-usap dengan lembut dan memberikan kecupan di perut sang istri. Dalam hati, Samuel bersyukur kandungan Selena baik-baik saja. “Hey, kau harus kuat. Jangan menyusahkan ibumu,” bisik Samuel tepat di depan perut Selena. Samuel menghujani kecupan di perut istrinya itu. Detik selanjutnya, Samuel membaringkan tubuhnya di samping Selena, membawa pelan tubuh sang istri masuk ke dalam dekapannya. Samuel terlalu takut terjadi sesuatu pada istri dan anaknya. Sungguh, ini pertama kali dalam hidupnya merasa ketak
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 204 – Don't Often Make Trouble!

Berita kehamilan Selena telah tersebar di seluruh keluarga Geovan dan keluarga Maxton. Awalnya ada beberapa perdebatan di keluarga Geovan tentang kehamilan Selena yang hamil di luar pernikahan. Terutama para tetua seperti kakek dan nenek Selena yang berada di Kanada. Semua mengomentari Selena yang hamil di luar pernikahan. Bahkan tak sedikit yang marah. Namun tentu William yang maju dikala semua keluarga besar ingin menyudutkan Selena. Baik William ataupun Samuel selalu membela Selena dikala semua orang ingin menyudutkan Selena. Dan beruntung, para tetua di keluarga Geovan pun akhirnya bisa luluh tak mempermasalahkan tentang kehamilan Selena. Semua sudah terjadi. Terpenting saat ini Samuel dan Selena sudah resmi menikah. Itu yang akhirnya amarah keluarga besar Geovan surut, dan tak lagi mempermasalahkan tentang Selena yang hamil di luar nikah. Aturan kuno memang begitu melekat di keluarga Geovan. Akan tetapi bukan berarti tak bisa dilanggar. Asalkan bisa bertanggung jawab atas kesalaha
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 205 – Trouble Maker

William memberikan tatapan dingin dan tajam pada Dominic yang berdiri di hadapannya. Tatapan bak laser yang siap menembak pada putra bungsunya yang terkenal hobby membantah. Kilat mata William penuh tuntutan seperti tengah mengadili. Untungnya Marsha berada di samping William. Itu yang membuat amarah William sedikit menyurut. “Kau dari man saja, Dominic!” seru William dengan nada menahan amarah. “Banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan, Dad,” jawab Dominic datar dengan raut wajah tanpa ekspresi. “Pekerjaan macam apa yang kau kerjakan sampai-sampai sulit dicari!” William semakin menatap tajam putra bungsunya itu. Dominic mengembuskan napas kasar. Sejak dulu Dominic paling malas untuk berdebat. Terlebih memperdebatkan keberadaannya. Dominic tak suka diatur. Pun Dominic tidak suka dicari. Pria itu lebih suka kebebasan. Itu kenapa Dominic tak pernah menetap tinggal disatu kota saja. Dominic selalu berpindah-pindah kota jika merasa jenuh di kota tersebut. “Aku banyak mengerjaka
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 206 – Trouble Maker II

“Nyonya Selena, kenapa Anda di sini? Nanti Tuan Samuel marah kalau Anda banyak bergerak. Jika Anda membutuhkan sesuatu bilang saja pada saya, Nyonya.” Sang pelayan berujar pada Selena yang tengah berada di ruang dapur. Tampak pelayan itu begitu cemas. Pasalnya Samuel sudah berpesan pada sang pelayan, agar melayani Selena dengan baik. Pun Samuel berpesan pada pelayan untuk tidak membiarkan Selena melakukan banyak aktivitas. Hal itu yang membuat sang pelayan begitu cemas ketika Selena berada di dapur. Embusan napas panjang terdengar. Selena menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar ucapan sang pelayan. “Aku ini hamil, bukan sakit. Jangan berlebihan. Aku ke dapur karena ingin mengambil pudding buah. Dan aku memilih jalan sendiri bukan karena tidak mau meminta tolong padamu. Tapi aku bosan di kamar. Sudah berapa hari ini aku selalu di kamar. Aku bosan.” “Maaf, Nyonya. Saya hanya menjalankan perintah Tuan Samuel. Saya takut Tuan Samuel akan marah,” jawab sang pelayan sopan. Selena mendec
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 207 – Crash

“Joice, Mommy sudah di jalan ingin menjemputmu. Kenapa kau tidak bilang dari tadi kalau kau ingin ke rumah Oliver?” “Mommy, maafkan aku. Tadi Grandma Marsha yang menjemput Oliver, Mommy. Grandma Marsha bilang sudah membuatkanku tiramisu cake untukku. Aku tidak mungkin menolak, Mommy. Cake buatan Grandma Marsha enak sekali, Mommy. Tidak ada yang bisa membuat tiramisu cake seperti buatan Grandma Marsha. Mommy jangan marah, ya? Aku nanti pulang tapi pulangnya besok ya, Mommy. Aku ingin menginap di rumah Oliver, Mommy.” Brianna mengembuskan napas panjang mendengar apa yang dikatakan oleh Joice dari seberang sana. Saat ini Brianna sedang di jalan ingin menjemput putri kecilnya itu. Tapi malah Brianna mendapatkan telepon dari putri kecilnya itu yang ingin menginap di rumah kediaman keluarga Geovan. Kondisi Selena yang belum sepenuhnya pulih membuat Selena masih tinggal di rumah orang tua kakak iparnya itu. Jadi tidak heran jika Joice ingin ke rumah Oliver. Ditambah Marsha—ibu Selena kerap
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 208 – Looking For a New Daddy 

“Joice, apa kau tidak bisa makan pelan-pelan? Tidak ada yang meminta tiramisu cake-mu, Joice.” Oliver berucap menegur Joice yang makan tiramisu cake dengan begitu lahap. Padahal dia pun tak akan mungkin meminta tiramisu cake Joice. Sungguh, Oliver menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Joice memakan tiramisu cake begitu lahap seperti orang yang tak diberikan makan. “Oliver, tiramisu cake buatan Grandma Marsha enak sekali. Aku akan sering datang ke sini agar Grandma Marsha membuatkan cake untukku,” ujar Joice riang dengan senyuman gembira di wajahnya. Oliver menghela napas dalam. “Kau datang hanya untuk menghabiskan tiramisu cake buatan Grandma Marsha. Lebih baik kau tidak usah datang. Menyusahkan saja.” “Ck! Oliver, kau itu menyebalkan sekali. Grandma Marsha saja sangat suka kalau aku datang,” cebik Joice kesal seraya mengunyah tiramisu cake itu. “Nanti kalau aku tidak datang-datang, kau pasti akan merindukanku.” Oliver mendengkus pelan. “Sudahlah lupakan. Sekarang aku ingin berta
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 209 – How Many Ex-Boyfriends Do You Have?

Selena dan Stella tersenyum melihat menu hidangan makan malam yang dia buat sudah tertata rapi di atas meja makan. Mulai dari menu Indonesian food, western, dan Italian. Dalam kondisi tengah hamil muda seperti ini Selena tak mungkin sendiri memasak. Beruntung Stella sedang datang. Jadi Selena pun tidak merasakan kesulitan. Ditambah Stella pun pandai memasak. “Stella, apa nanti Kak Sean akan ke sini?” tanya Selena seraya menatap Stella. “Nanti Sean akan ke sini. Pulang dari kantor nanti Sean akan menjemput Shawn, Stanley, Steve, dan Savannah di rumah Jenniver,” jawab Stella memberitahu. “Ah, Jenniver masih ada di London? Aku pikir Jenniver sudah kembali ke Berlin.” “Tidak, Jenniver masih di London. Aku tidak tahu kapan dia kembali ke Berlin. Terakhir Jenniver bilang suaminya masih memiliki pekerjaan di London jadi dia belum bisa kembali ke Berlin.” Jenniver Eleazar adalah sepupu kandung Stella dari sisi ibu Stella. Stella memiliki darah Jerman-Indonesia. Dan beberapa bulan ini Jen
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 210 – Accident

“Oliver, Joice, kalian nanti pulang sekolah dijemput sopir, ya?” Selena berujar dengan suara yang pelan dan lembut seraya menatap Oliver dan Joice dari kaca spion mobil. Ya, pagi ini Samuel mengantar Oliver dan Joice berangkat ke sekolah. Pun Selena ikut mengantar karena merasa jenuh di rumah. “Iya, Ma,” jawab Oliver patuh. “Iya, Bibi Cantik,” sambung Joice dengan senyuman di wajahnya. “Oh, ya, Joice. Nanti pulang sekolah apa kau ingin diantar pulang ke rumahmu?” tanya Selena lembut. “Tidak, Bibi cantik. Aku masih ingin dengan Oliver. Kasihan Oliver merindukanku, Bibi,” jawab Joice riang gembira. “Siapa yang merindukanmu, Joice?” Kening Oliver mengerut, menatap Joice dengan tatapan jengkel. Padahal Oliver tak pernah sekalipun bilang merindukan Joice tapi selalu saja Joice berbicara sembarangan. “Ck! Jangan berbohong, Oliver. Aku tahu kau merindukanku.” Joice memeluk lengan Oliver sambil menyandarkan kepalanya di lengan Oliver. Oliver mendengkus tak suka seraya memutar bola mata
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
26
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status