Home / Romansa / Jerat Pesona Pengacara Tampan / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Jerat Pesona Pengacara Tampan: Chapter 211 - Chapter 220

253 Chapters

Bab 211 – Accident II 

“Samuel, apa hari ini jadwalmu sangat sibuk?” Selena bertanya seraya menatap Samuel yang tengah berkutat pada Macbook di tangannya. Ya, satu harian ini Selena menemani Samuel bekerja. Namun tentu Selena tak diperbolehkan melakukan banyak aktivitas. Selena hanya tiduran, menonton drama atau membaca majalah. “Tidak, sekitar satu jam lagi kita akan pulang. Aku tidak mungkin pulang malam saat membawamu, Selena,” jawab Samuel datar tanpa mengalihkan pandangannya. Tatapan Samuel sejak tadi fokus di layar Macbook-nya. Selena mendesah pelan. “Sayang, kalau memang kau sibuk, aku bisa pulang sendiri. Aku tidak akan mengganggumu. Nanti aku akan pulang bersama dengan sopir.” Mendengar ucapan Selena membuat Samuel menuntup Macbook-nya dan menatap sang istri. “Kau akan pulang bersama denganku. Aku tidak mungkin membiarkanmu pulang bersama dengan sopir.” Selena tersenyum mendengar ucapan Samuel. Sejak Selena hamil memang Samuel mudah sekali mencemaskannya. Walau Selena menyukai sifat berlebihan
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 212 – Accident III

“Nona Joice tertabrak mobil. Saat ini Nona Joice berada di rumah sakit. Kondisi Nona Joice terakhir dalam keadaan kritis.” Mata Samuel, Selena, dan Brianna melebar mendengar apa yang diucapkan oleh Vian. Seisi ruangan itu hening akibat keterkejutan semua orang hingga tak mampu berkata. Selena yang tadi duduk di pangkuan Samuel langsung bangkit berdiri dalam keadaan kaki layaknya jelly. Terlebih Brianna yang sudah menatap nanar Vian. “Apa maksudmu, Vian?!” Samuel menatap dingin dan tajam Vian. Pria itu seakan meyakinkan kalau apa yang dia dengar dari Vian adalah sebuah kesalahan laporan. “Vian, tolong jelaskan,” ucap Selena dengan raut wajah yang jelas menunjukan cemas dan khawatir. “Vian, katakan padaku kalau semua itu tidak benar.” Bulir air mata Brianna sudah jatuh membasahi pipinya. Jantung Brianna berdegup kencang bergemuruh ketakutan. “Tuan Samuel, Nyonya Selena, Nyonya Brianna, apa yang saya katakan memang benar. Nona Joice berada di rumah sakit. Nona Joice tertabrak mobi
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 213 – Blood Donor

“Bagaimana bisa aku menyumbangkan darahku! Aku tidak memiliki golangan darah yang sama dengan Joice! Di bukan anakku!”Suara bentakan Ivan sukses membuat semua orang di sana terkejut. Mata Samuel melebar. Tampak raut wajah Samuel menunjukan geraman kemarahan. Kilat mata Samuel begitu menghunus tajam pada Ivan. “Berengsek! Apa maksud ucapanmu!” gelegar Samuel keras. Pria itu tak terima mendengar apa yang dikatakan oleh Ivan. Ivan mengembuskan napas kasar. Berusaha mengendalikan amarah yang terpancing akibat Samuel. Tatapan Ivan mulai teralih pada Brianna yang sejak tadi hanya menangis. Ada rasa iba dalam diri Ivan. Tapi dalam posisi kali ini Ivan pun tak mungkin hanya diam saja. “Kau tidak percaya? Tanyakan sendiri pada adikmu. Kalau Joice benar anakku maka aku pasti akan menyumbangkan darahku. Seburuk-buruknya aku tidak akan mungkin aku melukai anakku sendiri. Jadi sekarang kau bisa tanyakan pada adikmu,” jawab Ivan dengan nada tegas.Samuel menggeram. Sorot matanya menunjukan emos
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 214 – Blood Donor II 

“Kalau begitu biarkan aku yang mendonorkan darahku. Kebetulan golongan darahku sama dengan Joice.” Semua orang di sana terkejut terutama Brianna kala mendengar ucapan Dean—yang memiliki golongan darah yang sama seperti Joice. Mereka semua terkejut sekaligus menatap penuh harapan. Kilat mata yang memancarkan rasa yang haru karena akhirnya ada golongan darah yang sama dengan Joice. “Dean, kau memiliki golongan darah yang sama dengan Joice?” tanya Selena seraya menatap Dean dengan tatapan begitu berharap. Dean mengangguk singkat. “Iya, golongan darahku sama dengan Joice.” “K-kau akan menyumbangkan darahmu untuk putriku?” lirih Brianna dengan air mata yang tak henti berlinang. Tak ada di dunia ini ibu yang tak cemas jika anaknya dalam bahaya. Itu kenapa hidup Brianna seakan runtuh ketika putri kecilnya yang periang tengah dalam keadaan kritis. Dean kembali menganggukan kepalanya. “Aku akan menyumbangkan darahku untuk putrimu.” “Tuan, kalau begitu mari ikut saya. Saya akan memerik
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 215 – Blood Donor III 

Selena dan Brianna menatap Joice dari balik kaca. Tubuh Joice penuh dengan alat bantu pernafasan. Baru saja dokter mengatakan kalau Joice sudah melewati masa kritisnya. Namun tetap saja Selena dan Brianna tidak bisa tenang. Terutama Brianna yang sejak tadi tak henti menangis. Selama ini Joice selalu menjadi gadis kecil periang. Tak heran jika banyak yang merasa kehilangan Joice. Bahkan sejak tadi pun Oliver tak henti menangis. Selena sampai meminta pengasuh membawa pulang Oliver. Yang membuat Oliver menangis adalah Ivan tega mendorong Joice sampai tertabrak mobil. Hal itu menjadikan trauma bagi Oliver yang sudah merekam kejadian di otak bocah laki-laki itu. “Selena.” Samuel melangkah mendekat pada Selena dan Brianna. Refleks, Selena dan Brianna mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara. “Samuel? Kau dari mana?” tanya Selena menatap sang suami. “Aku bertemu dengan Vian sebentar.” Samuel mengecup kening Selena. “Bagaimana keadaan Joice?” “Dokter bilang Joice sudah melewati masa
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 216 – The Necklace

“Joice.” Jillian menerobos masuk ke dalam ruang rawat Joice, bersama dengan Kelton dan juga Marsha dan William. Jillian menangis keras sambil memeluk Joice di ranjang. Gadis kecil itu masih belum sadarkan diri. Alat bantu pernafasan masih terpasang di tubuh Joice. Ya, Jillian, Kelton serta Marsha dan William baru saja mendengar kabar Joice kecelakaan. Itu kenapa mereka semua bersamaan langsung ke rumah sakit menjenguk Joice. Tampak Samuel, Selena, dan Brianna menatap Jillian yang tak henti-hentinya menangis. Mereka belum bersuara sedikit pun. Mereka masih Jillian menangis pilu melihat keadaan Joice yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. “Sayang, cucu kita pasti baik-baik saja. Tenangkan dirimu.” Kelton mengusap-usap punggung Jillian, meminta istrinya untuk jauh lebih tenang. “Bagaimana aku bisa tenang! Lihatlah keadaan cucu kita seperti ini!” isak Jillian sesegukan. “Mom, Joice sudah melewati masa kritisnya. Kau tidak usah khawatir, Mom,” sambung Samuel meminta ibunya untuk
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 217 – Information About Brianna

Sudah empat hari, Joice berada di rumah sakit namun hingga detik ini Joice belum juga membuka kedua matanya. Setiap hari semua orang dilanda kecemasan karena Joice tak kunjung membuka mata. Terutama Brianna yang hampir setiap malam menangis melihat Joice penuh dengan alat bantu pernapasan. Meski dokter mengatakan Joice baik tetap semua orang khawatir akan keadaan Joice. Setiap harinya, semua keluarga membantu Brianna menjaga Joice. Pun keluarga Selena juga ikut membantu menjaga Joice. Baik William dan Marsha sudah menganggap Joice sebagai cucu mereka sendiri. Bahkan Sean dan Stella menunda kepulangan mereka ke New York karena khawatir pada kondisi Joice. Begitupun dengan Mateo dan Miracle yang juga menunda kepulangan mereka ke Milan karena khawatir pada kondisi Joice. Dan saat ini ruang rawat Joice ada Brianna yang ditemani Samuel, Selena, Sean, Stella, Mateo, dan Miracle. Sedangkan Kelton, Jillian, William, dan Marsha sudah pulang sejak dua jam lalu. Samuel dan Sean sengaja Kelton,
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 218 – Information About Brianna II 

“Dean?” Jantung Samuel seakan ingin berhenti melihat dari rekaman CCTV terlihat jelas Dean mendekati Brianna yang tengah dalam keadaan mabuk. Buru-buru, Samuel memperbesar layar ponsel Vian yang ada di tangannya. Samuel ingin melihat lebih jelas lagi agar dirinya yakin kalau dia tak salah melihat rekaman CCTV. Hingga ketika layar ponsel diperbesar—raut wajah Samuel berubah. Sorot matanya menajam dan menusuk. Ya, terlihat begitu jelas wajah Dean dan Brianna dari dekat. Mereka dalam keadaan mabuk. Enam tahun lalu rambut Brianna pendek tak seperti sekarang ini. Jika Samuel tak mengingat adiknya pernah memiliki rambut pendek, sudah pasti Samuel lupa kalau sosok wanita yang ada di klub malam itu adalah Brianna—adik kandungnya sendiri. Tatapan Samuel tak lepas dari rekaman CCTV yang diputar. Lalu … mata Samuel menyipit tajam kala melihat Dean dan Brianna menuju lantai dansa. Mereka tak hanya menari tapi mereka pun berciuman. Sialan! Samuel mengumpat kasar. Amarahnya mulai merambat dalam
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 219 – New Daddy? 

“Papa! Mama! Bibi Brianna! Tangan Joice bergerak!” Suara seruan Oliver begitu keras sontak membuat Samuel, Selena, Brianna serta Dean yang ada di sana terkejut. Refleks, Samuel, Selena, Brianna, dan Dean berlari ke arah ranjang Joice. Tampak raut wajah semua orang di sana, berubah memancarkan penuh harapan. Kilat mata mereka bersamaan menunjukan kekhawatiran dan terselimuti pengharapan. “Joice?” Samuel menyentuh pipi Joice membangunkan keponakannya itu. “Sayang, buka matamu Mommy di sini.” Brianna meneteskan air mata melihat Joice tak kunjung membuka mata. “Joice sayang. Bangun, Nak,” sambung Selena dengan mata yang berkaca-kaca. “Joice, ayo bangun. Aku sudah menunggumu, Joice.” Oliver menepuk-nepuk bahu Joice, meminta Joice untuk membuka mata. Dean terdiam melihat seorang gadis kecil cantik terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Ingatan Dean detik itu juga langsung tergali akan seorang gadis kecil cantik yang menghampirinya di pesta pernikahan Samuel dan Selena. Ya, Dean ingat
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 220 – Samuel's Hatred

“Paman Dean adalah calon Daddy baruku.” Semua orang yang ada di ruang rawat Joice terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Joice. Terutama Samuel langsung menghunuskan tatapan tajamnya. Tampak raut wajah Samuel menunjukan kobaran amarah. Rahang Samuel mengetat. Tangannya terkepal begitu kuat. Samuel berusaha mengendalikan diri. Samuel tak bisa main hakim sediri. Terlebih Samuel tahu kalau Dean tak mengetahui apa pun. Samuel pun memutuskan untuk diam walau wajahnya dilingkupi amarah yang tak tertahan. Jika Samuel menunjukan kemarahannya, lain halnya dengan Brianna yang sangat malu akan apa yang diucapkan oleh Joice. Bahkan wajah Brianna sampai memerah karena Joice yang berbicara sembarangan. Sungguh, Brianna menatap Joice dengan tatapan tak percaya. Bisa-bisanya putrinya itu bicara hal konyol. “Joice, jangan bicara sembarangan,” tegur Brianna pelan pada putri kecilnya. Selena mengulum senyumannya. “Joice, kau sudah mengenal Paman Dean?” tanyanya lembut dan hangat. Bibir Joice te
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
26
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status