Semua Bab Jerat Pesona Pengacara Tampan: Bab 141 - Bab 150

254 Bab

Bab 141 – Sound Recording

“A-apa yang dikatakan Tuan Dominic Geovan benar, Tuan. Dalang di balik penjebakan Nona Selena adalah Nona Iris Halburt, mantan tunangan Anda.” Tubuh Samuel bergeming mendengar apa yang diucapkan oleh Vian. Tampak sepasang iris mata Samuel begitu tajam dan menusuk. Tatapan yang persis seperti laser pembunuh. Giginya menggelemeletuk, menunjukan kobaran amarah tertahan. Samuel mengetatkan rahangnya. Tangannya pun terkepal begitu kuat. Dalam hati segala umpatan kasar Samuel loloskan. Hal yang membuat emosi Samuel nyaris meledak adalah dalang di balik semua ini adalah Iris—mantan tunangannya yang sudah lama tak lagi dia dengar beritanya. Sejenak, Samuel memejamkan matanya mengatasi emosi yang melanda dan nyaris meledak. Ini bukan waktunya untuk Samuel murka. Paling tidak dia harus tahu dengan lengkap motif penjebakan Iris pada Selena. “Informasi apa yang kau ketahui, Vian?” tanya Samuel dingin dengan nada yang mendesak tak sabar agar Vian menjawabnya. “Tuan Samuel, Nona Iris dibantu ol
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

Bab 142 – Sound Recording II 

Samuel menginjak pedal gas guna melajukan mobilnya di atas kecepatan rata-rata. Sorot mata Samuel menajam menatap hamparan jalan yang luas. Pria itu mencengkram kuat setir mobilnya seraya mengumpat kasar. Ya, emosi Samuel kali ini tak lagi bisa teratasi. Dalam pikiran Samuel hanya ingin segera bertemu dengan Iris dan Maida. Tak pernah dia sangka Iris sampai berniat sekejam itu pada Selena. Jika sebelumnya Samuel mengampuni Iris, kali ini dia bersumpah tak akan pernah mengampuni Iris lagi. Tidak. Tidak akan pernah. Samuel akan pastikan membuat Iris dan Maida membusuk di penjara. Mobil yang dilajukan oleh Samuel mulai memasuki alamat kantor polisi di mana Iris dan Maida ditahan. Hingga ketika mobil Samuel sudah terparkir—pria itu segera turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam kantor polisi itu. Di ujung sana, sudah terlihat banyak wartawan yang berkerumun. Itu menandakan berita Iris ditahan sudah tersebar. Hari ini Samuel sibuk mengurus Selena. Pria itu tak memiliki waktu untuk m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

Bab 143 – First Love and Last Love 

Samuel memejamkan mata singkat seraya mengembuskan napas kasar. Emosi dalam dirinya begitu terbendung kala baru saja bertemu dengan Iris dan Maida. Tak pernah Samuel sangka dua wanita itu sampai berani menjebak Selena dengan cara yang sangat kejam. Samuel bersumpah akan membuat Iris dan Maida membusuk di penjara atas apa yang telah mereka lakukan. Hal yang membuat emosi Samuel memuncak adalah saat Iris dan Maida berdalih sebagai korban fitnah dan tak tahu apa pun yang terjadi. Padahal jelas semua bukti sudah di depan mata. Dalam masalah ini, Samuel mengakui peran keluarga Selena besar campur tangan membantu dirinya mempermudah penyelidikan dan pengumpulan barang bukti. Bahkan Samuel sendiri tak menyangka kalau bukti bisa didapatkan dengan waktu yang sangat cepat. “Shit!” Samuel mengumpat seraya memukul setir mobil. Emosinya tak bisa padam. Pasalnya apa yang dilakukan Iris dan Maida sudah keterlaluan. Detik selanjutnya, dengan raut wajah yang emosi, Samuel mengambil ponsel miliknya d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

Bab 144 – Selena's Fear

Suara gelegar petir cukup keras membuat Selena yang tertidur lelap langsung membuka matanya. Tampak Selena mengerjapkan matanya beberapa kali sekaligus menyeka matanya menggunakan punggung tangannya. Hingga ketika mata Selena terbuka, tatapan Selena teralih ke samping—namun sayangnya Selena harus menelan kekecewaan melihat di sampingnya kosong tanpa adanya Samuel di sisinya. “Samuel di mana?” gumam Selena pelan. Detik selanjutnya, Selena mengendarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan kamar—akan tetapi Selena tak menemukan keberadaan Samuel. Bahkan suara gemericik kamar mandi pun tak terdengar. Semua menandakan Samuel tak ada di kamar. Padahal tadi Selena tertidur lelap dalam dekapan Samuel. Sejenak, Selena menarik napas dalam-dalam dan mengembuskan perlahan. Lantas, Selena mengalihkan pandangannya menatap jam dinding—waktu menunjukan pukul tiga pagi. Rasanya tak mungkin jika Samuel pergi di pagi buta seperti ini. Ditambah di luar pun hujan besar. Selena menyibak selimut dan tu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

Bab 145 – Acknowledging His Intelligence

Koridor rumah sakit begitu sepi tak ada tamu luar. Hanya saja penjagaan begitu ketat. Masuk ke dalam lantai di mana Miracle dirawat; hanya boleh berkunjung adalah pihak keluarga. Di luar itu Mateo tak mengizinkan siapa pun datang. Tentu yang Mateo lakukan guna menjaga keselamatan Miracle. Pun William dan Sean sudah menyetujui apa yang telah Mateo putuskan. Ya, kini Mateo bersama dengan William, Sean, Dominic tengah berada di depan ruang rawat Miracle. Saat ini dokter telah melakukan tindakan. Pasalnya Miracle memiliki luka dalam di bagian kepala belakang. Hal itu yang membuat keempat pria itu cemas akan keadaan Miracle. “Kenapa dokter lama sekali? Apa dia tidak bisa mengurus satu pasien saja?” seru Sean yang sejak tadi sudah menunggu tapi dokter belum juga keluar dari ruang rawat. “Bukan hanya kau yang panik, Sean. Aku bahkan jauh lebih panik. Di dalam itu istriku!” jawab Mateo dengan geraman kesal. Sudah sejak Miracle masuk ke ruang rawat, pria itu mati-matian menahan rasa cemas d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

Bab 146 – Will Always be Together Forever

“Bagaimana keadaan Miracle? Tidak terjadi sesuatu yang serius padanya, Kan?” Samuel bertanya pada Vian yang berdiri di hadapannya. Pagi ini, Samuel masih berada di apartemen pribadinya dengan Selena. Hanya saja kini Samuel berada di ruang kerjanya karena Vian datang menemuinya. “Tuan, Anda tidak perlu cemas. Baru saja saya mendapatkan kabar kalau Nyonya Miracle baik-baik saja. Nyonya Miracle sudah berhasil melewati masa kritisnya, Tuan,” jawab Vian melaporkan. Sebelum datang menghadap Samuel, Vian sudah lebih dulu mencari tahu tentang keadaan Miracle. Karena dia yakin pasti Tuannya akan menanyakan kabar tentang kondisi Miracle. Samuel mengambil whisky yang ada di hadapannya. Pria itu menyesap whisky itu perlahan sambil berkata, “Good, setidaknya Selena tak lagi mencemaskan keadaan Miracle. Lalu bagaimana Iris dan Maida? Hari ini aku belum melihat berita di media. Apa berita pagi ini sudah keluar tentang kedua wanita itu?” “Sudah, Tuan. Baru saja tadi pagi berita tentang Nona Iris
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

Bab 147 – Let’s Make a Baby

Hujan turun begitu deras membasahi bumi. Langit yang seharusnya cerah itu telah tertutupi oleh awan gelap. Kilat petir membelah langit. Gelegarnya tak seberapa besar. Hanya saja kilat petir itu cukup membuat Selena yang tadi duduk di balkon langsung masuk ke dalam kamar. Cuaca di luar sangat dingin. Kondisi Selena masih belum sepenuhnya pulih. Itu yang membuat Selena tak bisa keluar rumah. Bahkan hingga detik ini pun Selena belum bisa mengunjungi Oliver—putranya. Alasannya karena Samuel ingin Selena menemui Oliver kala hatinya sudah benar-benar tenang. Sungguh, Selena sangat merindukan putra kecilnya. “Nona Selena?” Sang pelayan melangkah masuk ke dalam kamar seraya membawakan mushroom soup yang sebelumnya telah Selena pesan. “Ini soup Anda, Nona.” Pelayan itu menyajikan soup yang dia bawa ke atas meja. “Terima kasih,” jawab Selena hangat. “Hm, apa Samuel masih menelepon?” tanyanya. Sekitar lima belas menit lalu, Samuel mendapatkan telepon dari karyawannya. Namun, sampai sekarang Sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya

Bab 148 – Never Romantic

Aroma madu dan susu melebur menjadi satu di air yang ada di dalam jacuzzi. Uap air hangat memenuhi kaca-kaca di kamar mandi yang megah itu. Selena yang tengah berendam bersama dengan Samuel tampak menikmati waktu mereka, seolah tak memiliki masalah. Padahal begitu banyak kerumitan. Akan tetapi, nyatanya Samuel mampu membuat Selena relaks dari segala masalah yang bertubi-tubi menghampiri mereka. “Samuel, tanganmu.” Selena memukul pelan jemari Samuel yang berada di atas dadanya. “Aku menyukai dadamu,” bisik Samuel vulgar di belakang telinga Selena. Selena menggigit bibir bawahnya menahan desahan kala tangan nakal Samuel tak henti menjelajah di atas dadanya. Sungguh, Selena tak bisa menahan diri. Sejak tadi Samuel mengajak berendam bersama malah pria itu mengerjainya dengan sentuhan-sentuhan maut yang tidak bisa dia tolak. “Samuel—” Selena hendak mengeluarkan suara, namun terhenti kala Samuel membawa tubuhnya menghadap pria itu. Posisi mereka sangat dekat dan sangat intim. Dada Sele
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

Bab 149 – Samuel's Courage

Keheningan menyelimuti di dalam mobil. Samuel fokus melajukan mobilnya sedangkan Selena—yang duduk di samping Samuel tengah sibuk melihat-lihat foto masa kecil Oliver yang ada di ponselnya. Ya, kini Samuel dan Selena di jalan menuju rumah sakit. Mereka ingin menjenguk Miracle. Sesuai dengan janji hari ini Samuel akan mengantarkan Selena menjenguk Miracle. “Kau sedang apa, hm?” tanya Samuel seraya melirik Selena yang sibuk dengan ponsel di tangannya. “Aku sedang melihat foto Oliver saat kecil dulu. Putra kita sangat tampan dan menggemaskan. Kau tahu? Dulu aku berharap putra kita memiliki mata biru sepertiku. Tapi ternyata Oliver malah mengikuti warna matamu,” jawab Selena sambil melihat Samuel. Samuel tersenyum. “Nanti kita akan memiliki banyak anak. Tenang saja aku yakin anak kita pasti akan ada yang bermata biru sepertimu.” Selena pun ikut tersenyum. “Samuel, sepulang dari menjenguk Miracle kita langsung pulang ke rumah keluargaku, ya? Aku rindu putra kita, Samuel. Aku tidak bisa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

Bab 150 – Dog and Cat

“Kak? Bagaimana dua wanita sialan itu? Apa dia sudah mati?” Miracle berseru seraya menerima suapa makanan dari Selena. Wanita itu mengunyah makanan dengan raut wajah yang kesal kala membayangkan tentang Iris dan Maida. Selama ini Mateo tak mau banyak bicara membahas apa yang terjadi pada Iris dan Maida. Mateo selalu meminta Miracle untuk lebih banyak beristirahat. “Mereka sudah di penjara, Miracle. Kau tenanglah. Mereka sudah mendapatkan pelajaran atas apa yang telah mereka lakukan.” Selena memberikan air putih untuk Miracle; pun Miracle mengambil air putih itu dan meminumnya perlahan. “Penjara saja tidak cukup. Harusnya aku membunuhnya.” Miracle menyerahkan kembali gelas yang berisikan setengah gelas pada Selena. Nada bicaranya menunjukan jelas kemarahannya. Setiap kali membahas Iris dan Maida, ingin sekali Miracle membunuh kedua wanita itu. Karena bagi Miracle, penjara saja tidak cukup untuk dua wanita busuk itu. Selena meletakan gelas yang diberikan oleh Miracle ke atas meja. “
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
26
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status