Beranda / Romansa / Jerat Pesona Pengacara Tampan / Bab 149 – Samuel's Courage

Share

Bab 149 – Samuel's Courage

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 00:29:59

Keheningan menyelimuti di dalam mobil. Samuel fokus melajukan mobilnya sedangkan Selena—yang duduk di samping Samuel tengah sibuk melihat-lihat foto masa kecil Oliver yang ada di ponselnya. Ya, kini Samuel dan Selena di jalan menuju rumah sakit. Mereka ingin menjenguk Miracle. Sesuai dengan janji hari ini Samuel akan mengantarkan Selena menjenguk Miracle.

“Kau sedang apa, hm?” tanya Samuel seraya melirik Selena yang sibuk dengan ponsel di tangannya.

“Aku sedang melihat foto Oliver saat kecil dulu. Putra kita sangat tampan dan menggemaskan. Kau tahu? Dulu aku berharap putra kita memiliki mata biru sepertiku. Tapi ternyata Oliver malah mengikuti warna matamu,” jawab Selena sambil melihat Samuel.

Samuel tersenyum. “Nanti kita akan memiliki banyak anak. Tenang saja aku yakin anak kita pasti akan ada yang bermata biru sepertimu.”

Selena pun ikut tersenyum. “Samuel, sepulang dari menjenguk Miracle kita langsung pulang ke rumah keluargaku, ya? Aku rindu putra kita, Samuel. Aku tidak bisa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 150 – Dog and Cat

    “Kak? Bagaimana dua wanita sialan itu? Apa dia sudah mati?” Miracle berseru seraya menerima suapa makanan dari Selena. Wanita itu mengunyah makanan dengan raut wajah yang kesal kala membayangkan tentang Iris dan Maida. Selama ini Mateo tak mau banyak bicara membahas apa yang terjadi pada Iris dan Maida. Mateo selalu meminta Miracle untuk lebih banyak beristirahat. “Mereka sudah di penjara, Miracle. Kau tenanglah. Mereka sudah mendapatkan pelajaran atas apa yang telah mereka lakukan.” Selena memberikan air putih untuk Miracle; pun Miracle mengambil air putih itu dan meminumnya perlahan. “Penjara saja tidak cukup. Harusnya aku membunuhnya.” Miracle menyerahkan kembali gelas yang berisikan setengah gelas pada Selena. Nada bicaranya menunjukan jelas kemarahannya. Setiap kali membahas Iris dan Maida, ingin sekali Miracle membunuh kedua wanita itu. Karena bagi Miracle, penjara saja tidak cukup untuk dua wanita busuk itu. Selena meletakan gelas yang diberikan oleh Miracle ke atas meja. “

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 151 – You're so Annoying!

    Selena dan Samuel menatap hangat Oliver dan Joice yang kini telah tertidur pulas. Satu harian ini Oliver dan Joice bermain dan belajar bersama. Awalnya Samuel ingin mengantar Joice pulang namun Joice tak mau diantar pulang. Gadis kecil itu ingin menginap. Akhirnya Samuel pun memutuskan untuk Joice bermalam di sini dan tidur bersama Oliver. “Samuel, mereka menggemaskan sekali. Aku senang setiap kali Joice ke sini. Joice sangat cantik. Semoga suatu saat nanti kita memiliki anak perempuan yang cantik dan menggemaskan seperti Joice,” ucap Selena pelan dan lembut. Samuel terdiam sejenak mendengar ucapan Selena. “Memiliki anak perempuan adalah hal yang tersulit untukku, Selena. Sejak dulu aku selalu berharap hanya memiliki anak laki-laki saja. Tapi aku tidak ingin memungkiri kalau aku juga ingin memiliki anak perempuan darimu.” Samuel membawa tangannya membelai pipi Selena. “Kenapa kau takut memiliki anak perempuan?” tanya Selena seraya menatap Samuel. “Kau sangat tahu betapa berengsekn

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 152 – The Punishment

    Waktu berjalan begitu cepat. Kondisi Miracle sudah jauh lebih baik bahkan Miracle sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Hanya saja meski sudah di rumah tetap dokter wajib memeriksa kondisi Miracle. Pun keadaan Selena sudah membaik. Selena tak lagi mengalami mimpi buruk paska penculikan tempo hari. Dan hari ini adalah hari yang telah ditunggu-tunggu oleh semua orang. Hari di mana persidangan Iris dan Maida. Tentu Selena dan Miracle diwajibkan datang ke persidangan. Awalnya Samuel hanya ingin Selena saja yang datang mengingat Miracle baru saja keluar dari rumah sakit, akan tetapi Miracle memaksa untuk turut hadir dalam persidangan tersebut. Hingga akhirnya pun Samuel memutuskan Miracle boleh hadir dalam pesidangan, tentu sebelumnya Samuel sudah berunding dengan William dan Mateo. Kini Selena tengah duduk di depan kursi meja rias. Wanita itu menatap cermin dengan tatapan kosong dan pikiran yang menerawang lurus ke depan. Beberapa kali Selena mengembuskan napas berat. Tak pernah Selena s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 153 – The Punishment II 

    Suasana di persidangan begitu mencekam kala pengacara Iris dan Maida mulai melakukan pembelaan. Beberapa kali Samuel menyanggah ucapan pengacara Iris dan Maida, tapi sayangnya hakim meminta Samuel untuk tak bicara. Pun Samuel terpaksa harus mengikuti aturan yang berlaku karena dalam persidangan posisi tertinggi adalah hakim yang akan mengambil keputusan final. “Yang Mulia, apa yang telah dilakukan oleh Nona Iris Halburt adalah karena rasa cemburu dan marah. Nona Selena Geovan telah merebut Tuan Samuel Maxton bahkan sampai hamil. Nona Iris dan Tuan Samuel telah menjalin hubungan sangat lama. Mereka telah merencanakan pernikahan. Apa yang dilakukan oleh Nona Iris adalah bentuk dari seorang wanita yang patah hati. Bukankah di sini Nona Selena Geovan juga bersalah? Dia telah berselingkuh dengan pria yang sebentar lagi menikah. Kasus ini tidak bisa disebut sebagai kejahatan seksual. Saya mohon segera pertimbangkan lagi segala tuntutan yang dilayangkan untuk Nona Iris Halburt dan Nona Maid

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 154 – William's Decision

    “Apa kau sudah puas dengan vonis yang dijatuhkan untuk dua wanita sialan itu, Dad?” Sean bertanya pada ayahnya seraya menyesap wine di tangannya. Tatapannya menatap William—yang duduk di hadapannya dengan raut wajah serius. Kini Sean bersama dengan Dominic berada di ruang kerja ayahnya. Mereka sama-sama membahas tentang persidangan tadi.“Aku lebih menyukai mereka dihukum mati daripada dua puluh tahun penjara. Penjara terlalu bagus untuknya.”William mengambil whisky yang ada di hadapannya, disesapnya perlahan dengan sorot pandang lurus ke depan. Kebencian menyelimuti pria paruh baya itu. Bagi William vonis hukuman dua puluh tahun penjara untuk Iris dan Maida tidaklah cukup. Tindak kejahatan Iris dan Maida tak bisa termaafkan. Terlebih ketika tadi di persidangan; rekaman suara kembali diputar. Membuat emosi dan amarah William begitu membakar. “Dalam hal ini Iris dan Maida tidak bisa dihukum mati. Jelas kau tahu kalau Selena dan Miracle selamat dari bahaya. Menurutku dua puluh tahun

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 155 – William's Decision II 

    Keheningan begitu membentang ruangan di mana Samuel dan William berada. Sorot mata dingin terselimuti intimidasi William terhunuskan pada Samuel yang berdiri tempat di hadapannya. Ya, William meminta Samuel untuk ikut dengannya. Pria paruh baya itu ingin mengatakan sesuatu pada Samuel. Sesuatu hal yang sangat penting dan tentu dia tak mau sampai ada orang lain yang mendengar percakapan ini. “Aku juga ingin mengatakan sesuatu padamu.” Samuel memulai percakapan lebih dulu pada William. Kebetulan William ingin mengajaknya bicara, karena dia pun juga ingin bicara mengutarakan apa yang telah ada di pikirannya. William tak langsung mengindahkan apa yang telah Samuel ucapkan. Pria paruh baya itu masih memberikan tatapan dingin seolah tak ramah pada Samuel. Detik selanjutnya, William membalikan bandannya, dia mengambil whisky yang ada di atas meja dan menggerakan gelas sloki itu seraya bertanya dingin, “Kau ingin membahas tentang pernikahanmu dan Selena?” Apa lagi yang Samuel akan katakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 156 – All Mine 

    “Mom, apa yang dibicarakan Daddy dan Samuel? Kenapa mereka lama sekali?” Suara Selena bertanya pada Marsha. Nada bicaranya tersirat cemas dan khawatir. Pasalnya sejak tadi Samuel belum juga muncul. Entah hati Selena menjadi cemas tak menentu. Selena hanya takut kalau ayahnya mengatakan sesuatu hal yang melukai Samuel. Atau mungkin lebih parah dari itu. “Sayang, Daddy-mu mungkin saja ada sesuatu hal penting yang dibicarakan dengan Samuel. Jadi membutuhkan waktu sedikit lebih lama. Tunggulah sebentar pasti Daddy dan Samuel akan segera muncul.” Marsha membawa tangannya menyentuh tangan putrinya. Wanita paruh baya itu menepuk pelan punggung tangan putrinya itu. Kini Marsha dan Selena berada di taman belakang. Sedangkan Oliver sedang belajar karena guru Oliver sudah datang. Sebelumnya Oliver sempat bermain basket sebentar. Namun ketika guru Oliver datang, Marsha dan Selena meminta Oliver untuk berhenti bermain basket. Selena menarik napas dalam-dalam dan mengembuskan perlahan. Selena

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 157 – Fate is Never Wrong

    Pelupuk mata Selena bergerak-gerak. Perlahan wanita itu mengerjapkan mata beberapa kali. Tepat dikala mata Selena sudah terbuka, wanita itu sedikit meringis perih akibat inti bagian bawahnya terasa begitu nyeri. Pun tubuh Selena pegal-pegal seperti tengah melakukan aktivitas berat. Ruangan gelap yang pertama kali mata Selena tangkap. Detik itu juga ingatan Selena tergali akan percintaan panasnya dengan Samuel. Oh, Tuhan! Pipi Selena langsung merona merah membayangkan itu. Darahnya mendidih. Setiap kali tangan Samuel menjamahnya tak akan bisa Selena lupakan. Buru-buru Selena menepis pikiranya. Bisa-bisanya pikirannya terus memikiran tentang percintaan panasnya dengan Samuel. Kini tatapan Selena teralih pada Samuel yang masih tertidur pulas di sampingnya. Tampak senyuman di wajah Selan terlukis. Meski dalam keadaan kamar yang gelap, Selena bisa melihat wajah tampan Samuel. Selena merapatkan tubuhnya pada tubuh Samuel. Wanita itu membenamkan wajahnya di dada bidang Samuel. Aroma parfu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01

Bab terbaru

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 247 – Cleaning up the Mess

    Keesokan hari, Brianna dan Dean langsung bersiap-siap untuk meninggalkan apartemen. Setelah tadi malam mereka menghabiskan malam bersama, sekarang sudah waktunya mereka untuk menyelesaikan kembali masalah yang menghampiri mereka. Baik Dean ataupun Brianna memang tak ingin menunda-nunda. Terlebih masalah hadir sampai melibatkan pihak keluarga. “Brianna, aku akan mengantarmu pulang. Setelah mengantarmu, aku akan ke apartemen Juliet,” ucap Dean yang ingin mengantarkan Brianna pulang ke rumah. “Tidak usah, Dean. Aku pulang sendiri saja. Aku kan bawa mobil.” Brianna membelai rahang Dean lembut seraya memberikan kecupan di sana. “Aku mengantarmu saja. Aku tidak tenang kau pulang sendiri,” balas Dean yang tak suka jika Brianna pulang sendiri. Brianna menghela napas dalam. Wanita itu melingkarkan tangannya ke leher Dean, merapatkan tubuhnya ke tubuh pria itu. “Dean, kalau kau mengantarku pulang masalah akan semakin rumit. Kakakku akan mencercamu dengan banyaknya pertanyaan. Aku tidak mau

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 246 – Officially Mine II 

    Malam semakin larut. Udara dingin menyelinap masuk ke dalam sela-sela jendela. Dua insan terbaring di ranjang dengan posisi saling berpelukan seakan tak ingin terlepas. Tampak Dean yang sudah lebih dulu bangun, tak lepas menatap Brianna yang terlelap dalam pelukannya. Wajah cantik Brianna seakan memanjakan mata Dean, hingga membuatnya tak bisa berpaling sedikit pun dari wanita itu. Tak bisa memungkiri, Brianna memiliki pesona yang istimewa. Sejak awal Dean melihat Brianna, hatinya meraskan sesuatu yang mengusik hati dan pikirannya. Tak pernah Dean kira bahwa Brianna adalah pemilik kalung yang selama ini dia cari. Dunia benar-benar sempit. Andai Dean tahu lebih awal, maka Dean tak akan pernah membiarkan Brianna menikahi seorang pria berengsek. Dean membelai pipi Brianna. Lantas, pria itu menarik dagu Brianna, mencium dan melumat lembut bibir Brianna. Manis, sangat manis. Bibir Brianna layaknya nikotin yang membuat Dean kecanduan. Dean seakan tak bisa berhenti mencium Brianna. Segala

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 245 – Officially Mine

    “Shit!” Dean mengumpat kasar kala melihat truck menghadang mobilnya, hingga membuatnya tak bisa mencari sela. Sialnya, mobil Brianna sudah melaju lebih dulu dari truck yang menghadang Dean, dan membuat Dean kehilangan jejak keberadaan Selena. Andai saja tak ada truck yang menghalangi sudah pasti Dean bisa mengejar mobil Brianna. Dean menekan klakson mobilnya agar truck di depan memberikan jalan. Dan ketika truck di depannya memberikan sedikit sela, Dean menginjak pedal gas kuat-kuat—melajukan kecepatan penuh menyalip mobil-mobil yang menghalanginya. Dean tak peduli melanggar aturan lalu lintas sekalipun. Yang Dean pikirkan saat ini hanyalah Brianna. Dean tak mau menunda-nunda. Dia harus menjelaskan sekarang pada Brianna agar Brianna tidak salah paham. Dean mengendarkan pandangannya ke sekitar, mobil Brianna benar-benar sudah tidak ada. Tanpa menunggu lama, Dean langsung mengambil ponselnya dan berusaha menghubungi nomor Brianna. Namun, sayangnya nomor ponsel Brianna tidaklah aktif.

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 244 – Messy Plan

    Hari berlalu begitu cepat, hingga tiba di mana waktu keluarga Maxton akan bertemu dengan keluarga Osbert. Ya, pertemuan ini memang tak dihalangi oleh Samuel, namun sampai detik ini belum juga terucap jika Samuel menyetujui rencana pernikahan Dean dan Brianna. Bukan tanpa alasan, tapi Samuel memang sengaja memilih untuk diam. Pria itu ingin melihat kesungguhan apa yang dilakukan Dean demi menikahi adiknya. Sejak di mana Samuel telah mendapatkan informasi tentang Dean, memang Samuel tak lagi sampai melarang keras hubungan Dean dan Brianna. Tak memungkiri ada nilai plus dari sifat Dean yang membuat Samuel akhirnya tak terlalu melarang keras hubungan mereka. “Sayang.” Selena menghampiri Samuel yang tengah memakai arloji. “Hm?” Samuel mengalihkan pandangannya, menatap sang istri yang menghampirinya. Selena tersenyum hangat. Lantas, wanita itu merapikan sedikit kerah baju sang suami yang kurang rapi. Menepuk-nepuk dada bidang suaminya itu sambil berkata, “Hari ini kita akan bertemu deng

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 243 – One Day You’ll Get the Best Someone

    Samuel duduk di kursi kebesarannya dengan pandangan lurus ke depan, dan pikiran yang menerawang. Benak Samuel terus berputar mengingat perkataan Dean. Tak menampik, Samuel ingin melihat Brianna dan Joice bahagia, tetapi banyak keraguan dalam dirinya melepas Brianna dan Joice pada Dean. Sudah cukup penderitaan yang dialami oleh Brianna. Samuel tak akan pernah membiarkan adiknya kembali hidup menderita. Namun, haruskah dirinya membiarkan adiknya menikah dengan Dean? Apa mungkin benar, Dean bisa membahagiakan adiknya dan juga keponakannya? Sejak di mana Brianna bercerai dari Ivan, Samuel yang menggantikan peran Ivan. Meski dulu, Samuel tak tinggal di London tapi tetap Samuel mengawasi adik dan keponakannya dari kejauhan. Samuel memejamkan mata singkat. Menegak wine di tangannya hingga tandas. Kepalanya begitu berkecamuk tak menentu. Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar. Refleks, Samuel mengalihkan pandangannya ke arah pintu—pria itu berdecak kesal kala ada yang mengganggunya. Dengan

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 242 – We're Same

    Tak ada satu pun percakapan yang terjalin setelah Brianna menemui kedua orang tua Dean. Keheningan menyelimuti dua insan yang tengah berada di dalam mobil. Ya, setelah tadi Dean membawa Brianna menemui kedua orang tuanya, kini Dean harus mengantar Brianna untuk pulang. Sebelumnya, Dean sudah meminta orang kepercayaannya untuk mengantarkan mobil Brianna yang ada di kantornya—ke rumah kediaman keluarga Maxton. Tak mungkin Dean membiarkan Brianna mengambil sendiri mobil wanita itu. “Dean.” Brianna memulai sebuah percakapan. Tampak sorot mata Brianna menatap lurus ke depan. Sejak tadi hati dan pikiran Brianna begitu terusik. Semua yang terjadi membuat dirinya seakan terbelenggu di dalam penjara besi. “Hm? Ada apa, Brianna?” Dean yang tengah melajukan mobil, melirik sekilas Brianna. Brianna terdiam beberapa saat. Keraguan, khawatir, semua telah melebur menjadi satu. “Lebih baik kau pikirkan lagi sebelum benar-benar ingin menikahiku, Dean. Aku tidak tega pada Juliet, Dean. Bagaimanapun,

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 241 – Finally, I Found You

    Sepanjang perjalanan, Brianna terus meloloskan umpatan dalam hati. Tampak Brianna menatap kesal dan jengkel Dean yang melajukan mobil. Sungguh, Brianna yakin kalau Dean benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya. Tujuannya mendatangi perusahaan Dean hanya untuk mengajaknya bicara agar tak lagi berbicara konyol. Tapi kenapa malah Dean ingin membawanya ke rumah pria itu? “Dean, turunkan aku di sini,” ucap Brianna dingin memaksa Dean untuk menurunkannya. “Brianna, kau ingin aku turunkan di jalan tol? Kau mau naik apa, Brianna? Menghentikan taksi di pinggir jalan tidak bisa. Kau juga pasti butuh waktu lama menuggu sopirmu menjemputmu,” jawab Dean dingin seakan menakut-nakuti Brianna. Ya, kata-kata Dean itu berhasil membuat Brianna bungkam sejenak. Raut wajah Brianna detik itu juga berubah. Apa yang dikatakan oleh Dean benar. Dirinya berada di jalan tol. Tidak mungkin Brianna meminta turun di sini. Brianna mendengkus pelan. Wanita itu memilih membuang wajahnya ke luar jendela. Terpaksa

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 240 – You're Fucking Crazy!

    “Samuel, hari ini apa kau akan pulang malam?” Selena berucap penuh kelembutan seraya membantu Samuel merapikan dasi sang suami yang sedikit tak rapi. Hari ini, Samuel berangkat lebih siang dari biasanya. Dan seperti biasa, sebagai seorang istri sekaligus ibu; Selena membantu Samuel dan Oliver mempersiapkan segala kebutuhan di pagi hari. Meski memiliki pelayan serta pengasuh tapi Selena pun kerap turun tangan sendiri. “Iya, aku masih menangani kasus yang waktu itu. Kasus yang sama, dan sekarang masih gantung. Tapi aku tidak akan pulang sampai larut malam. Mungkin sekitar jam 7 atau jam 8 aku sudah pulang.” Samuel mengecup bibir Selena lembut. “Baiklah, Sayang. Nanti malam kau ingin aku membuatkan menu makan malam apa?” Selena menepuk-nepuk pelan dada bidang sang suami kala sudah selesai merapikan dasi. “Apa saja. Aku selalu suka apa pun yang kau buat. Tapi ingat, kau sedang hamil, Selena. Aku tidak ingin kau kelelahan. Kau juga lebih baik tidak usah ke kantor dulu. Bekerja saja dari

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 239 – Broken Heart 

    Malam semakin larut dan sunyi. Samuel dan Selena baru saja selesai membersihkan diri. Mereka kini duduk di ranjang dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang. Tak ada percakapan apa pun yang terjalin. Bahkan dikala Dean pulang saja, Samuel mengabaikan meski Dean berpamitan padanya. Ya, nampak jelas bahwa Samuel tak menyukai Dean. Dan disaat tadi Dean tengah berbicara dengan Kelton; Samuel selalu menjadi orang pertama yang menyanggah semuanya. Samuel tak setuju jika Dean menjadi suami dari Brianna. Entah apa alasan kuat sampai membuat Samuel tak setuju. Namun, sebagai kakak tentu Samuel memiliki hal untuk tidak menyetujui hubungan Dean dan Brianna. Selena menatap penuh kelembutan dan hati-hati Samuel yang sejak tadi hanya diam. Wajah Samuel dingin dan sorot mata yang memendung jelas kemarahan. Pun Selena menjadi bingung bagaimana untuk bersikap. Jujur, apa yang terjadi benar-benar membuat Selena terkejut. Selena tidak mengira kalau Joice adalah anak Dean. “Samuel,” panggil Sel

DMCA.com Protection Status