Semua Bab Jerat Pesona Pengacara Tampan: Bab 151 - Bab 160

254 Bab

Bab 151 – You're so Annoying!

Selena dan Samuel menatap hangat Oliver dan Joice yang kini telah tertidur pulas. Satu harian ini Oliver dan Joice bermain dan belajar bersama. Awalnya Samuel ingin mengantar Joice pulang namun Joice tak mau diantar pulang. Gadis kecil itu ingin menginap. Akhirnya Samuel pun memutuskan untuk Joice bermalam di sini dan tidur bersama Oliver. “Samuel, mereka menggemaskan sekali. Aku senang setiap kali Joice ke sini. Joice sangat cantik. Semoga suatu saat nanti kita memiliki anak perempuan yang cantik dan menggemaskan seperti Joice,” ucap Selena pelan dan lembut. Samuel terdiam sejenak mendengar ucapan Selena. “Memiliki anak perempuan adalah hal yang tersulit untukku, Selena. Sejak dulu aku selalu berharap hanya memiliki anak laki-laki saja. Tapi aku tidak ingin memungkiri kalau aku juga ingin memiliki anak perempuan darimu.” Samuel membawa tangannya membelai pipi Selena. “Kenapa kau takut memiliki anak perempuan?” tanya Selena seraya menatap Samuel. “Kau sangat tahu betapa berengsekn
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 152 – The Punishment

Waktu berjalan begitu cepat. Kondisi Miracle sudah jauh lebih baik bahkan Miracle sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Hanya saja meski sudah di rumah tetap dokter wajib memeriksa kondisi Miracle. Pun keadaan Selena sudah membaik. Selena tak lagi mengalami mimpi buruk paska penculikan tempo hari. Dan hari ini adalah hari yang telah ditunggu-tunggu oleh semua orang. Hari di mana persidangan Iris dan Maida. Tentu Selena dan Miracle diwajibkan datang ke persidangan. Awalnya Samuel hanya ingin Selena saja yang datang mengingat Miracle baru saja keluar dari rumah sakit, akan tetapi Miracle memaksa untuk turut hadir dalam persidangan tersebut. Hingga akhirnya pun Samuel memutuskan Miracle boleh hadir dalam pesidangan, tentu sebelumnya Samuel sudah berunding dengan William dan Mateo. Kini Selena tengah duduk di depan kursi meja rias. Wanita itu menatap cermin dengan tatapan kosong dan pikiran yang menerawang lurus ke depan. Beberapa kali Selena mengembuskan napas berat. Tak pernah Selena s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 153 – The Punishment II 

Suasana di persidangan begitu mencekam kala pengacara Iris dan Maida mulai melakukan pembelaan. Beberapa kali Samuel menyanggah ucapan pengacara Iris dan Maida, tapi sayangnya hakim meminta Samuel untuk tak bicara. Pun Samuel terpaksa harus mengikuti aturan yang berlaku karena dalam persidangan posisi tertinggi adalah hakim yang akan mengambil keputusan final. “Yang Mulia, apa yang telah dilakukan oleh Nona Iris Halburt adalah karena rasa cemburu dan marah. Nona Selena Geovan telah merebut Tuan Samuel Maxton bahkan sampai hamil. Nona Iris dan Tuan Samuel telah menjalin hubungan sangat lama. Mereka telah merencanakan pernikahan. Apa yang dilakukan oleh Nona Iris adalah bentuk dari seorang wanita yang patah hati. Bukankah di sini Nona Selena Geovan juga bersalah? Dia telah berselingkuh dengan pria yang sebentar lagi menikah. Kasus ini tidak bisa disebut sebagai kejahatan seksual. Saya mohon segera pertimbangkan lagi segala tuntutan yang dilayangkan untuk Nona Iris Halburt dan Nona Maid
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 154 – William's Decision

“Apa kau sudah puas dengan vonis yang dijatuhkan untuk dua wanita sialan itu, Dad?” Sean bertanya pada ayahnya seraya menyesap wine di tangannya. Tatapannya menatap William—yang duduk di hadapannya dengan raut wajah serius. Kini Sean bersama dengan Dominic berada di ruang kerja ayahnya. Mereka sama-sama membahas tentang persidangan tadi.“Aku lebih menyukai mereka dihukum mati daripada dua puluh tahun penjara. Penjara terlalu bagus untuknya.”William mengambil whisky yang ada di hadapannya, disesapnya perlahan dengan sorot pandang lurus ke depan. Kebencian menyelimuti pria paruh baya itu. Bagi William vonis hukuman dua puluh tahun penjara untuk Iris dan Maida tidaklah cukup. Tindak kejahatan Iris dan Maida tak bisa termaafkan. Terlebih ketika tadi di persidangan; rekaman suara kembali diputar. Membuat emosi dan amarah William begitu membakar. “Dalam hal ini Iris dan Maida tidak bisa dihukum mati. Jelas kau tahu kalau Selena dan Miracle selamat dari bahaya. Menurutku dua puluh tahun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 155 – William's Decision II 

Keheningan begitu membentang ruangan di mana Samuel dan William berada. Sorot mata dingin terselimuti intimidasi William terhunuskan pada Samuel yang berdiri tempat di hadapannya. Ya, William meminta Samuel untuk ikut dengannya. Pria paruh baya itu ingin mengatakan sesuatu pada Samuel. Sesuatu hal yang sangat penting dan tentu dia tak mau sampai ada orang lain yang mendengar percakapan ini. “Aku juga ingin mengatakan sesuatu padamu.” Samuel memulai percakapan lebih dulu pada William. Kebetulan William ingin mengajaknya bicara, karena dia pun juga ingin bicara mengutarakan apa yang telah ada di pikirannya. William tak langsung mengindahkan apa yang telah Samuel ucapkan. Pria paruh baya itu masih memberikan tatapan dingin seolah tak ramah pada Samuel. Detik selanjutnya, William membalikan bandannya, dia mengambil whisky yang ada di atas meja dan menggerakan gelas sloki itu seraya bertanya dingin, “Kau ingin membahas tentang pernikahanmu dan Selena?” Apa lagi yang Samuel akan katakan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 156 – All Mine 

“Mom, apa yang dibicarakan Daddy dan Samuel? Kenapa mereka lama sekali?” Suara Selena bertanya pada Marsha. Nada bicaranya tersirat cemas dan khawatir. Pasalnya sejak tadi Samuel belum juga muncul. Entah hati Selena menjadi cemas tak menentu. Selena hanya takut kalau ayahnya mengatakan sesuatu hal yang melukai Samuel. Atau mungkin lebih parah dari itu. “Sayang, Daddy-mu mungkin saja ada sesuatu hal penting yang dibicarakan dengan Samuel. Jadi membutuhkan waktu sedikit lebih lama. Tunggulah sebentar pasti Daddy dan Samuel akan segera muncul.” Marsha membawa tangannya menyentuh tangan putrinya. Wanita paruh baya itu menepuk pelan punggung tangan putrinya itu. Kini Marsha dan Selena berada di taman belakang. Sedangkan Oliver sedang belajar karena guru Oliver sudah datang. Sebelumnya Oliver sempat bermain basket sebentar. Namun ketika guru Oliver datang, Marsha dan Selena meminta Oliver untuk berhenti bermain basket. Selena menarik napas dalam-dalam dan mengembuskan perlahan. Selena
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Bab 157 – Fate is Never Wrong

Pelupuk mata Selena bergerak-gerak. Perlahan wanita itu mengerjapkan mata beberapa kali. Tepat dikala mata Selena sudah terbuka, wanita itu sedikit meringis perih akibat inti bagian bawahnya terasa begitu nyeri. Pun tubuh Selena pegal-pegal seperti tengah melakukan aktivitas berat. Ruangan gelap yang pertama kali mata Selena tangkap. Detik itu juga ingatan Selena tergali akan percintaan panasnya dengan Samuel. Oh, Tuhan! Pipi Selena langsung merona merah membayangkan itu. Darahnya mendidih. Setiap kali tangan Samuel menjamahnya tak akan bisa Selena lupakan. Buru-buru Selena menepis pikiranya. Bisa-bisanya pikirannya terus memikiran tentang percintaan panasnya dengan Samuel. Kini tatapan Selena teralih pada Samuel yang masih tertidur pulas di sampingnya. Tampak senyuman di wajah Selan terlukis. Meski dalam keadaan kamar yang gelap, Selena bisa melihat wajah tampan Samuel. Selena merapatkan tubuhnya pada tubuh Samuel. Wanita itu membenamkan wajahnya di dada bidang Samuel. Aroma parfu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Bab 158 – Joyce is so Annoying!

Suara dering ponsel milik Marsha berbunyi. Lantas Marsha segera mengambil ponsel miliknya yang ada di atas nakas dan menatap ke layar. Namun … seketika kening Marsha mengerut kala melihat nomor Brianna—adik Samuel menghubungi dirinya. Memang Marsha dan Brianna telah bertukar nomor telepon. Pasalnya Joice sering datang bermain dengan Oliver. “Brianna menghubungiku? Apa mungkin Joice mau ke sini?” guman Marsha pelan. Tak mau banyak berpikir, wanita paruh baya itu menggeser tombol hijau untuk menjawab teleponnya. “Hallo, Brianna?” jawab Marsha pelan kala panggilan terhubung. “Bibi, maaf mengganggu. Tadi aku menghubungi nomor Kak Samuel dan nomor Selena tapi sepertinya mereka sibuk. Teleponku tidak dijawab,” ujar Brianna dari seberang sana. “Ah, begitu. Baiklah nanti Bibi akan sampaikan. Ada apa, Brianna?” “Tidak ada apa-apa, Bibi. Joice hanya ingin bicara pada Oliver. Apa Oliver sedang tidak sibuk?” “Sebentar aku akan ke kamar Oliver.” “Terima kasih, Bibi.” Marsha bangkit dari t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Bab 159 – Happy For You 

Samuel duduk di kursi kebesarannya seraya menatap laporan yang baru saja Vian berikan padanya. Pria itu membaca laporan tersebut secara teliti. Memastikan kalau isi dari laporan itu sudah sesuai dengan apa yang diinginkannya. Detik selanjutnya ketika Samuel sudah yakin pada isi laporan tersebut, pria itu segera membubuhkan tanda tangan di dokumen itu. “Besok aku tidak akan ke kantor. Aku akan bertemu dengan orang tuaku membicarakan pernikahanku dan Selena. Kau segera atur wedding organizer dan segala yang dibutuhkan. Tanyakan pada Selena dekorasi apa yang dia inginkan. Pastikan pesta pernikahan nanti adalah konsep design yang Selena inginkan.” Samuel berucap memberi perintah anak buahnya seraya menyerahkan dokumen di tangannya pada Vian. “Baik, Tuan. Saya akan mengurus semua yang Anda perintahkan dengan baik,” jawab Vian dengan begitu sopan. “Sekarang kembalilah ke ruang kerjamu. Lanjutkan pekerjaanmu,” ucap Samuel dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi. Vian menundukan kepalanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Bab 160 – Misunderstanding

“Selena.” Suara berat begitu familiar memanggil nama Selena. Refleks, Selena dan Miracle mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara itu. Tampak raut wajah Selena terkejut kala melihat sosok pria yang sangat dikenal mendekat. Sedangkan Miracle memasang wajah dingin dan datar melihat pria itu. “D-Dean?” Selena nyaris tak percaya melihat Dean ada di kantornya. Pasalnya sudah lama sekali Selena tak melihat Dean. Senyuman samar di wajah Dean terlukis pada Selena dan Miracle. Lantas pria itu semakin mendekat pada Selena dan Miracle—yang sejak tadi telah menatapnya. “Hi, Selena, Hi Miracle, lama tidak bertemu denganmu, Miracle,” ujar Dean hangat pada Selena dan Miracle. Tentu Dean mengenal Miracle—saudara kembar Selena. Karena memang Dean sudah tahu semua anggota Keluarga Geovan. Pun lepas dari itu Miracle kerap hadir dalam pertemuan bisnis menemani Mateo. Itu kenapa Dean tak mungkin tak mengenal sosok Miracle. Miracle memasang senyuman samar dan anggun kala melihat Dean. “Hi, Dean.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
26
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status