Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Smith melangkah dengan langkah berat menuju ruangan ayahnya.Pintu ruangan itu terasa lebih besar dari biasanya, seolah menjadi penghalang terakhir antara dirinya dan pengampunan yang ia harapkan.Ia membuka pintu perlahan, memperlihatkan Vincent yang duduk dengan tubuh tegap di balik mejanya, sorot matanya setenang samudra, namun sedingin gunung es.Smith berdiri tegak di depan ayahnya, tubuhnya terasa kecil di hadapan figur yang tampak tak tergoyahkan. “Beri aku waktu, Dad,” ucapnya pelan, hampir seperti bisikan, namun sarat dengan permohonan.Vincent menaikkan satu alisnya, tatapannya tajam, menembus hingga ke dasar hati Smith. “Apa?” tanyanya dengan nada datar, seolah tidak memahami, atau mungkin tidak ingin memahami, permohonan itu.Smith menghela napas kasar, suara itu menggema di ruang yang sepi. “Beri aku waktu untuk membuktikan bahwa aku akan menemukan keberadaan Laura,” katanya, kali ini dengan nada yang lebih tegas, meskipun tetap terseli
Last Updated : 2024-12-31 Read more