Semua Bab ISTRI YANG TAK DIAKUI: Bab 51 - Bab 60

111 Bab

Eliza atau Quenza

Eliza menatap Diego dengan tajam, menunjuk wajahnya dengan penuh keberanian.“Kau tidak bisa terus mengurungku, Diego!” bentaknya, suaranya tegas meskipun ia tahu situasi tidak berpihak padanya.Diego mendengus marah, langkahnya mendekat, matanya menatap Eliza seperti bara api.“Aku tidak peduli apa pun yang kau katakan. Aku benci melihatmu terlalu dekat dengan Daniel!” balasnya, nadanya penuh kecemburuan.Eliza mengangkat dagunya, tidak menunjukkan rasa takut.“Aku tak memiliki hubungan apa-apa dengan Daniel. Aku hanya ingin membalaskan dendamku pada Victor!” ucapnya dengan nada penuh penegasan.Diego tertawa sinis, berkata dengan nada mengejek.“Kau gila, Eliza. Ini sudah di luar nalar,” katanya sambil melipat tangan di depan dada, mencoba terlihat berkuasa.Eliza memutar matanya, menatap Diego tanpa gentar.“Aku tidak gila, Diego! Ini kenyataan yang harus kau terima!” serunya, suaranya semakin meninggi.Diego menatapnya tajam, kali ini wajahnya menunjukkan kebingungan bercampur ama
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Kejutan

Apa yang kau sembunyikan?" suara Yoona memecah keheningan ruang tamu. Matanya tajam menatap Eliza, yang baru saja masuk dengan napas tersengal-sengal, menggenggam erat dokumen dari rumah Daniel."Bukan urusanmu!" Eliza menjawab kasar, tubuhnya sedikit bergetar, entah karena marah atau masih terpengaruh ketegangan sebelumnya.Yoona mendekat dengan langkah pasti, wajahnya penuh kecurigaan. "Aku harus tahu! Kau mencurigakan, Eliza. Apa yang sebenarnya kau bawa?"Eliza memutar badannya, mencoba menghindari Yoona yang berusaha merebut dokumen dari tangannya. "Kau tidak punya hak ikut campur dalam urusanku!" bentaknya.Yoona tak menyerah, tangannya terulur mencoba meraih dokumen tersebut. Tapi sebelum dia berhasil, plak!Tamparan keras Eliza mendarat di pipi Yoona, membuat langkahnya terhenti. Mata Yoona melebar karena kaget, sementara pipinya mulai memerah akibat tamparan tersebut.Jangan buat aku marah, Yoona," suara Eliza rendah namun penuh ancaman. Matanya menatap tajam ke arah Yoona. "
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Kelvin dalam bahaya

Eliza memandangi dokumen yang terhampar di meja, membaca setiap detail yang sudah dikumpulkan oleh Daniel. Fakta tentang komisaris John yang memiliki seorang putri bernama Isabel semakin membuat pikirannya berkecamuk. Hubungan dekat Isabel dengan Renzo, ditambah dengan percobaan pembunuhan terhadap Kelvin, membuat Eliza tidak tenang.Dia menghela napas, mencoba menghubungkan semua potongan informasi. "Apa sebenarnya motif Isabel? Kenapa Kelvin menjadi target?" pikirnya.Naluri Letnan Quenza di dalam dirinya mengatakan ada sesuatu yang besar di balik ini. Meskipun belum jelas apa rencana Isabel, Eliza merasa Kelvin dalam bahaya."Aku harus menemui Renzo," gumam Eliza, suaranya tegas meski penuh kekhawatiran. "Aku khawatir Isabel akan berbuat lebih berani terhadap Kelvin."Namun, langkah itu tidak mudah. Dia tahu pertemuan dengan Renzo akan membawa banyak pertanyaan. Bagaimana dia bisa menjelaskan semuanya? Apakah Renzo akan percaya jika dia mengatakan fakta yang dia temukan?"Tapi, bag
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Aku ingin bicara

Eliza menepikan mobilnya tepat di pintu gerbang rumah Renzo yang masih tertutup. Dia keluar dan berdiri memandang sekitar rumah. Pandangannya tertuju ke arah jendela kamar Kelvin di lantai dua, tapi suasana rumah tampak sepi."Sepi..." gumam Eliza sambil mengerutkan dahi. "Apa aku harus ke kantornya Renzo? Tapi di mana kantornya?"Eliza menarik napas dalam-dalam, mencoba memutuskan langkah selanjutnya. Namun, tiba-tiba perhatian Eliza tertuju pada pintu rumah yang terbuka. Isabel muncul di ambang pintu, menatap tajam ke arahnya."Isabel? Sepagi ini di rumah Renzo?" Eliza berbicara pada dirinya sendiri, merasa heran.Isabel berjalan ke arah gerbang dengan wajah penuh amarah. Langkahnya tegas, dan matanya tidak pernah lepas dari Eliza."Sedang apa kau di sini?" tanya Isabel dengan nada ketus, berhenti di depan gerbang tanpa berniat membukanya."Bukan urusanmu!" balas Eliza singkat, suaranya tegas.Isabel mendengus, melipat tangannya di dada. "Dasar sialan, tak tahu malu! Berani-beraniny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Mari bercerai

Eliza keluar dari dalam mobil dengan langkah berat, perasaan kesal dan marah bercampur jadi satu di wajahnya. Ia mendengus kesal, menatap kosong ke depan sambil meremas kunci mobil di tangannya."Ah, sial!" umpatnya pelan, mengusap wajah dengan kasar, seolah ingin menghapus semua beban yang menekan pikirannya.Ia berdiri di depan pintu rumah, menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Namun, pikirannya terus berputar. "Bagaimanapun caranya, aku harus bisa dekat dengan Kelvin," gumamnya dengan nada penuh tekad.Ketika pintu rumah terbuka, Eliza terkejut mendapati Yoona dan Diego berdiri di ruang tamu. Keduanya memandangnya dengan tatapan curiga, seolah-olah Eliza baru saja melakukan sesuatu yang memancing perhatian mereka."Kau dari mana?" suara Diego memecah keheningan, nada tegas penuh tuntutan.Eliza, tanpa ragu, menjawab dengan nada datar, "Bukan urusanmu."Diego menyipitkan mata, langkahnya maju mendekati Eliza. "Aku suamimu!" bentaknya, suaranya penuh amarah. "Aku yang ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Mertua gila harta

"Ma, kau harus bantu aku," kata Yoona dengan nada mendesak, wajahnya penuh harap.Jasmina, yang sedang memandangi cermin, perlahan mengalihkan pandangannya pada Yoona, memperhatikan gerak bibir Yoona, tanpa ekspresi."Jangan lupa, Ma," lanjut Yoona sambil melipat tangan di dada. "Kau masih punya hutang padaku. Kali ini, buat Eliza tak nyaman di rumah ini. Aku tidak peduli bagaimana caranya."Jasmina tersenyum tipis, lalu menepuk bahu Yoona dengan lembut, seolah mencoba menenangkan kegelisahannya."Tenang saja," katanya dengan nada penuh keyakinan. "Aku akan melakukannya. Tapi…" Jasmina menatap Yoona tajam. "Asal kau mentransfer uang ke rekeningku. Mama lagi butuh, tahu?"Yoona memutar bola matanya dengan kesal, namun akhirnya mengangguk. "Baiklah, akan aku transfer. Tapi pastikan dia merasa tidak betah di sini."Jasmina mengangguk sambil tersenyum sinis. "Serahkan saja pada Mama. Eliza tak akan bertahan lama di rumah ini."Jasmina keluar dari kamarnya dengan langkah cepat, diikuti ole
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Bangkitnya sang letnan

Eliza menggebrak meja dengan kekuatan penuh, sehingga meja itu bergetar hebat dan minuman yang terletak di atasnya tumpah, membasahi permukaan kayu yang sebelumnya rapi. Matanya memerah, marah luar biasa mendengar kabar dari informannya bahwa Daniel, orang yang ia percayai, telah dibungkam oleh orang-orang Victor."Antonio," Eliza bersuara dengan suara yang penuh ketegasan. "Kau harus mencari tahu semua rahasia Victor dan semua usaha ilegalnya. Jangan lupa, cari informasi tentang organisasi rahasia yang melibatkan dia dan pejabat-pejabat di kota ini."Antonio menyeringai, tatapannya seakan menilai Eliza lebih dalam. Melihatnya saat itu, dia teringat pada sahabat lamanya, Letnan Quenza, yang selalu penuh dengan keberanian dan perhitungan."Kau tenang saja," Antonio menjawab dengan keyakinan. "Aku akan menjadi sekutumu. Aku melihat Letnan Quenza dalam dirimu, Eliza. Tidak perlu membayar apa-apa. Aku akan melakukannya demi Letnan Quenza."Eliza terdiam sejenak, kemudian tersenyum puas, s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Jejak yang hilang

Sepulang bertemu dengan Antonio, Eliza yang diliputi rasa rindu pada Kelvin sengaja mengarahkan mobilnya ke taman kanak-kanak, tempat Kelvin berada.Sesampainya di taman kanak-kanak, Eliza melihat Kelvin duduk di depan gerbang, tampak seperti sedang menunggu seseorang. Dengan hati yang berdebar, Eliza keluar dari mobil dan memanggil namanya."Kelvin!" Panggil Eliza.Kelvin menoleh, tersenyum lebar lalu berdiri dan berlari menghampiri Eliza."Ibu!""Sayang, apa kabarmu?" tanya Eliza."Ibu, aku merindukanmu," jawab Kelvin.Eliza memeluk Kelvin erat, membelai rambutnya yang lembut dengan penuh kasih. Hatinya terasa hangat sekaligus pilu mendengar jawaban polos dari putranya."Sudah lama kau menunggu di sini?" tanya Eliza lembut, menatap wajah mungil Kelvin yang penuh harap.Kelvin mengangguk pelan. "Iya, Bu. Guru bilang Papa bilang akan datang, tapi aku tunggu lama sekali, Papa nggak datang-datang."Eliza menahan amarahnya. Ia tahu Renzo peduli dan sayang, tapi meninggalkan anak kecil se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Aku istrimu

Menjauh dari putraku!" teriak Renzo dengan suara menggelegar saat ia baru saja tiba bersama Isabel, melihat Eliza tengah menyuapi Kelvin di meja makan.Buk!Renzo mendorong tubuh Eliza hingga punggungnya menghantam dinding dengan keras. Piring yang dipegang Eliza jatuh ke lantai, makanan berserakan, dan Kelvin langsung menjerit histeris."Ibu!" Kelvin berlari ke arah Elizayang terjatuh, namun Isabel dengan cepat menangkap tangannya dan memeluknya erat, menahan bocah itu agar tidak mendekati Eliza."Tante, lepaskan aku!" Kelvin memberontak sambil menangis keras. "Aku mau ibu! Aku mau ibu!"Isabel mencengkeram lengan kecil Kelvin lebih kuat. "Diam, Kelvin! Dia bukan ibumu!" bentaknya kasar.Sementara itu, Renzo yang wajahnya sudah memerah karena amarah berjalan mendekati Eliza yang masih berusaha bangkit. Saat mendengarKelvin memanggil Eliza "ibu," amarahnya semakin membuncah."Berdiri!" Renzo menarik kerah baju Eliza, memaksa wanita itu berdiri meskipun tubuhnya terlihat lemah. "Kau
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Aku cinta kamu

Eliza pulang ke rumah larut malam. Wajahnya terlihat lelah, namun pikirannya masih penuh dengan kejadian yang baru saja ia alami. Langkahnya terhenti di ruang tamu. Di sana, Diego duduk di kursi dengan keadaan mabuk berat, sebotol minuman kosong tergeletak di meja di depannya.“Eliza...” suara Diego terdengar serak, matanya memandang Eliza dengan pandangan kabur. “Kau berubah... Kau bukan lagi Eliza yang dulu...” Diego tertawa kecil, tapi nadanya dipenuhi kegetiran. “Tapi entah kenapa, aku semakin mencintaimu sekarang. Aku takut kehilanganmu... Maafkan aku, Eliza... Maafkan semua kesalahanku dulu...”Eliza menatap Diego tanpa ekspresi. Kata-kata itu, meskipun menyentuh, terasa kosong baginya. Sebelum dia sempat berkata apa-apa, Yoona yang berdiri di samping Diego melangkah cepat ke arahnya.Yoona menuding wajah Eliza dengan mata penuh kemarahan. “Ini semua gara-gara kau, Eliza!” suaranya melengking, penuh tuduhan.Eliza tetap diam, matanya tenang menatap Yoona yang semakin emosional.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status