Semua Bab Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan): Bab 31 - Bab 40

145 Bab

Bab 31: Kembali ke Sisi Baik

Viona terbangun ketika telinganya menangkap suara-suara teredam dari dalam kamar mandi. Sedangkan dirinya sendiri sudah terbaring di atas tempat tidur yang hangat dan nyaman.Rupanya dia sudah tidak lagi ada di kamar putih tempat dirinya disekap. Matanya lalu mengedar ke penjuru kamar yang terang benderang dan segera mengenali ini adalah kamar Padma.Siapa yang membawanya ke sini? Bagaimana kalau Padma melihatnya berbaring di kamar yang selama ini dilarang untuk dia masuki?Dengan kepala berdenyut hebat, Viona mencoba untuk bangkit. Dia harus keluar dari sini sebelum Padma melihatnya. Tetapi suara-suara dari dalam kamar mandi terdengar semakin jelas sehingga membuatnya mengurungkan niat.Jelas itu suara Padma. Tetapi dengan siapa dia bicara?"Aku sudah bilang, jangan sakiti Viona, Alfie! Kecelakaan itu terjadi bukan karena salah Viona sepenuhnya. Ada yang mengotak-atik mobil itu."Kening Viona berkerut.Pertama, Padma menyebut nama Alfie. Siapa Alfie?Kedua, Padma menyebut ada yang me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

Bab 32: Menghancurkan Kamar Terkutuk

Terlambat! Dia tidak bisa menarik ucapannya sekarang. Peduli setan jika setelah ini Padma menganggapnya aneh. Tetapi dia benci sendirian saat sedang sakit, terutama di kamar yang terasa mengerikan ini.Padma tampak bimbang. Tetapi sejurus kemudian dia naik ke tempat tidur dan berbaring di samping Viona. "Oke. Tidurlah! Apa aku harus membacakanmu buku cerita?" selorohnya.Viona tersenyum tipis lalu menggeleng. Ini memang Padma yang dia kenal. Padma yang dewasa, perhatian dan sedikit humoris. Ian yang dulu sering dia banggakan di depan teman-teman SMA-nya sebagai kakak ipar terbaik di seluruh dunia.Sebenarnya, Viona merasa gelisah berbaring di hadapan Padma. Di dalam kepalanya ada banyak pertanyaan yang butuh jawaban. Hanya saja Viona bingung ingin memulainya dari mana.Kenapa sikap Padma berubah-ubah? Apa Padma mengidap kelainan atau gangguan?Sejujurnya Padma juga merasa gelisah malam ini. Dia tahu Alfie menyekap Viona di kamar putih, yang dulu ju
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

Bab 33: Jangan pernah Dituruti!

Satu hal yang berbeda adalah saat dia sadar, maka Alfie ikut sadar. Tetapi jika Alfie sadar, dia sering kali dibuat "tidur" hingga tidak tahu apa yang Alfie lakukan.Saat SD sampai SMA dulu, dia sering dipanggil guru BK karena menghajar teman-teman sekolahnya. Padma tentu saja tidak mengaku karena dia tidak merasa sudah melakukan itu.Bagaimana mungkin Padma menghajar teman sekolahnya sedangkan dia sendiri benci kekerasan? Namun, setelah bukti berupa rekaman CCTV ditunjukkan, Padma tak bisa mengelak lagi.Setelah Padma dihukum-atas kesalahan yang tidak dia perbuat-barulah Alfie mengaku bahwa dia mengambil alih tubuh Padma untuk menghajar teman-teman yang sudah mengejek atau menganggunya."Dengan begitu kamu tidak akan bisa menggunakannya untuk menyekap Viona," lanjut Padma dengan tekad yang kuat. "Sudah cukup kamu menyiksa Viona, Alfie. Aku sudah berjanji pada kakaknya untuk melindungi Viona."Dari dalam benaknya, Padma bisa mendengar Alfie berteri
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

Bab 34: Sup Buatan Padma

"Syukurlah Mbak Viona nggak apa-apa. Bibik sempat takut waktu lihat Tuan nyeret Mbak Viona ke kamar putih itu. Bibik mau nolong, tapi takut."Akhirnya Bibik beranikan diri telepon Tuan untuk membuka pintu kamar putih, setelah Mbak Viona dikurung di sana enam jam lebih. Anehnya, Tuan malah bilang lupa di mana naruh kuncinya. Padahal Tuan sendiri yang mengunci pintu kamar itu."Viona hanya termangu menatap nasi gorengnya yang belum tersentuh sambil mendengar cerita dari Bik Sari.Tadi pagi dia bangun sendirian di kamar Padma. Dan saat bertanya pada Bik Sari, ternyata lelaki itu sudah berangkat ke kantor sejak jam enam pagi. Lagi.Apa yang Padma lakukan pada jam enam pagi di kantor? Dia tidak mungkin main gila dengan si Tukang Pamer Dada itu di ruangannya, kan?Viona menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Berusaha membuang pikiran buruknya tentang Padma jauh-jauh. Sikap lelaki itu sangat lembut semalam. Siapa tahu dia tidak akan berubah kejam lagi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

Bab 35: Memberitahu Ghina

Sudah lima menit berlalu, tetapi tidak ada yang kunjung bicara di ruang tamu.Viona terlalu canggung untuk memulai, sedangkan tamunya justru lebih tertarik mengamatinya dari kepala sampai kaki dengan raut mencemooh yang kentara.Sesekali terdengar decak tidak puas disusul helaan napas panjang. Viona tahu itu adalah pertanda ketidakpuasan ibu mertuanya. Ghina pasti menyesal memiliki menantu seperti dirinya."Nyonya mau minum apa?" Bik Sari yang baru datang dari dapur menyelamatkan kecanggungan yang menyeruak di ruang tamu."Tidak perlu." Ghina menjawab dengan ketus, lalu mengibaskan tangan pada Bik Sari. Sebuah tanda pengusiran yang langsung dimengerti oleh wanita paruh baya itu.Bik Sari pamit dari ruang tamu, lalu memilih bersembunyi di balik dinding pemisah ruang tengah dan ruang tamu. Kedatangan Nyonya Besar ke rumah ini pasti bukan hal yang bagus.Dan dia harus berjaga-jaga jika Nyonya Besar yang angkuh itu melakukan kekerasan seperti yang pernah dilakukan pada Yuanita beberapa ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

Bab 36: Emosinya sudah tidak Terbendung

Perpaduan antara hormon kehamilan ditambah dengan perasaan terhina, membuatnya tak peduli apa yang akan terjadi setelah ini.Peduli setan jika Padma akan membunuhnya karena sudah membuka rahasia ini. Dia tidak terima jika nama Yuanita yang sudah tenang di alam sana, dihina seperti ini."Setelah itu dia menikahi saya hanya untuk membalas dendam atas kematian Kak Yuanita yang saya sendiri juga masih merasa kehilangan. Padahal saya sudah punya kekasih."Tidak cukup sampai di sana, dia juga membuat kekasih saya koma, lalu menjadikan pernikahan kami seperti neraka dunia."Mulut Ghina menganga lebar mendengar pengakuan Viona yang berapi-api."Tidak ada satu hari pun yang tidak saya lewati dalam ketakutan karena saya tidak tahu apa yang akan dia lakukan pada saya." Dada Viona naik turun menahan gejolak emosi di dalam dadanya."Apa Mama pikir uang bisa mengembalikan semuanya seperti semula? Bisa membangunkan kekasih saya yang sedang koma? Mengembali
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

Bab 37: Berubah Wujud di Waktu yang tidak Tepat

Mandala menatap Padma yang sedang membaca proposal yang dia susun bersama timnya.Sudah lima belas menit berlalu, tetapi belum ada satu patah kata pun yang keluar dari mulut lelaki tampan itu.Dan Mandala benar-benar tak bisa menahan rasa penasaran apakah yang duduk di hadapannya ini adalah Padma atau Alfie."Bagaimana?" Akhirnya Mandala bertanya lebih dulu."Hm, masih ada bagian yang perlu diperbaiki. Tidak banyak, tetapi sangat krusial."Mandala mendesah lega. Dari suaranya yang ramah, dia tahu itu adalah Padma. Suara Alfie selalu dingin dan membuat siapa pun yang mendengarnya merasa tidak nyaman.Alfie seolah menguarkan aura kelam yang membuat orang menjadi waspada, takut, atau ingin segera menyingkir dari hadapannya."Coba kamu baca yang ini."Mandala bangkit lalu memutari meja untuk berdiri di samping Padma. Dia mendengarkan arahan Padma dengan saksama dan sesekali mengangguk-angguk tanda mengerti.Lima belas menit
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

Bab 38: Merasa Curiga

Beberapa jam sebelumnya."Selamat, Viona. Perjuangan kamu selama empat tahun tidak berakhir dengan sia-sia."Viona menyunggingkan senyum lebar saat menjabat uluran tangan Biru selaku dosen pembimbingnya. "Terima kasih, Pak."Tiga puluh menit yang lalu, Viona berhasil mempertanggungjawaban skripsinya di hadapan tim dosen penguji. Dan lima menit yang lalu, dia dinyatakan lulus dengan nilai A.Sebuah pencapaian yang membuat Viona luar biasa lega. Empat tahun penuh kerja keras akhirnya akan benar-benar tuntas dalam waktu kurang dari satu bulan meski tanpa kehadiran Yuanita atau Tirta di sampingnya.Tidak apa. Yang terpenting dia sudah menunaikan janjinya pada Yuanita untuk lulus kuliah tepat waktu. Tidak ada uang dan waktu yang terbuang percuma."Bagaimana dengan tawaran beasiswa S2 yang saya infokan kemarin?" Suara Biru memutus lamunan Viona.Viona mengulas senyum canggung. "Sepertinya saya tidak bisa ikut melamar untuk beasiswa yang say
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

Bab 39: Viona sudah Menikah!

Sedikit rasa iba menelusup ke dalam relung hati Viona. Dia sendiri terlahir dari keluarga yang begitu harmonis. Kedua orang tuanya sangat menyayangi dirinya dan Yuanita.Walau hidup dalam ekonomi yang pas-pasan, tetapi dia dan Yuanita tidak pernah kekurangan kasih sayang. Bahkan sampai kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan pesawat pun, Viona tak pernah merasa ada yang kurang dalam hidupnya."Saran saya, ajak Mas Padma ke psikolog untuk konseling," ujar Biru lagi. "DID butuh penanganan lebih lanjut dari psikiater dan psikolog agar penderitanya bisa menjalani hidup dengan normal."Viona ragu dia bisa melakukan itu. Memang hubungan mereka sedekat apa sampai dia berani mengusulkan pada Padma untuk ke psikolog?."Atau kamu bisa bicara dengan seorang teman saya yang menjadi dosen psikologi. Kamu mau nomornya? Kamu bisa bertanya lebih banyak pada beliau.""Itu ide yang bagus, Pak. Saya harus mengumpulkan informasi sebanyak mungkin."Biru m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

Bab 40: Membeli Cincin Pernikahan

“Jadi selain Tirta, kamu juga punya kekasih lain di kampus? Cih! Murahan sekali!"Viona meremas tali ranselnya dengan kuat untuk meredam nyeri yang menghunjam dadanya karena hinaan yang dilontarkan Padma. Tetapi sebisa mungkin dia mengedepankan akal sehatnya dengan tidak membalas.Mereka masih ada di mobil dan Padma jelas terlihat murka karena sejak tadi dia mengemudi seperti orang kesetanan. Viona masih ingin sampai di rumah dengan selamat daripada mampir dulu ke rumah sakit."Dia bukan kekasihku, Mas," balas Viona dengan nada senormal mungkin."Pembohong!" desis Padma-alias Alfie-sambil mencengkeram kemudi hingga buku-buku jarinya memutih. Giginya menggeletuk menahan gejolak emosi di dalam dadanya. "Semua perempuan memang pembohong. Kalian semua tidak bisa dipercaya!"Viona meneguk ludah dan memilih mengatupkan mulutnya rapat-rapat mendengar balasan Padma yang penuh dengan kemarahan dan kesinisan yang kental.Sejak Biru menjelaskan sekilas tentang gangguan mental bernama DID atau ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status