Semua Bab Istri yang Kau Sakiti, Tak Ingin Kembali Lagi: Bab 71 - Bab 80

177 Bab

Inisial A

"Sudah cukup, Adrian. Aku mencintai Noah. Berhenti melakukan ini," jelas Akira dengan tegas. Namun, sebelum Adrian sempat berkata apa-apa lagi, Noah sudah muncul di ujung lorong, ekspresinya gelap dan penuh ancaman. "Jauhkan tanganmu darinya," suara Noah dalam, nyaris geraman. Adrian tersenyum tipis, seolah sudah menunggu konfrontasi ini, "Akhirnya kau datang juga…" Tanpa membuang waktu, Noah melangkah maju dan memukul Adrian dengan keras hingga pria itu terjatuh. "Kamu sudah cukup membuat hidup kami berantakan," Noah menatap Adrian yang terkapar, suaranya bergetar menahan amarah, "Jika kamu mendekatinya lagi… aku tidak akan sebaik ini." Adrian menatap Noah dengan penuh kebencian, tetapi kali ini, dia tahu bahwa dia telah kalah. Malam itu, saat mereka kembali ke rumah sederhana milik Akira, Akira duduk di sofa, menarik Noah ke pelukannya. "Aku takut kamu akan terluka karenaku…" bisik Akira, suaranya nyaris pecah. Noah mengangkat wajahnya, menatap Akira dengan penuh c
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

Apa Tujuan Dia?

Akira yang panik hanya bisa memeluk lututnya sendiri di bawah sofa, saat Noah datang penampilan Akira sudah seperti orang yang ketakutan. Noah merengkuh tubuh kekasihnya dengan lembut, "Aku sudah datang, Sayang kamu aman sekarang," ujar Noah kepada Akira yang kini menatap pemuda itu dengan erat. "Dia datang, Noah, dia juga masuk rumahku, dia......" Akira terisak karena ketakutannya yang besar, "Dia sudah pergi sayang, aku akan menjaga kamu tetapi kamu juga harus ikutin saran aku, lebih baik pulang ke rumah orang tua kamu saja, di sana kamu akan aman." Akira mengangguk dengan ucapan Noah. Pemuda itu melihat kotak kado yang sama dengan kado waktu Akira ulang tahun. "Dia memberikan aku itu lagi, aku takut Noah." Kamu pulang ya sayang, biar Gabriel yang antar kamu pulang, dia dalam perjalanan. Noah melepaskan pelukan Akira dan beralih dengan kotak tersebut, Di dalamnya, ada kalung berliontin safir biru, tatapan mata Noah langsung gelap saat melihat kotak itu. "Ini sudah keterlal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya

Pembalasan Dendam Noah

Malam di apartemen Noah begitu sunyi, tetapi ketegangan terasa kental di udara. Akira tertidur dengan gelisah di pelukan Noah, sementara pemuda itu menatap langit-langit kamar dengan mata yang tak bisa terpejam. Pikiran Noah berputar, penuh kemarahan dan kekhawatiran. Adrian sudah melewati batas. Mengirim hadiah ke rumah Akira, masuk tanpa izin, dan kini berani muncul di gala amal dengan wajah penuh ejekan. Itu bukan sekadar peringatan. Itu tantangan. Keesokan paginya, Noah bangun lebih dulu. Dia membiarkan Akira tidur lebih lama, tetapi pikirannya sudah dipenuhi rencana. Dengan langkah pelan, dia turun ke ruang kerja pribadinya, membuka laci meja, dan mengeluarkan sebuah ponsel lain—ponsel yang hanya digunakan untuk urusan yang lebih… gelap. Noah menekan nomor yang sudah lama tidak dia hubungi. Suara di ujung telepon menjawab dengan singkat. "Aku butuh bantuan," ujar Noah tanpa basa-basi. Suara itu tertawa pelan, "Akhirnya kau meneleponku juga. Apa yang kau inginkan, Noah?" "Ca
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

Kedatangan Orang Tua Akira

Pagi itu, sinar matahari samar menelusup melalui tirai apartemen Noah, menghangatkan ruangan yang sunyi. Akira masih terlelap di sofa, sementara Noah duduk di meja dapur, menyesap kopi hitam dengan tatapan kosong.Ketegangan semalam masih membekas di benaknya. Pikirannya terus berputar pada satu nama: Adrian Lawson. Pria itu sudah melampaui batas, dan Noah yakin, ini baru permulaan.Namun, suasana yang nyaris tenang itu terusik ketika ponsel Akira yang tergeletak di meja ruang tamu tiba-tiba berdering. Layar ponsel menyala, menampilkan satu inisial yang membuat Noah langsung waspada:A.Noah memicingkan mata. Rahangnya mengeras, tatapannya gelap. Dia tahu siapa yang menelepon. Tanpa berpikir panjang, Noah meraih ponsel itu dan melihat panggilan tak terjawab yang bertubi-tubi.Tepat saat Noah akan menekan tombol tolak, Akira terbangun. Rambutnya berantakan, wajahnya masih terlihat lelah, tetapi begitu melihat ponselnya di tangan Noah, dia langsung tersadar."Noah… siapa yang menelepon?
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

Mencengkam

Langit malam di apartemen Noah tampak tenang, tetapi atmosfer di dalamnya begitu tegang. Akira duduk di sofa, memeluk lututnya sendiri, menatap layar ponselnya yang baru saja bergetar untuk kesekian kalinya. Sebuah pesan tanpa nama kembali muncul.["Kamu pikir sudah aman? Aku akan membuat semuanya hancur. Bahkan Noah tidak akan bisa melindungi orang-orang yang kamu cintai…"]Tangan Akira gemetar, wajahnya pucat. Noah yang baru keluar dari kamar mandi langsung menyadari perubahan ekspresi kekasihnya."Ada apa, Sayang?" tanya Noah, mendekati Akira dengan cepat.Akira menyerahkan ponselnya tanpa kata. Noah membaca pesan itu, rahangnya langsung mengeras, mata hitamnya dipenuhi kemarahan yang menakutkan."Dia sudah melarikan diri," gumam Noah, lebih kepada dirinya sendiri."Apa maksudmu?" suara Akira terdengar gemetar.Noah menatapnya, mencoba menenangkan, tetapi kali ini, ketegangan di wajahnya sulit disembunyikan. "Adrian… Dia berhasil melarikan diri. Aku sudah menjebak bisnis gelapnya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-19
Baca selengkapnya

Mimpi Buruk Akira

Suasana malam di apartemen Noah dan Akira begitu tenang. Lampu kamar yang temaram menciptakan kesan hangat, sementara suara angin yang berbisik lembut di balik jendela seolah menjadi melodi pengantar tidur. Noah memeluk Akira erat, seperti enggan melepaskannya barang sejenak. Namun, di balik ketenangan itu, jiwa Akira justru terombang-ambing dalam kekacauan. Dia terjebak dalam mimpi yang begitu nyata, begitu menakutkan… Dalam mimpi itu… Akira berdiri di tengah ruang megah yang dipenuhi mawar merah, namun wangi bunga itu terasa menusuk, seperti racun yang merayap perlahan. Dia mengenakan gaun pengantin putih, tetapi wajahnya pucat, mata sembab, dan bibir gemetar. Dia hadapannya berdiri seorang pria yang dulu pernah menghantui masa lalunya--Adrian. Adrian, pria yang pernah dijodohkan dengan Akira oleh ayahnya semasa Akira masih muda, dulu adalah sosok yang penuh pesona, hingga membuat Pak Hermawan mau menjodohkan putrinya. Namun, di balik senyumnya yang menawan, tersembunyi ambisi k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-19
Baca selengkapnya

Ancaman Untuk Akira

Malam setelah Akira bermimpi buruk, Noah izin untuk ke London karena urusan pekerjaan, dia ke London bersama dengan Gabriel yang merupakan sepupu sekaligus rekan kerjanya."Sayang, kamu aku tinggal beberapa hari ya, jika ada apa-apa hubungi aku, aku akan datang untuk membantu kamu," ujar Noah kepada kekasihnya.Akira mengangguk dengan senyum manis, "Tentu, aku akan baik saja selama ada di apartemen kamu ini, jaga diri kamu ya, Noah!""Iya, aku akan cepat pulang jika urusan pekerjaan selesai.""Aku menunggu kamu sayang."Pagi itu, suasana di apartemen milik Noah terasa begitu sunyi. Noah sudah berangkat ke London untuk mengurus proyek besar yang tak bisa ditinggalkan. Meskipun mereka sempat berjanji akan tetap saling menghubungi, kekosongan tanpa Noah di sisinya membuat Akira merasa tidak tenang.Dia masih terbayang mimpi buruk beberapa malam lalu--tentang Adrian, Noah yang terluka, dan dirinya yang dipaksa menikah dengan pria yang seharusnya sudah menjadi masa lalu. Akira berusaha mey
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-19
Baca selengkapnya

Permainan Terakhir Adrian

Langit Jakarta sore itu mendung, seakan menggambarkan suasana hati Akira yang gelisah. Sudah seminggu sejak Noah berangkat ke London, dan selama itu pula Adrian terus menghantui kehidupannya. Pria itu tidak pernah berhenti menunjukkan kekuasaannya, membuat Akira merasa seperti hidup dalam sangkar emas yang sewaktu-waktu bisa runtuh. Setiap kali dia ingin menghubungi Noah, Akira ragu. Noah pasti sibuk, dan dia tak ingin terlihat lemah. Terakhir Akira chat dengan Noah, laki-laki itu juga tidak merespon chatnya. Tapi tanpa Akira sadari, Noah selalu memantau setiap gerak-gerik Adrian dari jauh. Dan kini, setelah menyelesaikan proyek besarnya, Noah akhirnya kembali ke Indonesia--berniat mengakhiri permainan kotor Adrian sekali untuk selamanya. Noah turun dari pesawat dengan langkah tegap. Setelan kasual hitamnya, lengkap dengan mantel panjang, membuatnya tampak seperti seseorang yang baru saja pulang dari pertempuran, bukannya perjalanan bisnis. Tatapan matanya dingin dan tajam, penuh d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

Demam

Setelah Adrian pergi dari mansion, suasana rumah keluarga Hermawan akhirnya kembali tenang. Namun, ketegangan yang dialami Akira selama seminggu terakhir telah meninggalkan jejak yang lebih dalam dari yang ia sadari.Akira mencoba bersikap normal di depan Noah dan orang tuanya, tetapi tubuhnya mulai memberikan sinyal bahwa dirinya sudah melewati batas kemampuannya."Noah… aku hanya butuh istirahat sebentar," ujar wanita muda itu dengan suara pelan ketika Noah mengurangi pelukannya dan mengajaknya duduk di sofa.Namun, baru beberapa detik setelah dia berkata demikian, pandangannya mulai berputar, dan sebelum Akira sempat menyadari apa yang terjadi, tubuhnya merosot ke pelukan Noah."Akira!" Noah langsung menangkap tubuhnya yang limbung, panik melihat wajah kekasihnya yang kini memucat.Bu Selena dan Pak Hermawan yang melihat kejadian itu segera berlari menghampiri."Akira!" Bu Selena menjerit, mencoba membangunkan putrinya.Noah meraba dahi Akira dan mengernyit ketika merasakan panas y
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

Wedding Akira dan Noah

PERNIKAHAN YANG TAK TERDUGA Setelah beberapa hari merawat Akira, Noah akhirnya mengambil keputusan besar, sebenarnya dirinya masih bimbang apakah ini yang terbaik untuk mereka atau tidak, namun niatnya kuat untuk melindungi kekasihnya sangatlah besar. Noah ingin menikahi Akira, hari itu juga. Selama ini, laki-laki itu selalu menunggu waktu yang tepat. Noah ingin semuanya sempurna, ingin memberikan pernikahan yang pantas untuk wanita yang dicintainya. Namun, setelah melihat betapa rentannya Akira saat sakit, Noah sadar satu hal, yang terpenting bukanlah kemewahan, melainkan kebersamaan. Noah tidak ingin menunggu lebih lama lagi. Pagi itu, setelah memastikan Akira sudah jauh lebih baik, Noah duduk di ruang tamu bersama Pak Hermawan dan Bu Selena. Dengan ekspresi serius, dia menatap calon mertuanya dan berkata, "Om, Tante, Aku ingin meminta izin untuk menikahi Akira hari ini." Bu Selena tersentak kaget, sementara Pak Hermawan menaikkan alisnya, terkejut dengan permintaan mend
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
18
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status