Istri yang Kau Sakiti, Tak Ingin Kembali Lagi의 모든 챕터: 챕터 171 - 챕터 175

175 챕터

Kecemburuan Arka

Pagi itu, suasana rumah keluarga Mahendra tampak hangat seperti biasa. Aroma roti panggang dan kopi memenuhi dapur besar bernuansa kayu hangat. Akira tengah menyuapi Eiden, bayi mungil mereka yang baru berusia satu tahun. Sementara Noah duduk di seberang meja, membuka laporan keuangan dari Phoenix of Gold—perusahaan baru mereka yang tengah jadi perbincangan media nasional dan internasional.Namun, di sudut tangga, Arka berdiri memeluk boneka dinosaurus favoritnya. Bocah berusia lima tahun itu menatap ke arah ibunya dan adiknya dengan ekspresi campur aduk—mata bulatnya menyiratkan rasa kehilangan yang tidak bisa ia pahami sendiri.Ia berjalan pelan menuju meja makan, tanpa sepatah kata pun.“Selamat pagi, Kakak Arka,” sapa Akira hangat. “Mau roti sama telur hari ini?”Arka tidak menjawab. Ia menarik kursinya dengan sedikit kasar lalu duduk dan menunduk. Noah menurunkan kertas di tangannya dan memperhatikan anak laki-lakinya itu.“Arka, kamu kenapa?” tanya Noah lembut.Arka menggeleng p
last update최신 업데이트 : 2025-04-14
더 보기

Arka yang Terluka

Matahari sore mulai tenggelam, memancarkan warna oranye keemasan di balik jendela besar ruang keluarga rumah keluarga Mahendra. Di tengah suasana yang hangat, Akira duduk di sofa sambil menyuapi Eiden—bayi lucu berusia tujuh bulan yang menjadi pusat perhatian keluarga akhir-akhir ini.Namun dari sudut ruangan, Arka—anak pertama Noah dan Akira—memperhatikan semua itu dengan tatapan tidak biasa. Bocah berusia lima tahun itu menggenggam boneka beruang kesayangannya erat-erat, matanya tak lepas dari ibunya yang tampak sangat fokus pada Eiden."Noah, lihat deh. Eiden sekarang sudah mulai bisa duduk sendiri," ujar Akira dengan suara riang.Noah yang baru pulang dari kantor, ikut mendekat. Ia mencium kening Akira dan mengelus kepala Eiden."Anak jagoan Ayah," katanya sambil tersenyum, tak menyadari sorot mata Arka yang mulai meredup.Tak ada yang menyadari bahwa sejak kelahiran Eiden, hati kecil Arka merasa terusik. Ia yang dulu menjadi pusat perhatian kini merasa terpinggirkan. Tak ada yang
last update최신 업데이트 : 2025-04-15
더 보기

Arka Hampir Celaka

Pagi itu, langit Jakarta mendung. Kabut tipis menyelimuti gedung-gedung pencakar langit, termasuk markas Phoenix of Gold, perusahaan yang tengah menjadi sorotan di jagat bisnis global. Noah berdiri di depan jendela besar ruang CEO, mengenakan setelan hitam yang tegas. Wajahnya serius, matanya tajam menatap awan abu-abu yang bergulung. Rapatan alisnya tak semata karena ancaman terhadap bisnis, tapi juga karena keluarganya kini ikut menjadi sasaran. Akira, istrinya, belum tidur semalaman, menyusun rencana darurat. Dan anak-anak mereka—Arka dan Eiden—tak tahu apa-apa. Mereka terlalu kecil untuk mengerti betapa dunia orang dewasa bisa sekejam ini. Pintu ruangannya diketuk. “Masuk,” kata Noah. Revan masuk dengan raut tegang. “Kita dapat pesan lagi dari kelompok tak dikenal. Mereka mengaku sebagai ‘Sons of Black Shadow’.” Noah mendengus. “Bayangan masa lalu yang ingin bangkit. Siapa pemimpinnya?” “Masih belum diketahui pasti. Tapi dari pola komunikasi dan sandi-sandi yang mereka pakai
last update최신 업데이트 : 2025-04-16
더 보기

Luka di balik senyum Arka

Pagi itu di rumah keluarga Noah Mahendra, suasana tampak seperti biasa—hangat, nyaman, dan penuh cinta. Namun di balik ketenangan itu, ada mata kecil yang memandang dengan diam-diam. Arka, anak pertama Noah dan Akira, berdiri di balik pintu ruang keluarga, memperhatikan sang ibu menyuapi adiknya, Eiden, sambil tertawa bahagia.“Eiden pintar banget sih… mama makin sayang sama adek,” kata Akira dengan lembut.Eiden tertawa kecil, tangan mungilnya menepuk-nepuk pipi Akira. Sementara itu, dada Arka terasa sesak. Ia tak mengerti mengapa dalam beberapa minggu terakhir, dirinya merasa seperti kehilangan tempat.Dulu, Akira selalu punya waktu untuknya. Dulu, Noah selalu mengajak Arka bermain catur atau membaca buku sebelum tidur. Tapi kini, semuanya seolah berubah. Segalanya tentang Eiden—jadwal makan, imunisasi, bahkan mainan terbaru.Arka tidak bodoh. Ia tahu adiknya masih bayi dan butuh perhatian lebih. Tapi kenapa ia merasa diabaikan?Di sekolah, Arka menjadi lebih pendiam. Gurunya bahkan
last update최신 업데이트 : 2025-04-17
더 보기

Kemarahan Akira pada Arka

Matahari sore menyelinap di balik jendela besar kamar keluarga Noah dan Akira. Di ruang bermain yang hangat dengan karpet berbentuk awan, Eiden tertawa ceria saat Akira menyuapi potongan buah kecil ke mulutnya. Sementara itu, Arka duduk di pojok ruangan, menggambar dengan pensil warna yang ditekan kuat-kuat ke kertas.“Nooo! Itu apelku, Mama!” Arka tiba-tiba berseru, melihat potongan buah yang diberikan ke adiknya.Akira menoleh, sedikit kaget. “Sayang, kamu 'kan tadi sudah makan dua potong. Ini buat Eiden.”“Tapi aku mau sekarang juga!” Arka bangkit dan berjalan cepat, hampir mendorong Eiden yang sedang duduk di kursi bayi.“Arka!” Akira memanggil tegas. “Kamu tidak boleh dorong adikmu seperti itu.”Anak laki-laki berusia lima tahun itu memelototi adiknya. “Kenapa sih semuanya selalu tentang Eiden! Dia selalu dapat pelukan, buah, bahkan mainan baru. Aku ini anak pertama, kan?”Akira menelan ludah, hatinya perih. Ia tahu kecemburuan ini bukan muncul tiba-tiba, tapi sudah ia lihat seja
last update최신 업데이트 : 2025-04-18
더 보기
이전
1
...
131415161718
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status