Home / Fantasi / Kaisar Badai Petir Zera / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Kaisar Badai Petir Zera: Chapter 31 - Chapter 40

56 Chapters

Chapter 31. Serangan Kejut

Dua hari setelah ujian sesi kedua, para peserta yang lulus banyak melakukan jalan-jalan mengelilingi Kota Panja atau ke Desa Kutau, untuk menghilangkan stres dan penat mereka, karena ketegangan dalam proses untuk menjadi murid dari Akademi Bintang.Akademi Bintang terletak antara Desa Kutau dan Kota Panja. Yang mana terletak di tengah-tengah dari Kerajaan Maqdis. Kerajaan Maqdis di kala ini hanyalah sebuah kerajaan kecil, yang hanya mempunyai sebuah kota yaitu Kota Panja sebagai pusat ibukota kerajaan, dan tiga desa yaitu Desa Kutau, Desa Jura dan Desa Elves di Hutan Kesaksian. Sungguhpun kerajaan ini kecil, tetapi tidak kalah kuat dengan tiga kerajaan besar di Benua Cengal ini. Hal itu berdasarkan karena adanya Akademi Bintang yang berdiri di kerajaan ini.Di dalam ruang kepala akademi, Profesor Rukam nampak sedang membolak balikan buku besar akademi, untuk melihat data murid tahun pertama didirikan akademi ini hingga sekarang. Dan dia hanya mengerutkan dahinya."Sudah lama akademi i
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Chapter 32. Duel

Sudah berlalu waktu selama tiga hari setelah ujian sesi kedua. Tibalah saatnya ujian terakhir untuk menentukan tingkatan murid baru di akademi ini. Semua guru dan murid senior ikut menghadiri ujian terakhir ini. "Selamat datang para peserta yang akan mengikuti sesi ujian terakhir dalam penerimaan murid Akademi Bintang ini." Kata moderator dengan narasi yang bersemangat. "Adapun ujian ini, sangat sederhana. Kalian semua akan melakukan duel. Duel yang tidak sampai memberikan luka fatal, cukup untuk melihat tingkatan kalian dalam penggunaan aura ataupun mana. Jika salah satu dari lawan kalian menyerah, atau keluar dari arena duel, maka kalian dinyatakan menang." Kata moderator menjelaskan aturan. "Duel ini dibagi menjadi tiga tingkatan. Penyisihan, semi final dan final. Bagi mereka yang telah memenangkan babak penyisihan, maka akan lanjut ke semi final. Dan nantinya bagi finalis, dibolehkan untuk menantang senior mereka. Hanya 10 finalis yang dibolehkan maju untuk menantang." Tambah m
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Chapter 33. Dua Pedang Penyatuan

Dalam arena duel yang dilingkupi oleh penghalang iblis tingkat 10, Wusun memasang kuda-kudanya untuk melakukan serangan kepada Azzumar. "Kamu sangat berani dan tetap tenang walaupun dalam kondisi saat ini." Kata Wusun. "Senior, aku tidak tahu apa rencanamu. Tetapi, jika kamu beranggapan bahwa aku takut kepadamu, kamu sangat salah. Walaupun kekuatanku tidak sebanding denganmu, aku akan tetap melawanmu," Kata Azzumar dengan nada tegas. "Kalau begitu, coba buktikan kepadaku ucapanmu itu. Teknik Pedang Ganda, Tebasan Lingkaran Iblis," melesatlah Wusun mengayunkan dua pedangnya menargetkan Azzumar. "Dengan senang hati, senior. Gerakan Kedua, Tebasan Melingkar Harimau Petir," Azzumar pun melayangkan serangannya untuk menangkis dua pedang Wusun. Kedua pedang mereka beradu hingga memercikkan sebuah gelombang kejut. Wusun dengan sigap menebas tubuh Azzumar. Azzumar pun menangkis serangan Wusun dengan memutar pedangnya. "Kamu sangat lincah, aku akui bahwa kamu sangat jenius seperti orang
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Chapter 34. Bunga Inti Naga

Setelah pertarungan melawan para iblis di dunia bawah usai, Rukam pun menutup kembali portal ruang antara dua dunia. Invasi kali ini, sangat di luar dugaan. Para iblis datang dengan mendadak dan monster pun menggila. Ia pun tidak mengetahui apa yang terjadi di dalam ruang penghalang ketika itu. "Sepertinya, aku harus cepat membuka dunia kecil yang terletak di ruang bawah tanah. Namun, aku belum menemukan sebagian orang yang akan diberikan kehendak dari warisan itu." Kata Rukam sambil menelusuri semua tempat terjadinya pertarungan itu. Enes dan Shazin serta rekannya, bergantian merawat Azzumar yang masih tertidur di ruang perawatan akademi. "Entah bagaimana pertarungan yang dilakukan oleh Harimau Bodoh ini, sehingga semua tubuhnya terluka separah ini?" Kata Enes dengan nada yang kasihan sekaligus kesal. "Dampak pertarungan mereka berdua sangat tidak masuk akal." Kata Shazin. "Tetapi, instruktur Lia bilang, Azzumar tidak akan bisa menggunakan aura dan seni beladirinya selama setenga
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Chapter 35. Qilin

Setelah mengepak barang bawaannya, Enes dan Shazin pun pergi. Hari masih gelap, bulan pun masih menampilkan cahaya terangnya. Udara dingin menerpa tubuh dengan lembutnya. Mereka berdua keluar dari akademi di waktu dini hari, sementara rekan-rekannya masih terlelap.Enes dan Shazin berjalan melewati halaman belakang akademi, dan memasuki hutan yang mengubungkan akademi dengan Bukit Kesaksian. Karena jalan itu, adalah jalur tercepat untuk dilalui. Jika mereka melewati jalan biasa, maka mereka harus melalui Desa Kutau. Dan akan memakan waktu sampai tiga hari. Jika melalui hutan di belakang akademi, waktu bisa dipersingkat menjadi dua hari untuk sampai ke bukit itu.Tak berapa lama kemudian, langit mulai cerah. Sehingga nampaklah Matahari mengintip di balik punggung pegunungan. Cahayanya mulai menerangi jalan setapak yang mereka lalui. Enes dan Shazin pun tetap berjalan, karena mereka sedang dikejar waktu. Adapun Shazin menjadi penunjuk jalan bagi Enes, karena ia sangat memahami geografi
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Chapter 36. Desa Cermai

Setelah berdiam satu malam di desa Elves yang terletak di Hutan Kesaksian. Enes dan Shazin pun mulai melanjutkan perjalanannya menunggangi qilin setelah berpamitan dengan ras Elves.Mereka hanya melintasi hutan untuk sampai ke tujuan tanpa melewati jalan yang hanya ditempuh oleh penduduk. Karena, jika mereka melewati jalan yang biasa dilewati penduduk, takutnya akan menghambat perjalanan mereka. Jalan yang mereka tempuh untuk mencapai Hutan Pinus harus melewati hutan Negeri Kuri atau bisa dikenal dengan Desa Jura. Ujung dari desa ini adalah hutan yang luas dan sebagai batas dari Kerajaan Maqdis. Kemudian mereka melewati hutan itu untuk sampai ke Desa Cermai.Enes dan Shazin harus mencapai Desa Cermai sebelum tiga hari perjalanan. Berkat bantuan qilin yang mereka tunggangi hal itu bisa dicapai. Setiba mereka di hutan desa itu, mereka beristirahat agak sebentar. Dan harus memulihkan tenaganya. Nampaklah aliran sungai kecil berbatu membelah hutan tepat di tangahnya. Enes tidak dapat meli
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Chapter 37. Gunung Cimuri

Hari masih subuh, tapi Enes sudah bangun dan menunggu. Dia membawa semua keperluan untuk memasuki Hutan Pinus. Pakaiannya masih sama dengan yang dikenakan kemarin. Pedangnya diselipkan di antara ikat pinggang. Tak lama kemudian, Shazin pun keluar dari kamarnya dengan semua perlengkapannya."Apa dari tadi kamu menungguku?" Tanya Shazin yang keluar dari kamarnya."Tidak," jawabnya singkat."Kalau begitu, mari kita pergi." Kata Shazin.Mereka pun keluar dari rumah yang disediakan goblin, dan melanjutkan perjalanannya. Sementara itu, para goblin tetap menundukkan kepalanya hingga mereka berdua tidak kelihatan.*Setelah lewat tengah hari, mereka berdua akhirnya sampai di Hutan Pinus. Hutan itu tumbuh subur. Dan di tengah hutan itu, terlihatlah sebuah gunung yang menjulang. Enes menyadari bahwa hutan ini tidak biasa. Ia merasakan banyak energi negatif yang keluar dari hutan.Ada banyak celah jalan yang luas dari hutan, dan banyak jalan yang bisa ditempuh di hutan ini, tapi tidak semuanya a
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Chapter 38. Kunci Semua Cahaya

Enes dan Shazin memacu tunggangannya. Selepas dari misi, mereka menyempatkan kembali ke hutan kesaksian dan mengembalikan hewan suci milik Elves. Kemudian berjalan kaki untuk pergi ke akademi, dan mereka membawa anak kecil yang bernama Ryu bersama mereka."Bagaimana kabarmu di desaku?" Tanya Shazin sambil berjalan bersama Enes."Kabarku baik, dan mereka semua juga baik kepadaku." Jawab Ryu."Bagaimana ceritanya, kamu bisa bersama dengan kelompok pemburu itu?" Sela Enes. Ryu pun hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Enes."Kalau kamu tidak ingin memberitahu kami, tidak apa-apa." Kata Enes sambil menggaruk kepalanya."Anu.. Kami sebelumnya adalah seorang petani di sebuah desa kecil yang bernama Mildar berada di kerajaan Goris. Kami hidup bahagia walaupun memakan apa adanya. Tetapi, ketika perang terjadi antara kerajaan Goris dan Arakat, keluarga kami di bunuh oleh tentara Arakat dan menjadikanku sebagai rampasan dari peperangan. Adapun pemburu kemarin yang tuan bunuh itu, adalah par
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Chapter 39. Raja Dari Segala Naga

Malam kelam yang pecahnya getaran hebat dari Hutan Kesaksian membuat Desa Kutau dan Kota Panja dilanda kepanikan. Begitu juga dengan Akademi Bintang. Para murid yang berada di asramanya, terbang berhamburan ke tengah halaman. Karena getaran itu, adalah getaran terkuat yang selama ini mereka ketahui. Tetapi, Enes dan Shazin tidak mengetahui getaran yang terjadi di malam ini. Karena mereka tertidur begitu lelap disebabkan letih dan lelah yang membebani tubuh mereka. Di atas langit luas yang di temani bintang gemintang berkelipan, dan bulan yang menyinari malam. Nampaklah sosok seekor hewan putih bersayap, terbang dengan kecepatan tinggi melintasi cakrawala malam. Terbang dengan gagahnya, kedua sayapnya mempunyai 7 warna yang indah. Kulitnya dipenuhi sisik yang kuat, dan ekornya yang panjang laksana gergaji besar. Ia terbang mengarah ke timur dari kerajaan Maqdis. Di tempat lain yaitunya Hutan Kematian, terlihat juga seekor hewan besar bersayap. Mempunyai warna hitam pekat yang gelap
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Chapter 40. Kembalinya Harimau Petir

Setelah semua persiapan selesai, Rukam dan semua instruktur berkumpul dalam ruang perawatan. Enes, Shazin dan semua teman yang lain, ikut serta dalam penyembuhan ini. Racikan dari Bunga Inti Naga dituangkan ke dalam wadah besar yang telah diisi dengan air. Dan sebuah botol kecil yang terdapat saripati dari bunga itupun diminumkan ke Azzumar. Setelah itu mereka merendam Azzumar ke dalam wadah obat itu. Dalam keadaan tubuh yang tidak sadarkan diri yang direndam di wadah obat, Rukam mengalirkan mananya ke dalam tubuh Azzumar. "Ayo alirkan semua mana dan aura kalian ke dalam tubuhnya, mana dan aura kalian akan dinetralkan oleh cairan ini dan jangan takut, tidak akan terjadi apa-apa kepadanya." Perintah Profesor Rukam kepada semua instruktur dan murid yang berada dalam ruang perawatan itu. Mereka pun mengalirkan mana dan auranya ke dalam tubuh Azzumar. Sehingga semua mana dan aura yang berada di sekitarnya meledak kembali, kemudian menyatu dalam tubuhnya dan dinetralkan oleh kalung yan
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status