/ Fantasi / Kaisar Badai Petir Zera / 챕터 11 - 챕터 20

Kaisar Badai Petir Zera의 모든 챕터: 챕터 11 - 챕터 20

45 챕터

Chapter 11. Teratai Petir Bintang Lembayung

Dini hari. Udara terasa dingin seumpama es yang datang. Bulan masih nampak terang. Bagaikan lingkaran cincin menemani kedinginan dini hari. Gumpalan awan pun beriring dihembuskan angin.Zera terjaga dari tidurnya di sebuah kamar yang ia sewa selama 6 hari ini. Setelah mencuci muka, ia berjalan keluar penginapan dengan pedang yang terselip di pinggangnya untuk menghirup udara segar di pagi dini hari. Kemudian melangkah ke hutan yang pernah ia tempuh untuk melatih kemampuan pedangnya.Wajar jika Zera ingin berlatih karena semenjak ia menembus mana aura bintang 7 dan mendapatkan pedang baru, belum sekali pun ia meregangkan tubuhnya. Sehingga seluruh tubuhnya merasa kaku. Hal itu disebabkan karena Zera dan Isaac pergi mencari beberapa herba yang akan ia gunakan untuk membuat pil.Zera mulai melatih staminanya dengan berlari menggunakan Langkah Angin. Sebuah langkah cepat yang bergerak secepat angin. Langkah ini ia pelajari dari buku yang pernah diberikan oleh bibinya (Azzura). Karena bibi
last update최신 업데이트 : 2024-11-06
더 보기

Chapter 12. Jiwa 5 Elemen

Dalam pertarungan itu, empat raja Spirit dan empat hewan suci datang menahan serangan Zera supaya tidak membabat semua hutan dan penghuninya. "Wahai Sang Kaisar Agung semua galaksi, tahanlah amarahmu dan berilah belas kasihmu terhadap semua penghuni hutan ini!" Suara mereka bergema ke seluruh hutan dan memohon pengampunan kepada Zera. Karena mereka melihat bayangan Kaisar Agung yang berada di atas Naga Bintang tunggangannya. Tubuh Zera pun berdiri melayang terbang dengan gagahnya dan memancarkan mana aura yang sangat kuat, sehingga semua penghuni hutan tunduk kepadanya. "Hei empat spirit alam, dan kau empat hewan! Beri pemahaman kepada makhluk telinga panjang yang sombong itu. Jangan sekali-kali mengusik ketenanganku. Aku bersikap lunak, bukan berarti aku takut. Jika tidak, akan kumusnahkan semua rasnya sehingga tidak akan pernah ada lagi di bintang ini." "Baik, Kaisar Agung. Akan kami ingat nasihatmu." Kata mereka. "Hei Vatsal! Apa kamu mau terus bersembunyi? Atau mau kucabut se
last update최신 업데이트 : 2024-11-08
더 보기

Chapter 13. Pohon Dunia

Kokok ayam bersahutan membangunkan Zera. Dia beringsut turun dari dipannya dan membuka jendela kamar. Mentari belum terbit, langit pun masih terlihat gelap. Namun, temaram cahaya dari lampu minyak membantunya melihat pemandangan desa Elves. Sudah tiga hari sejak Zera tiba di desa ini. Isaac, Tifany dan Bruq pun juga datang ke desa ini karena merasakan energi yang sangat kuat. Namun, setelah mereka tahu bahwa energi itu milik Zera, barulah mereka agak tenang. Zera pun tersenyum sendiri ketika melihat ada orang yang khawatir tentang dirinya. Setelah tubuhnya merasa lebih baik dari hari sebelumnya, Zera pun turun dari rumah yang berada di atas pohon tempatnya tinggal yang disediakan oleh para Elves untuk kembali melatih tubuhnya. Setelah melatih tubuh dan menjernihkan pikiran, Zera kembali ke tempatnya tinggal. Didapatkannya Isaac, Tifany dan Bruq sudah menantinya untuk sarapan. "Maaf, apa sudah dari tadi kalian menungguku?" Tanya Zera kepada mereka setelah memasuki rumah itu. "Ta
last update최신 업데이트 : 2024-11-09
더 보기

Chapter 14. Penguasa Malam Vier-Elv Melian

Zera dan rekannya yang dipandu Kepala Desa telah tiba di dekat Pohon Dunia. Para Elves pun menyusul mereka dari belakang untuk melihat hal yang sama. Diamatilah pohon itu oleh Zera. Dan memang betul apa yang telah dikatakan oleh Tetua Elves, bahwa salah satu dari akar Pohon Dunia memang menjadi hitam pekat namun tidak rapuh. Hitamnya bagaikan gelap malam yang diganduli awan hitam tebal yang akan menuruni hujan. Namun, Zera, Isaac, Tifany dan Bruq tidak merasakan sama sekali energi terkontaminasi yang disebutkan oleh Tetua Elves. Tadi Zera hanya merasakan energi yang berbeda dari para Elves. Kemudian Zera secara spontan memegang akar yang berwarna hitam gelap itu. Dialirinya akar itu dengan mana auranya dan berusaha mengangkat akar itu keluar. Sebelum akar itu keluar, Zera hampir menghabiskan semua energinya. Melihat hal demikian, Bruq, Isaac dan Tifany juga mengaliri mana dan aura mereka ke tubuh Zera untuk membantu Zera memulihkan energi yang hampir habis itu. Tetua Elves juga
last update최신 업데이트 : 2024-11-11
더 보기

Chapter 15. Siap Siaga

Babel Loza mendesah, ia sangat sadar bahwa peperangan akan terjadi dalam 1 minggu. Ia sangat khawatir tentang rakyatnya. Karena peperangan akan banyak merenggut nyawa. Surat jawaban yang ia berikan kepada utusan negara luar, sekarang menjadi beban baginya. Karena, selain dari urusan luar, masalah dari dalam pun juga tumbuh. Dia sekarang tidak mau ambil pusing tentang urusan dari dalam. Yang tampak baginya adalah bagaimana cara untuk mencegah korban yang banyak antara kedua belah pihak. Sebab yang akan Babel Loza lawan adalah negara yang berisi manusia yang sama dengannya. Jika ia berperang untuk melawan monster, maka ia akan mati-matian untuk ikut serta dan membakar semangat pasukannya. Tetapi sekarang ia akan melawan musuh dari jenis ras yang sama. Jika tidak melawan musuh itu, ia dan rakyatnya akan disuruh tunduk oleh ras sama dengannya kepada Raja Kegelapan. Bagaikan memakan buah Simalakama. Dalam pikiran berat itu terdengarlah orang mengetok pintu ruang kerjanya. Tok Tok Tok.
last update최신 업데이트 : 2024-11-14
더 보기

Chapter 17. Sembilan Jenderal

Satu hari sebelum perang terjadi. Namun, sudah bergemuruh hebat. Para penduduk sudah dievakuasi ke Kuil Tomouka agar mereka tidak terlibat. Para wanita dan anak-anak serta orang yang sudah tua renta diungsikan. Sebab, hal itu sudah menjadi kode etik dalam peperangan. Kerajaan Maqdis sudah siap dalam perang ini. Baik secara fisik ataupun mental. Tak ada lagi yang harus dikhawatirkan. Setelah menyusun strategi yang begitu matang, pasukan kerajaan mengadakan upacara pelepasan yang dipimpin oleh Raja Babel Loza. Dalam pelepasan itu, raja membakar semangat prajurit untuk mencapai puncaknya. "Rakyatku yang tercinta! Di luar sana sudah berdiri tenda-tenda pasukan dari tiga kerajaan. Mereka siap akan melumpuhkan kita, sehingga kerajaan kita akan hilang dari daratan Benua Cengal. Mereka cukup yakin dengan kekuatannya. Padahal mereka berada di ras yang sama seperti kita. Mereka menyuruh kita untuk tunduk kepada kegelapan. Tetapi aku memberikan jawaban bahwa kita tidak akan tunduk seperti mer
last update최신 업데이트 : 2024-11-15
더 보기

Chapter 16. Langit dan Bumi

Setelah perjalanan panjang, Zera dan keempat rekannya akhirnya tiba di Kota Panja. Kota sebelah Timur dari Kerajaan Maqdis. Mereka pun berhenti di alun-alun kota, tepat di sebelah air mancur. Pada saat itu menjelang tengah hari, matahari terasa panas dan bersinar dari sela-sela awan yang tebal. Kemudian mereka berjalan melewati keramaian di alun-alun, lalu menyusuri deretan bangunan dan berhenti di sebuah bar yang terpampang papan nama Tujuh Bintang Merdeka. Zera pun membaca papan nama itu sedangkan rekan-rekannya telah masuk duluan sambil memilih meja yang akan ditempati. Setelah mendapat meja, mereka pun duduk. Tidak lama, pelayan bar itu datang menghampiri mereka dan bertanya, "Mau pesan minuman?" "Ya, bawakan kami minuman dan makanan khas kota ini untuk porsi 5 orang," kata Isaac. "Baiklah." Jawab pelayan itu. Dan ketika pelayan itu mau pergi, Bruq berkata. "Tunggu sebentar." Sapa Bruq. "Ada apa?" Kata pelayan itu. "Bawakan juga arak dan daging," kata Bruq. "Baik," kata s
last update최신 업데이트 : 2024-11-15
더 보기

Chapter 18. Kemenangan

Perang mulai berkecamuk setelah perang tanding. Pasukan Kerajaan Maqdis membagi empat kelompok. Adapun Tower Kehidupan yang dipimpin oleh Tempest berada di garis depan, dan bertarung bersama dengan Jenderal Kuo. Merupakan kelompok pertama yang membawa pasukan sebanyak 1500 orang. Mereka berdua beserta pasukannya mengahadapi pasukan dari Arakat dan langsung bertemu dengan dua jenderalnya. Pertempuran sengit pun terjadi, ketika sedaging peperangan sedang terjadi, Jenderal Kuo bertemu dengan Jenderal Kur Niaji. Mereka berdua merupakan ahli pedang tingkat master. "Bagaimana kabarmu, Kuo? Apa kamu masih tertambat pada aura bintang 8?" Sapa Kur Niaji dengan nada merendahkan. "Kur Niaji, kamu tak beda dengan dulu. Seperti anjing yang selalu menggonggong bila bertemu dengan orang." Kuo membalas katanya. "Bagaimana kalau kita selesaikan urusan yang telah lama terbengkalai?" Imbuhnya sambil mengarahkan pedang kepada Kur Niaji. "Aku juga ingin menyelesaikan urusan kita yang telah tertunda. H
last update최신 업데이트 : 2024-11-17
더 보기

Chapter 19. Keputusan

Seminggu sudah peperangan terjadi. Keadaan mulai membaik dan rakyat telah memulai aktivitasnya seperti sedia kala. Kerajaan Maqdis telah bertambah besar kejayaannya karena perang ini. Adapun Kerajaan Arakat, Rael dan Goris, sekarang sudah kalah dan tunduk oleh Kerajaan Maqdis. Karena kerajaan kini sudah mulai meluas, maka direncanakan untuk menjadi kekaisaran yang sedang dibahas dalam ruang rapat kerajaan. Namun, hal ini ditentang oleh Tempest dan Azzura. "Yang Mulia, perang memang telah usai. Tetapi merebut wilayah kerajaan mereka, serta mengklaimnya menjadi milik kita, itu adalah sesuatu yang salah." Ucap Tempest, dengan nada yang rendah. "Ini kan termasuk kompensasi dari peperangan, karena mereka telah menyerang kita." Jawab salah seorang bangsawan yang menghadiri rapat itu. "Apakah kompensasi harus sampai sebegitunya, hingga kita harus merebut tanah milik mereka? Jika iya, maka kita tak ubahnya sebagai penjajah." Sela Azzura. "Kami menghargai kontribusimu dalam perang ini, Dew
last update최신 업데이트 : 2024-11-18
더 보기

Chapter 20. Alam Sage

Enes terbangun dalam kultivasinya, ia merasakan rencana yang telah disiapkan secara matang telah gagal lagi. "Cih... Sepertinya aku harus turun tangan sendiri untuk mengambil semuanya kembali, Lucifer." Kata Enes dengan suara yang berat. "Memang begitu sepertinya, Enes. Kita tidak akan bisa menguasainya jika kita hanya bersantai. Tapi, untuk sekarang ini, kamu fokus aja untuk menyerap semua esensi mana hitam Hydra dulu, agar menembus batasanmu. Biar aku memberikan bantuan dan memengaruhi mana yang berada pada setiap inti monster dan mana alam." Jawab Lucifer. "Baiklah. Aku serahkan kepadamu, Lucifer." Kata Enes. "Tenang saja. Ketika kamu sudah menyerap semuanya, akan kuberikan kejutan untukmu." Kata Lucifer. Setelah itu ia pun pergi menghilang diselimuti kabut hitam. Tidak berapa lama terdengarlah hiruk pikuk hewan yang sangat dahsyat di berbagai hutan. Hewan-hewan itu telah hilang kendali dan diselimuti mana hitam yang pekat. Mulai dari hewan yang kecil sampai kepada yang besar
last update최신 업데이트 : 2024-11-19
더 보기
이전
12345
DMCA.com Protection Status