"Gue tadi udah nelepon bibi kontrakan itu, ada satu rumah kecil di sisi halaman rumah kontrakannya Lisa. Udah lama nggak kepake, katanya. Cuma sepetak doang, sama toilet. Nggak ada yang mau tinggal di situ, katanya ventilasinya minim, atapnya juga rendah. Sumpek. Tapi nggak apa-apa, lah! Gue tidur ngemper di teras aja nggak apa-apa, demi Lisa."Melihat wajah tenang Arka, Rizwar justru kesal. Dia menarik ransel Arka agar melepaskannya. "Apa, sih?!" keluh Arka."Masih lebih mending ngemper di teras daripada di kamar itu. Lo ngerti, kan?"Arka bungkam, memahami rasa cemas temannya tersebut."Itu tempat bahaya buat Lo. Mikir pake otak nggak, sih?""Ya mikir pake otak, lah! Masa pake dengkul," ujar Arka, cuek."Gue serius!""Tenang aja! Ntar gue jebol atapnya biar udaranya banyak masuk. Santai, lah! Kayak bini gue aja lo!"Arka yang keras kepala. Berlari pergi untuk berupaya mengembalikan rumah tangganya agar kembali utuh.*Prak! Prak! Bunyi berisik itu terdengar sampai ke rumah Lisa. S
Last Updated : 2024-11-20 Read more