Pagi kembali menyapa. Papa Frans masuk ke kamar, melihat putranya masih menggulung diri di balik selimut. Beliau merasa kasihan untuk kegundahan putranya itu."Pasti semalam dia larut sekali tidurnya."Papa Frans duduk di tepi ranjang dan menyentuh bahu Arka. "Bangun, hei!"Arka membuka mata, menyadari sang ayah duduk di sisi kasurnya."Bangun, mandi, sarapan! Mulai berubah, Arka. Biar yang kemarin berlalu. Kamu harus lebih baik lagi untuk bisa membuat keluargamu utuh lagi."Arka terkejut. Benar. Dia segera duduk di kasur dan menyingkap selimut. "Iya. Aku harus ke rumah sakit itu lagi, Pa. Aku akan temui Lisa dan bicara sama dia."Papa Frans tersenyum, lantas keluar dari kamar. Hendak beranjak, ponsel Arka berdering. Panggilan dari Rizwar."Kenapa, Bro?" sambut Arka, segera."Gue kemarin nelepon Yuga, katanya dia mau ketemu Lo.""Kapan?""Terserah Lo aja. Tapi dia maunya ketemu di Raztan Hospital.""Ooh.""Ka, hari ini Lo harus terapi lagi. Lo harus sembuh. Karena IED lo itu, hubungan
Last Updated : 2024-11-19 Read more