All Chapters of Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku: Chapter 491 - Chapter 500

637 Chapters

Bab 491

"Maaf, maafkan aku .... Aku juga ingin mengingatnya, tapi aku, aku benar-benar tidak mengingatnya. Maaf ...."Aku menangis sembari menggelengkan kepala. Aku memeluk Zayn dengan erat. "Zayn, bertahanlah. Kamu akan baik-baik saja. Kamu pasti baik-baik saja."Detik berikutnya, Zayn perlahan-lahan memejamkan mata.Hatiku terguncang. Aku memanggil nama Zayn dengan cemas.Akan tetapi, tidak ada respons dari Zayn.Penglihatanku mulai menghitam.Aku menggigit bibirku dengan sekuat tenaga untuk tetap sadar.Aku langsung menarik ujung celana Arya dan berseru dengan sedih, "Arya, kumohon, panggil ambulans. Panggilkan ambulans untuk Zayn, oke? Kumohon, Arya ...."Arya berjongkok dan memegang bahuku. Senyumannya sangat sedih.Arya berujar, "Kamu memohonku untuk menyelamatkannya? Tahukah kamu apa dendam kami?"Aku menggelengkan kepala dengan bengong.Arya memalingkan wajah. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu berucap, "Ibu Zayn merebut ayahku."Hatiku terguncang. Aku tiba-tiba teringat akan omongan
Read more

Bab 492

Tatapan pria itu yang sedih dan penuh keluhan membuat hatiku perih.Aku ingin merabanya, tetapi ada sesuatu yang menghalangiku. Tidak peduli seberapa besar upayaku, jariku sama sekali tidak dapat menyentuh pria itu.Siapa pria itu?Mengapa pria itu menatapku dengan begitu sedih?Siapa pria itu? Siapa pria itu?Aku memegang kepalaku yang kesakitan dan berteriak.Tiba-tiba, sebuah nama melintas di benakku.Zayn!Aku ingat, pria itu adalah Zayn. Pria yang selalu merundungku, tetapi selalu datang untuk menyelamatkanku di saat aku berada dalam bahaya.Sosok pria itu sepertinya sedang mundur dan makin jauh dariku.Aku pun panik. Aku memanggilnya sambil berlari ke arahnya.Tidak peduli betapa cepat aku berlari, aku tidak bisa mengejarnya."Zayn, tunggu aku. Zayn ...."Aku terus berteriak, tetapi dia seolah-olah tidak mendengarku.Aku tidak berdaya melihat sosok pria itu menjauh dariku. Hatiku terasa sakit seperti dicabik-cabik."Zayn ...."Aku berteriak. Tiba-tiba, aku terpeleset hingga tersu
Read more

Bab 493

Arya menatapku dengan ekspresi kosong. Tatapan matanya hampa dan sedih.Arya berujar dengan cuek, "Apa kamu tahu kenapa aku begitu membenci Zayn dan Keluarga Hale?""Aku tahu, karena ibu Zayn merebut ayahmu, tapi itu kesalahan ibu Zayn. Tidak ada hubungannya dengan Zayn.""Arya, kumohon, beri tahu aku. Bagaimana kondisi Zayn sekarang?"Hatiku sangat perih dan penuh dengan ketakutan.Arya menyeringai. "Bukan hanya karena ibu Zayn merebut ayahku. Ayahku juga mati karena ayah Zayn."Aku membeku di tempat dan kehabisan kata-kata.Arya tersenyum dingin. "Pada saat itu, Ibu Zayn merebut ayahku. Ayah Zayn terus mencari masalah dengan kami, bahkan mengirim orang untuk menghajar ayahku.""Sejak itu, ayahku sakit parah dan meninggal tak lama setelahnya.""Aku dan adikku menjadi anak yatim piatu karena orang tua Zayn. Aku membenci Zayn. Aku ingin keluarga itu mati semua!"Arya menggertakkan gigi saat menuturkan kalimat terakhir. Tatapan matanya yang hampa penuh dengan kebencian.Sekujur tubuhku g
Read more

Bab 494

Kemudian Arya berkata dengan cuek, "Aku sudah panggilkan ambulans untuk Zayn dan Yosef. Mereka ada di rumah sakit ini sekarang."Hatiku terguncang. Aku menatap Arya dengan kaget. "Benarkah?"Arya tersenyum getir. "Tidak ada gunanya aku membohongimu."Aku menjilat bibirku. Aku bertanya dengan suara tegang, "Lalu ... di bangsal mana Zayn sekarang?""Mereka langsung dilarikan ke dalam IGD. Sepertinya masih dioperasi sekarang.""IGD?"Hatiku terguncang. Aku bertanya dengan suara kaget. "IGD mana?"Arya tidak merespons. Dia membawaku berjalan keluar.Di lantai dua, aku melihat anggota Keluarga Hale menunggu di depan ruang operasi dengan cemas.Arya berkata padaku, "Yang di dalam itu Yosef. Zayn di ruang seberang."Sebelum aku sempat berbicara, Arya tiba-tiba menunjuk ke depan.Tidak ada seorang pun di depan ruang operasi di seberang.Sedangkan di sisi Yosef, orang-orang dari Keluarga Hale menangis di sana. Anto juga tampak sedih dan lesu.Rasa ironis melanda hatiku.Sama-sama adalah putrany
Read more

Bab 495

Arya langsung mengepalkan tangan di sisi tubuhnya, seolah-olah akan meninju Anto pada detik berikutnya.Hatiku panik. Aku buru-buru memegang lengan Arya.Arya melirikku. Kedinginan dalam matanya berkurang sedikit.Arya tersenyum padaku dalam diam. Terbersit kegetiran di ekspresinya.Aku memegang lengan Arya dengan erat, tetapi tidak tahu bagaimana cara menghiburnya.Rani bergegas memegang tangan Anto dan berteriak dengan marah sambil menunjuk kami, "Mereka ... mereka tidak hanya melukai Yosef, mereka juga ingin Yosef dipenjara. Cepat beri mereka pelajaran."Mendengar itu, Anto menoleh pada aku dan Arya dengan sikap dingin.Anto jelas termangu ketika melihat Arya. Lalu, dia mengernyit.Arya menyeringai sinis. "Beri pelajaran? Bagaimana Tuan Anto ingin memberi pelajaran pada kami? Beradu dengan kami secara terang-terangan atau menggunakan taktik curang seperti bertahun-tahun lalu?"Ekspresi Anto berubah seketika. "Apa maksudmu?"Arya mencibir. "Tuan Anto harusnya tahu apa maksudku."Anto
Read more

Bab 496

Suara Rani yang melengking makin memekakkan telinga.Dari tadi, Arya menatap mereka sambil menyeringai.Aku tidak tahan lagi. Aku membawa Arya berjalan ke ruang operasi Zayn.Rani terus mencecar kami, tetapi dihentikan oleh Anto.Aku duduk di luar ruang operasi bersama Arya.Arya menundukkan kepala. Keagresifannya sudah berkurang, tetapi sekujur tubuhnya diselubungi kesedihan.Aku tahu Arya teringat akan masa kecilnya dan orang tuanya.Aku merapatkan bibir, tidak tahu bagaimana cara menghibur Arya. Aku berujar, "Aku tahu, dendam sebesar itu tidak bisa dilupakan dengan mudah. Aku juga tidak berhak membujukmu untuk melupakannya.""Hanya saja, ini rumah sakit, ada banyak orang. Kamu juga adalah tokoh publik.""Kalau kamu berkelahi dengan Anto di sini, dampaknya buruk bagimu.""Ya," sahut Arya.Aku melirik Arya sekilas dan diam. Aku terbengong menatap pintu ruang operasi yang tertutup rapat.Tidak tahu bagaimana kondisi Zayn saat ini.Hatiku sakit setiap kali memikirkan Zayn berlumuran dar
Read more

Bab 497

Mereka adalah Henry dan Cindy.Cindy berlari kemari dan terengah-engah.Cindy melirik Arya sekilas. Lalu, dia berdiri di depanku dan mencelaku, "Apa yang terjadi sebenarnya? Kak Zayn masih baik-baik saja kemarin, kenapa jadi begini hari ini? Apa lagi yang kamu lakukan padanya?"Aku menundukkan tatapan dan diam saja.Cindy tiba-tiba menangis. Ekspresinya panik dan cemas. "Ayo jawab. Apa yang terjadi dengan Kak Zayn? Pagi ini, Kak Zayn pergi dari rumahku untuk menyelamatkanmu. Kenapa kamu baik-baik saja, tapi Kak Zayn dioperasi? Ayo katakan!"Aku perlahan menatap Cindy dan berujar dengan cuek, "Tidak ada yang perlu kukatakan padamu.""Kamu ...." Cindy tampak seperti akan pingsan.Arya bergegas memegangi Cindy. Dia berkata dengan suara rendah, "Zayn ditikam 3 kali oleh Yosef dan sedang dioperasi sekarang. Kami juga tidak tahu bagaimana keadaan di dalam.""Yosef berengsek! Di mana dia? Aku pergi tuntut dia," tukas Henry sambil memukul kursi.Arya melirik Henry sekilas. Dia berujar, "Yosef
Read more

Bab 498

Tak lama kemudian, Zayn dibawa ke bangsal. Cindy dan Henry mengikutinya.Arya menatapku. "Kamu tidak ikut?"Aku menggelengkan kepala. "Yang penting dia selamat."Lalu, aku berdiri dan berjalan ke arah lift.Baru berjalan dua langkah, penglihatanku menghitam dan aku pingsan.Saat kehilangan kesadaran, aku mendengar Arya memanggil namaku dengan cemas.Tidak tahu berapa lama aku pingsan. Saat aku siuman, hari sudah malam.Di sekitar sunyi senyap sehingga suara napas yang ada di dalam kamar sangat jelas.Aku menolehkan kepala. Arya sedang duduk di samping jendela dan menatapku.Melihat aku sudah siuman, Arya menaruh majalah di tangannya dan berjalan kemari."Apa kamu sudah merasa lebih baik?" tanya Arya.Aku mengangguk, tidak bersuara.Arya bertanya lagi, "Mau makan apa? Aku belikan."Aku awalnya ingin menolak, tetapi teringat akan janin dalam kandunganku, aku berubah pikiran. "Terserah kamu.""Oke."Arya menatap lurus padaku, lalu berjalan keluar.Aku duduk di kasur dan menoleh ke luar je
Read more

Bab 499

Hatiku tersentak kaget. Aku tiba-tiba sadar bahwa Arya bukan orang yang sederhana.Arya duduk di kursinya dan memainkan kotak rokok dengan jengkel.Menurutku, sebagian penyebab Arya merasa jengkel adalah karena Yosef. Hanya saja, Arya tidak ingin mengakui hal tersebut.Usai makan bubur, aku berujar pada Arya, "Kamu bisa keluar kalau mau merokok, tidak perlu menjagaku sepanjang waktu. Aku akan tidur habis makan. Kamu bisa pulang dan istirahat."Kemudian, Arya beranjak dari kursi dan berjalan keluar.Sudut mulutku berkedut. Mengapa aku merasa Arya sepertinya sudah tidak sabar ingin pergi dan hanya menunggu omonganku ini.Arya tiba-tiba berhenti di ambang pintu dan menanyaiku dengan heran, "Aneh sekali, kenapa kamu tidak tanyakan kondisi Zayn saat ini padaku?"Hatiku sakit ketika mengungkit tentang Zayn.Aku merapatkan bibir, lalu menjawab, "Yang penting Zayn sudah selamat."Arya menyeringai. "Kebetulan, Zayn juga tidak bertanya tentangmu.""Benarkah?" Aku tersenyum dengan kaku. "Cindy me
Read more

Bab 500

Suara Zayn sangat serak dan lemas, juga ada sedikit keluhan.Aku membuka mulut dan ingin memberi penjelasan, tetapi aku tidak tahu harus berkata apa.Pada akhirnya, aku berkata, "Lepaskan aku."Sebaliknya, Zayn memegang pergelangan tanganku dengan lebih erat.Sebenarnya, inilah rasa suka dan kepedulian, 'kan?Jika dipikirkan kembali, Zayn selalu membatasi kebebasanku dengan galak dan marah tanpa alasan.Jika dipikirkan dengan sudut pandang lain, itu bukan rasa benci, melainkan peduli dan rasa suka.Berpikir demikian, hatiku luluh.Aku menggenggam tangan Zayn seraya membungkuk dan mengecup bibirnya.Mata Zayn membelalak. Dia menatapku dengan cengang.Aku tersenyum padanya. "Lepaskan aku dulu. Aku pergi buka lampu, gelap sekali."Meski begitu, Zayn tetap tidak melepaskan tanganku.Aku tersenyum tak berdaya. Aku hanya bisa melepaskan tangan Zayn dari tanganku.Ketika aku akhirnya berhasil, tatapan mata Zayn melekat padaku sepanjang waktu.Aku pergi membuka lampu. Lalu, aku membungkuk dan
Read more
PREV
1
...
4849505152
...
64
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status