Zayn mencibir padaku, "Ngapain ingat? Bukankah lebih baik melupakannya?"Aku mengerutkan bibirku.Dia bersandar ke belakang dan berkata, "Pokoknya aku tidak mau memberitahumu lebih banyak tentang apa yang terjadi saat itu. Kalau penasaran, pikirkan sendiri dan mungkin kamu akan ingat."Aku mendengus, "Lupakan saja kalau kamu tidak mau memberitahuku."Tidak, nanti aku akan menelepon kakakku dan menanyakan apakah dia tahu. Lagi pula, aku sudah bersama kakak sejak kecil.Kalau aku berteman mereka di suatu tempat, kakakku pasti tahu.Saat aku sedang memikirkannya, Zayn tiba-tiba meraih pergelangan tanganku.Sepasang mata gelapnya menatap lurus ke arahku.Jantungku tanpa sadar berdegup kencang.Aku mendengarnya berkata dengan suara rendah, "Mau ingat kenangan itu atau tidak, kamu bilang kamu menyukaiku dan cuma aku seorang.""Jadi, kalau kamu berani berbohong padaku, aku pasti akan ...."Dia tidak melanjutkan ucapannya, tetapi cengkeraman di pergelangan tanganku terus menegang dan pergelang
Magbasa pa