Di tengah kelinglungan, terdengar suara Zayn yang rendah dari samping."Benar, aku tidak bisa melindunginya. Jadi, aku menyerahkannya padamu sekarang.""Bawa dia pergi, bawa ke perkotaan dengan selamat. Jangan hiraukan aku."Mendengar itu, hatiku menjadi panik.Aku buru-buru menggelengkan kepala. "Tidak, aku tidak mau. Zayn, aku mau bersamamu."Hatiku sakit sekali ketika melihat Zayn begitu lemas.Aku menoleh pada Arya dengan mata berkaca-kaca. Aku ingin memohonnya untuk menyelamatkan Zayn.Akan tetapi, Arya sengaja memalingkan tatapan dariku.Arya menundukkan tatapan saat menghampiriku dalam diam. Wajahnya dingin.Aku menatap Arya dengan bengong, tidak bisa berkata-kata.Arya berdiri di depanku dan tersenyum padaku. "Audrey, kamu benar-benar sudah tidak ingat tentang aku?""Tidak ingat, tidak ingat. Aku tidak ingat apa-apa tentang masa kecil."Aku menangis seraya berkata, "Arya, kalau kita berteman dekat di masa kecil, kumohon, selamatkan Zayn. Oke?""Arya, tolong selamatkan Zayn. Sel
Read more