All Chapters of Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam: Chapter 11 - Chapter 20

108 Chapters

Bab 11

Tak lama kemudian, mobil Eleanor tiba di depan Kediaman Adrian. Dia segera turun dan menarik napas dalam-dalam. Biarpun tahu apa yang akan dihadapinya, dia tetap melangkah masuk.Pembantu yang membuka pintu tertegun kaget dan bergumam, "Nyo ... Nyonya?"Pembantu ini adalah pegawai lama Keluarga Adrian. Dia sudah bekerja saat Eleanor masih menjadi Nyonya Adrian. Jadi, dia tentu mengenal wanita itu."Nyo ... Nyonya masih hidup?" tanya pembantu itu. Mengapa Eleanor bisa hidup kembali?Eleanor berucap dengan nada dingin, "Aku dan Jeremy sudah bercerai, jadi kamu nggak perlu memanggilku nyonya lagi. Mana Jeremy?""Tuan baru saja pulang. Sekarang Tuan sedang di ruang kerja," sahut si pembantu.Eleanor langsung melangkah masuk, membuat pembantu itu terkejut."Nyo ... Nona Eleanor  ...." Pembantu itu hendak mengatakan sesuatu, tetapi ketika merasakan aura mengintimidasi Eleanor, dia terpaksa menelan kembali kata-katanya.Eleanor sangat familier dengan setiap sudut rumah ini. Dia menaiki tangga
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 12

Keduanya saling bertatapan dengan marah. Tepat ketika Jeremy selesai bicara, ponsel Eleanor tiba-tiba berdering.Eleanor mengatupkan bibir dan mengambil ponselnya. Kemudian, dia menatap Jeremy dengan alis berkerut dan beringsut ke samping untuk menjawab telepon.Suara manis Harry terdengar dari seberang telepon, "Maaf, Ma. Jam tanganku nggak ada baterai tadi. Sekarang aku baru cas di kamar. Kenapa, Ma?""Harry, kamu di mana sekarang?" tanya Eleanor dengan cemas."Di rumah Paman Charlie. Harry anak pintar, tentu saja nggak ke mana-mana," sahut Harry."Cepat jelaskan pada mamamu, jangan sampai dia mengira aku menjualmu," timpal Charlie dengan iseng dari seberang telepon.Eleanor mendongak dan menatap Jeremy dengan raut terkejut. Kemudian, dia memalingkan pandangan dan bertanya dengan suara rendah, "Harry, kamu masih di Leroria?"Harry tidak mengerti mengapa ibunya bertanya begitu. Dia anak yang patuh, mana mungkin dia pergi tanpa izin dan menambah masalah ibunya?"Iya, Ma. Harry masih di
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 13

Yoana baru tiba di depan ruang kerja dengan membawa sepiring buah ketika percakapan Jeremy dan Andy terdengar di telinganya. Tes DNA? Yoana meremas piring di tangannya.Jeremy ingin melakukan tes DNA dengan Daniel? Apa dia menyadari sesuatu? Apa dia mendengar omongan seseorang yang mendorongnya untuk melakukan tes DNA?Yoana menahan seorang pembantu yang kebetulan lewat dan bertanya dengan cemas, "Apa ada yang datang barusan?""Iya, Nona Eleanor baru saja pergi," sahut pembantu itu.Yoana menggertakkan giginya. Sudah diduga, ternyata wanita jalang itu! Begitu kembali dari luar negeri, Eleanor langsung menuju Kediaman Adrian. Apakah dia belum menyerah dan masih ingin merayu Jeremy?Yoana memaki kesal! Sesuai dugaan, Eleanor masih saja berulah. Dia menggertakkan gigi, lalu menyerahkan piring buah pada pembantu tadi dan mengejar Eleanor.Pada saat yang sama, di ruang kerja.Setelah memberi perintah pada Andy, Jeremy mengambil ponsel dan menelepon seseorang."Kak Jeremy, tumben banget tele
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 14

Eleanor memeriksa arlojinya. Hari memang sudah larut. Dia berkata, "Maaf sudah membuatmu tunggu lama. Ayo makan, aku yang traktir.""Karena kamu yang bilang sendiri, aku nggak akan sungkan. Pas banget, aku sudah pesan meja di Le Imperial. Ayo pergi," sahut Vivi.....Yoana mengetuk pintu ruang kerja, lalu mendorongnya dan masuk. Dia melangkah anggun menghampiri Jeremy dan memanggil pria itu dengan ekspresi lembut."Ya," sahut Jeremy pendek. Saat ini kepalanya sangat sakit. Begitu mencium parfum Yoana, dia sontak mengernyit.Yoana mencondongkan tubuhnya mendekati Jeremy dan berkata, "Remy, aku mau pergi makan di Le Imperial sama Tiara. Apa kamu bisa jemput aku nanti?"Jeremy melirik arlojinya, tetapi dia tetap menyanggupi, "Oke."Yoana tersenyum kian lebar, binar licik melintas sekilas di matanya. "Terima kasih, Remy," ucapnya.....Le Imperial adalah restoran top di ibu kota yang terkenal dengan masakan tradisionalnya. Dekorasi interiornya juga klasik dan elegan. Banyak orang dari kala
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 15

Eleanor bahkan sama sekali tidak melirik undangan itu. Tujuan Yoana hanyalah ingin pamer.Vivi mengamati undangan itu sambil tersenyum. Dia berkata, "Wah! Undangan pertunangan saja sebagus ini."Yoana tersenyum bangga. Namun, Vivi kembali melanjutkan dengan alis terangkat, "Sayang banget kalau undangan sebagus ini dibuang ke tong sampah."Kemudian, Vivi langsung melempar undangan itu ke tong sampah. Setelah itu, dia juga menyeka tangannya dengan tisu basah.Eleanor mengangkat alisnya dan tersenyum. Di sisi lain, Yoana mengernyit dalam dan matanya tiba-tiba berkilat dingin.Tiara mengambil undangan itu dari tong sampah, lalu membantingnya ke depan Eleanor sambil membentak, "Apa maksud kalian? Kak Yoana sudah berbaik hati mengundang kalian, tapi kalian malah nggak tahu terima kasih.""Eleanor, kamu cium sesuatu nggak?" tanya Vivi."Cium apa?" tanya Eleanor."Bau banget," ucap Vivi dengan nada sinis sambil mengipasi udara dengan tangannya."Vivi!" geram Tiara sambil menggertakkan gigi."A
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 16

Pelayan restoran menatap Eleanor dan Vivi dengan bimbang. Para tamu di sini biasanya adalah orang-orang kaya dan berpengaruh. Belum pernah ada kejadian orang yang kabur tanpa membayar.Mereka mengamati pakaian Eleanor dan Vivi, lalu beralih menatap Yoana dan Tiara. Yoana adalah pelanggan tetap di sini, para pelayan juga mengenalinya.Namun, ini pertama kalinya Eleanor makan di sini. Ditambah dengan pakaiannya yang yang sederhana, para pelayan secara naluriah memihak Yoana dan Tiara."Nona, tolong bayar tagihannya dulu. Kami nggak menerima utang di sini," ucap salah seorang pelayan, seolah-olah sudah yakin bahwa Eleanor dan Vivi tidak akan sanggup membayar.Vivi hendak memaki dengan marah. Namun, Eleanor menghentikannya.Tiara mencibir, "Kalian punya uang, 'kan? Ayo cepat bayar. Eleanor, mengingat kamu adalah kakakku, aku akan membantumu bayar. Nggak baik menghabiskan seluruh uangmu hanya untuk satu kali makan."Tepat setelah kata-kata itu terlontar, seorang pria berpakaian rapi buru-bu
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 17

Semua orang menoleh ke sumber suara. Entah sejak kapan, Jeremy telah berdiri di sana dengan setelan formalnya. Raut wajah tampannya terlihat sangat muram."Remy," panggil Yoana dengan suara lembut.Jeremy mendekat dengan tatapan dingin tertuju pada Eleanor. Matanya berkilat sinis dan penuh kebencian. Eleanor hanya menyeringai sinis sebagai tanggapan."Remy, sakit banget ...," ucap Yoana.Jeremy segera membungkuk dan membantu Yoana berdiri. Dia bertanya dengan perhatian, "Kamu nggak apa-apa, 'kan?"Yoana menggigit bibirnya dan menggeleng dengan ekspresi pilu. Air matanya mulai menetes.Jeremy melirik Tiara yang berusaha bangun sendiri, lalu bertanya dengan nada dingin, "Apa yang terjadi?"Tiara menunjuk Eleanor dan Vivi, menuduh dengan suara lantang, "Mereka yang duluan ....""Tolol, ada kamera CCTV," sela Vivi sambil memutar bola matanya. Siapa yang terlebih dahulu memulai pertengkaran terekam jelas di kamera.Tiara menggigit bibirnya, lalu melanjutkan, "Mereka yang duluan menindas Kak
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 18

Eleanor menarik napas dalam-dalam dan berusaha sekeras mungkin untuk mengendalikan emosinya.Yoana yang masih bersandar di pelukan Jeremy memasang ekspresi puas. Dia berucap dengan suara lembut, "Sudahlah, Remy. Biarkan Eleanor pergi."Tiara segera berkata, "Kak Yoana terlalu baik. Dia sudah menghina dan menyakitimu, tapi kamu masih memaafkannya. Tapi, Eleanor sama sekali nggak akan menghargainya. Pak Jeremy, kakakku sudah kejam sejak kecil. Kalau kamu nggak memberinya pelajaran, dia akan mengganggu Kak Yoana lagi lain kali."Jeremy menghampiri Eleanor dengan sorot mata kelam. Merasakan aura familier itu, Eleanor sontak berbalik dan melihat sosok tinggi Jeremy telah berdiri di belakangnya.Eleanor terkejut saat Jeremy tiba-tiba mencengkeram tangannya. Segera setelahnya, tangannya ditekan dengan kuat ke meja.Eleanor berusaha melepaskan diri, tetapi cengkeraman Jeremy begitu kuat. Rasa sakit seolah-olah pergelangan tangannya hendak dirembukkan itu membuat Eleanor mengernyit."Kamu mau m
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 19

Tanpa memedulikan tatapan muram Jeremy dan teriakan Yoana yang memekakkan telinga, keduanya berlalu dari situ.Vivi buru-buru menyusul Eleanor dan meraih lengannya dengan cemas. Dia kira Eleanor pasti sedang menangis.Vivi mengenal Eleanor dengan sangat baik. Meski terlihat tangguh dan keras kepala di depan Jeremy, sebenarnya hati temannya terluka dalam. Di balik ketangguhan yang ditunjukkannya, hati Eleanor sebenarnya sangat rapuh dan sensitif.Namun, Vivi terkejut saat mendapati Eleanor sama sekali tidak menangis. Bukan hanya itu, raut wajahnya juga terlihat sangat tenang. Seolah-olah tidak ada yang terjadi barusan."Eleanor, kita ke rumah sakit dulu," ucap Vivi sambil memegang tangan temannya dengan hati-hati.Eleanor tidak menolak. Tangannya memang perlu diobati.Melihat Vivi begitu mencemaskannya, ekspresi dingin Eleanor sedikit melunak. Dia menghiburnya, "Tenang saja, lukanya nggak dalam. Aku mengontrol kekuatanku tadi."Yang terluka adalah tangan kirinya. Eleanor tidak mungkin r
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 20

Vivi bertanya, "Kenapa? Atas dasar apa?"Eleanor juga tidak tahu jawabannya. Namun, dulu dia yang menyetujuinya. Sejak itu, Eleanor tidak pernah menyinggung masalah tersebut lagi.Sekarang, hubungan Eleanor dengan Jeremy sudah berubah. Membahas hal ini lagi rasanya tidak ada gunanya.Eleanor menganggap ginjal yang didonorkannya sebagai harga yang harus dia bayar karena telah mencintai orang yang salah.Eleanor bersumpah tidak akan pernah mencintai Jeremy lagi. Dia bersandar di kursi, lalu menghela napas panjang sambil memejamkan mata....."Dasar jalang!" maki Yoana. Setelah selesai membalut luka di rumah sakit, dia diantar pulang oleh Tiara.Yoana marah sekali hingga melemparkan tasnya ke lantai dengan penuh emosi. Tatapannya juga dipenuhi amarah. Tiara yang berada di belakangnya terlihat ketakutan."Kenapa jalang itu nggak mati saja waktu itu? Semua ini salahku karena terlalu baik. Aku seharusnya suruh orang untuk membunuhnya dulu. Kalau begitu, semua masalah ini nggak akan terjadi s
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status