Aji menggeleng kuat, air mata mengalir deras di pipinya. "Mbak, jangan. Kalau Mbak kenapa-kenapa, aku mau hidup sama siapa, Mbak?"Murni memeluk adiknya itu dengan erat, mencoba menenangkan tangisnya meski hatinya sendiri bergejolak hebat. "Aji, Mbak janji, Mbak nggak akan ninggalin kamu. Tapi Mbak juga nggak bisa diam saja. Kalau Lasmi sampai mendapatkan Sangkalana, kita semua akan hancur." Aji masih memandangnya dengan penuh kekhawatiran, tetapi Murni bisa melihat ada keraguan dalam mata adiknya. Namun, meski hatinya penuh dengan rasa takut, Murni tahu bahwa ini adalah langkah yang harus ia ambil. Dalam hening itu, Murni merasa ada sesuatu yang berubah dalam dirinya—sebuah kekuatan yang telah lama terkubur, kini mulai terasa berdenyut. Sesuatu yang harus ia pelajari, jika ia ingin melindungi orang-orang yang ia cintai.Kyai Hasan melangkah mendekat, tangannya yang renta menyentuh bahu Murni dengan lembut. "Jika itu keputusanmu, Nduk, aku akan tetap di sini untuk mendukungmu. Namun,
Terakhir Diperbarui : 2024-12-24 Baca selengkapnya