“Kai?!” Elma mencoba memanggil pria yang dia kejar. Suaranya sedikit pecah ketika menyebut nama yang telah lama tidak dia ucapkan. Jantungnya berdegup kencang penuh antisipasi, apalagi ketika pria itu berhenti sebentar di posisinya dan secara perlahan menoleh kepadanya.Sebuah senyuman dihadirkan, dan seketika pula hatinya mencelos penuh rasa kecewa. Itu bukan dia, dia bukanlah Kai.“Ah, Ms. Elma. Apakah Anda memanggil saya? Sungguh sebuah keberuntungan karena saya bisa bertemu dengan Anda di acara ini. Kebetulan sekali saya punya jadwal pertemuan dengan Anda minggu depan, jadi bila tidak keberatan dapatkah kita bicara soal itu? perusahaan kami ingin menjajaki kerja sama dengan perusahaan Anda,” jelas pria itu dengan sumringah seolah dia melihat oasis di gurun pasir.Tetapi Elma justru telah menghilang dari peredaran, dan dia lebih fokus kepada kekecewaannya sendiri. “Maaf, saya salah mengira Anda dengan seseorang. Tentu saya tidak keberatan dengan gagasan Anda. Tetapi untuk hari ini
Last Updated : 2025-02-24 Read more