Semua Bab Bahagia Usai Bercerai: Bab 21 - Bab 30

52 Bab

Berpengalaman

“Apa Tuan ada di dalam?” tanya Kirana pada asisten pribadi Arion. Perempuan itu benar-benar nekad mendatangi ruang kerja Arion, tak lebih untuk membicarakan soal pernikahan itu. “Maaf Nona, tapi untuk saat ini Tuan sedang tidak bisa diganggu!” ucap Vikram. “Tapi ini penting, saya benar-benar ingin bertemu Tuan.”Vikram tetap menggeleng, ia tak bisa. Karena sebelumnya memang Arion sendiri yang memintanya untuk berjaga diluar. Disuruhnya untuk tidak menerima siapapun yang menanyakannya, termasuk Omanya sendiri. Vikram sendiri tidak tahu apa yang dilakukan Tuannya, ia hanya mengikuti apa yang disuruh. “Tolonglah, hanya sebentar,” ucap Kirana sekali lagi. “Nanti saja Nona, untuk sekarang Tuan benar-benar tidak bisa diganggu.” Vikram tetap dalam pendiriannya. Ah, asisten yang satu ini benar-benar penurut, tidak bisa dinegoisasikan. Kirana menatap pintu yang tertutup, menghela napas sesaat kemudian berkata. “Ya sudah, jika sudah selesai tolong beritahukan kepada Tuan kalau saya ingin b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-13
Baca selengkapnya

Kegundahan Aditya

Sudah satu hari setelah penceraian itu Aditya tak bisa konsentrasi dalam kerjanya. Pikirannya teringat akan Kirana di mana malam itu ia meninggalkannya di rumah kediaman Tuan Hengkara. Ah tidak, jelas Arion sendiri yang membawanya. Tidak tahu apa yang terjadi setelah itu karena memang Aditya ditunggu oleh Derina, sosok wanita yang justru ia cintai. Wanita yang menjadi selingkuhannya ditengah dirinya yang masih menjabat sebagai suami. Namun, setelah malam itu entah kenapa Aditya merasa menyesal telah menceraikan Kirana. Melepaskan hubungan yang telah lama terjalin. Walau saat itu ia tidak mencintai Kirana sama sekali tapi rasa kehilangan itu ada saat Kirana tidak ada. Sekarang Aditya benar-benar merasa kehilangan. Sosok istri yang biasanya menyiapkan segala keperluanya, dari mulai makan, pakaian, apapun jenis kebutuhannya, Kirana selalu sigap menyiapkan tanpa disuruh. Wanita penurut tanpa banyak nuntut itu-ini, sungguh ironis, justru ia sia-siakan istri sebaik itu. Dan pun setelah m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-14
Baca selengkapnya

Kepergok Lagi

Kirana menatap takjub sesaat ia masuk ke dalam toko baju terbesar di kota ini. Katanya toko di sini lengkap, apa yang kita cari akan kita temukan. Pantas saja, pengunjungnya juga rame membuat Kirana merasa senang melihat orang-orang. Ah, dirinya jadi teringat di desa dahulu. Dulu, di desanya juga ada satu toko yang dikenal terkenal dengan produk modern, keluaran kekinian, dan toko itu begitu digembrongi dengan pembeli. Begitu ramai, tak jauh berbeda dengan apa yang Kirana lihat saat ini. Ah, jika mengingat hal itu membuat Kirana merindukan tempat tinggalnya dulu. “Oma mau ajakin Kiran ke mana?” tanya Kirana saat Tyas terus berjalan tanpa membeli atau melihat-lihat. “Untuk menemui calon suamimu dong, gimana sih?”“Hah?” Kirana mengerjapkan matanya, calon suami? “Rion?” Suara Tyas memanggil cucunya. Dan tepat saat itu Kirana terkejut di mana Arion ada di sini juga? Ish! Sudah jantungnya tak aman, kini semakin tak aman saja saat Arion menatapnya. Sejak kapan pula Arion sudah ada d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-14
Baca selengkapnya

Menerima Satu Sama Lain

“Aduh aduh … sampe berpegangan gitu, takut kabur ya calonnya? Tenang, Oma udah atur jadwal untuk mempercepat pernikahan kalian!”Baik Kirana maupun Arion keduanya menoleh. Dengan cepat Kirana melepaskan pegangan tangannya dari Arion. Seperti biasa Tyas selalu datang tiba-tiba diantara keduanya. Kirana tersenyum canggung, berbeda dengan Arion yang hanya diam tanpa minat. “Kalian pada ngapain sih? Udah cari baju pengantinnya?” tanya Tyas. Namun sayang tak ada yang membuka suara. “ck, kalian ini! Cepat cari lagi, berduaannya nanti saja kalau dah halal!” ucap Tyas sebelum kemudian kembali berlalu entah ke mana. ***Kirana melahap gulai daging ke dalam mulut, ditambah nasi sebagai pengganjal perutnya yang sedari lapar. Ya, selepas mendapatkan baju pengantin yang cocok untuk nanti hari H. Ketiganya kini tengah makan siang dengan menu makanan yang cukup mewah. Bermacam-macam menu dan Kirana justru dipaksa untuk makan semuanya. Biar gemuk, itu kata Omanya. Seakan dirinya sudah jadi bagia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

Pelukan Aditya

Pagi ini Kirana berniat pergi ke pasar seorang diri. Mengingat bahwa ia menampung untuk tinggal di sini membuat Kirana cukup malu kalo hanya berdiam diri saja. Yah, hal ini pula sudah menjadi kebiasaan untuknya, tak bisa berdiam diri saja! “Bi, sayuran yang masih ada tinggal apa aja? Biar Kiran yang pergi ke pasar,” ucap Kirana pada Bik Nur, salah satu pembantu di sini. “Lah, non mau ke pasar? Nggak boleh non, biar kami aja,” ucap Bi Nur. Diambilnya kantong belanjaan yang Kirana pegang namun dengan cepat Kirana tarik kembali. “Nggak apa-apa, Bi. Soalnya Kiran lagi pengen ke luar,” ucap Kirana tersenyum. Bi Nur tampak bingung, pasalnya ia tahu bahwa Kirana merupakan tamu bawaan Arion, dan memang tamu yang harus ia hormati. Selain itu majikannya—Tyas, mengatakan untuk tidak menganggu Kirana, membuat Bi Nur takut apabila nanti tiba-tiba dimarahi. “Nggak deh Non, non lebih baik diam di sini aja. Non duduk manis aja ya,” ucap Bi Nur. Lagi, ia mengambil alih kantong belanjaan Kirana.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Bimbang

“Akhirnya aku menemukanmu Kiran!” ucap Aditya tanpa melepaskan pelukannya. Kirana sontak mendorong kasar dada Aditya, benar-benar terkejut! “Mas?” Pelukan itu terlepas. “ini di jalan Mas, tolong jaga batasan!” Kirana memundurkan langkah untuk memberi jarak, entah kenapa dekat seperti ini membuat hatinya was-was. Tak menyangka bahwa ia bertemu dengan mantan suami. “Kiran, maaf ….” Hanya kalimat itu yang keluar, Aditya justru mencekal lengan Kirana dengan lembut. Namun, Kirana yang memang sudah tak ada urusan dengan Aditya jelas risih. Ia hempaskan tangan Aditya yang mencekalnya. “Katakan apa keperluan Mas ke sini? Aku sedang terburu-buru.” Kirana menatap jalanan, berharap ada angkot yang lewat. “Kiran, aku menyesal. Maafkan aku,” ucap Aditya. Kirana melirik tatapan Aditya padanya entah kenapa berbeda. Kirana memilih diam, tatapannya langsung beralih ke jalan. “Kiran, kenapa kamu nggak bilang kalau kamu hidup dalam aturan Ibu selama ini? Kenapa kamu nggak bilang sama aku kalo Ibu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

Bertemu Ningsih

“Maaf Ibu, Kiran nggak bisa,” jawab Kirana setelah lama terdiam dalam pikirannya. “lagipula Ibu bakal ada pengganti aku kok. Mas Adi kan seminggu lagi bakal nikah,” katanya lagi mengingat ucapan Derina. “Apa?” Sontak Aditya dan Ningsih terkejut berbarengan. “Iya, dengan Derina kan Mas? Kalian secepatnya bakal nikah.”Aditya menggeleng, “Mana ada, Kiran. Aku—”“Selama ini pernikahan itulah yang Mas Adi mau. Sekarang semuanya terwujud, Mas Adi akan menikah dan menggantikan sosok aku nantinya.”“Tapi Ibu nggak mau dia, Kiran,” jawab Ningsih dengan bibir sedikit miring. Sengaja, dirinya kan tengah stroke, ah lebih tepatnya berpura-pura stroke, biar terlihat nyata. Semua ith ia lakukan agar Kirana percaya dan kembali ke rumahnya. “Ibu bakal punya pengganti aku. Bakal ada yang urus Ibu sama seperti aku yang mengurus Ibu dan Mas Adi. Maaf, Ibu … Kiran nggak bakal bisa ke sini lagi. Kiran … eum … udah punya kehidupan yang mesti Kiran jalani.”Dalam hati Ningsih mendengkus kesal. Kesal deng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

Arion Vs Aditya

“Bukannya ini jalan menuju kediaman Tuan Hengkara? Kenapa … kenapa alamatnya justru membawa ke sini?” tanya Aditya. Cukup lama berpikir sampai. “Kiran? Kau jadi pembantu di rumah Tuan Hengkara?”Kirana melebarkan pupil matanya, Aditya … menyadarinya? “Katakan Kiran, kamu jadi pembantunya Tuan Hengkara?”“Itu bukan masalah kamu, Mas!” Tangan Kirana yang ditahan segera mungkin Kirana lepas. Ia turun dari mobil. Aditya dia juga ikut-ikutan turun dari mobil. Entah apa masalahnya, namun sebelum mendengar kejujuran, sepertinua pria itu akan terus bertanya. “Kiran?” Aditya kembali menahan pergelangan tangan Kirana yang hendak berlari. Ia butuh jawaban. “Apa sih Mas? Emangnya kenapa kalau aku jadi pembantu Tuan Hengkara? Apa masalah bagimu?” ujar Kirana jengah. Ya, apa masalahnya kalau kenyataan begitu? Lalu mau apa Aditya? Menghinanya lagi? Tidak masalah, bukankah hinaan Aditya sudah biasa ia dengar? “Mau hina aku, iya?” lanjutnya dengan menghempaskan paksa tangannya yang lagi-lagi dicek
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

Kepergok Lagi

“Ceroboh sekali, sudah tau dah jadi mantan, malah deket-deket,” ucap Arion pada Kirana. “Nggak sengaja Ar, aku juga mana mau ketemu Mas Adi,” jawab Kirana. Kini keduanya pulang ke rumah tentu saja setelah permasalahan dengan Aditya telah terselesaikan oleh Arion. Arion, pria itu menegaskan pada Aditya untuk tidak mengganggu Kirana lagi. Jika mantan suaminya itu tetap bersikukuh mendekati Kirana maka konsekuensi akan dia dapati saat itu juga. Jelas jabatannya akan Arion turunkan, bukan lagi sebagai manager melainkan sebagai karyawan biasa. Ah, tidak, Arion akan keluarkan dia saat itu juga. “Cemburu ya?” tanya Kirana memberanikan diri bertanya. “Ha? Siapa? Aku?” tunjuknya pada dirinya sendiri. “mana ada, nggak tuh,” ucap Arion sedikit melirik. Kirana terkekeh kecil. Kalau tidak kenapa sekesal itu coba? Kalau tidak cemburu harusnya biasa saja kan? Kirana hanya tersenyum sedang Arion tampak bingung sendiri atas apa yang terjadi padanya. Entahlah, entah kenapa dirinya tiba-tiba begit
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

Menikah

“Cieee … ekhm!” goda Tyas setelah apa yang dirinya lihat. Sudah menjadi kebiasaan memergoki cucunya itu, ia jadi senang menjahili. Tampak keterkejutan dari Arion, telinga pria itu memerah. “Cepet halalin makannya, biar tiap hari puas liatin!”Arion mendengkus kecil. “Oma baru bangun atau … hanya pura-pura?” tanya Arion. Pria itu sudah beralih duduk di dekat Tyas, pura-pura sedang mencari sesuatu untuk mengalihkan salah tingkahnya. “Kirana cantik ya?” Bukannya menjawab Tyas justru bertanya demikian. Ia bertanya dengan suara pelan takut Kirana terbangun. “Oma menjawab tidak sesuai apa yang Rion tanyakan. Oma sudah makan? Minum obat?” tanya Arion. Pria itu duduk, mengambil obat yang ada di meja nakas. Tyas tersenyum geli, terlihat sekali pria itu menutup malunya. “Ar … Oma kepengen cucu…,” rengek Tyas. Minta cucu sudah seperti minta dibelikan permen. Wanita satu ini emang agak berbeda, bukannya banyak istirahat malah banyak mau. Arion tak menjawab, sudah cukup kemauan Imanya itu i
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status