Home / Romansa / Bahagia Usai Bercerai / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Bahagia Usai Bercerai: Chapter 31 - Chapter 40

58 Chapters

Sah!

2 hari yang lalu…“Penyakit gagal jantung yang dialami Ibu Tyas sudah memasuki stadium empat, hal ini sangat beresiko tinggi untuk jantungnya yang memompa semakin kecil. Hal itulah yang membuat Ibu Tyas sering mengalami sesak napas.” Penjelasan dari Dokter membuat Arion tercengang. Tidak pernah tau kalau ternyata Tyas memiliki penyakit yang begitu parah. “Apa Dok? Gagal jantung?”“Iya, apa sebelumnya Ibu Tyas tidak memberitahu mengenai penyakit ini?” tanya Dokter merasa heran. Arion menggeleng, darimana ia tau mengenai Tyas jika 5 tahun lamanya ia berada di luar negeri? Menempuh pendidikan di sana. Dan pun kerap kali Arion bertelpon dengan Tyas, wanita itu tak sekalipun membicarakan terkait penyakit. Kebenaran ini benar-benar disembunyikan olehnya. “Sudah 4 tahun lamanya Ibu Tyas mengalami sakit ini, dan pun setiap bulan ia rutin ke sini.”Arion terdiam, mencerna atas apa yang dialami Tyas. 4 tahun? Selama itu Tyas menahannya seorang diri tanpa memberitahunya? Arion tak bisa berka
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Panggilan Sayang

Saat ucapan ijab qobul itu terdengar saat itu pula Kirana meluruhkan tangisnya. Tak pernah terbesit dalam pikirannya bahwa ia akan menikah lagi dengan seseorang. Seseorang dari masa lalunya, teman baiknya, laki-laki pilihan Allah. Entah harus mengucap syukur bagaimana lagi, tapi Kirana benar-benar bersyukur sekaligus terharu setelah pengucapan ijab qobul itu. Ah, Kirana rasanya ingin berlari ke makam Ayah dan Ibunya, berlari untuk mengatakan bahwa ia telah menikah dengan anak kesayangan mereka. Ya, Kirana sempat ingat sewaktu mereka kecil dulu. Hamza, sering sekali memanjakan Arion, apapun pasti diberi, tidak membedakan antara orang dari kota atau desa, apapun yang Kirana inginkan pasti Arion juga mendapatinya. Sempat ingat juga perkataan Hamza dahulu. “Bagaimana ya jika putri kita dengan putra Anda berjodoh? Mungkin setiap harinya pasti bertengkar.” Ucapan itu, ucapan yang dulunya tak dimengerti oleh Kirana, sekarang dapat ia pahami. Bahwa mungkin inilah jawaban Tuhan untuknya. “
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Kabar Duka

“Oma?” ucap keduanya berbarengan. Terkejut? Tentu saja! “Oma sudah sadar?” Arion langsung beranjak berdiri, menatap Tyas yang tersenyum tipis. “Kalo nggak sadar mana ada Oma jawab ucapan kalian yang sama-sama kaku ini?” ucap Tyas. Seperti biasa, perempuan ini agak berbeda. Bukannya mengeluh sakit atau minta apa, Tyas justru berbicara dengan cukup blak-blakan dan bercandaan. “Kalian udah nikah?” tanya Tyas diangguki Kirana. “Seperti yang Oma mau, Rion turuti kemauan Oma. Sekarang kurang apalagi Rion buat Oma, hm? Sekarang Oma fokus kesehatan Oma, jangan banyak pikiran sana-sini,” kata Arion. “Masih ada yang kurang lah, baru Oma bisa benar-benar sehat!” ucap Tyas. Arion menghela napas panjang, sekarang apalagi yang Omanya mau ini? “Oma kepengen cucu! Berikan Oma cucu kembar!”Arion menghela napas panjang, tidak salah duga pasti Tyas akan mengatakan keinginan yang satu ini. “Nanti Rion usahakan.” Hanya itu yang Arion katakan, sejujurnya ia belum terbiasa dengan pernikahan dadakan
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Sosok Wanita

Tidak ada yang baik-baik saja setelah merasakan kehilangan. Apalagi kehilangan atas orang-orang terkasih kita. Seperti saat ini, kehilangan Tyas atas nama kepergian membuat Arion terpuruk. Pria itu menyendirikan diri di kamar. Menguncinya tanpa mau ada orang yang masuk. Setelah proses penguburan selesai, Arion tak banyak bicara, apalagi menjawab pertanyaan yang sempat ditanyakan orang-orang padanya. Moodnya hilang, benar-benar tak berselera untuk melakukan apapun. ***Kirana menatap pintu ruang kamar Arion dengan sendu. Dari sore hingga malam pintu itu tidak terbuka sama sekali, pun saat pagi ini menjelang, Arion juga belum membukanya membuat Kirana khawatir akan keadaan Arion. Kirana tau bagaimana sakitnya ditinggal pergi, pun, Kirana mengerti bagaimana perasaan Arion saat ini, suaminya itu pasti amat sedih. Tinggal bersama Tyas, dijaga sama Tyas bahkan dibesarkan oleh Tyas dari kecil tak mampu membuat Arion akan menerimanya begitu saja, pria itu pasti butuh waktu untuk beberapa h
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Berisi

Di belakang mobil itu Kirana mematung, memandangi keduanya yang sama-sama keluar dari dalam mobil. Entah kenapa tapi … ada rasa sakit di dalam hatinya melihat pemandangan seperti ini. Apalagi setelah melihat wanita yang tidak Kirana ketahui, namun mampu memikat mata apabila ditatap. Kirana tidak bohong, wanita yang keluar dari dalam mobil tersebut berpakaian seksi, namun tidak pula seksi seperti wanita murahan pada umumnya. Rambut yang tergerai indah dengan badan yang cukup tinggi. Jika disandingakn dengan Arion… malah sangat cocok. Kirana tidak bohong, sebagai wanita ia suka dalam melihatnya apalagi untuk laki-laki. “Di sini, Pak?” Pertanyaan dari wanita itu diangguki Arion. “Ikuti saya.”Keduanya berlalu meninggalkan Kirana, padahal kala itu Arion sempat melihat ke belakang, melihat adanya Kirana yang terdiam mematung. Pun dengan wanita itu. Kirana merasakan sesak di dadanya. Namun dengan cepat ia berusaha tersenyum. Tidak! Dirinya tidak boleh berprasangka buruk terlebih dahulu
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Tak Sengaja Menguping

“Saya bercanda, saya hanya ingin melihat kamu berisi. Itu saja.” Arion kembali berucap, ia tersenyum tipis. “Mas suka yang gendut?” “Saya bilang berisi lho, bukan gendut.” Kirana melirik, berisi dan gendut bukannya sama saja? Yang membedakannya cuman dari katanya saja. Kirana menatap dirinya, dari dulu hingga sekarang tubuhnya memang seperti ini. Tidak terlalu kurus tidak pula gendut. Sedang-sedang saja lah. “Perasaan aku juga nggak kecil-kecil amat, Mas.” Arion tersenyum kembali, ia memasukan nasi ke dalam mulut. “Tidak usah dipikirkan lagian saya hanya bercanda.” Walau bercanda namun untuk Kirana jelas itu menjadi suatu hal yang ia pikirkan. “Saya sudah selesai, saya akan ke atas.” “Mas?” Kirana dengan cepat menahan tangan Arion, keduanya saling pandang. “Maaf—” Kirana menjeda, menjauhkan tangannya dari sentuhan sang suami. “aku cuma mau tanya. Itu … eum ….” Kirana hendak bertanya namun ia ragu. Arion menaikan satu alisnya. “Ada apa?” “Itu … aku … gak ja
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Perubahan Kirana

“Tuan Arion?” Suara Kirana memanggil, hal itu sontak membuat Arion mengernyit. “Tuan?” ulang Arion. Terlihat kerutan didahinya. Kirana berdehem menetralkan degup jantungnya yang berdetak. Untuk sekarang hingga nanti, Kirana berjanji tidak akan membawa hati dalam hal apapun. Ya, setelah mendengar semuanya ia sudah bertekad tidak akan mencintai siapapun, termasuk Arion. “Saya rasa sangat tidak sopan jika harus memanggil selain Tuan, jadi saya panggil Tuan saja.”“Mas saja, bukannya itu lebih baik?”Kirana menggeleng. “Status sosial kita bahkan jauh berbeda, Tuan. Siapa saya berani memanggil Tuan seperti itu?”Kening Arion benar-benar mengernyit. “Kiran—”“Saya ingin tidur, eum … apa harus di kamar Tuan atau di kamar sendiri?” tanyanya. Kirana memang berada di kamar Arion saat ini hanya saja ia butuh jawaban untuk hal ini. Keduanya memang sudah menikah namun untuk perkara ini ia butuh izin. Barangkali Arion ingin tidur sendiri kan? Atau jikapun bersama Kirana tak akan menolak. Arion
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Pergi Dinas

Pagi ini Kirana dibuat melamun di kamarnya. Ia terdiam menatap langit-langit dinding, menatap jam yang bergerak sesuai detakannya. Dari apa yang Kirana amati itu, ia berpikir bahwa hidup tidak berhenti di satu titik. Ada halnya hidup berputar layaknya jarum jam. Antara bertahan atau tidak, jika waktunya masih terus berjalan maka tak ada alasan untuk dirinya berhenti. Ya, seperti itulah hidup. Sebesar apapun sedih kita, bahagia kita, kekecewaan kita, hidup akan terus berjalan dan berputar seiring waktu. Ada satu hal yang membuat pikiran Kirana terbuka. Bahwa sosoknya yang lemah bisa berubah jadi sosok wanita yang tangguh. Tak lagi menggantungkan hidupnya di kaki orang lain, melainkan berdiri di kakinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Kirana terbangun dari baringannya. Berpikir bahwa ia harus punya masa depan sendiri. Cita-cita, harapan, impian … dirinya harus punya itu! Jika dulu ia tak mampu mewujudkan sebab sudah menikah sekarang ia bisa melanjutkan impian itu bukan? Walau seb
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Pulang Ke Desa

Tak serta merta Kirana ingin bekerja tersebab ia tak ingin menjadi beban Arion dikemudian hari. Andai kata Arion memang tak pernah mencintainya, atau mungkin pernikahannya yang tak berujung bahagia. Atau … bisajadi tiba-tiba mereka memilih berpisah? Kirana tidak ingin hidup dalam kesengsaraan sekalipun nanti harus berpisah. Ia ingin hidup bahagia, mandiri dan punya penghasilan sendiri. Itu saja. Lalu letak salahnya apa? Sehingga Arion justru menolak untuk dirinya bekerja? “Kiran, saya tidak akan mengizinkan kamu untuk bekerja. Itu keputusan saya!” “Kenapa? Alasannya?”“Karena saya tidak suka melihat wanita bekerja. Itu bukan tanggung jawab seorang wanita!” Kirana terdiam, perkataan Arion memang tidak salah. Sosok Arion adalah pria yang menghargai wanita, sehingga baginya wanita adalah suatu hal yang perlu ia jaga. Untuk ini Kirana benar-benar dibuat bersyukur menemukan sosok laki-laki seperti ini. Bisa mengerti perempuan tanpa mereka suruh. Berlaku baik dan menghargai keberadaann
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Perasaan Yang Mulai Berubah

Tak pernah lepas dari senyum dibibir. Kirana menatap sebuah foto yang tampak usang. Sudah memutih, lebur dan tak jelas. Namun, meskipun begitu kenangan di dalamnya tidak bisa Kirana lupakan. Sebab foto inilah satu-satunya pengobat hati kerap kali rindu menyapa. Yap, foto ini berisi dirinya, Mamanya dan Ayahnya. Keluarga lengkap, harmonis dan bahagia. Sebelum kemudian bahagia itu harus terengut sebab bencana yang tak pernah diinginkan. “Kiran rindu kalian. Ibu, Bapak … Kiran rindu kalian ….” Tak terasa air mata Kirana jatuh menetes. Memeluk foto usang tersebut dengan penuh kerinduan. Menunduk lirih, Kirana benar-benar merindukan mereka. “Tidak mungkin rasanya jika kalian masih hidup, kan? Tapi … bolehkah ada harapan untukku? Bahwa nyatanya kalian masih hidup? Kiran benar-benar rindu kalian …,” ucapnya mulai sesegukan. Dengan cepat Kirana hapus air matanya tatkala sebuah suara sepatu terdengar mendekat. Kirana terpaku, dengan cepat menyimpan foto tersebut ke dalam tas berukuran besar
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status