Home / Romansa / Bahagia Usai Bercerai / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Bahagia Usai Bercerai: Chapter 11 - Chapter 20

52 Chapters

Menjadi Pacar Pura-pura Arion

“Lihat tuh istri orang, mereka cantik, kulitnya putih, bersih, enak dipandang lagi. Sedang kamu? Kamu nggak malu apa wajah kusam gitu? Pake lipstik-lipstik kek, biar tuh bibir nggak pucet! Malu, Kiran, aku malu punya istri kayak kamu!”Kirana menunduk dalam-dalam saat lontaran berupa hinaan itu tersemat dibibir Aditya. Matanya berkaca-kaca. “Gaji yang aku beri emang nggak cukup buat kamu perawatan, hah? Atau kamu pake buat hal yang nggak jelas?” ucapnya masih berlanjut. “Pake baju udah kayak pembantu! Longgar, bolong-bolong, kumel lagi! Nggak sadar diri!”Untuk sekian kali ucapan Aditya begitu nyelekit dalam sanubarinya. Amat sakit. Kirana hendak menyangkal namun Aditya seakan tak mengizinkannya untuk membuka suara. “Gadis kampung kodratnya memang seperti ini ya? Gak bisa dandan, bisanya cuman borosin uang!” Aditya jengah melihat istrinya sendiri, dengan cepat ia masuk ke dalam mobil. “Mas, bekal makannya!” Walau setiap hari tak lepas dari hinaan suami, namun tak memungkinkan untuk
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Teman Masa Kecil

Satu hal yang tidak pernah Kirana pikirkan adalah kehidupan yang membawanya pada takdir tak terduga. Ia kira hidup setelah diceraikan akan menderita, atau mungkin menjadi gelandangan tersebab tidak punya siapa-siapa. Namun semuanya terbalik, justru ia dipertemukan dengan orang baik yang mau menampung dirinya untuk tinggal. Seperti sekarang, Tyas tetap bersi kukuh meminta dirinya untuk menjadi pacar pura-pura Arion. Dengan imbalan dibayar 10 juta plus tetap tinggal di rumahnya. Menolaknya? Sepertinya tidak bisa, terbukti dari Tyas yang membawanya ke meja rias. Kembali dirias oleh wanita itu, Kirana dibuat cantik bak bidadari. ***Kirana duduk di kursi sofa atas perintah Tyas, katanya sekarang tinggal menunggu Arion yang belum selesai bersiap. Benar-benar dag dig dug, Kirana gugup dengan isi hatinya yang berdetak tak karuan. “Kamu yang tenang aja, santai aja,” ucap Tyas menenangkan. Walau begitu tetap saja Kirana tidak bisa tenang. Dari atas tangga suara langkah kaki terdengar. Perp
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Tukang Palak

“Ayah, kita mau ke mana?” tanya Arion kecil. Anak kecil yang saat ini berusia 4 tahun menatap sang Ayah yang tengah mengemudi. “Kita bakal tinggal di desa ini untuk sementara, Ar.” “Desa? Berarti kita enggak tinggal di rumah dong? Terus di rumah siapa yang isi?” Dias—Ayah Arion tertawa kecil. “Ya dirumah ada Oma. Oma bakal jagain rumah kita.” Arion mangut-mangut, lirikan matanya mengarah pada sang Ibu yang tengah tertidur. Tampak lelah, membuat Arion kembali terdiam, memainkan ponselnya. Beberapa jam telah berlalu… “Udah sampai, ayo turun!” Dias berseru. Menyuruh istrinya dan Arion untuk keluar. Ada beberapa mobil yang ikut dengan Dias yakni orang-orang yang memang ia tugaskan dalam hal ini. “Udah sampai, Ayah?” tanya Arion membenarkan kacamatanya yang bertengger. Anak kecil itu memang memakai kacamata besar, baju yang ia pakai dikancingkan hingga atas. “Ummm, Mas … apa kita akan terus di sini?” tanya Selaras masih menguap. Perempuan itu benar-benar mengantuk, tampak le
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

Pernyataan Cinta

“Kamu … kamu Arion?! Si anak kecil cupu dari kota?!” seru Kirana heboh. Entah kenapa tatkala Arion memperkenalkan dirinya bahwa ia adalah teman masa kecilnya, membuat lintasan masalalu hadir dikepala Kirana. Dan saat itulah Kirana tersadar satu hal, bahwa Arion yang saat ini sedang bersamanya adalah Arion sama yang pernah jadi temannya dulu. Arion mendengkus. “Kemana aja? Baru sadar kalo aku Arion?”Kirana menatap Arion dengan tatapan tak percaya, namun didetik berikutnya Kirana memeluk Arion dengan spontan. Arion terkejut, jelas, pelukan tiba-tiba itu benar-benar dilakukan secara spontan. Namun dalam hitungan detik Arion merasakan bahunya basah, Kirana … perempuan itu menangis. Tubuh Kirana bergetar, ia menangis di bahu Arion dengan perasaan bungkah. Menangis sejadi-jadinya tanpa bisa menjelaskan kenapa. Dan Arion sendiri? Ia terdiam, terdiam kala Kirana meluruhkan segalanya lewat tangisan. “Menangislah … menangislah untuk mengeluarkan segala rasa yang kamu pendam selama ini. ”
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Ciuman Kirana

Pipi Kirana memerah, jantungnya berdetak tak karuan. Apalagi saat tatapan Arion tak pernah lepas darinya, membuat ia salah tingkah. Elusan yang dilakukan Arion pula ia rasakan. Terasa mendebarkan namun pula menentramkan. Ah, entahlah … entah bagaimana perasaan ini tiba-tiba hadir. Tapi, jika dikata jujur bolehkah Kirana berharap bahwa Arion akan melamarnya? “Kiran …,” panggil Arion. Dengan sedikit malu Kinara mendongak. “I--iya?” “Menikahlah denganku?”“Apa?” Kiraha melotot terkejut. Ucapan Arion padanya…“Iya, menikahlah denganku. Kita memiliki nasib yang sama bukan? Lalu kenapa tidak kita mulai dengan hubungan yang lebih serius? Menjalani nasib yang sama-sama kita rasakan?”Kirana benar-benar gugup, bingung untuk menjawab. Ah, sebenarnya Kirana mau, tapi ia takut apabila Arion hanya pura-pura. Tapi jikapun benar serius bagaimana? Saat Kirana hendak menjawab tiba-tiba…”Brak! Kirana terlonjak kaget suara gebrakan meja dipukul keras. “Arion?!” Seorang perempuan entah siapa tib
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Acting Kirana

Kirana tertawa renyah, “apa perlu bukti untuk kau percaya bahwa kami tidak bohong?”“Tentu saja, sebelum benar-benar lihat kalian menikah dan—” Sebelum ucapan Selina berlanjut Kirana sudah menarik badan Arion agar menghadapnya. Hingga didetik berikutnya mata Selina melotot tatkala Kinara mencium … bibir Arion? Arion sendiri tak kalah terkejut, pria itu menegang saat Kirana mencium bibirnya. Ah tidak, sebenarnya Kirana tidak benar-benar menciumnya, ada jempol miliknya yang tersimpan di tengah-tengah bibir keduanya, dan mungkin hal ini justru terlihat seperti keduanya tengah berciuman. Namun tetap saja! Arion mendadak jadi patung saat hembusan napas Kirana menerpa dirinya, jantungnya seperti berhenti berdetak, menegang dengan hasrat yang mulai bergelora. Sekali seumur hidup! Baru kali ini Arion merasakan adegan seperti ini. Arion mematung, tetap diam saat Kinara sudah melepaskan ciumannya. “Masih tidak percaya? Atau perlu aku buktikan lebih dari ini?” tanya Kirana menatap remeh Selin
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Keinginan Oma Tyas

Kirana terdiam. Ia memasuki mobil saat keduanya sampai. Deru mesin mobil terdengar saat Arion menyalakannya. “Ar, tapi kenapa harus melakukan ini?”“Melakukan apa?” tanya Arion tak paham. “Selina cantik, yang dikatakan dia juga ada benernya. Walau kalian sepupu tapi untuk menikah tidak ada larangan kan?” tanya Kirana. Sebenarnya ia benar-benar penasaran kenapa Arion sangat menolaknya. Pun ada yang ingin ia tanyakan, mengenai tadi saat Arion mengajaknya untuk menikah. Kirana kepikiran akan hal itu. “Kami pernah se-susu, yang otomatis ya semahram kan? Haram menikah.”“Apa?” Arion mengangguk. Mesin mobil yang sebelumnya dinyalakan dimatikan kembali. Ia menatap Kirana dengan serius. “Tapi dianya aja yang ngeyel dan nggak terima kalau kami sedarah. Ibunya sudah meninggal, jadi mana tau Selina beranggapan akan hal itu. Ditambah Ayahnya menikah lagi, membuat Ibunya cukup matre akan uang. Memaksa dia buat nikah sama aku. Aku yang memang nggak mau mana bisa dipaksakan.”Kirana mulai mangu
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Ternyata Mimpi

“Iya, Oma kepengen kalian menikah!”Rasa-rasanya sangat tidak percaya jikalau Kirana akan menikah dengan Arion, pasalnya ia tak punya apa-apa. Keluarga? Kekayaan? Martabat? Atau hal lain yang patut ia banggakan? Rasanya tidak ada selain wanita yang sudah dicap janda sebab telah menikah dan ditinggal pergi. Apa ini sebuah keberuntungan untuknya? Selama ini ia tak mendapatkan bahagia. Tidak. Bahagia itu ada hanya saja bentuknya yang berbeda. Selama ini kehidupan yang dijalani Kirana entah bahagia atau tidak. Kirana tidak tahu. “Kiran, menikahlah dengan cucu Oma,” ucap Tyas kembali dengan semburat penuh harap. Kirana terdiam, berpikir untuk hal ini. “Oma, jika Kiran terima bagaimana dengan Tuan? Bagaimana jika Tuan menolak?” tanya Kirana. “Tidak akan. Oma pastikan Arion menerima keinginan Oma ini.”“Kenapa bisa?”“Ya karena … Arion itu penurut! Apalagi kalo Oma sendiri yang minta. Arion bakal lakuin apa yang Oma mau.”Kirana lagi-lagi terdiam. Kali ini apa ia menerima tawaran dari Ty
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Kepergok

Dalam remang-remang cahaya yang masuk Kirana membuka matanya. Tembok putih dengan beberapa hiasan yang tergambar adalah hal pertama yang Kirana lihat. Masih setengah sadar Kirana termenung dengan tatapan lurus ke depan. Hingga beberapa menit kemudian… “Aku di mana?” Kirana mengerjapkan matanya, baru sadar bahwa ini bukan kamarnya. Ia mengerjapkan mata, mengingat-ngingat kembali apa yang sebenarnya terjadi. Ah, ia baru ingat. Waktu itu dirinya berada di dalam mobil. Itu berarti… “Arion?!” Kirana terkejut, namun dengan cepat membekap mulutnya sendiri. Keceplosan, ia berteriak tanpa melihat keadaan. Kirana menatap kembali seisi ruangan yang bukan kamarnya. Warna putih dengan beberapa warna gelap di dalamnya, membuat Kirana berpikir kamar Siapakah ini? Apa kamar Tyas? Tapi… “Kau sudah bangun?”Suara itu? Arion?! Kirana berbalik ke belakang, seperti dugaannya bahwa itu Arion! Itu berarti kamar ini … kamarnya? “Ar … ?” Terkejut. Kirana mendadak kelu saat Arion menutup pintu kamarnya.
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Menggagalkan Pernikahan

“Oma tidak percaya ini, kalian … kalian melakukannya dalam keadaan sadar?” Tyas berujar layaknya seorang hakim. Duduk paling depan dengan tatapan menyorot tajam. Ya, selepas Kirana bangun tadi, Arion meminta Kirana untuk turun ke bawah, menghadap sang Oma untuk menjelaskan semuanya. Arion tidak menceritakan kejadian itu pada Kirana, biarkan saja, biar perempuan itu yang mengingat-ngingat. Salah sendiri dia yang memulainya kan? “Mobil bergoyang dan kalian tetap sibuk melakukan hal tak senonoh itu, hah?” ucap Tyas. “Oma, semuanya tidak seperti yang Oma lihat. Kami—”“Kalian khilaf? Oh, tentu saja. Kebetulan tempatnya sepi, jadi kalian bebas melakukannya kan?” “Oma ….” Arion mulai kesal juga, “sumpah demi apapun kami memang melakukannya tapi … salah Kiran sendiri,” ucap Arion menunjuk Kirana sedangkan yang ditunjuk terkejut, tak mengerti apapun. “Biar Arion jelaskan. Tadi Kirana tidur Oma, namun karena tidurnya yang tidak benar Arion berinisiatif untuk bawa di ke dalam. Tak ada niat
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status