Semua Bab MENGGODA MANTAN ISTRI: Bab 111 - Bab 120

151 Bab

Bab 111

Boy merasa sangat sedih dan kecewa karena Alan tidak mau melihatnya. Boy hanya ingin mencari tahu tentang keadaan Laura, tapi malah dihalangi oleh pengawal-pengawal kakaknya. Boy memutuskan untuk tidak memaksa Alan untuk berbicara dengannya. Dia tidak ingin membuat situasi menjadi lebih buruk. Boy memutuskan untuk pergi dan mencari tahu tentang keadaan Laura dari sumber lain. Saat Boy berjalan pergi, dia melihat seorang perawat yang sedang keluar dari ruang ICU. Boy segera mendekati perawat tersebut dan bertanya tentang keadaan Laura. "Maaf, saya ingin tahu tentang keadaan Nona Laura. Apakah lukaanya parah?" tanya Boy dengan suara yang khawatir. Perawat tersebut memandang Boy dengan simpati sebelum menjawab. "Maaf, tuan. Nona Laura masih dalam keadaan kritis. Kami masih berusaha untuk menyelamatkan nyawanya."
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

Bab 112

Boy, yang berdiri di belakang mereka, memandang Laura dengan mata yang sedih. Dia merasa bersalah karena sudah jahat dengan Laura, dan dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada Laura jika dia tidak bisa sadar lagi. "Maaf, aku ingin bicara," kata Boy dengan suara yang lembut. "Aku ingin membantu menjaga Laura. Aku merasa bersalah karena sudah jahat dengan dia, dan aku ingin membuatnya baik-baik saja." Abizar, yang berdiri di samping mereka, memandang Alan dan Vale. "Alan, Vale, kalian berdua tidak perlu berdebat tentang ini. Yang penting adalah Laura mendapatkan perawatan yang baik dan cepat sembuh." Alan dan Vale memandang Boy dengan mata yang terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa Boy akan menawarkan diri untuk membantu menjaga Laura. "Tidak, Boy. Kamu tidak perlu melakukannya," kata Alan dengan suara yang tegas. "Tapi aku ingin melakukann
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

Bab 113

Boy duduk di samping tempat tidur Laura, memandangnya dengan mata yang cemas. "Laura, bagaimana bisa terjadi? Dokter bilang kamu memiliki cedera saraf di dekat kepala...?" Laura memandang Boy dengan mata yang lemah, masih berbaring di tempat tidu. "Aku... aku tidak ingat apa-apa, Boy. Aku hanya ingat bahwa aku merasa sakit kepala dan tidak bisa mengingat apa-apa..." Boy memegang tangan Laura dengan erat. "Jangan khawatir, Laura. Aku akan selalu ada di sini untuk kamu. Aku akan membantu kamu mengingat kembali..." Laura memandang Boy dengan mata yang sedih. "Tapi bagaimana jika aku tidak bisa mengingat kembali, Boy?" Boy memandang Laura dengan mata yang sendu. "Jangan bilang begitu, Laura. Aku akan selalu membantu kamu. Aku akan melakukan apa saja untuk membantu kamu mengingat kembali..."
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

Bab 114

Laura masih terkejut dengan mimpi yang baru saja dialaminya. Dia berusaha untuk tenang dan memahami apa yang terjadi dalam mimpi tersebut. Tiba-tiba, Laura mendengar suara ketukan di pintu apartemennya. "Hai, Laura. Aku datang untuk menjengukmu. Bagaimana kabarmu?" Boy berkata dengan tersenyum. "Saya baik-baik saja, Tuan. Terima kasih atas perhatianmu," Laura menjawab dengan tersenyum lemah. "Saya khawatir tentangmu, Laura. Aku ingin memastikan bahwa kamu baik-baik saja," Boy berkata dengan mata yang khawatir. "Saya baik-baik saja, Tuan. Saya hanya sedikit lelah," Laura menjawab. "Baiklah, aku akan pergi sekarang. Tapi aku akan kembali nanti untuk menjengukmu lagi," Boy berkata. "Terima kasih, Tuan," Laura menjawab.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

Bab 115

"Jadi, Chloe memiliki kemampuan untuk memanipulasi orang lain dan menyembunyikan kebenaran tentang dirinya," Yash berkata. "Ya, itu benar. Dan kita harus berhati-hati karena Chloe mungkin akan mencoba memanipulasi kita juga." "Kita harus menyelidiki lebih lanjut tentang Chloe dan kejahatan yang dia lakukan," Yash berkata. "Kita harus menemukan bukti yang cukup untuk membawa Chloe ke pengadilan." "Ya, saya setuju. Kita harus bekerja sama untuk menemukan kebenaran tentang Chloe dan kejahatan yang dia lakukan." "Kita harus berhati-hati karena Chloe mungkin akan mencoba memanipulasi Boy," Yash berkata. "Kita harus tetap fokus dan tidak boleh terpengaruh oleh kebohongan Chloe." "Ya, saya setuju. Kita harus tetap profesional dan tidak boleh terpengaruh oleh emosi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

Bab 116

Di dalam Apartemen Boy yang mewah dan modern terasa sunyi. Hanya cahaya lampu meja yang menerangi wajah Boy yang serius, menatap foto yang diberikan Chloe. Foto itu menunjukkan Laura bersama seorang pria paruh baya berjas rapi, wajahnya setengah tertutup bayangan. Boy mengusap dagunya, merenung. Chloe pasti menyembunyikan sesuatu. Dia tidak akan semudah itu memberikan petunjuk. Ini pasti jebakan. Tapi... ada sesuatu yang mengusiknya tentang pria di foto itu. Ada yang familiar. Boy membuka laptopnya. Jari-jarinya bergerak cepat di keyboard, menelusuri database kontaknya, mencari seseorang yang mungkin mengenal pria di foto itu. Dia mulai dengan kenalannya di dunia modeling, lalu meluaskan pencarian ke kalangan pengusaha dan pejabat. Beberapa jam berlalu. Boy menemukan sedikit informasi. Pria itu bernama Richard Hamzah, seorang pengacara terkenal yang menangani kasus-kasus korup
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

Bab 117

Boy menyaksikan polisi memborgol Chloe. Suasana kafe sunyi, hanya terdengar suara langkah kaki polisi dan isakan Chloe yang teredam. Boy bergumam pada dirinya sendiri. "Selesai... akhirnya selesai." Ia menghela napas panjang, lega, namun terlihat kosong. "Aku... aku lega. Tapi..." Ia mengusap wajahnya, terlihat bingung. Rasanya aneh. Seperti kehilangan sesuatu. "Bukannya seharusnya aku merasa senang? Dia... dia adalah Chloe. Wanita yang pernah kucintai." Boy menyaksikan Chloe dibawa pergi, tatapannya dingin dan tenang. Tidak ada sedikitpun emosi yang terlihat di wajahnya. "Tersangka sudah diamankan, Tuan muda. Terima kasih atas kerjasamanya," ucap Yash. Boy dengan nada datar. "Bagus." Ia mengangguk pelan, tanpa ekspresi. "Semoga dia mendapatkan hukuman yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

Bab 118

Beberapa minggu kemudian. Alan, Valeria, Boy, dan Ibu Jessy sedang makan malam bersama. Suasana jauh lebih hangat dan akrab daripada sebelumnya. Valeria tersenyum. "Terima kasih, kalian semua. Kalian membuatku merasa sangat dicintai dan didukung. "Itu sudah menjadi kewajibanku, Sayang. Dan untukmu, Boy... terima kasih sudah mau membantu mengecat kukuku. Ibu Jessy, terima kasih juga atas semua bantuannya." Boy tersenyum canggung. "Sama-sama. Lagipula, aku juga senang bisa ikut andil dalam mempersiapkan kedatangan si kembar. Dan, warna merah menyala itu... sebenarnya tidak separah yang kukira." Ibu Jessy tersenyum hangat. "Sama-sama, Nak. Aku senang melihat kalian semua begitu dekat. Melihat Alan dan Valeria bahagia, membuatku juga bahagia. Dan, tentunya, aku sangat menantikan kehadiran cucu-cucuku."
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

Bab 119

Rumah megah Alan dan Valeria dipenuhi balon berwarna-warni, pita, dan mainan bayi. Suasana pesta ulang tahun pertama Reinhard dan Elsa sangat meriah. Ibu Jessy sibuk membagi-bagikan kue, sementara Laura dan pengawalnya mengamati para tamu dengan waspada. Boy, dengan canggungnya yang khas, sesekali membantu Valeria menggendong Elsa yang rewel. Elsa, dengan rambut pirang lembutnya yang diikat pita merah muda, mencoba mengucapkan kata-kata pertamanya. "Mama… Ma…," gumamnya, diikuti oleh serangkaian suara tidak jelas yang terdengar seperti "bla bla bla". Valeria langsung memeluknya erat, air mata bahagia bercampur kelelahan terurai di pipinya. Alan, yang sedang bermain dengan Reinhard, tertawa melihat tingkah Elsa. Reinhard, dengan rambut hitam lebatnya, lebih pendiam, tetapi tidak kurang ekspresif. Ia mengamati Elsa dengan serius, lalu tiba-tiba meraih mainan mobil-mobilan miliknya dan menjatuhkannya ke arah Elsa. Elsa, terk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

Bab 120

Laura duduk di sebuah kafe kecil, mengamati orang-orang yang lalu lalang. Di depannya, sebuah laptop terbuka menampilkan berkas-berkas tentang Irina, istri baru Tuan Satia. Informasi yang ia temukan sejauh ini masih samar, tetapi ada beberapa ketidaksesuaian yang menarik perhatiannya. Laura menyesap kopinya, matanya kembali tertuju pada layar laptop. Sebuah pesan masuk dari informan rahasianya, seorang mantan detektif yang ia kenal di masa lalu. [Ada sesuatu yang tidak beres dengan Irina. Saya menemukan beberapa informasi yang tidak tercantum dalam berkas resmi. Bertemu di tempat biasa, pukul 8 malam?] Laura tersenyum tipis. Informan ini selalu punya informasi yang berharga, meskipun cara kerjanya sedikit... tidak yakin. Laura mengetik balasan. [Saya akan datang]
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
16
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status