Home / Romansa / MENGGODA MANTAN ISTRI / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of MENGGODA MANTAN ISTRI: Chapter 121 - Chapter 130

151 Chapters

Bab 121

Alan dan Valeria semakin cemas. Mereka mencoba untuk tetap tenang di depan anak-anak, tetapi ketakutan terpancar dari raut wajah mereka. Mereka berdiskusi tentang kemungkinan solusi dan mencari perlindungan untuk keluarganya. "Alan, aku tidak bisa tidur. Aku terus memikirkan ancaman itu." "Aku tahu, sayang. Tapi kita harus tetap tenang. Untuk anak-anak." "Mudah kau katakan. Bagaimana jika sesuatu terjadi pada mereka?" "Laura sedang bekerja keras untuk menemukan pelakunya. Kita harus percaya padanya." Ibu Jessy mendekati mereka. "Jangan terlalu khawatir. Kalian berdua harus tetap kuat. Untuk Reinhard dan Elsa." "Terima kasih, Bu. Aku harap semuanya baik-baik saja." Ucap Alan sambil memeluk Valeria. ***
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Bab 122

Di kantor polisi. Terungkap bahwa Irina mengetahui rencana Herman dan diam-diam mendukungnya. Irina memiliki hubungan gelap dengan Herman dan memanfaatkan situasi ini untuk keuntungannya sendiri. Irina pun ditangkap dan diadili. "Kami tahu kau terlibat, Irina. Kau membantu Herman." Ucap Laura tajam di ruang interogasi. Irina mencoba menyangkal. "Saya tidak tahu apa-apa." "Jangan berbohong. Kami punya bukti. Kau bekerja sama dengan Herman untuk menuntut uang dari Tuan Satia." Irina mengakui karena dia sudah tidak bisa berkutik. "Baiklah... Saya terlibat. Tapi saya tidak tahu Herman akan melakukan hal sejauh ini." "Apa pun alasanmu kau tetap bersalah maka nikmatilah hukumanmu," bisik Laura sambil menunduk menatap
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Bab 123

Suatu sore, Boy, sang model yang terkenal, tiba-tiba muncul di rumah Alan dan Valeria. Ia membawa banyak hadiah untuk Reinhard dan Elsa. Reinhard dan Elsa sangat gembira melihat paman mereka yang tampan dan terkenal itu. Namun, karena kesibukan Boy sebagai model internasional, pertemuan mereka jarang terjadi. Boy memasuki rumah, membawa banyak tas hadiah. "Halo, keponakanku yang cantik dan tampan! Paman Boy datang!" Reinhard tersenyum lebar. "Paman Boy!" Elsa memeluk Boy. "Paman Boy! Bla bla bla!" Boy mencium pipi mereka. "Kalian tumbuh begitu cepat! Kalian sudah besar!" Boy mengeluarkan hadiah-hadiah dari tasnya. Ada boneka, mobil-mobilan, dan berbagai mainan lainnya. "Ini untuk kalian. Semoga kalian suka." Reinhard memeriksa mobil-mobilannya. "Wah, keren! Terima kasih, Paman Boy!" Elsa memeluk boneka barunya. "Boneka cantik! Bla bla bla
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Bab 124

Suatu sore, Boy, sang model yang terkenal, tiba-tiba muncul di rumah Alan dan Valeria. Ia membawa banyak hadiah untuk Reinhard dan Elsa. Reinhard dan Elsa sangat gembira melihat paman mereka yang tampan dan terkenal itu. Namun, karena kesibukan Boy sebagai model internasional, pertemuan mereka jarang terjadi. Boy memasuki rumah, membawa banyak tas hadiah. "Halo, keponakanku yang cantik dan tampan! Paman Boy datang!" Reinhard tersenyum lebar. "Paman Boy!" Elsa memeluk Boy. "Paman Boy! Bla bla bla!" Boy mencium pipi mereka. "Kalian tumbuh begitu cepat! Kalian sudah besar!" Boy mengeluarkan hadiah-hadiah dari tasnya. Ada boneka, mobil-mobilan, dan berbagai mainan lainnya. "Ini untuk kalian. Semoga kalian suka." Reinhard memeriksa mobil-mobilannya. "Wah, keren! Terima kasih, Paman Boy!" Elsa memeluk boneka barunya. "Boneka cantik! Bla bla bla! Terima kasih, Paman Boy!" Mereka mulai bermain dengan mainan barunya. Boy mencoba bergabung, tetapi sedikit canggung karena suda
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Bab 125

Alan dan Laura memasuki ruang makan. Valeria tersenyum melihat Alan. "Selamat malam, sayang. Kau terlihat lelah." "Aku lelah, tapi senang bisa pulang dan bersama kalian semua." Ucap Alan dengan mengecup kening Valeria." Reinhard dan Elsa sudah berlarian di sekitar meja makan, saling berebut kursi. "Kursiku! Ini kursiku!" "Tidak! Kursiku! Bla bla bla!" Valeria tertawa lembut. "Hei, hei! Jangan berebut kursi. Ada cukup kursi untuk kalian semua." Valeria membimbing Reinhard dan Elsa ke kursi masing-masing. Boy tersenyum melihat tingkah mereka. "Mereka selalu seperti itu, Kak. Selalu be
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Bab 126

Suatu sore, Alan dan Valeria duduk di taman belakang. "Sayang, kau tampak murung. Ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" Valeria tersenyum lemah. "Tidak ada apa-apa, Sayang. Aku hanya sedikit lelah." "Jangan berbohong padaku. Aku tahu ada sesuatu. Kau bisa bercerita padaku." Valeria mengelus tangan Alan. "Aku… aku hanya merasa sedikit kesepian akhir-akhir ini. Kau selalu sibuk dengan pekerjaanmu." Alan memeluk Valeria. "Maafkan aku, Sayang. Aku tahu aku telah mengabaikanmu. Aku akan berusaha untuk lebih memperhatikanmu. Kita akan menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Kau dan anak-anak adalah segalanya bagiku. Dan aku sangat mencintaimu." Alan dan Valeria saling memandang, sebuah pemahaman tercipta di antara mereka. Mereka saling berpeluk
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Bab 127

Dua wanita di kafe masih bergosip dengan seru tentang Violet. "Hey kau tahu yang jelas, ini skandal besar! Nama keluarga Alan pasti ikut tercemar." "Benar. Bayangkan bagaimana reaksi Alan dan istrinya." Seorang wartawan muda dan bersemangat, mendekati meja mereka. "Permisi, saya seorang wartawan dari Berita Selebriti. Saya mendengar Anda sedang membicarakan kematian Nona Violet. Apakah Anda punya informasi lebih lanjut?" Wanita berdandan menor itu berbisik. "Jangan terlalu keras! Kita hanya bergosip." Sedangkan wanita yang satu lagi menatap wartawan itu dengan curiga. "Kami tidak tahu apa-apa." Wartawan itu menunjukkan ID persnya. "Saya hanya ingin mendapatkan sudut
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Bab 128

Setelah kematian Violet dan penangkapan Daniel, Alan dan Valeria begitu tenang. Mungkin itu karma bagi Violet dan hukuman untuk Daniel yang penipu Saat ini di taman belakang rumah Alan dan Valeria. Reinhard dan Elsa sedang bermain di ayunan. Boy yang baru pulang dari pemotretan berjalan menghampiri Alan dan Vale. "Kak Alan, Kak Vale, aku ada sesuatu yang ingin kukatakan. Ini penting sekali." "Ya, katakan saja," jawab Alan, menatap Boy dengan teliti. "Aku mau melamar Laura," kata Boy, tersenyum. Valeria ternyum lembut. "Laura? Kau serius, Boy?" "Serius, Kak. Dia wanita yang luar biasa. Baik hati, dan kami saling menyayangi," jawab Boy.
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 129

"Pada hari ini, kita berkumpul di sini untuk menyaksikan pernikahan Boy dan Laura," kata pendeta, dengan serius. "Boy, apakah kamu berjanji untuk mencintai dan menghormati Laura seumur hidupmu?" tanya pendeta. "Aku berjanji," kata Boy, dengan serius. "Laura, apakah kamu berjanji untuk mencintai dan menghormati Boy seumur hidupmu?" tanya pendeta. "Aku berjanji," kata Laura, dengan serius. "Dengan ini, aku menyatakan bahwa Boy dan Laura telah menikah secara sah," kata pendeta, dengan tersenyum. "Selamat menikah, Boy dan Laura!" kata tamu-tamu, dengan gembira, sambil memeluk mereka berdua. Saat itu, Boy dan Laura memotong kue pernikahan.
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 130

"Sayang, aku sudah lama memikirkannya. Bagaimana kalau kita keliling dunia bersama keluarga? Kita bisa mengunjungi tempat-tempat yang selalu kita impikan." "Sayang, aku sudah membuat daftar awal tempat yang ingin kita kunjungi. Mesir, Peru, Islandia, mungkin juga Jepang dan Australia?" "Wah, ide bagus sekali, Valeria! Itu semua tempat yang luar biasa! Aku setuju! Bayangkan, Reinhard dan Elsa akan sangat senang melihat piramida-piramida itu. Dan aurora borealis... pasti menakjubkan! Kapan kita mulai merencanakannya?" "Tapi aku sedikit khawatir tentang Reinhard dan Elsa. Apakah mereka akan sanggup mengikuti perjalanan panjang seperti ini?" "Kita bisa mengatur jadwal perjalanan yang fleksibel. Kita bisa memberikan mereka waktu istirahat yang
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more
PREV
1
...
111213141516
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status