Valeria duduk di samping ayahnya, Satia, yang sedang bersandar di divan kasurnya. Suasana kamar terasa hangat dan tenang. Valeria memegang tangan ayahnya dengan lembut. "Bagaimana, Ayah? Jam tangan ini Alan yang pilih, lho." Satia menatap jam tangan mewah di pergelangan tangannya, senyumnya lebar. "Bagus sekali! Sangat bagus. Terima kasih sekali lagi, Alan." Alan yang berdiri di ambang pintu mendekati Satia dan Valeria. "Sama-sama, Ayah Satia. Oh iya, bagaimana kalau Anda berobat di Singapura saja? Asistenku akan menemani Anda di sana untuk pencangkokan jantung terbaik. Kita bisa mendapatkan perawatan terbaik di sana." Satia menggeleng pelan, suaranya lemah namun tegas. "Tidak, Nak Alan. Aku hanya ingin di sini, dekat kalian dan cucuku. Aku sudah tua, wajar sakit seperti ini. Aku merasa nyaman di sini, di rumah." Valeria menahan air mata yang hampir jatuh, suaranya bergetar. "Ayah... jangan bic
Terakhir Diperbarui : 2025-02-17 Baca selengkapnya