Saat ia duduk di sofa untuk menunggu, pintu apartemennya tiba-tiba terbuka. Dimas masuk dengan ekspresi kaget, diikuti Leni dan Jesselyn yang tampak penasaran.“Whoa, Emily!” seru Dimas sambil memperhatikannya dari ujung kepala sampai ujung kaki. “Kau serius? Ini Emily? Kok rasanya beda banget.”Emily tersenyum canggung. “Kenapa sih? Aku cuma pakai gaun biasa.”Dimas bersiul kecil. “Biasa? Ini gaun mahal, kan? Serius, Emily, kamu kelihatan kayak mau ke pesta kerajaan.”Leni, yang berdiri dengan tangan terlipat, melirik tajam gaun Emily. “Dandananmu terlalu heboh, Emily. Apa kau mau ikut pesta kenegaraan?” katanya dengan nada yang setengah bercanda, setengah sinis.Jesselyn menambahkan sambil tersenyum miring, “Gaun itu cukup mahal, ya. Jadi… bekerja sebagai pembuat bekal makan siang Mr. Whiteller membuatmu dibayar sangat mahal, ya?”Emily tertawa kecil, berusaha mengabaikan sindiran itu. “Bukan, ini pemberian Amore,” jelasnya sambil memasang senyum.Namun, komentar itu justru memancin
Last Updated : 2025-01-06 Read more