All Chapters of Tatapan Mr. Whiteller Membuatku Berdebar: Chapter 21 - Chapter 30

41 Chapters

BAB 21

Emily hanya menggelengkan kepalanya tanpa berkata apa-apa lagi. Dia tahu Dimas bukan tipe orang yang mudah melepaskan rasa penasarannya, tapi dia juga tidak ingin terlalu memikirkan urusan pribadi orang lain.…"Tiba-tiba dia menjerit... ternyata jatuh," ucap Dimas kemudian terkekeh. "Dan dia masih sempat membenarkan poninya lagi, tidak ingat dengan jenggotnya," tambah Emily sambil tertawa. Mereka tertawa bersama, mengenang kejadian lucu yang mereka alami di jalan saat menuju kantor.Saat tiba di meja masing-masing, Emily terkejut melihat sebuah kantong berisi salep dan kapas di atas mejanya. "Kau yang menaruh ini, Dim?" tanya Emily sambil mengangkat kantong tersebut."Bukan, kan kita berangkat bersama tadi," balas Dimas sambil mengernyitkan dahi. "Siapa ya?" tanya Emily dengan nada penasaran, matanya memperhatikan sekeliling ruangan.Dimas mengangkat bahu, kemudian mendekat untuk melihat isi kantong itu. "Mungkin seseorang merasa kasihan pa
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

BAB 22

Emily menelan ludah. "Terima kasih, Sir. Tapi saya yakin luka ini akan sembuh dengan cepat," ucap Emily, mencoba mengakhiri pembicaraan."Saya memang selalu memastikan mitra atau partner kerja saya dalam kondisi prima," ucap Mr. Whiteller tegas. "karena Proyek ini membutuhkan semua orang dalam kondisi terbaik mereka."Dimas hampir tidak bisa menahan tawanya lagi. Ia menundukkan kepala, berpura-pura fokus pada piringnya yang sudah kosong. Sementara Beni masih terdiam, matanya berpindah-pindah antara Mr. Whiteller dan Emily, seolah mencoba memahami dinamika aneh yang baru saja ia saksikan.Setelah beberapa saat, Mr. Whiteller berdiri. "Saya akan kembali ke ruangan. Beni, ikut saya," ucapnya, memecah keheningan."Baik, Sir," jawab Beni, dengan cepat mengikuti langkah bosnya.Begitu mereka berdua pergi, Dimas langsung meledak tertawa. "Ya ampun, Em. Ini semakin menarik. Bos kita perhatian banget sama kamu!""Hush, jangan begitu!" Emily memukul lengan Dimas dengan pelan. "Dia hanya peduli
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

BAB 23

Di sisi lain, Dimas mulai menyadari perubahan dalam sikap Emily. Ia bisa melihat bagaimana Emily sering melamun, terutama setelah berinteraksi dengan Mr. Whiteller. Suatu hari, Dimas memutuskan untuk berbicara dengan Emily. "Kau kelihatannya sedang memikirkan sesuatu, Em. Ada yang ingin kau ceritakan?" tanyanya saat mereka sedang makan siang bersama di kantin.Emily terkejut dengan pertanyaan itu. "Tidak, aku baik-baik saja," jawabnya cepat sambil mencoba tersenyum."Tidak mungkin," balas Dimas sambil menatapnya tajam. "Aku mengenalmu cukup lama untuk tahu kalau kau sedang menyembunyikan sesuatu."Emily menghela napas. "Aku hanya... bingung, Dim. Mr. Whiteller terlalu perhatian padaku akhir-akhir ini, dan aku tidak tahu harus bagaimana."Dimas terdiam sejenak, lalu tersenyum kecil. "Kau suka dia, ya?" tanyanya dengan nada bercanda, meski ada sedikit kekhawatiran di matanya.Emily langsung menggeleng cepat. "Tidak, tidak seperti itu. Aku hanya tidak ingin perhatian itu membuat orang la
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

BAB 24

"Are you okay, Em?" tanya Dimas tiba-tiba, tepat setelah Emily keluar dari kamarnyaEmily hanya mengangguk kecil. "I'm okay, Dim," jawabnya. Namun, pandangannya langsung tertuju pada Leni yang sedang sibuk membuat sarapan di dapur. Tanpa ragu, Emily menembaknya dengan sebuah pertanyaan yang tajam."Apa kerjaan kemarin ulahmu, Len?" tanya Emily serius.Leni yang sedang mengaduk kopi di tangannya berhenti sejenak, lalu menoleh. "Atas dasar apa menuduhku?" jawab Leni dengan nada datar, tetapi jelas mengandung ketidaksenangan.Emily mendekat, matanya penuh dengan emosi yang ditahan. "Saat itu, di klinik, hanya ada aku, Dimas, dan Mr. Whiteller. Kamu tahu aku terjatuh, tapi kamu tidak ada di sana. Bisa saja kamu memfoto kami diam-diam, lalu menyebarkannya," cecarnya dengan nada yang mulai meninggi."Wow..." Leni tertawa sinis sambil memiringkan kepalanya. "Kau menuduhku?" ucapnya, kali ini terdengar jelas nada ketidaksukaannya."Karena hanya kamu yang selalu mengusikku," balas Emily tanpa
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

BAB 25

"Jadi, kemana sebenarnya kau mau membawaku?" tanya Emily sambil melipat tangannya, menatap Amore dengan mata menyipit."Taman hiburan," jawab Amore santai."Kemarin kau bilang ingin menunjukkan sesuatu. Menunjukkan apa di taman hiburan?" balas Emily curiga."Tak ada, hanya ingin bermain saja," ucap Amore sambil mengangkat bahu dengan senyuman kecil.Emily yang mendengar itu hanya menghela napas panjang, pasrah. "Baiklah...," gumamnya,Setibanya di taman hiburan, suasana langsung berubah ceria. Mereka hanyut dalam kegembiraan, berpindah dari satu wahana ke wahana lainnya. Tawa mereka sering kali pecah, terutama saat mencoba wahana yang lebih menantang."Naik roller coaster tadi seperti melepaskan seluruh beban hidupku. Rasanya semua masalahku ikut tertinggal di atas sana," ucap Emily sambil tertawa lepas, pipinya sedikit memerah karena udara dingin dan adrenalin.Amore ikut tertawa kecil. "Aku hampir kehilangan suaraku karena berteriak tadi," ujarnya sambil merapikan rambutnya yang ber
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

BAB 26

"Coba tebak," ucap Amore sambil dengan santai merangkul bahu Mr. Whiteller. "Apa kita terlihat mirip?""Kalian... kakak adik?" tebak Emily."Bukan," jawab Amore sambil tertawa kecil. "Coba tebak lagi."Namun, sebelum Emily bisa memberikan jawaban lain, Mr. Whiteller memotong. "Kami sepupu," ucapnya tiba-tiba.Emily menatap Amore dengan tatapan penuh tanda tanya, seolah berkata, Mengapa kau tidak memberitahuku sebelumnya?Melihat ekspresi Emily, Mr. Whiteller mencondongkan tubuh sedikit ke depan dan berkata dengan nada yang terdengar seperti menggoda, "Apa jawaban ini membuatmu senang?""T-tidak, Tuan Whiteller," jawab Emily dengan gugup saat diajukan pertanyaan tiba tiba seperti ituMr. Whiteller memperhatikan wajahnya yang memerah dan tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum tipis. Amore, yang sejak tadi memperhatikan interaksi mereka, memutuskan untuk angkat bicara."Apa aku melewatkan sesuatu di sini?" tanya Amore dengan nada curiga. Ia mengarahkan pandangannya secara berganti
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

BAB 27

Emily melangkah kembali ke mejanya dengan pikiran yang berat. Ia mencoba mengalihkan fokusnya pada pekerjaan yang harus ia selesaikan, tetapi kata-kata Leni dan tawa sinis itu terus terngiang di telinganya. Bahkan saat ia menatap layar komputernya, huruf-huruf di dokumen seperti tidak bermakna.Emily berusaha menata napasnya saat mendengar suara Beni di sebelahnya."Emily, Mr. Whiteller meminta mu ke ruangannya," kata Beni sambil menatap Emily dengan ekspresi serius."Oh... baik, terima kasih, Beni," jawab Emily, mencoba terdengar tenang meski pikirannya masih terganggu.Ia dengan cepat mengumpulkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan dan memasukkannya ke dalam map berwarna biru, berjaga jaga bila mr whiteller tiba tiba menanyakan pekerjaan. Setelah memastikan semuanya lengkap, ia berdiri dari kursinya dan berjalan menuju ruang Mr. Whiteller. Langkahnya terasa berat, sebagian karena suasana di sekelilingnya yang penuh dengan bisik-bisik dan tatapan tajam.Sesampainya di depan pintu ruanga
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

BAB 28

Di tengah perjalanan pulang menuju apartemennya, Emily berjalan kaki menyusuri trotoar yang sepi. Udara malam yang dingin membuatnya merapatkan jaketnya lebih erat. Namun, langkahnya terhenti ketika sebuah mobil berhenti di sampingnya. Jendela kaca mobil perlahan diturunkan, memperlihatkan wajah Mr. Whiteller yang sedang menatapnya dengan ekspresi tenang namun tegas."Masuk, Emily," perintah Mr. Whiteller tanpa basa-basi.Emily ragu sejenak, tapi akhirnya membuka pintu dan duduk di kursi penumpang. Suasana di dalam mobil terasa hangat, kontras dengan udara dingin di luar. Mr. Whiteller tidak langsung berbicara, hanya fokus menyetir sambil sesekali melirik Emily."Temani saya belanja furnitur," ucapnya tiba-tiba, memecah keheningan.Emily mengerutkan kening, kebingungan. "Furnitur, Tuan?" tanyanya, memastikan.Mr. Whiteller mengangguk ringan. "Ya. Saya membutuhkan opini kedua, dan saya pikir kamu orang yang tepat untuk itu."Emily masih belum sepenuhnya mengerti. "Kenapa saya?"Mr. Whit
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

BAB 29

Emily tersenyum samar, sedikit bingung dengan pertanyaannya. "Mmm... saya tidak tahu, Tuan. Saya hanya menyukainya saja," jawabnya jujur.Mr. Whiteller mengangkat alis, tampak sedikit tertarik. "Lalu, apakah hobimu adalah merombak ruangan dan menata ulang semuanya?" tanyanya lagi.Emily terkekeh kecil. "Tidak, Tuan. Kosan saya di Indonesia ukurannya kecil, jadi sulit untuk merombak atau menata ulang," jelasnya dengan nada bercanda.Mata Mr. Whiteller beralih ke sebuah vas bunga yang dipajang tidak jauh dari mereka. Ia mengambilnya dan memperhatikannya dengan saksama. "Vas bunga ini bagus. Apakah cocok untuk ruanganku?" tanyanya, meminta pendapat Emily.Emily memiringkan kepalanya sedikit, memandang vas itu dengan kritis. "Menurut saya, pilih yang kecil saja, jangan yang besar. Ruangannya akan terasa lebih seimbang," sarannya.Mr. Whiteller mengangguk, tampak mempertimbangkan jawabannya. "Bunga apa yang cocok untuk vas ini?" tanyanya lagi.Emily berpikir sejenak sebelum menjawab, "Bisa
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

BAB 30

Keesokan harinya, suasana kantor masih penuh dengan bisik-bisik dan tatapan penasaran dari para karyawan. Emily berusaha tetap tenang, meskipun dalam hatinya ia merasa sangat tidak nyaman. Ia fokus pada pekerjaannya dan menghindari pembicaraan yang tidak perlu dengan siapa pun.Namun, menjelang siang, suasana kantor mendadak berubah. Sebuah email resmi dari departemen HRD muncul di inbox seluruh karyawan. Subjeknya langsung menarik perhatian: "Klarifikasi Resmi Mengenai Foto yang Beredar".Emily membaca email itu dengan cemas. Isi email tersebut menjelaskan bahwa foto yang sempat beredar telah disalahartikan. Disebutkan bahwa foto tersebut adalah hasil editan dan tidak mencerminkan kejadian sebenarnya. Perusahaan juga menegaskan bahwa pihak yang menyebarkan foto tanpa izin sedang dalam investigasi, dan tindakan tegas akan diambil terhadap siapa pun yang terbukti terlibat.Di akhir email, ada kalimat yang membuat Emily hampir tak percaya:"Kami berharap karyawan bersikap profesional da
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status