Semua Bab Malam Panas Dengan Mantan Suami: Bab 21 - Bab 30

47 Bab

21. Jaga bicaramu!

Ting! Belum sempat aku membalas chat dari Nona Agnes, tapi dia sudah lebih dulu mengirimkanku chat lagi. [Aku tidak menerima penolakan! Pokoknya kalau kamu menolak ... aku akan memotong 50% gajimu!] Chat itu seperti sebuah ancaman bagiku. Ah tidak, aku tidak mau gajiku disunat olehnya. Bulan ini aku bekerja sudah sangat ekstra, apalagi ditambah dengan rencana menjebak Kak Calvin. Ya meskipun rencana itu gagal karena ulahku sendiri, tapi setidaknya aku sudah terlanjur terkena imbasnya. Terlanjur memadu kasih dengan Kak Calvin dan momen itu sulit sekali aku lupakan sampai sekarang. "Kamu kenapa, Vio? Apa ada masalah?" tanya Papa tiba-tiba, membuat diri ini langsung menoleh. "Enggak, Pa. Enggak apa-apa." Aku menggeleng lalu tersenyum. * * "Kenzie itu bukan tidak punya Ayah sebenarnya, hanya saja saya dan suami sudah berpisah." "Karena Kenzie masih terlalu kecil, jadi saya belum bisa memberitahu hal yang sebenar terjadi. Apalagi alasan kami bercerai." "Tapi saya h
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

22. Tukang urut

🌸🌸🌸🌸🌸"Kenapa kamu memakai kacamata hitam, Vio? Mana di dalam mobil lagi?" tanya Nona Agnes sambil mengemudi di sampingku. Kami berdua sudah berada di jalan, menaiki mobil pribadinya. Meskipun aku tidak bisa mengemudi mobil, Nona Agnes selalu menjadi pengemudi, meskipun kadang-kadang dia mengomel, meminta aku untuk belajar mengemudi. Sejatinya, bukan karena aku tidak mau belajar. Bahkan Papa sendiri sudah sering meminta aku untuk belajar mengemudi mobil. Namun, hatiku masih sempit, aku merasa takut. Tapi jika berbicara tentang motor, aku bisa mengendarainya. "Tidak apa-apa, Nona. Saya hanya sedang sakit mata, makanya saya memakai kacamata hitam karena khawatir Nona tertular," jawabku dengan berbohong. Sejujurnya, alasan aku memakai kacamata hitam adalah agar Omanya Kak Calvin tidak mengenaliku nanti.Lagian, aku dulu juga hanya sekali atau dua kali bertemu dengannya. Semoga saja dia sudah lupa dengan wajahku, meskip
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

23. Berjuang sendiri

"Iya, namamu. Kamu tentu punya nama 'kan, Nak?" "Namaku ...." Dengan jantung berdebar, bibirku gemetar saat ingin menjawab pertanyaan itu. Namun, sebelum kata-kata keluar dari mulutku, tiba-tiba terdengar suara yang memanggil namaku. "Bagaimana menurutmu, Viona? Apa aku cantik?" Suara lembut Nona Agnes memecah keheningan ruangan setelah keluar dari ruang ganti bersama pelayan butik. "Namamu Viona, Nak?" tanya Oma Bella dengan ekspresi terkejut yang jelas terpancar dari wajahnya. Matanya kini memerhatikanku dari ujung kaki hingga kepala, membuatku merasa seperti terpapar sinar sorot yang tajam. Ah sial! Nona Agnes malah menyebut namaku tepat di depan Oma Bella. Aku terdiam, tanpa bisa berbohong, padahal sebelumnya aku berniat untuk mencari nama lain yang lebih aman."Oma ... bagaimana menurut Oma? Aku cantik nggak?" Nona Agnes bertanya dengan suara lembut, ekspresi cemas terpancar dari matanya yang memandang Oma Bella, menunggu jawaban
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

24. Tidak ikhlas

Dalam suasana yang hangat dan penuh kasih, Kak Calvin dengan lembut menggendong tubuh Kenzie dan mencium puncak rambutnya. "Om juga kangen banget sama Kenzie. Kenzie apa kabar? Sehat, kan?" Kenzie terlihat senang, wajahnya bahkan merona. "Kenzie baik. Tapi Om ke mana saja? Kok nggak pelnah ke sini? Apa Om sudah lupa sama Kenzie, ya?" tutur Kenzie dengan ekspresi cemberut dan sedikit manja, mengekspresikan kerinduan yang dalam. "Maafin Om, ya, Om akhir-akhir ini sibuk banget sampai nggak ke sini. Tapi Om selalu ingat kamu kok, Dek," jawab Kak Calvin dengan lembut. "Eh, ada kamu ke sini, Cal?" sapa Papa yang tiba-tiba muncul dari pintu. Dia tersenyum saat Kak Calvin mencium punggung tangannya. "Udah lama?" "Baru aja, Pa," jawab Kak Calvin sambil tersenyum."Kalau begitu ayok masuk ke dalam, Papa kebetulan tadi habis beli martabak. Biar enak sekalian ngobrol." Papa merangkul bahu Kak Calvin, menariknya untuk masuk ke dalam. Tapi kedua ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

25. Kehidupan masing-masing

"Kenapa memangnya?" Kak Calvin justru memberikan pertanyaan balik. Namun, aku sudah memahami maksud dari jawaban yang dia berikan, bahwa memang Kak Calvin lah yang membelikan rumah baru untuk Nona Agnes. Sebegitu mudahnya? Apakah Kak Calvin tidak mempertimbangkannya dengan lebih matang? "Kenapa diam?" "Eh!" Aku terkejut mendengar Kak Calvin memanggilku. Lalu, aku tersenyum canggung. "Enggak apa-apa sih, Kak. Cuma sebelum Nona Agnes memiliki rumah baru... aku secara nggak sengaja mendengar dia dan Daddynya mengobrol." "Mengobrol tentang apa?" Kak Calvin kembali menatapku, tetapi kali ini dengan ekspresi penasaran. "Tentang Pak Erick yang mengalami kebangkrutan, dan rumahnya disita oleh pihak bank, Kak." "Oh, terus?"Apakah tidak apa-apa jika aku menceritakan semuanya?Tapi, mengapa harus disembunyikan? Selain itu, aku juga khawatir Kak Calvin dimanfaatkan. "Nona Agnes mengeluh, apakah mereka harus
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

26. Apakah aku akan berdosa?

Dalam suasana yang cukup tegang, Kak Calvin membelai rambut Kenzie sambil berkata, "Jadi, Dek .... Ayah dan Bundamu sebenarnya sudah berpisah, kami bercerai jauh sebelum kamu lahir ke dunia." Kenzie terkejut mendengar pengakuan ini. "Itulah sebabnya, Ayah selama ini tidak pernah datang menemuimu dan Bunda. Bukan berarti Ayah tidak menyayangimu, tapi karena Ayah sama sekali nggak tau, kalau Bunda ternyata hamil kamu." Ayah?! Aku sedikit kaget mendengar Kak Calvin yang mulai menyebut dirinya sebagai Ayah, tapi aku ikut senang dan terharu. "Tapi ... Belcelai itu apa? Kenzie nggak ngelti?" tanya Kenzie dengan polos, sambil bola matanya mulai berkaca-kaca. Apakah dia sedih? Ah tidak! Harusnya Kenzie bahagia sekarang. Kak Calvin menjelaskan dengan lembut, "Bercerai itu sama seperti kita berpisah, intinya seperti sudah tak lagi ada hubungan. Kami juga sudah hidup masing-masing sekarang, Dek," sambil m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

27. Mana buktinya?

"Agnes tidak mungkin tidak menerima Kenzie, dia pasti akan menerimanya," jawab Kak Calvin yang terdengar yakin."Apa Kakak yakin?" Meski begitu, aku masih berusaha untuk meyakinkannya."Tentu saja yakin. Agnes itu sangat mencintaiku, pasti dia juga bisa mencintai Kenzie.""Kamu ini bicara apa sih, Vio? Nggak mungkin lah calonnya Calvin tidak menerima Kenzie. Kamu jangan berpikir yang enggak-enggak deh," sahut Papa sedikit mengomel, membuatku menjadi kesal sendiri. Jujur, aku juga tidak suka dengan jawaban Kak Calvin yang terlihat membela Nona Agnes."Ya udah ya, Pa, aku pulang dulu. Nanti salamin ke Kenzie supaya jangan marah padaku, aku juga sangat berharap Kenzie dan Papa bisa datang ke acara pertunanganku besok.""Datang ke acara pertunangan?!" Papa tampak sedikit terkejut mendengar ajakan dari Kak Calvin. "Maksudnya, kamu mengundang Papa juga?""Tentu saja. Nanti Papa bisa datang bersama Kenzie, karena aku juga sekalian ingin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

28. Ide yang bagus

"Aku cari ke dalam mobil dulu deh, sepertinya tertinggal di sana." Aku segera pamit, berlari keluar dari rumah.Dengan langkah tergesa-gesa, aku memutuskan untuk memeriksa mobil, yakin bahwa amplop yang hilang mungkin tertinggal di sana.Atau mungkin saja, amplop itu terjatuh di dalam mobil, berserak di antara kursi-kursi yang rapat."Pak! Boleh aku meminta bantuan Bapak sebentar?" pintaku kepada satpam rumah Ayah, dengan harapan beliau bersedia membantu dalam pencarian yang mendesak ini, supaya benda itu segera ketemu."Minta tolong apa ya, Pak?" Pria berseragam hitam itu langsung berlari mendekati mobil. Tanpa ragu, aku membuka pintu mobil, mempersilakan beliau masuk."Tolong bantu aku mencari amplop putih di dalam mobil. Sepertinya jatuh, Pak," jelasku dengan suara gemetar, penuh kekhawatiran."Oh, baiklah, Pak." Pak Satpam mengangguk, lalu dengan sigap, beliau memasuki mobil dan bersama-sama kami menyusuri setiap sudut mobil, mencari-cari amplop yang hilang.Namun, setelah beberap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

29. Pesta pertunangan

"Kita harus menunggu sampai semuanya jelas.""Tapi Kenzie adalah anakku, Ma." Sedikit kesal, aku menarik tangan Mama."Masih perlu tes ulang untuk membuktikannya," tambah Ayah setuju.Ah, mereka sepertinya memiliki pandangan yang sama. Mengapa semuanya harus menjadi rumit seperti ini?***POV Viona.Setelah meletakkan udang goreng tepung di atas piring, hasil masakanku sendiri, aku kemudian menuangkan nasi.Kenzie sangat menyukai udang goreng tepung, dan aku sengaja membuatnya sendiri dengan harapan itu dapat meredakan kemarahannya.Aku berniat untuk merayu Kenzie agar mau makan malam, karena sejak tiba di kamar, anak itu tetap diam. Bahkan saat kubujuk untuk mandi, dia menolak, dan aku khawatir dia juga akan menolak untuk makan."Kenzie, sayang ... Lihat, Nak, Bunda membawa apa untukmu." Aku melangkah masuk ke dalam kamar, lalu berjongkok memperhatikan Kenzie yang berada di dalam kolong tempat tidur.Setiap kali marah, Kenzie selalu bersembunyi di dalam kolong tempat tidur, meskipun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

30. Ayah biologisnya Kenzie

Lho ... tapi kenapa justru Ayah Andre yang datang? Tau darimana dia rumah Papa? Dan mau apa kira-kira?Jantungku tiba-tiba berdetak kencang saat pria berjas biru itu melangkah mendekati kami dan menatapku dengan tatapan sinis."Assalamualaikum.""Walaikum salam, Pak," jawab Papa cepat, sambil mengulurkan tangannya. Ayah Andre dengan cepat merespons sambutan tersebut. "Bagaimana kabarnya, Pak? Sudah lama kita tidak bertemu.""Aku baik," jawab Ayah Andre. Sorot matanya kemudian beralih kepada Kenzie yang sejak tadi memperhatikannya."Eh, Nak. Ayok salim dulu, Kakek ini Ayahnya Ayah. Kakekmu juga," kata Papa kepada Kenzie. Anak kecil itu dengan polosnya mengulurkan tangannya menyentuh tangan Ayah Andre, lalu mencium punggung tangan."Ayah ...." Aku pun mengikuti langkah yang sama, jika tidak sopan untuk tidak melakukannya.Namun, berbeda kepada Papa dan Kenzie, Ayah Andre justru menepis tanganku sebelum aku sempat menciumnya.Dalam hatiku, pertanyaan-pertanyaan muncul: mengapa reaksi Aya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status