Home / Romansa / Malam Panas Dengan Mantan Suami / 25. Kehidupan masing-masing

Share

25. Kehidupan masing-masing

Author: Rossy Dildara
last update Huling Na-update: 2024-12-13 18:00:39

"Kenapa memangnya?" Kak Calvin justru memberikan pertanyaan balik. Namun, aku sudah memahami maksud dari jawaban yang dia berikan, bahwa memang Kak Calvin lah yang membelikan rumah baru untuk Nona Agnes.

Sebegitu mudahnya? Apakah Kak Calvin tidak mempertimbangkannya dengan lebih matang?

"Kenapa diam?"

"Eh!" Aku terkejut mendengar Kak Calvin memanggilku. Lalu, aku tersenyum canggung. "Enggak apa-apa sih, Kak. Cuma sebelum Nona Agnes memiliki rumah baru... aku secara nggak sengaja mendengar dia dan Daddynya mengobrol."

"Mengobrol tentang apa?" Kak Calvin kembali menatapku, tetapi kali ini dengan ekspresi penasaran.

"Tentang Pak Erick yang mengalami kebangkrutan, dan rumahnya disita oleh pihak bank, Kak."

"Oh, terus?"

Apakah tidak apa-apa jika aku menceritakan semuanya?

Tapi, mengapa harus disembunyikan? Selain itu, aku juga khawatir Kak Calvin dimanfaatkan.

"Nona Agnes mengeluh, apakah mereka harus
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Lilla Fausti
capek buka kunci
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   26. Apakah aku akan berdosa?

    Dalam suasana yang cukup tegang, Kak Calvin membelai rambut Kenzie sambil berkata, "Jadi, Dek .... Ayah dan Bundamu sebenarnya sudah berpisah, kami bercerai jauh sebelum kamu lahir ke dunia." Kenzie terkejut mendengar pengakuan ini. "Itulah sebabnya, Ayah selama ini tidak pernah datang menemuimu dan Bunda. Bukan berarti Ayah tidak menyayangimu, tapi karena Ayah sama sekali nggak tau, kalau Bunda ternyata hamil kamu." Ayah?! Aku sedikit kaget mendengar Kak Calvin yang mulai menyebut dirinya sebagai Ayah, tapi aku ikut senang dan terharu. "Tapi ... Belcelai itu apa? Kenzie nggak ngelti?" tanya Kenzie dengan polos, sambil bola matanya mulai berkaca-kaca. Apakah dia sedih? Ah tidak! Harusnya Kenzie bahagia sekarang. Kak Calvin menjelaskan dengan lembut, "Bercerai itu sama seperti kita berpisah, intinya seperti sudah tak lagi ada hubungan. Kami juga sudah hidup masing-masing sekarang, Dek," sambil m

    Huling Na-update : 2024-12-14
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   27. Mana buktinya?

    "Agnes tidak mungkin tidak menerima Kenzie, dia pasti akan menerimanya," jawab Kak Calvin yang terdengar yakin."Apa Kakak yakin?" Meski begitu, aku masih berusaha untuk meyakinkannya."Tentu saja yakin. Agnes itu sangat mencintaiku, pasti dia juga bisa mencintai Kenzie.""Kamu ini bicara apa sih, Vio? Nggak mungkin lah calonnya Calvin tidak menerima Kenzie. Kamu jangan berpikir yang enggak-enggak deh," sahut Papa sedikit mengomel, membuatku menjadi kesal sendiri. Jujur, aku juga tidak suka dengan jawaban Kak Calvin yang terlihat membela Nona Agnes."Ya udah ya, Pa, aku pulang dulu. Nanti salamin ke Kenzie supaya jangan marah padaku, aku juga sangat berharap Kenzie dan Papa bisa datang ke acara pertunanganku besok.""Datang ke acara pertunangan?!" Papa tampak sedikit terkejut mendengar ajakan dari Kak Calvin. "Maksudnya, kamu mengundang Papa juga?""Tentu saja. Nanti Papa bisa datang bersama Kenzie, karena aku juga sekalian ingin

    Huling Na-update : 2024-12-14
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   28. Ide yang bagus

    "Aku cari ke dalam mobil dulu deh, sepertinya tertinggal di sana." Aku segera pamit, berlari keluar dari rumah.Dengan langkah tergesa-gesa, aku memutuskan untuk memeriksa mobil, yakin bahwa amplop yang hilang mungkin tertinggal di sana.Atau mungkin saja, amplop itu terjatuh di dalam mobil, berserak di antara kursi-kursi yang rapat."Pak! Boleh aku meminta bantuan Bapak sebentar?" pintaku kepada satpam rumah Ayah, dengan harapan beliau bersedia membantu dalam pencarian yang mendesak ini, supaya benda itu segera ketemu."Minta tolong apa ya, Pak?" Pria berseragam hitam itu langsung berlari mendekati mobil. Tanpa ragu, aku membuka pintu mobil, mempersilakan beliau masuk."Tolong bantu aku mencari amplop putih di dalam mobil. Sepertinya jatuh, Pak," jelasku dengan suara gemetar, penuh kekhawatiran."Oh, baiklah, Pak." Pak Satpam mengangguk, lalu dengan sigap, beliau memasuki mobil dan bersama-sama kami menyusuri setiap sudut mobil, mencari-cari amplop yang hilang.Namun, setelah beberap

    Huling Na-update : 2024-12-15
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   29. Pesta pertunangan

    "Kita harus menunggu sampai semuanya jelas.""Tapi Kenzie adalah anakku, Ma." Sedikit kesal, aku menarik tangan Mama."Masih perlu tes ulang untuk membuktikannya," tambah Ayah setuju.Ah, mereka sepertinya memiliki pandangan yang sama. Mengapa semuanya harus menjadi rumit seperti ini?***POV Viona.Setelah meletakkan udang goreng tepung di atas piring, hasil masakanku sendiri, aku kemudian menuangkan nasi.Kenzie sangat menyukai udang goreng tepung, dan aku sengaja membuatnya sendiri dengan harapan itu dapat meredakan kemarahannya.Aku berniat untuk merayu Kenzie agar mau makan malam, karena sejak tiba di kamar, anak itu tetap diam. Bahkan saat kubujuk untuk mandi, dia menolak, dan aku khawatir dia juga akan menolak untuk makan."Kenzie, sayang ... Lihat, Nak, Bunda membawa apa untukmu." Aku melangkah masuk ke dalam kamar, lalu berjongkok memperhatikan Kenzie yang berada di dalam kolong tempat tidur.Setiap kali marah, Kenzie selalu bersembunyi di dalam kolong tempat tidur, meskipun

    Huling Na-update : 2024-12-16
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   30. Ayah biologisnya Kenzie

    Lho ... tapi kenapa justru Ayah Andre yang datang? Tau darimana dia rumah Papa? Dan mau apa kira-kira?Jantungku tiba-tiba berdetak kencang saat pria berjas biru itu melangkah mendekati kami dan menatapku dengan tatapan sinis."Assalamualaikum.""Walaikum salam, Pak," jawab Papa cepat, sambil mengulurkan tangannya. Ayah Andre dengan cepat merespons sambutan tersebut. "Bagaimana kabarnya, Pak? Sudah lama kita tidak bertemu.""Aku baik," jawab Ayah Andre. Sorot matanya kemudian beralih kepada Kenzie yang sejak tadi memperhatikannya."Eh, Nak. Ayok salim dulu, Kakek ini Ayahnya Ayah. Kakekmu juga," kata Papa kepada Kenzie. Anak kecil itu dengan polosnya mengulurkan tangannya menyentuh tangan Ayah Andre, lalu mencium punggung tangan."Ayah ...." Aku pun mengikuti langkah yang sama, jika tidak sopan untuk tidak melakukannya.Namun, berbeda kepada Papa dan Kenzie, Ayah Andre justru menepis tanganku sebelum aku sempat menciumnya.Dalam hatiku, pertanyaan-pertanyaan muncul: mengapa reaksi Aya

    Huling Na-update : 2024-12-17
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   31. Apa kamu berbohong?

    "Apa kamu berbohong??" Suara tajam Ayah Andre menusuk hatiku, matanya menatap dengan penuh keraguan, dan dadanya sedikit memajukan tubuhnya ke arahku."Demi Allah, untuk apa juga aku berbohong. Nggak ada gunanya," jawabku dengan mantap, mencoba menenangkan diri.Senyum miring terukir di wajah Ayah Andre sebelum ia kembali duduk dengan tegak. Napasnya terdengar berat sebelum ia memulai pertanyaan berikutnya, "Boleh aku tau, apa alasanmu tidak jadi menikah dengan Yogi?""Karena Kak Yogi nggak menerima kehamilanku, dia nggak mau bertanggung jawab atas bayi yang bukan darah dagingnya," jawabku dengan suara yang bergetar sedikit."Yakiiiinnn ... itu bukan darah dagingnya??" Ayah Andre menekankan kata-katanya, mencari kepastian."Jelas yakin, karena aku dan Kak Yogi nggak pernah melakukan hubungan yang dilarang agama," aku mencoba menjelaskan dengan hati-hati."Dilarang agama??" Ayah Andre mengangkat sebelah alisnya, ekspresinya penuh dengan keraguan. "Aku nggak paham maksud dari kata-katam

    Huling Na-update : 2024-12-18
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   32. Anak kandungku

    Nona Agnes meminta penjelasan dari Kak Calvin dengan tajam, "Beritahu aku dulu, Mas, dia siapa? Sebelum acara ini dilanjutkan." Sorot mata tajamnya menuntut jawaban saat dia berdiri dan melangkah mendekat. "Dia anakku, Yang. Anak kandungku," jawab Kak Calvin sambil tersenyum, menatap Kenzie yang bergelayut di dadanya. "Anak?!" seru Nona Agnes, memperlihatkan kejutan yang sama dirasakan oleh yang lain, termasuk keluarga Kak Calvin. "Calvin ...," panggil Mama Selly sambil menyentuh lengan kanan Kak Calvin, ekspresi gelisah terpancar jelas dari wajahnya, namun Kak Calvin dengan cepat menarik tangannya. "Kok bisa, Mas punya anak? Anak dari siapa, Mas?" tanya Nona Agnes dengan keterkejutan yang mencuat dari matanya. "Anak dari mantan istriku, Yang," Kak Calvin menjelaskan dengan lembut, sambil merangkul bahu Nona Agnes. Dadaku seketika sesak melihatnya. Ah, mengapa aku menjadi semakin sensitif dengan kedekatan Kak Calvin dan Nona Agnes? Aku semakin tidak rela melihat dirinya

    Huling Na-update : 2024-12-19
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   33. Dia menciumku

    "Aku ingin bicara denganmu, tapi takut ketahuan orang lain, terutama Agnes." "Apa ini rahasia?" "Ini hanya tentang Kenzie." "Kenapa dengan Kenzie, Kak?" Aku menatap Kak Calvin penuh tanya. "Kenzie tadi bilang, kalau nanti malam mau tidur di rumahku, bersamaku," jawab Kak Calvin. "Aku sendiri sudah minta izin sama Papa Tatang dan dia mengizinkan, Vio." "Terus kenapa, Kak? Dari kemarin-kemarin memang Kenzie kepengen tidur sama Kakak, dan Papa menyarankan kalau besok dia menginap. Aku juga mengizinkannya kok." Aku menyuarakan kebingungan. "Masalahnya, Kenzie ingin kamu juga ikut menginap, Vio. Dan itu membuatku bingung," ucap Kak Calvin dengan ekspresi ragu. "Kenapa harus bingung?" Aku bertanya, merasa sedikit lega dengan permintaan Kenzie. Anehnya, sebenarnya aku senang dengan kesempatan itu. Sampai-sampai pikiranku melayang, apakah ini terlalu berlebihan? Namun, bisa saja ini kesempatan untuk bersama Kak Calvin. Oh, pikiranku yang kacau! "Ya jelas aku bingung, Vio. Kit

    Huling Na-update : 2024-12-19

Pinakabagong kabanata

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 43. Ingat umur

    "Zea belum makan apa pun sejak siang tadi, Pak," lapor Akmal lirih, mendekat ke arah Kenzie. Sejak kedatangan Kenzie, dia duduk di depan kamar rawat. Kenzie tersentak lalu menoleh, tubuhnya tampak menegang. "Kok belum makan? Kenapa? Apa suster tidak mengantar makanan?" Suaranya bergetar, kecemasan terpancar jelas dari sorot matanya yang sayu. "Sudah, Pak. Tapi Zea menolaknya." "Harusnya kamu tawarkan makanan lain, Mal," desahnya, nada suaranya terdengar menyalahkan Akmal. Dia telah menitipkan Zea, dan seharusnya Akmal bisa bertanggung jawab sepenuhnya. "Makanan rumah sakit memang tidak seenak makanan rumahan, wajar kalau Zea tidak berselera." "Saya sudah menawarkan makanan dari restoran depan, Pak. Berbagai macam sudah saya belikan, dari makanan berat hingga yang manis. Tapi Zea tetap menolaknya. Lihat saja .…" Akmal menunjuk ke arah jendela. Beberapa bungkus makanan tergeletak tak tersentuh di atas meja. "Itu semua belum d

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 42. Sudah sepakat

    "Awalnya aku berencana seperti itu, Yah. Aku hanya ingin bertanggung jawab sampai bayi itu lahir, setelah itu aku akan meninggalkannya." Kenzie membeberkan rencana awalnya, baginya itu tak perlu ditutupi. Apalagi Ayah Calvin sudah memberikannya wejangan. "Tapi... sepertinya rencana itu harus aku urungkan." "Kenapa begitu? Apa karena kamu mau mendengarkan kata-kata Ayah?" Ayah Calvin bertanya, sebuah harapan tersirat dalam suaranya. "Banyak faktornya, salah satunya dari kata-kata Ayah juga. Aku akan menuruti." Kenzie mengangguk patuh, menunjukkan kepatuhannya pada ayahnya. "Tapi yang utama, karena Kakek, Yah." "Kakek?" Ayah Calvin mengerutkan dahi, bingung dengan penjelasan Kenzie. "Iya. Kakek Tatang. Dia menyukai Zea, dia kepengen Zea menjadi istriku." Penjelasan Kenzie semakin membuat Ayah Calvin penasaran. "Lho... bukannya kamu nggak bisa melihat hantu Kakekmu, ya?" Ayah Calvin menatap Kenzie dengan heran, bulu kuduknya merinding mengingat penampakan hantu mertuanya yang

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 41. Tetaplah bersamanya

    "Kamu jangan percaya pada Heru, Yang. Dia berdusta. Anak ini anakmu, bukan anaknya!" Air mata Helen membanjiri wajahnya, tangisnya semakin pecah, suara pilu menggema di ruangan yang tiba-tiba terasa sempit dan pengap. Dia mencoba menjelaskan, membela diri, menyelamatkan pernikahannya yang sudah berada di ujung tanduk.Namun, Kenzie tetap diam, tatapannya kosong, tak bergeming.Ayah Calvin, dengan wajah yang menggambarkan beban berat yang dipikulnya, akhirnya angkat bicara. Suaranya berat, menahan beban emosi yang tak kalah besarnya. "Pak Janur... Bu Hanum... sepertinya, ikatan keluarga kita harus berakhir sampai di sini. Kita harus menerima keputusan Kenzie." Kata-kata itu, yang keluar pelan namun menusuk, seperti palu yang menghantam dada Papi Janur dan Mami Hanum.Mami Hanum, dengan suara bergetar menahan tangis, menatap besannya dengan tatapan penuh harap. "Kok Bapak malah mendukung perceraian?" suaranya meninggi, mengungka

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 40. Mulai goyah

    "Biar aku, Yah," kata Kenzie, suaranya terdengar berat. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri sebelum mulai bercerita. "Sebelum menikah, aku berpacaran dengan Helen selama lima tahun. Tiga tahun di antaranya kami bertunangan, bahkan sebelum kami menjalani hubungan jarak jauh. Aku sengaja ingin bertunangan dulu, sebagai bukti keseriusan hubungan kami meskipun jarak memisahkan."Kenzie berhenti sejenak, mencoba mengendalikan emosinya. "Selama lima tahun pacaran… aku selalu menjaga kehormatan Helen, kami belum pernah berhubungan badan. Tapi ... di malam pengantin kami, aku merasa terkejut saat mengetahui Helem sudah tidak suci lagi.""Tidak suci?!" seruan Ayah Calvin, Bunda Viona, Opa Andre, dan Oma Dinda menggema di ruangan, suara mereka bercampur antara keterkejutan dan kemarahan. Mata mereka melebar tak percaya.Ekspresi terkejut dan tak percaya juga terpancar dari wajah Papi Janur dan Mami Hanum. Suasana tegang mencapai puncakn

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 39. Mediasi

    "Izinkan aku hidup mandiri. Aku tidak mau tinggal satu atap dengan Bapak. Tapi Bapak tidak perlu khawatir… setelah aku melahirkan, aku akan menyerahkan bayi ini kepada Bapak." Kata-kata itu keluar pelan, mengandung beban berat yang hanya dia sendiri yang mengerti. "Dan sebelum aku melahirkan… Bapak dilarang menemuiku. Biarkan aku hidup dengan bebas, sesuka hatiku." Dia meminta kebebasan, sebuah ruang untuk bernapas dan menenangkan jiwanya yang terluka."Tidak!" Kenzie menggeleng cepat, penolakannya keras dan tegas. Bagi dia, permintaan Zea itu sama saja dengan ditinggalkan. "Kita kan suami istri, Zea. Hal seperti itu tidak boleh dilakukan. Kita harus satu atap, kamu tidak boleh pergi meninggalkanku." Egoisnya terpancar jelas, dia hanya memikirkan keinginannya sendiri."Kalau kita satu atap terus… bisa-bisa semua orang tau kalau kita ada hubungan, Pak," Zea mencoba menjelaskan dengan tenang. "Bapak jangan menyepelekan hal seserius ini, ini sangat beri

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 38. Ada syaratnya

    Mata Zea perlahan terbuka, berat dan terasa berpasir. Cahaya redup menyilaukan sejenak, sebelum akhirnya dia mampu membiasakan penglihatannya. Ruangan putih bersih mengelilinginya, bau disinfektan khas rumah sakit menusuk hidungnya.Dia memutar kepala perlahan, melihat dinding-dinding yang polos, perlengkapan medis yang terpasang rapi di samping tempat tidur, dan jendela yang tertutup tirai putih tipis. Kejutan menusuk kesadarannya."Eh, ini seperti ruangan rumah sakit, kan??" gumamnya lirih, suaranya serak dan lemah. Dia mencoba duduk, merasakan nyeri menusuk di perut bagian bawah.Ingatannya kembali pada kejadian sebelumnya; sakit perut yang luar biasa, desakan-desakan kambing yang mengerikan di dalam kandang, kehilangan kesadaran... "Ooohh... pasti ini gara-gara aku sakit perut dan kena desak-desakan kambing. Tapi, siapa kira-kira yang bawa aku ke rumah sakit? Jangan bilang kalau ...." Pikirannya melayang, mencoba menebak siap

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 37. Kondisinya memprihatinkan

    Air mata Kenzie membanjiri pipinya, deras dan tak terbendung tanpa permisi. Meskipun awalnya dia tak begitu mendambakan kehadiran anaknya, namun kabar tentang kemungkinan kehilangannya telah menusuk kalbu jauh lebih dalam daripada yang pernah dia bayangkan. Sekelebat Kenzie membayangkan wajah mungil anaknya. bayangan kehidupan kecil yang mungkin tak akan pernah ada, menghantamnya dengan kekuatan yang luar biasa. "Tidak, Pak. Anak Anda baik-baik saja." Suara dokter itu seperti bisikan samar dari dunia lain, tak mampu menembus kabut kesedihan yang menyelimuti Kenzie. Matanya membulat, tak percaya, dipenuhi kebingungan yang membingungkan. "Se-serius itu, Dokter? Anak saya… baik-baik saja?" "Ya, Pak." Dokter itu mengangguk pelan, mencoba menyampaikan kabar baik dengan hati-hati, memahami guncangan emosi yang tengah dialami Kenzie. Kata-kata dokter itu perlahan mengurai simpul kesedihan yang mencekik dada Kenzie, seakan melepaskan ikatan yang menghimpit napasnya. Dia segera mengusap

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 36. Anakku sudah meninggal?

    Papi Janur terdiam, matanya menerawang, mencoba mengingat-ingat apakah dia mengenal seseorang bernama Heru. Nama itu terasa asing, namun sebuah rasa gelisah mulai menggelitik."Berhubung Bapak dan Ibu sudah ada tamu... izinkan kami pamit. Urusan saya dan istri juga sudah selesai, tinggal kita rundingan Kenzie dan Helen saja," ujar Ayah Calvin, tangannya sudah meraih gagang kursi. Namun, Papi Janur menahannya dengan tatapan hangat."Silakan minum kopi dan tehnya dulu, Pak, Bu. Baru pulang," pinta Papi Janur, suaranya lembut namun tegas.Ayah Calvin dan Bunda Viona mengangguk, segera menyesap minuman yang telah terasa dingin namun masih nikmat di tenggorokan."Kalau ada informasi tentang Kenzie... mohon segera hubungi saya atau Helen," pinta Papi Janur, seraya menjabat tangan Ayah Calvin. "Saya juga akan ikut mencarinya besok.""Tentu, Pak. Semoga segera ada kabar baik. Assalamualaikum.""Waalaikum salam."Mereka mengant

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 35. Dia istriku

    "Lho... kenapa itu, Pak?" tanya Kenzie, menunjuk kandang kambing dengan jari telunjuknya. Kawanan kambing itu makin menggila, berlarian tak karuan, menggerakkan tubuh mereka dengan panik, menimbulkan suara gaduh yang semakin menambah kekacauan. Fokus Kenzie buyar, teralihkan oleh kekacauan di hadapannya. Pria paruh baya itu, yang sebenarnya adalah ketua RT setempat, langsung berlari menuju kandang, langkah kakinya tergesa-gesa. Dia memeriksa setiap sudut kandang, mencari sumber kegaduhan. Bau kambing yang menyengat menusuk hidungnya, bercampur dengan aroma tanah dan sesuatu yang... aneh. Pandangan matanya terhenti pada sesosok tubuh yang tergeletak di pojok kandang, tersembunyi di balik tumpukan jerami yang berserakan. "Pak! Pak! Ada orang pingsan di dalam!" teriaknya, suara panik tersiar di antara suara kambing yang masih berisik. Dengan tangan gemetar, dia buru-buru membuka pintu kandang yang terbuat dari kayu lapuk. "Ora

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status