Home / Pendekar / PENDEKAR BUTA DARI LEMBAH HANTU / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of PENDEKAR BUTA DARI LEMBAH HANTU: Chapter 11 - Chapter 20

145 Chapters

bab 11: peninggalan kegelapan

Di tengah ruangan besar yang disinari oleh bola kristal raksasa, Arif, Lila, dan Danu berdiri dengan penuh kewaspadaan. Suasana di dalam kuil terasa semakin mencekam, seolah-olah udara itu sendiri dipenuhi oleh kekuatan jahat yang tak kasat mata. Bola kristal di atas altar batu itu berdenyut pelan, mengeluarkan cahaya aneh yang terus berubah warna—kadang merah gelap seperti darah, kadang hijau kehijauan seperti racun.“Bola kristal ini jelas merupakan sumber energi yang mengendalikan semua makhluk kegelapan di luar sana,” kata Lila pelan, menatap benda itu dengan hati-hati. “Tapi masalahnya, kita tidak tahu bagaimana cara menghentikannya.”Danu, yang sejak tadi terlihat cemas, menyarungkan kembali pedangnya. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Kita tidak bisa hanya berdiri di sini dan menunggu makhluk-makhluk itu menyerang lagi. Desa akan hancur kalau kita tidak segera menghentikan ini.”Arif, yang selama ini diam, tiba-tiba membuka mulut. “Sesuatu terasa tidak benar di sini.
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

bab 12: mantra pengurung

Lila berdiri di depan altar batu, memusatkan seluruh kekuatannya pada bola kristal yang berdenyut-denyut dengan cahaya mengerikan. Suara mantra yang ia rapalkan terdengar samar tapi penuh kekuatan, menggema di seluruh ruangan kuil kuno itu. Arif dan Danu berdiri di sekelilingnya, waspada terhadap setiap gerakan atau tanda-tanda bahaya yang mungkin muncul dari kegelapan yang mengintai.Ruangan itu bergetar pelan saat energi sihir dari bola kristal dan mantra Lila saling bertabrakan. Arif, yang meskipun buta, bisa merasakan setiap perubahan di sekitar mereka. Getaran yang dihasilkan oleh bola kristal semakin kuat, seolah-olah benda itu mencoba melawan kekuatan yang ingin mengurungnya kembali. Sementara itu, Danu menggenggam pedangnya erat-erat, siap untuk melindungi Lila dari bahaya fisik maupun magis.“Energinya sangat besar,” gumam Lila dengan nada tegang. Keringat mulai membasahi dahinya, meskipun suhu ruangan terasa dingin. “Aku bisa merasakan kekuatan gelap ini berusaha melawan. Me
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

bab 13: jejak masa lalu

Malam itu, Arif, Lila, dan Danu kembali ke desa dengan tubuh penuh luka dan kelelahan. Namun, desa yang mereka masuki kini jauh lebih tenang daripada ketika mereka tinggalkan. Tidak ada lagi suara raungan dari makhluk-makhluk kegelapan yang mengancam, dan tidak ada lagi bau kematian yang menguar dari lembah. Penduduk desa berkumpul di alun-alun, menatap ketiga pahlawan itu dengan penuh harapan dan rasa terima kasih.Kepala desa, seorang pria tua dengan rambut putih yang jarang, berjalan mendekat dengan langkah gemetar. "Kalian berhasil?" tanyanya, suaranya bergetar karena rasa takut yang belum sepenuhnya hilang.Lila mengangguk pelan, namun ada kelelahan di matanya. “Untuk sementara, ya. Kami sudah menutup segel di kuil tua di lembah itu. Makhluk-makhluk kegelapan tidak akan mengganggu desa lagi, tapi ancaman ini belum benar-benar berakhir.”Kepala desa menghela napas panjang, lega meskipun sedikit khawatir dengan kata-kata Lila. “Kami berhutang nyawa kepada kalian. Tidak ada yang tah
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

bab 14: perjalanan ke pegunungan api

Keesokan paginya, sebelum matahari terbit, Arif, Lila, dan Danu sudah bersiap untuk melanjutkan perjalanan mereka. Tujuan mereka selanjutnya adalah Pegunungan Api, sebuah tempat yang ditandai di peta sebagai lokasi segel kedua. Pegunungan tersebut terletak jauh di selatan, di mana legenda mengatakan bahwa kekuatan purba tersembunyi di dalam kawah vulkanik yang tak pernah padam. Perjalanan ke sana akan sulit dan penuh bahaya, namun mereka tahu tidak ada waktu untuk ragu.Danu mengamati peralatan yang telah mereka siapkan, memastikan bahwa semuanya dalam kondisi baik. “Kita harus siap untuk apa pun,” katanya sambil menyesuaikan sarung pedangnya. “Pegunungan Api terkenal karena medan berbahayanya, belum lagi legenda tentang makhluk-makhluk yang tinggal di sana.”Lila, yang tengah memeriksa kembali peta, mengangguk setuju. “Kita mungkin akan menghadapi lebih dari sekadar panasnya lava. Kekuatan kegelapan di sana pasti sudah tahu bahwa kita akan datang.”Arif, meski tidak bisa melihat, den
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

bab 15: Di Ambang Api

Perjalanan Arif, Lila, dan Danu semakin menantang saat mereka mendekati Pegunungan Api. Udara di sekitar mereka mulai berubah, semakin panas seiring langkah mereka mendekati kawah vulkanik yang terus aktif. Langit di atas semakin dipenuhi oleh asap tebal yang mengepul dari puncak gunung, menciptakan suasana mencekam. Arif, meskipun tidak bisa melihat, bisa merasakan energi yang sangat kuat dan berbahaya di sekitar mereka."Rasanya seperti ada kekuatan besar yang mengalir di bawah tanah," ujar Arif dengan nada tenang, meski tubuhnya tegang.Lila, yang berada di sampingnya, menyeka keringat di dahinya. "Ini bukan hanya karena panasnya gunung. Ada sesuatu yang lebih dari sekadar aktivitas vulkanik biasa. Segel itu pasti berada sangat dekat dengan sumber kekuatan ini."Danu, yang berjalan di depan, mencoba menyusuri jalur berbatu yang terjal. Meski peluh membasahi wajahnya, ia tetap waspada, memegang erat gagang pedangnya. "Kita harus berhati-hati. Medan seperti ini penuh dengan jebakan.
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

bab 16: pertarungan di puncak

Setelah mengamankan segel di kawah, Arif, Lila, dan Danu beristirahat sejenak. Meskipun mereka telah berhasil menghentikan makhluk-makhluk kegelapan, ketegangan masih menyelimuti mereka. Setiap detik berlalu, mereka merasakan getaran energi yang mengancam, seakan waktu mereka semakin terbatas."Bagaimana kita bisa sampai ke segel selanjutnya?" tanya Lila, memperhatikan peta yang masih dipegangnya. "Segel berikutnya berada di Puncak Gunung Api. Itu akan lebih sulit lagi."Danu menghela napas dalam-dalam. "Kita harus kembali ke jalur yang aman terlebih dahulu. Dari sini, kita harus menemukan jalan keluar dari kawah ini dan melanjutkan ke puncak. Kita tidak bisa berlama-lama di sini."Arif mengangguk setuju, meskipun matanya yang buta tak bisa melihat jalan di depan mereka. "Mari kita bergerak cepat. Kita harus menghindari lebih banyak kegelapan."Dengan langkah hati-hati, mereka mulai menjauh dari kawah. Namun, ketika mereka mendaki, suhu di sekitar mereka semakin meningkat. Asap dari l
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

bab 17: rahasia di puncak

Setelah mendaki lebih jauh, ketiganya akhirnya tiba di puncak Gunung Api. Dari tempat itu, mereka bisa melihat panorama yang menakjubkan dan sekaligus menakutkan. Di bawah mereka, lembah yang luas terbentang, tetapi di atas kepala mereka, langit berwarna merah dan oranye akibat aktivitas vulkanik. Asap tebal menyelimuti area tersebut, menciptakan suasana yang tegang dan misterius.“Ini tempat yang menakutkan,” ujar Lila sambil mengamati sekitar. “Tapi kita harus menemukan segel berikutnya secepatnya.”Arif, meskipun tidak bisa melihat, bisa merasakan aliran energi yang kuat di sekelilingnya. “Aku merasakan ada sesuatu yang besar di sini. Kekuatan kegelapan bersembunyi di balik segel yang kita cari.”Danu berusaha menjaga kewaspadaan. “Kita harus hati-hati. Segalanya bisa berubah dalam sekejap. Kita tidak tahu apa yang menunggu di depan.”Mereka melangkah maju, menyusuri jalan setapak yang berbatu. Suara gemuruh dari dalam bumi masih terdengar, seakan-akan gunung itu berbicara, memperi
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

bab 18: perjalanan menuju gelapnya hutan

Setelah meninggalkan puncak Gunung Api, ketiga sahabat itu merasakan kelegaan. Namun, mereka tahu bahwa tantangan selanjutnya menanti mereka di depan. Segel-segel yang telah mereka lindungi hanyalah langkah pertama dalam perjalanan panjang yang penuh bahaya. Misi mereka belum selesai. Mereka harus menuju Hutan Gelap, tempat di mana segel terakhir berada, dan di sanalah makhluk kegelapan terkuat menunggu.“Sekarang kita menuju Hutan Gelap,” kata Arif, melangkah di depan dengan penuh keyakinan. “Kita harus lebih berhati-hati. Tempat itu dipenuhi dengan ilusi dan jebakan.”“Apakah ada jalan lain yang bisa kita ambil?” tanya Lila, sedikit ragu. “Hutan itu terkenal dengan kegelapannya. Kita mungkin akan tersesat.”Danu, yang berjalan di samping Arif, mengangguk. “Kita tidak punya pilihan lain. Segel terakhir ada di dalam sana, dan kita harus menghentikan makhluk-makhluk itu sebelum terlambat. Setiap detik berharga.”Mereka melanjutkan perjalanan, menuruni lereng gunung dengan hati-hati. Su
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

bab 19: PERANG TERAKHIR DI HUTAN GELAP

Hutan Gelap terasa semakin menakutkan saat ketiga sahabat itu melangkah lebih dalam. Setiap langkah mereka dipenuhi ketegangan, dan suasana di sekitar semakin mencekam. Suara-suara aneh dan bisikan kegelapan mengintimidasi mereka, seolah mengingatkan bahwa mereka tidak diinginkan di sana. Tetapi tekad untuk menyelamatkan dunia dari kegelapan mendorong mereka untuk terus maju.“Di depan, sepertinya ada sesuatu,” kata Arif, mengangkat tangannya untuk mengisyaratkan teman-temannya agar berhenti. Di hadapan mereka, ada sebuah altar kuno yang dikelilingi oleh semak-semak tebal. Altar itu tampak megah, meskipun dipenuhi lumut dan tanaman liar. Di tengah altar, mereka bisa melihat simbol-simbol kuno yang bersinar samar.“Itu pasti tempat segel terakhir,” Danu berkata, matanya bersinar penuh semangat. “Kita harus cepat!”Namun, saat mereka mendekat, suasana di sekitar tiba-tiba berubah. Tanaman-tanaman di sekitar altar tampak bergerak, seolah-olah hidup. Dari balik semak-semak, muncul sosok-s
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

bab 20: KEMBALINYA CAHAYA

Di depan altar kuno yang berlumut dan dikelilingi oleh pepohonan besar, ketiga sahabat itu berdiri berhadapan dengan segel terakhir yang harus mereka perkuat. Setelah melewati banyak rintangan dan menghadapi makhluk kegelapan, mereka tahu bahwa tugas mereka belum sepenuhnya selesai. Hanya dengan menguatkan segel ini, mereka bisa memastikan bahwa kegelapan tidak akan pernah kembali.Arif, Danu, dan Lila saling memandang, menyadari bahwa ini adalah saat penentuan. “Kita sudah sampai di sini,” kata Arif, menatap kedua sahabatnya. “Semua yang kita lakukan akan bergantung pada momen ini. Kita harus bersatu dan memperkuat segel ini.”“Benar,” jawab Lila, mengangguk. “Kita telah berjuang bersama, dan kita akan menyelesaikan ini bersama. Mari kita lakukan dengan hati yang penuh keberanian!”Danu tersenyum, merasakan semangat di antara mereka. “Bersiaplah. Kita sudah melewati banyak hal. Kita tidak boleh gagal sekarang.”Ketiga sahabat itu mengulurkan tangan mereka, menciptakan lingkaran di se
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status