“Heuh? Sampai segitunya, trauma itu? Memangnya tidak bisa diobati sampai segitunya?” tanya Riana, suaranya terdengar seperti desau angin yang membawa serpihan kebingungan dan penasaran sekaligus.Matanya menyipit sedikit, menatap Fandy dengan tatapan yang seperti ingin menguliti setiap rahasia yang tersimpan di balik raut wajahnya.Fandy menghela napas kasar, sebuah tarikan napas panjang yang terasa berat, seperti memikul beban bertahun-tahun di pundaknya. “Kamu tahu, kenapa Papa sering ke luar negeri?” tanyanya, namun lebih seperti pernyataan yang menggantung di udara.“Karena menemani Kak Satya berobat. Satu lagi, Mama tidak tahu hal ini. Jadi, jangan pernah kamu tanyakan hal ini kepada Mama.”Sejenak, hening menyelimuti ruangan, hanya terdengar detak jam dinding yang mengiringi langkah waktu. Riana mengerutkan kening, tanda bahwa rasa penasaran telah menguasai dirinya.“Ya sudah, kalau begitu kamu kasih tahu aku aja biar aku nggak penasaran.” Nada suaranya terdengar kekeuh, seperti
Last Updated : 2024-11-21 Read more