“Jawab!” Atmosfer di dalam rumah kontrakan Mala berubah menjadi tegang. Meski pun Adris terlihat pucat, namun aura dingin dan ketegasan dalam suaranya tidak hilang, bahkan Mala masih bisa merasakan betapa tajam tatapan mata pria itu.Dalam keadaan yang tegang dan penuh dengan tekanan seperti itu, Mala malah ingin menghambur ke dalam dekapan pria itu, dan menangis di sana, menumpahkan isi hatinya, dan melepaskan rasa takutnya.Padahal, rasa takut itu justru disebabkan oleh pria yang kini masih menunggu jawaban Mala.“Kalau kamu masih tidak menjawab, aku akan membawamu ke rumah sakit sekarang!”“Tunggu dulu!” Ayu melepaskan diri dari Kelon dan langsung berdiri di antara Mala dan Adris, melepaskan tangan pria itu dari lengan Mala. “Bapak ga bisa seenaknya begitu, dong!”“Minggir, jangan ikut campur!” ujar Adris dengan nada suaranya yang rendah.“Maaf, Pak, bukannya saya mau ikut campur atau apa, tapi, kondisi Mala memang ga boleh kemana-mana.Itu ga baik untuk jan…eh, kesehatan Mala!” Hu
Terakhir Diperbarui : 2024-11-29 Baca selengkapnya