All Chapters of Pengantin Pengganti Untuk Cucu Tuan Besar: Chapter 21 - Chapter 25

25 Chapters

Bab 21

“Siapa perempuan cantik itu?” tanya Mala pada Kelon yang berjalan di sebelahnya, menjalankan tugasnya sebagai pengawal ‘Nyonya Muda’..“Mantan Tuan Muda.”“Oh, itu yang namanya Patricia? Tapi bukannya sedang hamil, ya?” Pertanyaan Mala mengundang lirikan tajam dan dingin dari Kelon. Dan Mala tahu, dia sudah terlalu kepo untuk tahu tentang masa lalu Adris.“Saya tarik pertanyaan saya.” ujar Mala cepat-cepat. Terkadang Kelon justru lebih mengerikan dari pada Adris. Mala menyempatkan diri untuk melihat ke arah Adris yang terlihat kaku dan dingin sedang berdiri tanpa ekspresi di depan perempuan yang terlihat berusaha untuk menarik perhatian Adris.Mala menggeleng, kenapa ada perempuan yang menginginkan pria dingin dan menyebalkan seperti Adris?Ia meneruskan langkahnya hingga berhenti di dekat stan makanan, dia mulai memilih kue-kue manis dan kudapan-kudapan manis lainnya untuk memenuhi piring yang dipegangnya.“Nona Mala?” Suara sorang pria menyapa Mala. Dengan sigap Kelon langsung mend
Read more

Bab 22

Adris sama sekali tidak mengerti untuk apa mamanya mengundang Sabrina ke acara peresmian rumah sakit ini. Padahal Sabrina, perempuan cantik yang katanya kini berprofesi sebagai model itu tidak ada urusannya dengan rumah sakit ini, apa lagi semenjak hubungan mereka berakhir beberapa tahun lalu sebelum Sela kembali menjodohkan Adris dengan Patricia. Tapi, yang paling tidak Adris mengerti saat ini adalah debaran jantungnya yang sama sekali tidak bisa selow sejak kali pertama Mala menyunggingkan senyum manis itu.Mala, perempuan itu bahkan bisa membuat Adris melemparkan satu kalimat yang membuat mode cantik itu kalah telak.“Aku tidak akan meninggalkan perempuan yang aku cinta.” Kalimat yang dia ucapkan di hadapan Sabrina pun masih terus menggema di dalam kepalanya sendiri. Ia terus memperhatikan Mala yang asik dengan kue manisnya. Perempuan itu makan seolah tidak berada di tempat umum yang menuntutnya untuk bersikap anggun, tapi anehnya, Adris tidak merasa keberatan. Dia malah senang
Read more

Bab 23

“Tunggu! Tunggu dulu!” Mala mulai panik lantaran Adris tidak berniat membawanya kembali ke kontrakan tapi malah ke apartemen.“Tu-Tuan, kenapa ga antar saya langsung pulang ke kontrakan saya aja?” Mala melihat Adris dengan tatapan penuh kecemasan. Tapi Adris tetap diam, apa lagi Kelon. “Tuan Muda!” Mala menyentak lengan Adris hingga berhasil membuat pria itu melihat kepadanya dan melirik tajam pada tangan Mala yang menyentuh lengannya.“Antarkan saya pulang!” kata Mala sambil buru-buru menarik tangannya kembali.“Kenapa?” Satu kata tanya itu membuat Mala merasa terpojok. “Kamu takut?”“Saya…saya…”“Kenapa kamu terlihat panik?” Sorot mata Adris berubah gelap, dan kegelapan itu membuat Mala seolah terhisap dalam kegelapan yang menakutkan.Tapi anehnya, Mala tidak memalingkan wajahnya, dia justru merasa penasaran dengan apa yang ada di dalam kegelapan itu.Tiba-tiba sesuatu menggelitiknya. Sesuatu yang membuat dirinya menginginkan hal yang selama ini ditakutkan.“An-antarakan saya pula
Read more

Bab 24

Mala melangkah mundur, terus mundur sampai pinggangnya menyentuh meja dapur dan Adris berdiri hanya berjarak satu langkah saja.“Apa yang ada dalam pikiranmu?” tanya Adris dengan nada dinginnya yang sinis.“Apa kamu pikir aku akan menyentuhmu lagi?”Mala tidak menjawab, tapi dari sorot matanya, Adris bisa tahu perempuan itu cemas luar biasa. Dan sialnya, melihat Mala yang tersudut sambil mencekal erat bungkus kudapan seolah kudapan itu bisa dijadikannya sebagai senjata untuk melawan Adris membuat Adris ingin melemparkan kudapan itu dan melumat bibir Mala.“Cepat makan! Setelah itu gunakan tubuhmu untuk masak makan malam untukku!” Adris bergerak mundur dan pergi dari hadapan Mala. Meninggalkan perempuan itu di dapur. Bahkan, helaan napas lega dari bibir Mala masih terdengar oleh Adris.Semakin kesini, setiap berada di dekat perempuan itu semakin membuat Adris merasa dirinya berbahaya. Seperti ada sebuah dorongan dari dalam diri Adris untuk menyerang Mala dan melahap perempuan itu bul
Read more

Bab 25

Beberapa hari setelah kejadian di apartemen, Adris memilih untuk tidak mendatangi atau pun mencari tahu lagi tentang Mala. Bukannya menyerah, memangnya apa yang dia perjuangkan?Ya, kan?Dia hanya tidak mau lagi peduli. Adris meyakinkan dirinya, perasaannya yang sering timbul untuk menemui Mala, karena secuil rasa bersalahnya yang dulu pernah dia perbuat pada Mala. Hanya karena Adris masih memiliki rasa kemanusiaan. Tapi, perasaan yang aneh itu kerap muncul dan mengganggu waktu tidurnya.Anehnya, itu seperti perasaan rindu.Ah, sial. Ini bahkan sudah hampir dua minggu berlalu, dan nyaris setiap harinya Adris selalu ingin menemui Mala, melihatnya tersenyum, atau hanya sekadar mendengar suaranya.“Selamat pagi, Tuan.” Kelon datang, seperti biasa. Asistennya selalu datang dengan penampilannya yang rapi. Adris masih duduk di ruang tengah, dengan segelas kopi hitam yang mengepul tapi tidak diminum sedikit pun olehnya.Wajahnya tiba-tiba mengernyit kuat, dia melihat Kelon sembari menutup
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status