Home / Pendekar / PENGENDALI ANGIN PETIR / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of PENGENDALI ANGIN PETIR: Chapter 131 - Chapter 140

191 Chapters

Bab 131

"Kita tunggu saja kabar dari mereka," sahut sang ayah. "Berarti mereka juga belum tahu kalau aku sudah turun tahta dari Cundamanik."Setelah itu Bayu ditempatkan di sebuah pondok khusus untuk tamu istana.Malam pun tiba.Pada kesempatan itu Bayu segera menemui istri-istrinya di dalam kereta kuda yang 'diparkir' di tempat khusus pula.Dia langsung menjelaskan kejadian selama di perjalanan. Karena selama itu tidak ada kesempatan untuk menemui ketiga istrinya."Sepertinya kalian harus tetap di sini, tapi masih bisa mengawasi dari sini ke manapun aku pergi. Juga bisa melihat-lihat negeri yang asing ini tanpa ketahuan penghuninya."Tiga istri hanya bisa mematuhi perintah suami saja. Lagi pula tidak ada sesuatu yang membahayakan. Sekeras apa pun rintangan, Bayu pasti akan bisa melewatinya.Tiba-tiba saja Bayu merasakan ada hawa sakti memasuki wilayah istana ini. Ada yang masuk diam-diam."Ada apa?" tanya Asmarini meny
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 132

"Bagus, besok aku akan mengorek keterangannya!"Kemudian Prabu Narayana meninggalkan tempat itu tanpa basa-basi lagi. Bayu hanya garuk-garuk kepala melihatnya."Apa wataknya memang seperti ini?" gumamnya sangat pelan.Melihat dari cara kedatangannya, Prabu Narayana jelas memiliki ilmu kanuragan.***Esok harinya orang-orang seistana jadi geger setelah tahu ada seorang penyusup masuk. Terlebih para prajurit yang kebagian ronda, mereka merasa kecolongan.Mungkin karena selama ini belum pernah ada kejadian yang mengganggu keamanan istana.Gadis penyusup kini sudah diikat pada sebuah tiang yang menancap di pinggir lapangan kecil tempat mengeksekusi orang yang dianggap telah terbukti melanggar aturan kerajaan.Semua yang melihat tampak heran karena penyusup ini seorang gadis cantik yang pastinya banyak disukai laki-laki.Prabu Narayana tampak berdiri di depan gadis itu. Tidak ada keramahan di matanya. Bentuk
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 133

"Sembunyi! Jangan sampai menampakan diri!" perintah Karsa.Semuanya langsung sigap mengikuti perintah termasuk Sangara yang masih keheranan. Semuanya melihat ke arah jalan."Ada apa?" tanya Sangara lagi begitu berada dekat dengan Karsa."Tunggu saja, lihat ke jalan!"Beberapa saat kemudian lewatlah tiga orang berkuda yang berjalan pelan. Salah satunya sangat mereka kenal yaitu Seruni."Seruni!" desis Sangara. "Siapa dua orang yang bersamanya?"Mereka sudah tidak ingat lagi wajah Prabu Surya dan Bayu. Apalagi sekarang penampilan keduanya berbeda."Apa kita tangkap saja?" usul Sangara."Jangan gegabah!" tukas Karsa. "Lebih baik kirim saja pengintai, cari tahu mereka hendak kemana!""Boleh juga!"Beberapa hari sebelumnya mereka terkejut mendapati tawanan mereka hilang begitu saja. Yang sangat mengejutkan kereta kudanya juga ikut menghilang.Tidak ditemukan jejak apapun dari mereka. Bahkan
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 134

Seruni sudah menduga akan mengambil arah ini. Sementara Bayu yang tidak tahu jalan hanya ikut saja.Setelah beberapa lama terlihat di tengah jalan, seorang lelaki setengah baya berdiri menghadang. Di tangannya tergenggam tombak pendek bermata pedang.Orang ini berwajah garang, kumis dan jambang bawuknya tebal. Badannya cukup kekar menonjolkan otot yang sering ditempa.Baik Prabu Surya atau Bayu tampak tenang saja. Karena memang ini yang ditunggu sejak kemarin.Sebenarnya perjalanan dari Purwa Sedana ke Girijaya bisa dilalui lewat jalan yang lebih dekat dan menjadi jalan utama penghubung antar dua kerajaan tersebut.Namun, Prabu Surya sengaja mengambil rute berputar yang cukup jauh dan menjadikan Seruni sebagai umpan. Agar orang-orang yang berada di belakang semua ini muncul."Serahkan gadis itu, maka kalian akan kubiarkan hidup!"Prabu Surya tertawa mengekeh. "Aku tidak percaya, maka tidak akan menyerahkan dia!"
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 135

Istana kerajaan Girijaya.Kertasinga, putra Prabu Gendrayana tampak sedang menghadang empat orang pejabat yang ternyata pengkhianat kerajaan. Mereka adalah tiga menteri dan satu senapati.Ketiga menteri itu tidak lain adalah Suro, Sangara dan Karsa. Sedang sang senapati yaitu Lembu. Sebelumnya mereka telah memberikan kabar bahwa pamannya yaitu Prabu Surya dari Cundamanik telah disandera mereka.Mereka menuntut Prabu Gendrayana menyerahkan tahtanya kepada senapati Lembu. Di luar istana juga sudah siap ratusan prajurit binaan senapati Lembu yang kebanyakan murid dari perguruan Sagentra.Mereka segera menyerbu istana begitu mendengar kabar dua orang yang membawa Seruni menuju ke sini.Saat ini mereka bukan di istana utama, tapi di tempat terpencil yang letaknya di belakang istana. Di sana terdapat rumah kecil yang digunakan untuk bertapa.Prabu Gendrayana berada di dalam sedang melakukan tapa. Dia masih memegang jabatannya sebagai r
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 136

Di tempat lainnya ada sekelompok prajurit yang ditugaskan untuk mendatangi kediaman selir Sekarsari. Mereka prajurit Girijaya.Seorang senapati yang masih setia kepada Girijaya mendapatkan kabar secara rahasia dari Purwa Sedana bahwa sebenarnya Prabu Surya tidak disandera kelompok senapati Lembu.Diberitahukan juga bahwa Prabu Surya sedang dalam perjalanan menuju Girijaya secara menyamar.Utusan rahasia dari Purwa Sedana juga menyarankan agar selir Sekarsari ditangkap. Pokoknya semua informasi dan rencananya disampaikan dengan jelas.Sayangnya setelah sampai di kediaman selir Sekarsari, keadaan rumahnya sepi. Hanya ada para pembantu saja yang bekerja di sana.Dipastikan sang selir sudah kabur dan tidak salah lagi dia berlindung di balik ketiak ayahnya, Ki Gandara, guru besar perguruan Sagentra.Maka rencana yang lain dijalankan, salah satu prajurit segera pergi melapor ke pasukan Purwa Sedana lain yang dipimpin langsung Prabu Nar
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 137

"Terima kasih, kau telah membantu urusan di negeri ini. Sekarang kau bisa kembali ke tempat asalmu."Setelah bicara begitu, tiba-tiba sosok Prabu Surya lenyap. Bayu sudah berada di hutan yang semula ia lewati. Anehnya kereta kuda ajaib juga ada disampingnya.Tidak ada lagi hiruk pikuk istana Girijaya. Yang terlihat hanya hutan rimbun dan sepi. Sepertinya waktu tidak bergerak sama sekali. Masih seperti ketika menemukan Prabu Surya di tengah jalan.Pengalaman sebelumnya memang seperti mimpi saja. Entah di alam mana kejadian itu.Ketika menoleh ke kereta kuda, ketiga istrinya sudah berdiri di tempat kusir."Apakah yang kita alami tadi hanya sekadar ilusi?" tanya Bayu."Apakah gadis bernama Seruni itu juga ilusi?" balik tanya Asmarini dengan nada cemburu. Dua istri lainnya juga menunjukkan muka yang sama."Ah!" Bayu tertawa sambil usap-usap dahi. "Kalian masih cemburu, berarti bukan ilusi. Kalau begitu aku ingin kembali ke n
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 138

Dua orang berteriak keras bersamaan dengan tubuhnya yang terpental dari arena pertarungan. Mereka sempoyongan sambil memegang lehernya yang terasa seperti dicekik. Tiga orang lain tampak panik. Mereka tidak percaya begitu sulit merobohkan satu orang saja, perempuan lagi. Padahal semuanya sudah mengerahkan ilmu paling diandalkan. "Keparat!" "Jangan beri ampun lagi, bunuh jalang ini!" Sementara itu satu orang kawan mereka yang pertama tadi telah terkapar tak bernyawa akibat racun Kelabang Ireng yang ganas. Disusul dua orang lagi yang kini kelojotan di tanah sambil memegang leher dan mengeluarkan suara seperti ayam disembelih. Tiga warok tersisa makin tersulut amarahnya. Mereka kerahkan seluruh tenaga dalam yang dimiliki. Niat yang awalnya hanya ingin bersenang-senang menikmati tubuh Sujiwati berubah menjadi ingin membunuh. Sepasang tangan masing-masing tampak menghitam laksana baja
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 139

Semua sinar hitam tidak ada yang mampu melukai tubuh Soca Srenggi. Tidak satu pun bagian tubuh yang menjadi kelemahan. Bahkan ketika diarahkan pada rongga mulut ketika lelaki tua itu tertawa lebar. Lepp! Sinar hitam masuk ke dalam mulut seperti ditelan saja. Orangnya tetap tegak tak bergeser sedikit pun. Suara tawanya terdengar menyeramkan. "Sialan, dia punya ilmu baru rupanya. Tubuhnya kebal dan sulit menemukan kelemahannya!" gumam Sujiwati. Dia hentikan serangan. Mengatur napas beberapa saat karena tenaganya terkuras. "Kenapa berhenti? Teruskan! Atau kau sudah tidak sabar ingin bersenang-senang. Ha... Ha... Ha...!" "Baiklah, aku tidak ingin berurusan denganmu lagi. Anggap saja di antara kita tidak ada silang sengketa!" Sujiwati berkata seperti itu karena sadar tidak akan mampu mengalahkan musuhnya. Kemudian gadis ini berbalik hendak meninggalkan tempat itu, tapi tiba-tiba saja sosok Soca Sren
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 140

"Tidak, aku merasa seperti murid tunggal. Atau mungkin guru mendidiknya di tempat lain sehingga aku tidak tahu. Guru juga tidak pernah memberi tahu hal itu.""Bisa jadi. Kita lihat saja dia pasti masih mencari Dinda!""Perasaanku jadi tidak enak. Takut terjadi apa-apa dengan guru!""Kalau begitu kita percepat perjalanan," ujar Bayu.Kemudian Bayu memerintahkan kereta kuda agar menghilang dari pandangan manusia biasa. Lalu bergerak cepat ke tempat tujuan.Sebelum sampai di kampung kecil tempat tinggal Ki Grengseng kereta ajaib tersebut kembali menampakkan diri layaknya kereta kuda biasa memasuki kampung tersebut.Rumah Ki Grengseng berada di pelosok agak terpencil dari yang lainnya. Nindya Saroya langsung melompat turun begitu melihat barang-barang di halaman depan tampak berantakan.Perasaan tidak enak Nindya Saroya menjadi kenyataan. Dia menemukan Ki Grengseng terkapar di tengah lantai hampir sekarat.Kakek tua
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status