Semua Bab PENGENDALI ANGIN PETIR: Bab 121 - Bab 130

191 Bab

Bab 121

Seperti kepada Dharma Satya dulu, sang Ratu para makhluk duyung memberi hadiah berupa kereta ajaib. Bedanya kereta ini lebih kecil.Kereta yang hanya ditarik satu ekor kuda. Dari luar tampak kecil dan biasa saja. Namun, ketika sudah masuk ke dalam biliknya maka akan menemukan keajaiban.Di dalamnya terdapat ruangan besar seluas rumah mewah. Terdapat tiga kamar untuk para istri, ruang untuk berkumpul bersama, kamar mandi dan pawon atau dapur.Kereta ini bisa jadi tempat tinggal yang dapat dibawa ke mana-mana. Maka dari itu Bayu bersama tiga Istrinya akan melakukan perjalanan bulan madu menggunakan kereta tersebut.Sebelum memulai perjalanan, keempatnya tengah berunding di ruang berkumpul yang letak paling depan."Nyai, Dinda dan Rayi. Siapa di antara kalian yang memiliki kepentingan? Kita akan memulai perjalanan untuk melaksanakan kepentingan itu."Tiga panggilan yang berbeda. Bayu menyebut Nyai kepada Asmarini. Sebaliknya istri p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

Bab 122

Orang ini terpental lagi setelah mendapatkan luka sabetan pedang dari dalam yang tidak disangka dan terlihat sama sekali.Lalu muncullah Nindya Saroya berdiri di tempat kusir sambil menghunus pedang."Siang bolong begini kalian berani muncul!" seru Nindya Saroya.Sett! Sett! Sett!Puluhan senjata rahasia melesat dari tangan orang-orang yang mengepung kereta kuda. Namun, seluruh senjata tersebut tiba-tiba berhenti di tengah-tengah udara.Seperti tergantung di udara beberapa saat lalu semuanya berjatuhan ke tanah.Nindya Saroya sebenarnya tidak akan mampu menghindari serangan tersebut karena gerakannya sangat cepat dan jumlahnya banyak.Apa yang terjadi tadi karena Bayu mengendalikan angin guna menahan puluhan senjata rahasia tersebut.Akan tetapi para pembunuh bayaran ini tidak surut langkah. Mereka terus memburu mangsanya. Masing-masing kembali meluncurkan senjata rahasia dengan jumlah lebih banyak.Wut
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

Bab 123

Sujiwati terlihat sedang berbincang dengan tamu kedai lain. Sementara Nindya Saroya langsung menemui pemilik kedai untuk membeli bahan makanan yang dibutuhkan."Ki Sanak, ke manakah saya harus mencari seseorang pendekar sakti yang bisa mengendalikan angin dan petir?" tanya Sujiwati kepada orang di dekatnya.Nindya Saroya sempat terkesiap mendengarnya. Lalu dia menguping diam-diam."Maksud si Neng, Pendekar Angin Petir?" balik tanya orang itu."Oh, julukannya Pendekar Angin Petir?""Benar, Neng. Dia tinggal di dekat Pesantren Quro.""Oh, terima kasih, Ki Sanak!"Kemudian Sujiwati menyewa satu kamar untuk istirahat malam ini. Untungnya ketika berpapasan dengan Nindya Saroya, dia tampak tidak mengenali lagi. Padahal pernah bertemu dan bertempur di pulau Nusakambangan.Ini karena Nindya Saroya sudah tidak memakai pakaian yang biasa dia kenakan dulu.Sampai di kereta, Nindya Saroya segera melaporkan kejadian
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

Bab 124

Serentak semua anggotanya yang berbaris rapi itu langsung berkelebat ke arah masing-masing yang dituju. Tinggal si pemimpin sendirian di sana."Dua cabang telah lenyap gara-gara si Pengendali Angin Petir itu. Pertama dia berhasil membongkar rahasia cabang selatan yang dipimpin Permani dan kedua baru saja semua anggota cabang barat bunuh diri karena gagal!"Si pemimpin tiba-tiba menoleh ke kiri langsung melemparkan senjata rahasia. Dia sudah merasakan ada seseorang yang mengintainya dari sana.Wush!Sasarannya luput, lalu muncul satu sosok yang pakaiannya serupa dengan si pemimpin."Ketua Cabang Barat, kenapa kau masih hidup?" tanya si pemimpin yang merupakan ketua cabang utara."Salah satu anggotaku tertangkap si Pengendali Angin Petir. Aku yakin dia akan dipaksa memberikan keterangan. Lagi pula aku juga masih punya kesempatan menuntaskan tugas ini!""Sekarang apa rencanamu?""Ikut rencanamu!""Kalau be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

Bab 125

"Di sana tempatnya!" tunjuk yang laki-laki ke atas bukit."Tapi siapa sekelompok orang tadi?" tanya yang perempuan.Nindya Saroya semakin tercekat, seperti ingin keluar menghampiri dua orang tersebut, tetapi Asmarini menahannya."Kita akan tahu nanti setelah di atas. Semoga saja berada di pihak kita!"Si lelaki menarik tangan si perempuan bergerak menaiki bukit."Dia kakakmu?" tanya Asmarini."Dari suara dan bentuk tubuhnya aku hapal.""Tidak perlu khawatir. Sekarang yang sedang kau cari sudah ada. Mereka semua dalam pengawasan kita. Sementara orang di luar tidak akan melihat kita."Nindya Saroya menarik napas lega. Memang benar, dia dan yang lain bisa bergerak bebas saat situasi sudah memanggil. Bahkan bisa dilakukan dari dalam kereta kuda ajaib tanpa perlu keluar.Sementara di dalam kamar, masih dalam keadaan tubuh saling menyatu. Bayu dan Miranti sedang saling tatap mesra."Di luar sana kead
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

Bab 126

Sekali lagi Nindya Saroya dan Bayu terkesiap saling pandang, tapi kemudian sama-sama tersenyum membuat Sutasoma dan Nindira Saroya tampak heran."Baguslah, berarti kau kakak iparku!" ujar Bayu."Hah!" Sutasoma dan Nindira Saroya ternganga."Sekarang tidak ada waktu untuk membicarakan hal itu, mari kita kejar si adik bungsu!" kata Bayu kemudian."Lalu mereka?" Nindira Saroya menunjuk ke arah puluhan manusia yang menjadi patung hidup."Biar saja, nanti juga pimpinan pusat mereka datang sendiri dan itu yang sedang kami nantikan," jawab si Mawar Jingga.Kemudian mereka berempat menuruni bukit mengejar rombongan orang berbadan kekar. Lalu di mana kereta kuda ajaib?Kereta tersebut tidak jauh dari mereka, tapi hanya Bayu dan Nindya Saroya yang bisa melihatnya. Kenapa pula masih tidak bisa dilihat selian mereka padahal Bayu sudah keluar dan otomatis Rompi Halimunan tidak aktif.Namanya juga kereta dari alam siluman, ja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Baca selengkapnya

Bab 127

Orang yang cenderung berwatak buruk, sesuatu yang menimpa dirinya lebih condong pula melahirkan dendam.Kalau berwatak baik, maka dia akan berpikir apa yang harus diperbaiki ke depannya agar hidupnya tidak menerima nasib sial lagi.Sebaliknya yang bersifat jahat, maka dalam benaknya hanya menyalahkan orang lain dan menyimpan dendam terhadap orang yang telah membuat dirinya menderita.Seperti yang dialami Soca Srenggi. Untuk ketiga kalinya dia masih diberi kesempatan hidup oleh yang maha kuasa setelah mengalami pertempuran hidup mati.Pertama ketika bergabung dengan Laskar Raja Api, kedua saat menjadi orang kepercayaan Amoksa dan yang terakhir sekarang setelah selamat dan keluar dari pulau Nusakambangan.Soca Srenggi berhasil menyeberang dengan berbagai cara sehingga tidak lagi dikejar-kejar para pendekar pelarian yang berdiam di pulau tersebut.Takdirnya membawa ke sebuah keberuntungan. Soca Srenggi menemukan satu gua kecil yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Baca selengkapnya

Bab 128

Sementara Miranti mengandalkan pedang biasa yang sudah dia miliki sejak di alam dimensi lain. Sedangkan Bayu dan Asmarini masih di tempatnya.Sebelum kedua kakinya menginjak tanah, kedua wanita ini sudah melepaskan serangan. Berupa sabetan pedang masing-masing yang mengeluarkan hempasan angin.Si pemimpin Gagak Setan ambil langkah mundur lagi demi mendapatkan ruang untuk menghindar dan membalas serangan.Hebatnya wanita serba hitam ini tidak menggunakan senjata. Kedua tangannya dilapisi tenaga dalam besar yang bisa diubah ke bentuk apa pun.Seperti yang terjadi sekarang, dia memutar kedua tangan mirip sedang menggulung benang. Lalu dihentakkan ke depan. Maka berhembus gelombang angin menghalau serangan dua lawannya.Wush! Pratt!Dua hempasan angin saling hantam. Dampaknya menghasilkan tenaga dorongan kuat yang hampir saja menghantam Miranti dan Nindya Saroya.Untung saja dua wanita ini lebih dulu mendarat dan menapak kua
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Baca selengkapnya

Bab 129

Miranti memperhatikan lagi pedang miliknya. Benar, bukan lagi pedang yang biasa dia bawa. Sudah berubah bentuk lebih besar dan panjang, tapi terasa lebih ringan."Benarkah?" Miranti seakan tak percaya.Sebab selama ini tidak ada satu pun yang berjodoh dengan pusaka tersebut. Sekarang tiba-tiba saja Miranti mendapatkan jodoh Pedang Pembelah Langit.Untuk membuktikannya, Miranti angkat lagi pedang ke atas. Dalam hatinya berkata menyuruh si pedang untuk menghilang. Ternyata lenyap dalam sekejap.Lalu dia memanggil lagi cukup berucap dalam hati, maka si pedang tiba-tiba sudah ada dalam genggamannya. Seketika Miranti tersenyum senang."Bagaimana?" tanya Bayu yang kini sudah berdiri di tanah bersama dua istri lainnya.Setelah menyuruh pedang menghilang, Miranti langsung menghambur memeluk suaminya."Terima kasih, Raka!""Loh, aku tidak berbuat apa-apa. Mungkin karena ilmu Rayi semakin meningkat dan sudah waktunya jiwa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Baca selengkapnya

Bab 130

Pasukan prajurit yang dipimpin empat orang berkuda ini membawa rombongan Prabu Surya ke jalan yang tidak dikenali oleh sang prabu.Perasaan Prabu Surya semakin tidak enak. Seingatnya seragam prajurit Purwa Sedana bukan seperti itu dan tidak ada satu pun yang dia kenal dari keempat orang berkuda itu."Tempat apa ini?" kejut Prabu Surya tiba-tiba ketika rombongan mereka dibawa masuk ke suatu tempat yang mencurigakan.Tampak ada bangunan besar, tapi bukan istana. Tempat ini mirip kediaman pejabat. Yang anehnya sudah ada banyak prajurit lain yang menunggu kedatangan mereka.Rombongan Prabu Surya langsung digiring ke belakang bangunan itu. Seketika seluruh prajurit yang ada di sana mengepung dengan sikap siap menyerang.Prabu Surya langsung keluar berdiri di tempat kusir."Ada apa ini, kenapa kami dibawa ke tempat ini?" Sang Prabu berang. "Dan kenapa seperti hendak menangkap kami?""Keadaan negeri kami sendang genting, terpak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
20
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status