Semua Bab PENGENDALI ANGIN PETIR: Bab 101 - Bab 110

191 Bab

Bab 101

"Aku Sujiwati si Kelabang Ireng!" garis mata dan bibir wanita ini berwarna hitam, tapi tetap menarik. Di pinggang sebelah kanannya menggantung sebuah kantung yang lebarnya menutupi lingkar paha kanan.Di dalam kantung yang terbuat dari kulit binatang ini tersimpan puluhan kelabang hitam beracun yang menjadi senjata andalannya."Hmm, menarik. Kemarilah, kau menjadi pendampingku dan layani aku seperti seorang istri kepada suami!" kata Amoksa langsung.Sujiwati si Kelabang Ireng pun segera mendekat. Tentu saja hatinya senang mendapat lelaki lebih muda yang menyukainya. Apalagi memiliki kekuatan besar. Ini akan menguntungkan baginya."Aku siap melayani Gusti," ucap Sujiwati lembut sambil tidak ragu-ragu melingkarkan tangannya ke tengkuk Amoksa."Bagus, bawa aku ke rumahmu. Aku akan tinggal bersamamu!"Kelabang Ireng menarik Amoksa ke tempat tinggalnya. Nini Manjeti memerintahkan agar semuanya kembali ke tempat masing-masing sampai ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 102

Amoksa dan Nini Manjeti dikepung di tengah-tengah oleh pasukan duyung. Tidak ada yang memakai senjata. Semuanya melepaskan pukulan jarak jauh secara bersamaan dan teratur.Dari pukulan yang dilancarkan, melesatkan jutaan sisik ikan yang menjadi senjata andalan pasukan duyung. Sisik ikan ini bukan sembarangan. Satu sisik saja sangat kuat dan tajam mampu menembus kulit badak sekalipun.Akan tetapi Amoksa tampak tenang saja. Lalu sosoknya melayang seperti biasa dua tombak dari daratan dan berubah menjadi enam. Keenamnya menyebar ke setiap arah.Dari setiap sosok dilapisi uap panas yang mampu menahan setiap serangan yang datang. Tubuh enam sosok Amoksa kebal dari segala pukulan musuh.Sebaliknya dengan bebas titisan Naga Sangkala ini melepaskan hawa panas. Dalam sekali sentak, hawa panas menghanguskan sisik-sisik ikan yang beterbangan.Bahkan bisa tembus sampai menghantam pasukan duyung, ratusan makhluk berbentuk manusia setengah ikan ini len
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 103

"Bayu!" teriak Miranti langsung menghambur memeluk si pemuda yang tampak kaget dan kebingungan karena tiba-tiba saja muncul tiga orang di tempat itu.Walaupun wajah Bayu tampak jelek karena ditutup oleh penyamaran, tapi Miranti tahu kalau itu memang Bayu. Selain sudah hapal bentuk tubuh si pemuda, permata biru tidak akan salah menunjukkan jalan.Jadi Miranti yakin bahwa pemuda itu adalah Bayu. Maka dia langsung memeluk pemuda itu meluapkan kerinduannya.Sementara Nini Padma langsung tahu begitu melihat sosok Sakayuni karena mereka masih satu golongan. Dari hawa yang memancar dari tubuh gadis itu adalah hawa makhluk alam gaib."Miranti, Eyang!" Bayu sudah melepaskan pelukan gadis itu dengan pelan. Sementara Miranti senang bukan main bisa bertemu lagi dengan lelaki pujaan hatinya.Tanpa basa basi Eyang Ismaya segera menceritakan keadaannya setelah memperkenalkan Sakayuni. Setelah itu dia pamit kembali ke alam dimensi lain. Sementara Miranti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 104

Angin kecil basah seketika menerpa ke wajah Bayu yang membuat bahan yang melapisi wajah Bayu tersapu bersih sehingga tampaklah muka asli si pemuda yang mempesona.Bayu sempat terkesiap, tidak menyangka dan tidak siap dengan apa yang dilakukan Asmarini tadi."Nah, begitu! Karena sekarang percuma kalau masih ditutupi!" ujar Nini Padma. "Tiga calon istrimu tidak akan tertipu!"Awalnya Asmarini dan Nindya Saroya tidak bisa menebak siapa di antara Sakayuni dan Miranti yang disebut calon istri Bayu.Nini Padma dalam wujud wanita setengah baya. Sakayuni berdiri dekat wanita guriang itu. Sedangkan Miranti berada lebih dekat dengan Bayu. Dugaan mereka mengarah kepada cucunya Eyang Ismaya itu.Entah kenapa mulut Bayu jadi terasa kelu. Bingung apa yang harus dikatakan. Perasaannya tidak karuan. Asmarini dan Miranti jelas sudah tahu perasaan dua gadis itu, lalu apakah Nindya Saroya juga memiliki perasaan yang sama?"Sudah jelas mereka pasti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 105

Bayu sudah diberi tahu Nini Padma tentang kedua orang ini."Sudah lama kita tidak merasakan kehangatan tubuh wanita, sekarang mereka datang menyerahkan sendiri. Ha... Ha... Ha...!" Yang lain menimpali.Pikiran kotornya langsung mencuat begitu melihat empat wanita yang semuanya berparas cantik."Kami datang untuk mengubur kalian semua di sini!" Teriak Nini Padma. "Jangan anggap sepele walau kami sedikit!"Ucapan Nini Padma disambut tawa merendahkan."Dasar Nenek tua, sudah bau tanah masih banyak bacot! Kau dan pemuda itu yang pertama kami kirim ke akhirat!" damprat yang lain.Sakayuni menoleh ke arah tiga gadis. "Kita berempat siap-siap menghabiskan mereka semua, karena calon suami kalian akan menghadapi pemimpin mereka di alam siluman bersama Nini Padma!"Tiga gadis calon istri Bayu hanya mengangguk kecil. Mereka sudah menghitung kekuatan musuh yang lebih banyak berkali lipat. Namun, mereka sepertinya yakin bisa melewati
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 106

Entah sudah berapa lama, akhirnya Nini Padma memberi tahu bahwa di depan sana adalah gerbang pertama Puri Iblis.Dari jauh Bayu sudah melihat penjaga gerbang pertama tampak dua sosok. Mereka ternyata sosok nenek yang rupanya sama persis alias kembar.Nenek kembar ini berwajah pucat dan menyeramkan.Nini Padma sudah mengambil jarak. Bayu berdiri tegap menatap tajam dua nenek yang berdiri empat tombak di depannya. Mereka memegang tongkat kayu yang lurusnya tak beraturan.Bayu siapkan kekuatan.Sepasang nenek kembar mulai bergerak. Mereka meloncat sambil berputar satu ke kiri satu ke kanan. Tongkat diputar cepat dan kuat. Mereka bertemu di satu titik, yaitu sasaran mereka.Bayu jongkok, melindungi dirinya dengan Ilmu Perubahan Energi yang dibentuk menjadi perisai. Dua tongkat nenek kembar datang menggebuk lapisan pelindung tak kasat mata.Dukk!Kejap berikutnya sepasang tongkat membabat ke bagian bawah. Bayu yang s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 107

Bayu menjatuhkan diri ke pasir karena tenaganya cukup terkuras. Dadanya terasa sesak. Kemudian segera duduk bersila dan menyalurkan hawa sakti.Di sana tidak ada hujan lagi. Suasana seperti biasa, langit tetap terang tanpa matahari. Entah sudah berapa lama Bayu berada di alam ini. Tantangan selanjutnya adalah penjaga gerbang ke dua.Jarak menuju gerbang itu sekitar dua puluh tombak lagi, tapi Bayu sudah melihat sosok yang menjaga gerbang tersebut. Tampilannya masih muda seumuran dia. Berjubah hitam dan membawa tongkat sepanjang tinggi tubuhnya.Bayu sudah berdiri dalam jarak lima tombak dari penjaga gerbang kedua."Siluman ini siapa namanya?" tanya Bayu."Dia disebut Rangrang Geni!"Kemudian Nini Padma sudah mengambil tempatnya sendiri. Mengapa wanita guriang ini belum juga membantu Bayu? Mungkin belum saatnya.Rangrang Geni bersikap dingin sedingin wajahnya yang pucat pasi. Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 108

Akhirnya dengan santai Bayu melangkah menuju gerbang selanjutnya. Nini Padma mengiringi di sampingnya. Namun, setelah ratusan langkah sang pendekar merasakan ada keanehan.Ya, pintu gerbang di depan sana sepertinya masih dalam jarak yang sama. Tidak mendekat sama sekali. Setelah diperhatikan ke bawah ternyata mereka berjalan di tempat."Walah! Aku kira tidak ada rintangan lagi!" umpat Bayu.Rintangan aneh ini cukup menggelikan. Meski sudah melompat jauh, tapi tetap kembali ke tempat semula. Lalu mencoba berlari, tetap saja berlari di tempat. Akhirnya menggunakan ilmu peringan tubuh.Memang mereka bisa melewati belasan tombak, tapi jarak ke pintu gerbang tetap sama. Seolah-olah gerbang itu menjauh. Terpaksa Bayu berhenti. Diam di tempat sambil mencari solusi.Nini Padma hanya angkat bahu ketika majikan mudanya menatap penuh tanya."Coba kembali lagi!" Bayu berbalik lalu melangkah pelan saja. Ternyata masih jalan di tempat. Akhirny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 109

Akibatnya dua tusukan tongkat menghantam pinggang dan bahu. Tiga lainnya masih bisa ditangkis.Bukk! Bukk!Selanjutnya Bayu disibukkan menghadapi serangan lima tongkat lawan yang gerakannya sangat cepat.Bayu salurkan hawa sakti agar gerakannya lebih gesit lagi. Tidak lupa dia menggunakan berbagai macam perubahan energi agar bisa mengimbangi lawan.Juga membaca dan mencari inti sari jurus lima lawannya.Seperti biasa energi yang memenuhi udara di tempat itu dimanfaatkan menjadi perisai.Secara bertahap, akhirnya dia mampu mengimbangi kelima lawannya. Sekarang dia berpikir cara untuk menangkap tengkuk kelima lawannya.Seperti yang dilakukan pada nenek kembar, Bayu incar salah satu lawan. Mendesak satu orang sambil bertahan dari empat lainnya. Sampai berhasil merebut tongkatnya.Sett!Tangan kosong Bayu mengincar bahu. Begitu dapat langsung dia tarik dan putar sehingga menjadi tameng dari empat lawan lain
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 110

Tidak ada yang menjadi pemimpin di antara pasukan berjubah hitam ini. Semuanya sama. Bergerak bersama tanpa komando. Tentu saja perintahnya dari Amoksa yang entah berada di mana.Dalam jarak tujuh tombak mereka sudah berhadap-hadapan. Perang dimulai!Dua sosok menyongsong serbuan ratusan prajurit Puri Iblis. Bahkan sepertinya bertambah lagi. Dua tangan Bayu melepaskan ajian Bantai Jagat.Wussh! Dess!Puluhan prajurit terpental.Begitu juga dengan Ki Baplang menggunakan ilmunya untuk memukul mundur lawan.Setiap selesai mengobrak-abrik lawan, Bayu merangsek maju secara perlahan. Prajurit yang terhantam ajian Bantai Jagat bisa bangun dan menyerang lagi.Bayu melihat cara Ki Baplang menghabisi lawannya. Pertama lelaki guriang itu hantamkan pukulan jarak jauh yang membuat puluhan prajurit terpental.Begitu para prajurit itu terjatuh ke tanah, kaki Ki Baplang menggedor bumi. Seketika tanah terbelah. Akibatnya puluhan prajurit
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
20
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status