"Bayu!" teriak Miranti langsung menghambur memeluk si pemuda yang tampak kaget dan kebingungan karena tiba-tiba saja muncul tiga orang di tempat itu.
Walaupun wajah Bayu tampak jelek karena ditutup oleh penyamaran, tapi Miranti tahu kalau itu memang Bayu. Selain sudah hapal bentuk tubuh si pemuda, permata biru tidak akan salah menunjukkan jalan.Jadi Miranti yakin bahwa pemuda itu adalah Bayu. Maka dia langsung memeluk pemuda itu meluapkan kerinduannya.Sementara Nini Padma langsung tahu begitu melihat sosok Sakayuni karena mereka masih satu golongan. Dari hawa yang memancar dari tubuh gadis itu adalah hawa makhluk alam gaib."Miranti, Eyang!" Bayu sudah melepaskan pelukan gadis itu dengan pelan. Sementara Miranti senang bukan main bisa bertemu lagi dengan lelaki pujaan hatinya.Tanpa basa basi Eyang Ismaya segera menceritakan keadaannya setelah memperkenalkan Sakayuni. Setelah itu dia pamit kembali ke alam dimensi lain. Sementara MirantiAngin kecil basah seketika menerpa ke wajah Bayu yang membuat bahan yang melapisi wajah Bayu tersapu bersih sehingga tampaklah muka asli si pemuda yang mempesona.Bayu sempat terkesiap, tidak menyangka dan tidak siap dengan apa yang dilakukan Asmarini tadi."Nah, begitu! Karena sekarang percuma kalau masih ditutupi!" ujar Nini Padma. "Tiga calon istrimu tidak akan tertipu!"Awalnya Asmarini dan Nindya Saroya tidak bisa menebak siapa di antara Sakayuni dan Miranti yang disebut calon istri Bayu.Nini Padma dalam wujud wanita setengah baya. Sakayuni berdiri dekat wanita guriang itu. Sedangkan Miranti berada lebih dekat dengan Bayu. Dugaan mereka mengarah kepada cucunya Eyang Ismaya itu.Entah kenapa mulut Bayu jadi terasa kelu. Bingung apa yang harus dikatakan. Perasaannya tidak karuan. Asmarini dan Miranti jelas sudah tahu perasaan dua gadis itu, lalu apakah Nindya Saroya juga memiliki perasaan yang sama?"Sudah jelas mereka pasti
Bayu sudah diberi tahu Nini Padma tentang kedua orang ini."Sudah lama kita tidak merasakan kehangatan tubuh wanita, sekarang mereka datang menyerahkan sendiri. Ha... Ha... Ha...!" Yang lain menimpali.Pikiran kotornya langsung mencuat begitu melihat empat wanita yang semuanya berparas cantik."Kami datang untuk mengubur kalian semua di sini!" Teriak Nini Padma. "Jangan anggap sepele walau kami sedikit!"Ucapan Nini Padma disambut tawa merendahkan."Dasar Nenek tua, sudah bau tanah masih banyak bacot! Kau dan pemuda itu yang pertama kami kirim ke akhirat!" damprat yang lain.Sakayuni menoleh ke arah tiga gadis. "Kita berempat siap-siap menghabiskan mereka semua, karena calon suami kalian akan menghadapi pemimpin mereka di alam siluman bersama Nini Padma!"Tiga gadis calon istri Bayu hanya mengangguk kecil. Mereka sudah menghitung kekuatan musuh yang lebih banyak berkali lipat. Namun, mereka sepertinya yakin bisa melewati
Entah sudah berapa lama, akhirnya Nini Padma memberi tahu bahwa di depan sana adalah gerbang pertama Puri Iblis.Dari jauh Bayu sudah melihat penjaga gerbang pertama tampak dua sosok. Mereka ternyata sosok nenek yang rupanya sama persis alias kembar.Nenek kembar ini berwajah pucat dan menyeramkan.Nini Padma sudah mengambil jarak. Bayu berdiri tegap menatap tajam dua nenek yang berdiri empat tombak di depannya. Mereka memegang tongkat kayu yang lurusnya tak beraturan.Bayu siapkan kekuatan.Sepasang nenek kembar mulai bergerak. Mereka meloncat sambil berputar satu ke kiri satu ke kanan. Tongkat diputar cepat dan kuat. Mereka bertemu di satu titik, yaitu sasaran mereka.Bayu jongkok, melindungi dirinya dengan Ilmu Perubahan Energi yang dibentuk menjadi perisai. Dua tongkat nenek kembar datang menggebuk lapisan pelindung tak kasat mata.Dukk!Kejap berikutnya sepasang tongkat membabat ke bagian bawah. Bayu yang s
Bayu menjatuhkan diri ke pasir karena tenaganya cukup terkuras. Dadanya terasa sesak. Kemudian segera duduk bersila dan menyalurkan hawa sakti.Di sana tidak ada hujan lagi. Suasana seperti biasa, langit tetap terang tanpa matahari. Entah sudah berapa lama Bayu berada di alam ini. Tantangan selanjutnya adalah penjaga gerbang ke dua.Jarak menuju gerbang itu sekitar dua puluh tombak lagi, tapi Bayu sudah melihat sosok yang menjaga gerbang tersebut. Tampilannya masih muda seumuran dia. Berjubah hitam dan membawa tongkat sepanjang tinggi tubuhnya.Bayu sudah berdiri dalam jarak lima tombak dari penjaga gerbang kedua."Siluman ini siapa namanya?" tanya Bayu."Dia disebut Rangrang Geni!"Kemudian Nini Padma sudah mengambil tempatnya sendiri. Mengapa wanita guriang ini belum juga membantu Bayu? Mungkin belum saatnya.Rangrang Geni bersikap dingin sedingin wajahnya yang pucat pasi. Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut
Akhirnya dengan santai Bayu melangkah menuju gerbang selanjutnya. Nini Padma mengiringi di sampingnya. Namun, setelah ratusan langkah sang pendekar merasakan ada keanehan.Ya, pintu gerbang di depan sana sepertinya masih dalam jarak yang sama. Tidak mendekat sama sekali. Setelah diperhatikan ke bawah ternyata mereka berjalan di tempat."Walah! Aku kira tidak ada rintangan lagi!" umpat Bayu.Rintangan aneh ini cukup menggelikan. Meski sudah melompat jauh, tapi tetap kembali ke tempat semula. Lalu mencoba berlari, tetap saja berlari di tempat. Akhirnya menggunakan ilmu peringan tubuh.Memang mereka bisa melewati belasan tombak, tapi jarak ke pintu gerbang tetap sama. Seolah-olah gerbang itu menjauh. Terpaksa Bayu berhenti. Diam di tempat sambil mencari solusi.Nini Padma hanya angkat bahu ketika majikan mudanya menatap penuh tanya."Coba kembali lagi!" Bayu berbalik lalu melangkah pelan saja. Ternyata masih jalan di tempat. Akhirny
Akibatnya dua tusukan tongkat menghantam pinggang dan bahu. Tiga lainnya masih bisa ditangkis.Bukk! Bukk!Selanjutnya Bayu disibukkan menghadapi serangan lima tongkat lawan yang gerakannya sangat cepat.Bayu salurkan hawa sakti agar gerakannya lebih gesit lagi. Tidak lupa dia menggunakan berbagai macam perubahan energi agar bisa mengimbangi lawan.Juga membaca dan mencari inti sari jurus lima lawannya.Seperti biasa energi yang memenuhi udara di tempat itu dimanfaatkan menjadi perisai.Secara bertahap, akhirnya dia mampu mengimbangi kelima lawannya. Sekarang dia berpikir cara untuk menangkap tengkuk kelima lawannya.Seperti yang dilakukan pada nenek kembar, Bayu incar salah satu lawan. Mendesak satu orang sambil bertahan dari empat lainnya. Sampai berhasil merebut tongkatnya.Sett!Tangan kosong Bayu mengincar bahu. Begitu dapat langsung dia tarik dan putar sehingga menjadi tameng dari empat lawan lain
Tidak ada yang menjadi pemimpin di antara pasukan berjubah hitam ini. Semuanya sama. Bergerak bersama tanpa komando. Tentu saja perintahnya dari Amoksa yang entah berada di mana.Dalam jarak tujuh tombak mereka sudah berhadap-hadapan. Perang dimulai!Dua sosok menyongsong serbuan ratusan prajurit Puri Iblis. Bahkan sepertinya bertambah lagi. Dua tangan Bayu melepaskan ajian Bantai Jagat.Wussh! Dess!Puluhan prajurit terpental.Begitu juga dengan Ki Baplang menggunakan ilmunya untuk memukul mundur lawan.Setiap selesai mengobrak-abrik lawan, Bayu merangsek maju secara perlahan. Prajurit yang terhantam ajian Bantai Jagat bisa bangun dan menyerang lagi.Bayu melihat cara Ki Baplang menghabisi lawannya. Pertama lelaki guriang itu hantamkan pukulan jarak jauh yang membuat puluhan prajurit terpental.Begitu para prajurit itu terjatuh ke tanah, kaki Ki Baplang menggedor bumi. Seketika tanah terbelah. Akibatnya puluhan prajurit
Sebab tidak ada sosok lagi yang masuk setelah Nini Padma. Mungkin nenek berwajah seram itu sudah mampus.Sekarang sepasang makhluk guriang bahu membahu berusaha menangkap Amoksa.Apabila berhasil menangkap, mereka kesusahan menggerakkan Amoksa yang seolah-olah terpatok kakinya ke lantai. Tidak bergerak sedikitpun, bagaikan mendorong gunung."Ilmu Patok Jagat!" seru Ki Baplang terkejut."Kalau begitu kita bikin dia loncat-loncat!" ujar Nini Padma sambil memberi aba-aba agar mengambil jarak.Bayu kini bingung melihat dua makhluk guriang berlari-lari mengelilingi Amoksa sambil sesekali mengirim pukulan jarak jauh yang diarahkan ke kaki.Amoksa loncat-loncat menghindari serangan dua guriang, tapi loncatannya lurus. Tidak bersalto atau cara lain yang mengharuskan posisi badannya miring.Sekarang Bayu mengerti maksud mereka. "Buat dia meloncat miring!" teriaknya kemudian.Maka dua guriang itu berbagi tugas, bila yang
Bayu keluarkan semua ilmu yang dimiliki satu persatu dilepaskan menghajar Buta Koneng. Terutama dari kesaktian Dewa Petir dan Dewa Angin. Sett! Derr! Dimulai dari Ilmu Tinju Bayu. Pukulan yang terbentuk dari angin yang dipadatkan. Tinju ini bisa merobohkan bukit. Namun, sosok Buta Koneng tak sedikit pun goyah. Yang terjadi malah tercipta serangan balik serupa mengancam si pemiliknya. Bayu bukannya tidak tahu hal tersebut. Dia memang sengaja dan tentunya sudah punya antisipasi agar serangan balik itu tidak mengenai dirinya seperti yang dialami empat pemimpin kelompok. Di saat yang tepat, Rompi Halimunan langsung aktif. Sosok Bayu tiba-tiba lenyap sehingga serangan balik tersebut hanya menemui sasaran kosong. "Hah!" Buta Koneng terkejut bukan main. Padahal dia memperkirakan lawannya akan hancur oleh ilmunya sendiri, tapi mengapa bisa begitu? Bayu sudah muncul lagi. Dia melepasliark
Hawa sakti sangat kuat menebar di seantero tempat. Ki Sela Waru bersama pengikutnya beringsut mundur hingga cukup jauh.Begitu pula empat pemimpin kelompok walaupun dalam keadaan terluka berat, mereka berusaha menjauh dari arena pertarungan.Termasuk Panji Saksana, tapi tidak jauh seperti yang lainnya. Sedangkan di tempat lain, para pendekar golongan putih menantikan pertarungan yang pasti akan sengit.Hawa sakti tersebut berasal dari Bayu yang mengerahkan seluruh kesaktian yang dimiliki. Tenaga Angin, Petir, Bintang, kesaktian Kitab Aksara Sakti dan Kitab Buana Sampurna."Keluarkan semua kekuatan yang kau punya, Bocah!" teriak Buta Koneng masih percaya diri dengan Ilmu Raga Waja yang belum terkalahkan.Namun, setelah memamerkan kekuatannya, Bayu masih tampak berdiri tenang, sepertinya tidak akan melakukan serangan."Apa maksud anak ini?" batin Panji Saksana.Sebelum ke pertarungan antara Bayu dengan Buta Koneng. Tampak
Pertarungan empat pemimpin kelompok melawan Buta Koneng terus berlangsung. Tokoh masa lalu yang bangkit lagi ini tampak sangat percaya diri dengan ilmunya.Buta Koneng membiarkan dirinya diserang sedemikian rupa. Ilmu Raga Waja membuat badannya kebal seperti baja.Ilmu ini memang mirip dengan ilmu yang dimiliki Soca Srenggi dulu setelah memakan telur badak siluman. Ilmu ini juga membuat pemiliknya hidup abadi sampai dunia kiamat.Yang pertama Ki Mandu Reksa melepaskan pukulan dengan tenaga dalam besar, menggunakan ilmu yang baru saja di dapat dari janin milik Nindya Saroya.Wutt!Segelombang angin kuat melesat menghantam dada Buta Koneng laksana tinju raksasa yang hendak mendobrak gunung.Dess! Wutt!Ki Mandu Reksa kaget bukan main, serangannya tidak mempan terhadap tubuh lawan. Malah seperti berbalik menghantam diri sendiri sampai tubuhnya terpental lalu jatuh.Brukk!"Uakh! Sialan keparat!"K
Kaki gunung Salak sebelah barat.Malam hari terasa mencekam. Hawa membunuh berkeliaran. Satu persatu kelompok yang berambisi ingin menjadi yang terkuat di dunia persilatan telah sampai di sana.Mereka tidak meneruskan naik ke lereng. Terlalu dekat dengan sarang musuh akan sangat berbahaya. Empat kelompok tersebut akan memancing Buta Koneng turun.Kalau memang merasa paling kuat pasti akan turun. Jika ingin menjaga harga diri, maka harus menyongsong musuh ke depan. Bukan menunggu.Hal ini disadari oleh Buta Koneng sendiri. Walau dianjurkan untuk tetap menunggu di markas oleh anak buahnya, sosok tinggi besar ini tidak ingin kehilangan muka."Kita akan hadapi mereka di bawah. Semua bersiap, saat menggenggam dunia persilatan!"Maka Buta Koneng segera memimpin pengikutnya untuk turun gunung.Sebelum sampai ke kaki gunung, masih di lereng yang agak tinggi, kelompok Buta Koneng mengawasi ke bawah.Meski malam gelap, ta
Buta Koneng menoleh kepada orang yang berbicara tadi. Lelaki setengah baya. Setelah dipindai, tenaga dalam orang ini masih di bawah Ki Sela Waru.Bahkan Ki Sela Waru sendiri tampak heran mendengarnya. Jelas raut wajahnya menunjukkan tidak suka."Kau jangan lancang bicara!" sentak Ki Sela Waru, tapi dengan suara pelan dan ditekan hampir berbisik."Siapa yang kau maksud orang yang akan merintangi langkahku?" tanya Buta Koneng. Suara hempasan napasnya bagai tiupan angin keras."Saya mendapatkan keterangan bahwa ada beberapa kelompok yang berhasil mendapatkan kekuatan sakti dari janin anak-anaknya Bayu Bentar," jawab lelaki setengah baya salah satu anak buah Ki Sela Waru tadi."Maksudmu kesaktian alami yang dimiliki calon anak-anaknya Bayu Bentar?" tanya Ki Sela Waru karena dia juga sempat mendengar kabar tersebut.Bahkan dia juga telah merencanakan akan menculik tiga istri Bayu setelah berhasil membangkitkan Buta Koneng, tapi ternya
Orang tua berpakaian serba hitam ini memiliki rambut keriting diikat kepala warna merah. Wajahnya kelimis tirus dan keriput. Kedua matanya tampak cekung, tapi sorotnya sangat tajam."Usia kandungannya masih muda. Nanti kalau sudah lebih dari empat purnama, baru aku bisa menyedot kesaktian alami yang ada dalam janinnya. Masukkan dia ke kamarku!"Dua orang yang tadi membawa Nindya Saroya segera memindahkan wanita yang sudah tak sadarkan diri itu ke dalam kamar lelaki serba hitam ini.Kamar yang dimaksud ternyata berada di balik ruangan ini. Di belakang lelaki tua tersebut, tepat pada sudut ruangan ternyata ada sebuah pintu batu yang dibuka dengan cara dorong lalu digeser ke kiri.Setelah terbuka, barulah kamar lelaki tua itu terlihat dari luar. Nindya Saroya dimasukkan ke sana. Di baringkan di atas tempat tidur terbuat dari kayu. Dua orang tadi sudah keluar lagi.Sementara Santana palsu memperhatikan setiap sudut ruangan sembari menyesuaika
Yang keluar adalah Nindya Saroya dari pintu belakang rumah. Dia hendak memetik sayuran di kebun. Istri kedua Bayu ini tampak tenang saja melangkah memasuki kebun.Sementara beberapa sosok yang mengepung rumah Panji langsung bergerak cepat. Terutama yang paling dekat dengan sasaran.Ilmu meringankan tubuh mereka cukup sempurna sehingga tidak bisa dirasakan oleh sasaran yang terus masuk ke kebun seolah tidak ada yang mengintainya.Kemudian dua sosok berkelebat paling cepat menyambar tubuh Nindya Saroya bagaikan elang mencengkram ayam. Secepat kilat pula kedua sosok tersebut langsung menghilang membawa Nindya Saroya.Begitu terlihat sasaran berhasil ditangkap, yang lainnya segera kembali ke tempat masing-masing. Menunggu buruan berikutnya keluar.Dua sosok yang berhasil membawa Nindya Saroya berhenti berkelebat ketika bertemu seseorang. Tubuh si Mawar Jingga dipanggul salah seorang. Rupanya mereka telah menotok wanita tersebut sehingga tidak
Sempat terpikir pula, dia bisa saja bolak balik pindah jaman agar bisa bersama semua wanita yang dia miliki. Namun, semua itu juga harus diawali dengan kejujuran.Bisa jadi Arumi malah ingin ikut ke masa depan. Dengan demikian istrinya menjadi empat. Apakah Bayu mampu berbuat adil terhadap mereka.Namun, akhirnya Bayu harus memantapkan hati. Memilih satu jaman untuk menjalani kehidupannya sampai akhir hayat nanti.Kalau menurutkan kata hati, maka tidak akan ada habisnya menuruti hawa nafsu. Ya, bisa jadi rasa ketertarikan kepada Arumi sekarang hanyalah nafsu belaka.Bayu sudah punya tiga istri di jamannya. Jangan sampai jadi manusia serakah. Dia bukan raja yang bisa memiliki banyak selir.Setelah berpikir matang akhirnya Bayu menunjukkan cara berpindah ke jaman yang berbeda menggunakan Batu Pemutar Waktu.Bayu menatap Arumi saat dua jarinya sudah siap menekan ujung batu tersebut."Jaga diri baik-baik. Kau wanita hebat. K
Yang paling mencolok adalah di belakang rumah kayu tersebut ada sebuah kolam kecil. Di dalam kolam itu terlihat satu sosok mengambang seperti bangkai.Sosok ini menghadap ke atas sehingga jelas rupanya, yaitu seorang wanita cantik. Sepertinya masih gadis. Tubuhnya mungil terbalut kain sinjang basah sehingga membentuk lekuk tubuhnya yang indah.Bayu tidak mempedulikan dulu wanita cantik dalam kolam kecil itu, dia menembus atap masuk ke rumah. Di dalam sana bau kemenyan sangat tebal.Bahkan sepertinya seluruh ruangan rumah terpenuhi asal kemenyan yang entah berada di mana asalnya karena Bayu tidak menemukan tempat pembakaran kemenyan di dalam sana.Ganggasara juga masuk ke sana. Dia bergerak ke sudut sebelah kiri. Di situlah terlihat satu benda panjang dibungkus kain hitam tebal tersampir di dinding.Bayu merasakan aura sakti kuat dari benda panjang tersebut. Auranya sesuai dengan petunjuk ahli senjata di istana Kawali. Tombak Kawijayan.