Home / Pendekar / Takdir Di Bawah Langit Naga / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Takdir Di Bawah Langit Naga: Chapter 71 - Chapter 80

237 Chapters

Bab 71: Kehidupan di Ambang Batas

Xiao Feng terbangun dalam keadaan setengah sadar. Suara lembut tapi berwibawa terdengar memanggilnya, membangunkannya dari kegelapan yang membelenggu kesadarannya.“Hei anak muda, bangunlah... kau tidak bisa menyerah di sini,” suara itu terus memanggil, mengalun seperti nyanyian angin yang lembut namun menusuk.Kelopak matanya terasa berat, tetapi perlahan ia berusaha membuka matanya. Cahaya pagi yang menyilaukan menyambutnya, dan pandangannya berangsur-angsur menjadi jelas. Di hadapannya berdiri seorang pria tua dengan janggut putih panjang yang melambai tertiup angin. Pria itu mengenakan jubah hijau pudar, dengan tongkat kayu yang tampak kokoh di tangan kanannya.“Kau cukup beruntung aku menemukanmu tepat waktu,” kata pria itu sambil tersenyum samar. Di dekatnya, ada setumpuk buah persik yang telah dikumpulkan dan beberapa ramuan obat yang tertata rapi.Xiao Feng mencoba bergerak, tapi tubuhnya terasa seperti dihimpit oleh beban yang tak terlihat. Luka di tubuhnya masih terasa menye
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 72: Langkah ke Timur

Xiao Feng mengikat kembali ikat pinggangnya, memastikan pedangnya terpasang dengan baik di punggungnya. Setelah beberapa hari tinggal di hutan bersama Tuan Yu, tubuhnya mulai terasa lebih ringan, meskipun masih ada rasa lemah yang muncul sesekali. Racun di tubuhnya memang melemah, tapi belum hilang sepenuhnya, dan hal itu terus menghambat aliran energi Qi-nya.“Racun itu bukan racun biasa,” ujar Tuan Yu, berdiri di dekat pohon besar sambil memegang tongkatnya. “Pria bertopeng emas yang kau lawan pasti menggunakan racun khusus yang hanya bisa dinetralisir oleh ahli tertentu.”Tuan Yu kemudian menjelaskan, jika terdapat kelompok yang ahli dalam mengatasi racun. Mereka bahkan telah mengatasi banyak masalah dari serangan racun mematikan. Kehadiran mereka menjadi pertolongan yang sangat penting didunia persilatan, tetapi juga menjadi ujung tombak jika disalahgunakan.“Tuan Yu, kau yakin kelompok yang mempelajari teknik racun itu bisa membantuku?” tanya Xiao Feng dengan nada serius.Tuan Yu
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 73: Hati yang Tersentuh

Xiao Feng mengikuti pria bertopeng kayu itu menyusuri jalan setapak yang semakin menurun ke dalam lembah. Udara di sekitar terasa semakin dingin, dan aroma tumbuhan serta racun memenuhi setiap sudut. Dia terus berjaga-jaga, tangannya tetap dekat dengan gagang pedangnya, berharap tidak akan terjadi penghianatan kali ini.“Sebaiknya kau tidak mencoba sesuatu yang mencurigakan,” kata Xiao Feng, suaranya penuh ancaman meski tubuhnya masih lemah.Pria bertopeng itu tidak menjawab, hanya melanjutkan langkahnya dengan tenang. Beberapa saat kemudian, Xiao Feng melihat pintu masuk markas Klan Anggrek Hitam. Sebuah gua besar dengan ukiran menyerupai kelopak anggrek berduri menghiasi pintu masuknya. Para penjaga dengan jubah hitam dan topeng kayu berdiri di kedua sisi, menatap dingin ke arah Xiao Feng.“Dia ingin bertemu dengan pemimpin kita,” ujar pria bertopeng yang memandu Xiao Feng, membuat salah satu penjaga mengangguk pelan sebelum membiarkan mereka masuk.Setibanya di dalam, Xiao Feng mel
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 74: Harga Bantuan

Xiao Feng berdiri dengan tubuh tegap, meskipun luka di tubuhnya belum sepenuhnya sembuh. Perkataan yang baru saja ia ucapkan, "Aku akan membalas budi ini suatu hari nanti," terasa ringan bagi dirinya, tetapi jelas tidak bagi wanita tua yang kini berdiri menghalangi jalannya.Wanita tua itu memiliki wajah yang penuh keriput namun tatapan matanya tajam dan menusuk, seolah mampu menembus jiwa seseorang. Dia mengenakan gaun hitam dengan bordiran anggrek emas di bagian lengan, menandakan statusnya sebagai salah satu pemimpin Klan Anggrek Hitam.“Berhenti di situ, anak muda,” ucapnya dengan nada tegas. Suaranya rendah, tetapi memiliki tekanan yang membuat beberapa anggota klan yang mendengar langsung menunduk.Xiao Feng berhenti melangkah dan memutar tubuhnya, menatap wanita tua itu dengan pandangan penuh hormat, tetapi tidak tanpa rasa waspada.“Apakah ada yang salah, Nyonya?” tanya Xiao Feng dengan nada tenang.Wanita tua itu menyipitkan matanya, lalu melangkah maju mendekati Xiao Feng. “A
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 75: Pedang Pembalik Surga

Setelah meninggalkan tempat kelompok Anggrek Hitam Xiao Feng segera menuju Kekaisaran Thang dengan jurus meringankan tubuh miliknya yang semakin terlatih. Berkat luka yang ia derita semakin membaik, ia dapat melesat dengan cepat menembus cakrawala yang tak berujung.Beberapa hari berlalu, Xiao Feng akhirnya tiba di Kekaisaran Thang, ia melihat keadaan kota yang sangat memperihatinkan akibat serangan musuh yang masih tersisa. Beberapa orang wanita dan anak kecil tampak menangis dipinggiran kota, meratapi kematian keluarganya."Sungguh kejam, kelompok itu akan aku habisi nanti," gumamnya.Dari arah istana, seorang jenderal menyambutnya lalu segera membawa Xiao Feng menemui Kaisar, ketika Xiao Feng memintanya dengan nada yang cukup serius.Saat ini. Xiao Feng berdiri di aula megah Istana Kekaisaran Thang, dikelilingi oleh para jenderal dan pejabat tinggi yang tampak letih. Ruangan yang biasanya penuh dengan wibawa dan kemegahan kini terasa berat oleh aura kecemasan. Wajah-wajah mereka me
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 76: Perjalanan Menuju Bulan Perak

Perjalanan menuju markas kelompok Bulan Perak membawa Xiao Feng melewati padang luas dan pegunungan yang dikelilingi hutan lebat. Ia menyadari bahwa kelompok ini bukan sekadar kelompok biasa, melainkan kekuatan netral yang berpengaruh di seluruh negeri. Mereka dikenal sebagai pihak yang tak memihak siapa pun, tetapi memiliki kekuatan finansial dan logistik yang bisa mengubah jalannya perang jika diperlukan.Setelah beberapa hari perjalanan, Xiao Feng akhirnya tiba di lokasi markas Bulan Perak. Markas itu terletak di sebuah lembah yang dijaga dengan ketat. Bangunan-bangunannya terbuat dari batu putih, dengan bendera perak yang berkibar di setiap sudutnya. Lembah itu terasa megah, tetapi juga mencekam, seolah menyembunyikan rahasia besar di balik keindahannya.Ketika Xiao Feng mendekati pintu masuk, ia dihadang oleh penjaga bersenjata lengkap. Mereka mengenakan zirah ringan berwarna perak, dengan lambang bulan sabit di dada mereka.“Berhenti!” salah satu penjaga berseru. “Siapa kau, dan
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 77: Ujian di Balik Kabut

Xiao Feng meninggalkan markas Bulan Perak dengan langkah tegas, meskipun pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan. Permintaan Lian Yue untuk menyingkirkan para bandit terasa seperti ujian yang tidak bisa ia tolak. Ia tahu, setiap detik yang ia habiskan untuk menyelesaikan misi ini memperbesar risiko kekaisaran Thang dihancurkan oleh aliran sesat. Namun, ia juga paham bahwa mendapatkan dukungan dari Bulan Perak adalah langkah penting untuk menyeimbangkan kekuatan di tengah kekacauan ini.Di sepanjang perjalanan, Xiao Feng mempelajari informasi yang diberikan oleh pengawal Bulan Perak. Para bandit itu ternyata bersembunyi di sebuah ngarai yang penuh dengan kabut tebal, yang dikenal sebagai Jurang Cakar Iblis. Wilayah itu terkenal dengan jebakan alamnya yang berbahaya, seperti tanah berlumpur dan jalur sempit yang mudah runtuh. Beberapa pedagang yang mencoba melewati ngarai itu tidak pernah kembali, dan barang-barang mereka berakhir di tangan para bandit.Xiao Feng tiba di mulut ngarai sa
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 78: Harta Karun di Dasar Sungai

Namun saat ia hendak melangkah pergi, ia menemukan satu lagi peta kecil yang didalamnya terdapat sebuah tanda yang menunjukkan jalan menuju kearah bawah ngarai tersebut.Xiao Feng menatap peta kecil itu dengan penuh rasa penasaran. Tanda yang tergambar di peta mengarah ke sebuah lokasi di sepanjang sungai di bawah ngarai. Dengan hati-hati, ia melangkah turun melalui jalur yang curam, menembus kabut yang semakin pekat. Suara gemercik air mulai terdengar di kejauhan, memberi arahan yang jelas untuk langkahnya.Sesampainya di tepi sungai, Xiao Feng melihat airnya jernih berkilauan di bawah sinar rembulan yang temaram. Namun, yang membuatnya tertarik adalah sesuatu yang tampak samar di dasar sungai. Daun-daun hijau kecil menyembul ke permukaan, memancarkan cahaya lembut yang seperti memanggilnya untuk mendekat.Xiao Feng segera menanggalkan pedangnya dan membuka sebagian pakaiannya agar bisa bergerak lebih leluasa. Ia masuk ke dalam air yang dingin menusuk, tetapi ia mengabaikan rasa ding
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 79: Tawaran yang Menggoda

Xiao Feng berdiri di depan Lian Yue, matanya yang tajam namun penuh ketenangan menyiratkan rasa hormat. "Terima kasih atas bantuanmu, Nona Lian Yue. Dengan dukungan kelompok Bulan Perak, kekaisaran memiliki peluang lebih besar untuk bertahan dari ancaman sekte aliran sesat," katanya sambil sedikit membungkukkan badan.Lian Yue menatapnya, tetap menjaga ekspresi angkuhnya meskipun di dalam hatinya bergejolak. Kata-kata Xiao Feng sebelumnya tentang memberikan lebih banyak ginseng air masih terngiang-ngiang di pikirannya. Sumber daya itu terlalu berharga untuk diabaikan, pikirnya. Namun, ia juga menyadari bahwa terlalu mendesak Xiao Feng hanya akan membuatnya curiga.“Ginseng itu memang sangat berharga,” Lian Yue akhirnya membuka suara, suaranya lembut namun tetap menunjukkan kewibawaannya. “Namun, aku tidak ingin terlihat seperti seorang pedagang tamak. Jika kau memiliki lebih banyak, tentu saja kelompok kami akan menghargai upaya itu.”Xiao Feng tersenyum tipis. Ia sudah menduga Lian Y
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 80: Tanda di Langit

Xiao Feng melanjutkan perjalanannya menuju istana dengan langkah tegas meski tubuhnya mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan setelah pertarungan yang ia alami. Kabut di jalanan mulai menghilang saat matahari perlahan naik, memberikan sedikit kehangatan pada tubuhnya yang dingin karena malam yang panjang.Di kejauhan, ia melihat siluet istana kekaisaran yang megah, dikelilingi tembok besar yang seolah melindungi pusat kekuatan Kekaisaran Thang. Namun, keheningan di sekitarnya terasa aneh. Jalanan menuju istana tampak sepi, tak ada aktivitas warga maupun penjaga yang biasanya berpatroli.Xiao Feng mempercepat langkahnya. Ketika ia mendekati gerbang utama, ia disambut oleh seorang prajurit dengan wajah tegang.“Pendekar Xiao Feng! Syukurlah Anda telah kembali!” seru prajurit itu.“Ada apa? Kenapa suasana di sini begitu sunyi?” tanya Xiao Feng dengan nada curiga.Prajurit itu menundukkan kepala, wajahnya dipenuhi kecemasan. “Semalam, terjadi serangan mendadak di beberapa wilayah sekitar
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more
PREV
1
...
678910
...
24
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status