Xiao Feng mengikat kembali ikat pinggangnya, memastikan pedangnya terpasang dengan baik di punggungnya. Setelah beberapa hari tinggal di hutan bersama Tuan Yu, tubuhnya mulai terasa lebih ringan, meskipun masih ada rasa lemah yang muncul sesekali. Racun di tubuhnya memang melemah, tapi belum hilang sepenuhnya, dan hal itu terus menghambat aliran energi Qi-nya.“Racun itu bukan racun biasa,” ujar Tuan Yu, berdiri di dekat pohon besar sambil memegang tongkatnya. “Pria bertopeng emas yang kau lawan pasti menggunakan racun khusus yang hanya bisa dinetralisir oleh ahli tertentu.”Tuan Yu kemudian menjelaskan, jika terdapat kelompok yang ahli dalam mengatasi racun. Mereka bahkan telah mengatasi banyak masalah dari serangan racun mematikan. Kehadiran mereka menjadi pertolongan yang sangat penting didunia persilatan, tetapi juga menjadi ujung tombak jika disalahgunakan.“Tuan Yu, kau yakin kelompok yang mempelajari teknik racun itu bisa membantuku?” tanya Xiao Feng dengan nada serius.Tuan Yu
Xiao Feng mengikuti pria bertopeng kayu itu menyusuri jalan setapak yang semakin menurun ke dalam lembah. Udara di sekitar terasa semakin dingin, dan aroma tumbuhan serta racun memenuhi setiap sudut. Dia terus berjaga-jaga, tangannya tetap dekat dengan gagang pedangnya, berharap tidak akan terjadi penghianatan kali ini.“Sebaiknya kau tidak mencoba sesuatu yang mencurigakan,” kata Xiao Feng, suaranya penuh ancaman meski tubuhnya masih lemah.Pria bertopeng itu tidak menjawab, hanya melanjutkan langkahnya dengan tenang. Beberapa saat kemudian, Xiao Feng melihat pintu masuk markas Klan Anggrek Hitam. Sebuah gua besar dengan ukiran menyerupai kelopak anggrek berduri menghiasi pintu masuknya. Para penjaga dengan jubah hitam dan topeng kayu berdiri di kedua sisi, menatap dingin ke arah Xiao Feng.“Dia ingin bertemu dengan pemimpin kita,” ujar pria bertopeng yang memandu Xiao Feng, membuat salah satu penjaga mengangguk pelan sebelum membiarkan mereka masuk.Setibanya di dalam, Xiao Feng mel
Xiao Feng berdiri dengan tubuh tegap, meskipun luka di tubuhnya belum sepenuhnya sembuh. Perkataan yang baru saja ia ucapkan, "Aku akan membalas budi ini suatu hari nanti," terasa ringan bagi dirinya, tetapi jelas tidak bagi wanita tua yang kini berdiri menghalangi jalannya.Wanita tua itu memiliki wajah yang penuh keriput namun tatapan matanya tajam dan menusuk, seolah mampu menembus jiwa seseorang. Dia mengenakan gaun hitam dengan bordiran anggrek emas di bagian lengan, menandakan statusnya sebagai salah satu pemimpin Klan Anggrek Hitam.“Berhenti di situ, anak muda,” ucapnya dengan nada tegas. Suaranya rendah, tetapi memiliki tekanan yang membuat beberapa anggota klan yang mendengar langsung menunduk.Xiao Feng berhenti melangkah dan memutar tubuhnya, menatap wanita tua itu dengan pandangan penuh hormat, tetapi tidak tanpa rasa waspada.“Apakah ada yang salah, Nyonya?” tanya Xiao Feng dengan nada tenang.Wanita tua itu menyipitkan matanya, lalu melangkah maju mendekati Xiao Feng. “A
Setelah meninggalkan tempat kelompok Anggrek Hitam Xiao Feng segera menuju Kekaisaran Thang dengan jurus meringankan tubuh miliknya yang semakin terlatih. Berkat luka yang ia derita semakin membaik, ia dapat melesat dengan cepat menembus cakrawala yang tak berujung.Beberapa hari berlalu, Xiao Feng akhirnya tiba di Kekaisaran Thang, ia melihat keadaan kota yang sangat memperihatinkan akibat serangan musuh yang masih tersisa. Beberapa orang wanita dan anak kecil tampak menangis dipinggiran kota, meratapi kematian keluarganya."Sungguh kejam, kelompok itu akan aku habisi nanti," gumamnya.Dari arah istana, seorang jenderal menyambutnya lalu segera membawa Xiao Feng menemui Kaisar, ketika Xiao Feng memintanya dengan nada yang cukup serius.Saat ini. Xiao Feng berdiri di aula megah Istana Kekaisaran Thang, dikelilingi oleh para jenderal dan pejabat tinggi yang tampak letih. Ruangan yang biasanya penuh dengan wibawa dan kemegahan kini terasa berat oleh aura kecemasan. Wajah-wajah mereka me
Perjalanan menuju markas kelompok Bulan Perak membawa Xiao Feng melewati padang luas dan pegunungan yang dikelilingi hutan lebat. Ia menyadari bahwa kelompok ini bukan sekadar kelompok biasa, melainkan kekuatan netral yang berpengaruh di seluruh negeri. Mereka dikenal sebagai pihak yang tak memihak siapa pun, tetapi memiliki kekuatan finansial dan logistik yang bisa mengubah jalannya perang jika diperlukan.Setelah beberapa hari perjalanan, Xiao Feng akhirnya tiba di lokasi markas Bulan Perak. Markas itu terletak di sebuah lembah yang dijaga dengan ketat. Bangunan-bangunannya terbuat dari batu putih, dengan bendera perak yang berkibar di setiap sudutnya. Lembah itu terasa megah, tetapi juga mencekam, seolah menyembunyikan rahasia besar di balik keindahannya.Ketika Xiao Feng mendekati pintu masuk, ia dihadang oleh penjaga bersenjata lengkap. Mereka mengenakan zirah ringan berwarna perak, dengan lambang bulan sabit di dada mereka.“Berhenti!” salah satu penjaga berseru. “Siapa kau, dan
Xiao Feng meninggalkan markas Bulan Perak dengan langkah tegas, meskipun pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan. Permintaan Lian Yue untuk menyingkirkan para bandit terasa seperti ujian yang tidak bisa ia tolak. Ia tahu, setiap detik yang ia habiskan untuk menyelesaikan misi ini memperbesar risiko kekaisaran Thang dihancurkan oleh aliran sesat. Namun, ia juga paham bahwa mendapatkan dukungan dari Bulan Perak adalah langkah penting untuk menyeimbangkan kekuatan di tengah kekacauan ini.Di sepanjang perjalanan, Xiao Feng mempelajari informasi yang diberikan oleh pengawal Bulan Perak. Para bandit itu ternyata bersembunyi di sebuah ngarai yang penuh dengan kabut tebal, yang dikenal sebagai Jurang Cakar Iblis. Wilayah itu terkenal dengan jebakan alamnya yang berbahaya, seperti tanah berlumpur dan jalur sempit yang mudah runtuh. Beberapa pedagang yang mencoba melewati ngarai itu tidak pernah kembali, dan barang-barang mereka berakhir di tangan para bandit.Xiao Feng tiba di mulut ngarai sa
Namun saat ia hendak melangkah pergi, ia menemukan satu lagi peta kecil yang didalamnya terdapat sebuah tanda yang menunjukkan jalan menuju kearah bawah ngarai tersebut.Xiao Feng menatap peta kecil itu dengan penuh rasa penasaran. Tanda yang tergambar di peta mengarah ke sebuah lokasi di sepanjang sungai di bawah ngarai. Dengan hati-hati, ia melangkah turun melalui jalur yang curam, menembus kabut yang semakin pekat. Suara gemercik air mulai terdengar di kejauhan, memberi arahan yang jelas untuk langkahnya.Sesampainya di tepi sungai, Xiao Feng melihat airnya jernih berkilauan di bawah sinar rembulan yang temaram. Namun, yang membuatnya tertarik adalah sesuatu yang tampak samar di dasar sungai. Daun-daun hijau kecil menyembul ke permukaan, memancarkan cahaya lembut yang seperti memanggilnya untuk mendekat.Xiao Feng segera menanggalkan pedangnya dan membuka sebagian pakaiannya agar bisa bergerak lebih leluasa. Ia masuk ke dalam air yang dingin menusuk, tetapi ia mengabaikan rasa ding
Xiao Feng berdiri di depan Lian Yue, matanya yang tajam namun penuh ketenangan menyiratkan rasa hormat. "Terima kasih atas bantuanmu, Nona Lian Yue. Dengan dukungan kelompok Bulan Perak, kekaisaran memiliki peluang lebih besar untuk bertahan dari ancaman sekte aliran sesat," katanya sambil sedikit membungkukkan badan.Lian Yue menatapnya, tetap menjaga ekspresi angkuhnya meskipun di dalam hatinya bergejolak. Kata-kata Xiao Feng sebelumnya tentang memberikan lebih banyak ginseng air masih terngiang-ngiang di pikirannya. Sumber daya itu terlalu berharga untuk diabaikan, pikirnya. Namun, ia juga menyadari bahwa terlalu mendesak Xiao Feng hanya akan membuatnya curiga.“Ginseng itu memang sangat berharga,” Lian Yue akhirnya membuka suara, suaranya lembut namun tetap menunjukkan kewibawaannya. “Namun, aku tidak ingin terlihat seperti seorang pedagang tamak. Jika kau memiliki lebih banyak, tentu saja kelompok kami akan menghargai upaya itu.”Xiao Feng tersenyum tipis. Ia sudah menduga Lian Y
Pasukan Bendera Biru yang tadinya terpecah belah kini berdiri diam, terpaku melihat tubuh pemimpin mereka, Luo Yunhai, yang tergeletak di tanah. Namun, ketenangan itu tiba-tiba berubah menjadi keterkejutan ketika tubuh Luo Yunhai perlahan bergerak. Dengan langkah gontai, ia bangkit berdiri, darah menetes dari sudut bibirnya, tetapi matanya menyala penuh kebencian dan tekad.“Jangan pikir aku akan mati semudah itu,” suara Luo Yunhai terdengar serak namun penuh kemarahan, menggema di seluruh arena. "Aku... adalah Pelaut Bayangan Laut! Tak ada yang bisa menjatuhkanku!"Sorakan pasukan Bendera Biru kembali pecah. Mereka berteriak penuh semangat, seolah kebangkitan Luo Yunhai membakar kembali nyali mereka yang sempat memudar. Mereka mulai bergerak lagi, mengepung Xiao Feng dan Bai Ling yang kini semakin kelelahan.Xiao Feng memandang Luo Yunhai dengan tajam, napasnya memburu. "Orang ini... bagaimana dia bisa bertahan dari serangan itu?" pikirnya. Luka di tubuh Luo Yunhai memang jelas terli
Saat kekacauan pertempuran semakin memuncak dan harapan hampir hilang serta kematian kakak seperguruan Xiao Feng yang telah mengorbankan diri dari peperangan itu. Bai Ling tiba-tiba menunjuk ke arah langit, seolah melihat satu harapan yang akan segera datang. "Feng'Ge! Lihat ke atas!" serunya dengan nada bergetar.Melihat hal itu, Xiao Feng segera mendongak, melihat kearah yang sama. Di antara awan gelap dan kilat yang menyambar, muncul sosok pria yang melayang perlahan, auranya menyelimuti medan perang dengan tekanan luar biasa. Tubuhnya diselimuti kilauan hitam pekat seperti sisik naga, sementara matanya menyala tajam seperti emas cair. Rambut hitam panjangnya berkibar diterpa angin, memberi kesan seorang pendekar yang tak tertandingi."Itu... Long Yu," gumam Xiao Feng dengan nada tidak percaya.Luo Yunhai, pemimpin kelompok Bendera Biru, mengernyit, matanya menyipit penuh waspada. "Long Yu? Siapa dia?" tanyanya.Xiao Feng mengatur napasnya, masih terpaku pada pria di udara itu. "Di
Pada saat ini, pertempuran terus berlangsung dalam kekacauan yang semakin mencekam. tampak darah mengalir, membasahi tanah, mengotori pasar gelap yang kini berubah menjadi medan perang. Terdengar jelas, rintihan kesakitan bercampur dengan suara denting pedang dan teriakan para prajurit yang masih bertarung.Sementara itu Xiao Feng masih bertarung sengit melawan Luo Yunhai yang saat ini masih menunjukkan aksinya dalam sebuah peperangan. Sementara Bai Ling mulai tampak ragu dalam mengambil tindakan. Matanya melirik ke arah rekan-rekannya yang semakin terdesak, terutama Xiao Feng, ia bingung harus berbuat apa dalam kondisi seperti ini.**Di satu sisi Qing Yue sedang mengayunkan tombaknya dengan kekuatan terakhir yang ia miliki, mencoba menahan pasukan musuh yang semakin ganas. "Lin Mei! Bertahanlah!" serunya dengan napas tersengal. Namun, Lin Mei sudah sangat kelelahan, tubuhnya penuh luka, dan pedangnya bergetar lemah di tangannya, seolah ingin segera mengakhiri hidupnya, menyerah dala
Saat ini. Tekanan dari segala sisi semakin terasa berat. Pasukan Bendera Biru yang terus berdatangan seperti ombak tak berujung membuat kelompok Xiao Feng semakin terdesak. Meski mereka telah bertarung mati-matian, kelelahan mulai terlihat di wajah mereka. Napas mereka tersengal-sengal, keringat bercucuran, dan luka-luka di tubuh mulai bertambah.Tepat berada di tengah medan pertempuran, Xiao Feng masih bertahan melawan Luo Yunhai, meskipun tubuhnya sudah terasa sangat berat, karena melepaskan begitu banyak tenaga pada serangan sebelumnya. Tampak Pedang Pembalik Surga di tangannya sedikit gemetar, tetapi sorot matanya tetap tajam.Sementara itu Luo Yunhai, dengan trisula besarnya, masih berdiri di depannya seperti gunung yang tak tergoyahkan."Menyerahlah, Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara tenang namun dingin. "Kau mungkin kuat, tapi kau sudah terlalu lelah. Kau tak akan bisa melindungi teman-temanmu. Sebentar lagi, mereka akan mati satu per satu."Mendengar kalimat itu, Xiao F
Pada saat mencoba untuk melarikan diri dari kejaran musuh. Udara malam yang dingin diwarnai suara ribuan langkah kaki yang menggema dari arah berlawanan terdengar jelas di telinga. Dari dalam kegelapan, terlihat bendera-bendera biru berkibar dengan lambang ombak yang meliuk di tengahnya. Pasukan ini bukanlah sembarang pasukan, mereka adalah kelompok Bendera Biru, yang terkenal akan kekuatan mereka di wilayah laut dan perbudakan internasional.Pemimpinnya tidak lain ialah Luo Yunhai, yang dikenal sebagai Pelaut Bayangan, ia saat ini tampak berdiri di atas bukit kecil di depan pasukannya. Tubuhnya tinggi dengan sorot mata dingin yang seperti menembus tulang, rambut hitam panjangnya berkibar tertiup angin. Ia memegang sebuah trisula besar berwarna biru keperakan, senjata yang menjadi ciri khasnya."Jadi, kau Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara yang berat namun tajam, seperti suara ombak menghantam karang. "Kau membunuh Zhang Tianbao, menghancurkan kelompok Yu Zhi, dan kini mencoba m
Tubuh Yang Zhan telah diamankan oleh Lin Mei dan Jian Hong ke tempat yang lebih aman, meski mereka masih dikepung oleh musuh dari segala arah. Bai Ling menciptakan dinding es tebal untuk melindungi mereka sementara Qing Yue terus menyerang dengan tombaknya, matanya memerah penuh kemarahan.Namun, musuh tidak memberi mereka waktu untuk berduka. Pasukan Bendera Merah, dengan jumlah yang terus bertambah, mulai mendobrak pertahanan Bai Ling dan menyerang kembali dengan kekuatan penuh. Di tengah kekacauan itu, Xiao Feng maju ke depan, melindungi yang lain sambil menghadapi Yu Zhi, pemimpin pasukan tersebut.Yu Zhi, dengan senjata pedang berwarna hitam pekat yang bersinar dengan aura gelap, maju dengan penuh percaya diri. "Jadi, kau Xiao Feng, si pendekar yang membunuh Zhang Tianbao. Menurutku, kau tidak sehebat yang diceritakan."Xiao Feng memutar Pedang Pembalik Surga di tangannya, menatap Yu Zhi dengan dingin. "Kau akan segera tahu mengapa aku disebut seperti itu."Mereka berdua melompat
Pada saat situasi semakin memanas, di tengah medan yang penuh darah dan jeritan, Yang Zhan berdiri tegak dengan tombak panjangnya, napasnya mulai memburu, keringat sudah bercucuran, membasahi hampir seluruh bagian tubuh, tetapi sorot matanya tetap tajam, seolah tidak menunjukkan rasa ketir sedikitpun. Ia mengamati ratusan musuh yang mengepungnya. Tubuh besar dan kekuatannya membuatnya menjadi pusat perhatian di medan perang, terutama bagi pasukan Bendera Merah yang mulai menyerangnya dari segala arah."Ayo! Siapa lagi yang ingin mati?!" teriak Yang Zhan dengan suara menggelegar. Ia memutar tombaknya, menciptakan angin kuat yang menyapu musuh di sekitarnya. Beberapa orang terlempar ke belakang, tulang mereka patah hanya dengan satu serangan."Zhan-ge, jangan terlalu memaksakan diri!" teriak Lin Mei dari kejauhan, yang masih bertarung dengan kelompok lainnya.Mendengar hal itu, ia segera menoleh lalu menjawab, "Tenang saja! Aku akan memastikan tak satu pun dari mereka bisa mendekatimu!"
Setelah pertarungan sengit dengan Han Feng dan berhasil membunuhnya, Xiao Feng dan rombongannya bersiap meninggalkan pasar gelap yang kini sunyi. Udara terasa berat dengan bau darah yang masih menguar, dan langit mulai gelap, seolah menggambarkan ketegangan yang belum berakhir saat itu.Namun, langkah mereka tiba-tiba terhenti ketika suara derap kaki dan gemuruh senjata menggema dari segala arah. Dari sudut-sudut jalan, gang-gang gelap, dan bahkan dari atap bangunan, muncul ratusan bahkan ribuan pasukan berseragam merah. Mereka adalah Pasukan Bendera Merah.Sorot obor menyala-nyala, menerangi raut wajah mereka yang penuh tekad dan kemarahan. Mereka berdiri rapat, mengepung Xiao Feng dan rombongannya dalam formasi yang tampak dirancang dengan sempurna. Seorang pria kurus dengan jubah merah berdiri di atas bangunan kayu yang dibawa oleh beberapa anak buahnya. Matanya penuh dendam, menatap lurus ke arah Xiao Feng."Xiao Feng!" teriak pria itu dengan suara lantang y
Langkah kaki pria besar itu menggema di tengah pasar yang porak-poranda. Tubuhnya seperti gunung yang bergerak, dengan zirah hitam berkilauan yang melindungi tubuhnya. Kapak raksasa di tangannya tampak seperti cukup kuat untuk membelah batu besar hanya dengan sekali serangan. Sorot matanya tajam, penuh percaya diri, seolah-olah tahu bahwa ia adalah rintangan terakhir yang akan sulit dilewati."Kalian pikir bisa lolos begitu saja?" pria besar itu berbicara dengan suara berat seperti guntur. "Aku adalah Han Feng, Penjaga Besar dari pasar gelap ini. Tidak ada seorang pun yang bisa meninggalkan tempat ini hidup-hidup setelah membuat kekacauan seperti kalian."Yang Zhan dan Qing Yue tampak ragu sejenak setelah melihat kedatangan penjaga tersebut. Aura pria itu begitu menekan, dan kekuatan yang terpancar dari tubuhnya membuat mereka sedikit ketir. Qing Yue menggenggam erat pedangnya, sementara Yang Zhan menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya.Namun, Xiao Feng mela