Semua Bab Takdir Di Bawah Langit Naga: Bab 61 - Bab 70

237 Bab

Bab 61: Jejak Menuju Istana Bayangan

Pagi itu, Xiao Feng meninggalkan istana dengan bekal yang cukup dan peta kasar yang diberikan oleh Wen Liang, seorang menteri yang pernah mendengar desas-desus tentang Istana Bayangan. Peta itu sendiri hanyalah sebuah petunjuk samar dengan menunjukkan beberapa lokasi yang konon menjadi jalur menuju istana tersebut."Langkah pertama adalah menuju Pegunungan Jiuhua," gumam Xiao Feng sambil menatap peta. "Jika ini benar, aku akan menemukan petunjuk lebih lanjut di sana."Setelah dua hari perjalanan, Xiao Feng tiba di kaki Pegunungan Jiuhua. Hutan yang lebat mengelilingi jalan setapak yang berbatu, suasana sepi dan angin dingin membuatnya semakin waspada.Saat ia mulai mendaki, ia mendengar suara langkah kaki yang lembut namun teratur di belakangnya. Xiao Feng berhenti dan berbalik dengan cepat, tangannya dengan cepat memegang gagang pedang, seolah bersiap dengan serangan yang kemungkinan bisa terjadi."Kau tidak perlu begitu tegang, pendekar muda," ujar seorang pria tua yang muncul dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya

Bab 62: Langkah Menuju Takdir

Xiao Feng melanjutkan perjalanannya dengan tekad yang semakin membara. Ia kini yakin bahwa Benteng Malam Abadi yang ia cari sebelumnya adalah bagian dari rencana besar sekte aliran sesat yang ingin menggulingkan kekaisaran. Peta yang ia bawa menunjukkan bahwa tujuan akhirnya ada di suatu tempat di pegunungan terpencil.Pagi itu, ia berdiri di tepi sebuah jurang yang curam. Angin dingin bertiup kencang, membawa kabut tipis yang menutupi pandangan."Jika aku benar, jalur ini akan membawaku ke Istana Bayangan," gumamnya.Saat menuruni jalan setapak yang berkelok, hutan di sekitarnya menjadi semakin gelap. Pepohonan menjulang tinggi dengan dedaunan lebat, membuat cahaya matahari hampir tidak bisa menembusnya. Tiba-tiba, suasana menjadi hening seketika. Tidak ada suara burung atau gemerisik angin, hanya keheningan yang mencekam.Xiao Feng menghentikan langkahnya, merasakan kehadiran sesuatu yang tidak terlihat. Telinganya menangkap suara langkah kaki yang ringan, hampir seperti bisikan."W
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya

Bab 63: Jalan Menuju Istana Bayangan

Xiao Feng menyusuri jalan berbatu yang semakin menanjak, diapit oleh tebing-tebing curam. Peta yang ia temukan menunjukkan bahwa ia harus melewati lembah sempit sebelum mencapai tujuan berikutnya.Angin dingin bertiup, membawa aroma lembab dari hutan di bawahnya. Matahari mulai terbenam, dan bayangan panjang dari pohon-pohon besar di sekitarnya menambah suasana yang mencekam."Istana Bayangan… Jika benar ini adalah pusat dari sekte aliran sesat, maka aku harus lebih berhati-hati," pikirnya sambil menggenggam gagang pedangnya dengan erat.Setelah berjam-jam berjalan, Xiao Feng tiba di sebuah dataran terbuka yang dikelilingi oleh bukit-bukit. Di sana ia melihat sesuatu yang mencurigakan, jejak kaki yang tidak alami. Jejak itu terlalu dalam, seolah-olah dibuat oleh seseorang yang membawa beban berat."Mereka pasti baru saja lewat," gumamnya sambil memeriksa arah jejak itu.Tanpa ragu, ia mengikuti jejak tersebut, tetapi langkahnya semakin melambat saat ia mulai merasakan kehadiran yang m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya

Bab 64: Langkah Dalam Kabut

Saat ini. Xiao Feng melangkah perlahan memasuki lembah yang dipenuhi kabut tebal. Udara di sekitarnya terasa dingin dan lembap, menusuk kulitnya hingga masuk ke tulang. Setiap langkah yang ia ambil terasa berat, bukan hanya karena medan yang licin, tetapi juga karena aura mencekam yang memenuhi tempat itu."Istana Bayangan… pasti ada sesuatu yang melindunginya," gumamnya sambil meraba pedangnya, siap jika harus menghadapi apa pun yang mungkin muncul didepannya.Kabut di sekelilingnya begitu tebal sehingga jarak pandang hanya beberapa langkah saja, untuk saat ini ia kesulitan untuk melanjutkan perjalanan sebab ia tidak bisa melihat lebih jauh dari itu. Bahkan suara langkah kakinya sendiri terdengar teredam oleh kesunyian yang mematikan.Namun tiba-tiba, dari kejauhan terdengar suara-suara samar, seperti bisikan angin yang membawa pesan aneh. "Kembalilah… Jangan lanjutkan perjalanan ini…"Xiao Feng berhenti sejenak, matanya menyipit, berusaha menemukan sumber suara. Ia mencoba mencari s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

Bab 65: Dalam Kegelapan Istana Bayangan

Saat ia mulai melangkah ke dalam lorong gelap di balik pintu batu besar itu. Suhu di dalam terasa semakin menurun, membuat kabut napasnya terlihat di udara. Hanya suara langkahnya yang menggema, seolah dinding lorong ini menyerap segala suara lain.Lorong itu tampak sangat panjang, dengan dinding batu hitam yang dipenuhi ukiran simbol-simbol kuno yang tidak dikenalnya. Beberapa di antaranya memancarkan cahaya redup seperti bara api yang hampir padam, memberikan penerangan yang nyaris tidak cukup. Ia tetap waspada dalam kondisi itu, tangannya menggenggam pedangnya dengan erat seakan merakasan sesuatu yang janggal hingga memaksanya terus waspada."Tempat ini... lebih dari sekadar sarang sekte aliran sesat," gumamnya, ketika merasakan aura jahat yang begitu kuat.Langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara gemerisik dari atas, entah apa yang membuat suara itu, hingga membuat Xiao Feng bergerak cepat. Ia melompat mundur tepat sebelum deretan tombak tajam melesat turun dari langit-langi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 66: Kebenaran di Balik Jebakan

Xiao Feng berdiri di tengah aula besar Istana Bayangan, matanya menatap altar yang kosong. Keheningan di ruangan itu terasa sangat janggal. Hanya suara langkah kakinya yang terdengar bergema saat ia melangkah lebih dekat. Energi di tempat ini terasa aneh, tidak sebesar yang ia bayangkan sebelumnya."Tempat ini... terlalu sepi untuk menjadi markas utama," pikirnya, tangannya masih menggenggam pedang dengan erat, karena merasa waspada.Tidak lama kemudian, dari balik bayangan patung-patung yang berjajar, muncul beberapa orang berpakaian serba hitam. Mereka tampak seperti penjaga biasa, bukan para pendekar tingkat tinggi. Jumlah mereka bahkan tak lebih dari lima orang, dan aura mereka jauh dari kata mengancam."Kau akhirnya tiba, pendekar dari Kekaisaran," salah satu dari mereka berkata, suaranya terdengar penuh ejekan. "Tapi sayangnya, kau telah membuang waktumu di sini.""Bicara!" bentak Xiao Feng, merasa kesal dengan kehadiran para kroco tersebut. "Apa maksud semua ini? Di mana pemimp
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 67: Pertarungan yang Lebih dari Dendam

Kilatan petir menyambar di udara, menerangi medan pertarungan yang dipenuhi asap dan debu. Xiao Feng berdiri dengan napas memburu, tubuhnya diselimuti luka kecil akibat serangan-serangan Zhang Rui yang berhasil menembus pertahanannya.Pria dengan tongkat besar yang bersinar merah gelap itu, tersenyum licik. Setiap gerakan Zhang Rui membawa kehancuran, tanah di sekitar mereka retak, dan energi bayangan yang ia kendalikan membuat udara terasa berat."Kau tidak buruk, anak muda," kata Zhang Rui dengan suara dingin. "Tapi keberanianmu tidak akan menyelamatkan kekaisaran. Kami sudah terlalu kuat untuk dihentikan."Xiao Feng tidak menjawab perkataan dari pria itu, tatapannya penuh dengan niat membunuh. Ia kemudian melompat maju, pedangnya mengeluarkan kilatan biru terang. "Hiat! Wsuhhh!" Tebasannya begitu cepat sehingga menciptakan gelombang energi yang memotong pohon-pohon di sekitarnya. Namun, Zhang Rui dengan mudah mengayunkan tongkatnya, menciptakan perisai bayangan yang menghentikan se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 68: Pertempuran di Langit Terbuka

Angin kencang menerpa tubuh Xiao Feng saat ia melesat di udara, menggunakan jurus meringankan tubuh tingkat tinggi yang baru saja dikuasainya. Namun, fokusnya terganggu ketika ia melihat dari kejauhan pertempuran besar di sebuah dataran terbuka. Suara dentingan pedang, teriakan perang, dan sorak sorai prajurit terdengar menggema.Xiao Feng menghentikan lajunya di udara, memandang ke bawah. Ia melihat pasukan kekaisaran bertarung mati-matian melawan pasukan musuh yang tampaknya tak terhitung jumlahnya. Di tengah kekacauan itu, beberapa jenderal kekaisaran terlihat memimpin serangan dengan gagah berani, tetapi mereka tampak kewalahan. Musuh yang menggunakan baju zirah gelap dan senjata yang dipenuhi aura bayangan terlihat sangat terlatih dan ganas.“Aku tidak bisa membiarkan mereka bertarung sendiri,” pikir Xiao Feng. Ia segera meluncur ke bawah dengan kecepatan tinggi, menyiapkan pedangnya yang bersinar dengan energi petir."Hiat!" Xiao Feng meluncur ke medan pertempuran, pedangnya men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 69: Pertarungan Hidup dan Mati

Dentuman dahsyat mengguncang tanah ketika Xiao Feng terlempar beberapa langkah ke belakang, ketika mencoba menyerang kembali. Pria bertopeng emas berdiri tak bergeming sedikitpun, tubuhnya memancarkan aura gelap yang membangkitkan rasa mencekam di sekitarnya. Pukulan Xiao Feng sebelumnya, yang memanfaatkan kombinasi kekuatan petir dari Kristal Naga dan teknik jurus kitab Dewa Naga, hanya meninggalkan goresan tipis di baju tempur pria itu."Apakah itu semua yang kau punya, bocah?" suara berat pria bertopeng emas terdengar seperti guruh yang menggema, mencemooh kelemahan Xiao Feng.Xiao Feng mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Tubuhnya basah oleh keringat, sebagian karena kelelahan, sebagian lagi karena tekanan luar biasa dari lawannya. Dia merasakan sakit menusuk di bahu kirinya, bekas pukulan telak pria bertopeng tadi."Aku belum selesai," gumamnya dengan suara parau, tatapannya penuh tekad.Dia mengangkat tangan kanannya, mengaktifkan energi petir dari Kristal Naga yang mulai be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 70: Langkah Gontai di Tengah Ancaman

Xiao Feng melangkah perlahan di jalan setapak, tubuhnya dipenuhi luka dan rasa nyeri yang mendera disetiap inci ototnya. Napasnya berat, dan darah kering masih menempel di sudut bibirnya. Dia tahu tubuhnya membutuhkan perawatan, tapi dia harus menemukan tempat berlindung terlebih dahulu sebelum malam benar-benar datang.“Jika terus seperti ini… aku mungkin tidak akan selamat,” pikirnya dengan rasa cemas.Dia terus berjalan, menahan rasa sakit di setiap langkah kakinya. Dalam bayangan pikirannya, ia mengingat kekalahan tadi. Pria bertopeng emas itu terlalu kuat, bahkan setelah menggunakan segala kekuatan yang dia miliki. Zirah pusaka yang selama ini melindunginya juga meninggalkannya, seolah memberi pesan bahwa dia belum layak menggunakan zirah itu sepenuhnya.Di sisi lain, jauh dari lokasi Xiao Feng, Sekte Aliran Sesat tengah merayakan kemenangan mereka. Meskipun tidak berhasil menghancurkan istana kekaisaran secara langsung, serangan mereka telah mengguncang fondasi mental pasukan ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
24
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status