Home / Pendekar / Takdir Di Bawah Langit Naga / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Takdir Di Bawah Langit Naga: Chapter 81 - Chapter 90

237 Chapters

Bab 81: Bayangan di Balik Abu

Dengan beberapa pasukan kekaisaran Xiao Feng mulai menuju kearah kepulan asap tebal yang berada dikejauhan. Butuh beberapa waktu kesana mengingat jaraknya yang cukup jauh.Beberapa waktu berlalu, hingga mereka tiba dilokasi yang telah ditentukan. Xiao Feng berdiri di tengah reruntuhan desa yang hangus, sisa-sisa api masih mengeluarkan asap tipis, menciptakan bayangan menyeramkan di bawah cahaya bulan. Bau kayu terbakar dan daging hangus menyelimuti udara, membuat beberapa prajurit menutup hidung mereka dengan kain.“Kejahatan macam apa yang telah mereka lakukan...” gumam salah satu prajurit, matanya menatap nanar pada sebuah kereta yang terbakar dengan sisa-sisa tubuh yang berserakan di sekitarnya.Xiao Feng, dengan wajah dingin dan penuh amarah, berjongkok di salah satu sudut desa. Tangannya menyentuh tanah yang masih hangat, merasakan bekas energi gelap yang familiar. “Mereka sudah pergi, tapi jejak mereka masih terasa... Ini ulah sekte aliran sesat. Mereka sengaja meninggalkan keha
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 82: Ikatan yang Tak Terduga

Sebelum pergi kearah utara, Xiao Feng pergi menuju kelompok anggrek hitam untuk menebus janjinya dengan membayarkan uang yang telah ia terima dari kaisar thang sebelumnya. Perjalanan membutuhkan beberapa waktu sebelum ia tiba di tempat yang dituju.Setibanya di markas Kelompok Anggrek Hitam, Xiao Feng membawa sekantong besar uang dan beberapa ginseng air yang berhasil ia peroleh selama petualangannya. Langkah kakinya mantap meski sedikit gugup, mengingat janji yang harus ia tepati saat ini hampir mencapai batas perjanjian.Kedatangannya disambut oleh Li Mei yang tampak terkejut dengan kehadiran dirinya yang cukup cepat. Seperti biasa wajahnya memerah, dan ia tampak tidak tahu harus berkata apa. Namun, sebelum ia sempat menyapa, ibunya yang merupakan wanita tua pemimpin Kelompok Anggrek Hitam, sudah muncul dari dalam ruangan dengan senyum penuh arti.“Kau kembali, Pendekar Xiao Feng. Aku tahu kau adalah orang yang memegang kata-katamu,” ujar wanita tua itu dengan suara tegas, matanya
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 83: Jejak di Utara

Xiao Feng berjalan melewati hutan yang semakin lebat, menuju wilayah utara yang terkenal dengan cuaca dingin dan medannya yang berbahaya. Di sekelilingnya, suara angin menggema seperti bisikan misterius. Ia tahu bahwa perjalanan ini tidak hanya menguji kekuatan fisiknya, tetapi juga keteguhan hatinya.Setelah berhari-hari melewati medan sulit, ia akhirnya tiba di sebuah desa kecil yang hampir tertutup salju. Penduduk desa tampak waspada melihat kedatangannya. Namun, seorang pria tua yang tampak seperti kepala desa mendekat dengan penuh kehati-hatian.“Pendekar, apa yang membawamu ke tempat terpencil seperti ini?” tanya pria tua itu.Xiao Feng menjawab dengan tenang, “Aku sedang mencari informasi. Apakah kalian tahu apa pun tentang pergerakan kelompok misterius di daerah ini? Mungkin tentang Lima Penunggang Kuda Kematian?”Wajah pria tua itu berubah pucat mendengar nama itu. “Lima Penunggang Kuda Kematian... Mereka adalah kabut gelap yang melintasi wilayah ini. Tidak ada yang berani me
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 84: Penguasa Benua Timur

Xiao Feng terbangun di pagi hari dengan tubuh yang terasa lebih segar. Racun yang sempat menggerogoti tubuhnya perlahan menghilang berkat ramuan yang diracik Bai Ling. Di luar jendela, matahari mulai terbit, menyinari desa kecil yang tertutup salju.Bai Ling sedang duduk di dekat perapian, memegang sebuah pedang tipis yang terlihat sederhana tetapi memancarkan aura yang sangat kuat. Ia sedang membersihkannya dengan tenang, tetapi ketika Xiao Feng bergerak, ia menoleh."Sudah bangun? Bagaimana perasaanmu?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangan dari pedangnya.Xiao Feng mengangguk. "Jauh lebih baik. Terima kasih untuk segalanya, Bai Ling."Wanita itu hanya tersenyum tipis, lalu meletakkan pedangnya ke samping. "Kalau begitu, kau sudah siap untuk melanjutkan perjalananmu?"Xiao Feng terdiam sejenak sebelum ia menepuk jidatnya sendiri, "Aku lupa jika aku memiliki penawar racun yang diberikan oleh kelompok netral Anggrek Hitam," dia kemudian merogoh sakunya lalu menunjukkan satu botol kecil
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 85: Negosiasi Besar

Di ruang utama markas Bulan Perak, suasana semakin tegang. Xiao Feng menatap Lian Yue dengan ekspresi tenang, sementara wanita itu berusaha mempertahankan wibawanya meski hatinya bergejolak.Peta kecil di tangan Xiao Feng menjadi pusat perhatian. Rute-rute yang tergambar jelas di dalamnya menuju ke ngarai tempat ginseng air ditemukan, sumber daya langka yang dapat membawa keuntungan besar bagi kelompok Bulan Perak, baik dalam hal ekonomi maupun pengaruh.Lian Yue menggenggam tangan di depan dadanya, memandang peta itu dengan tatapan tajam. “Tawaranmu menarik, tapi kau terlalu gegabah jika berpikir aku akan menyerahkan separuh dari kepemilikan kelompokku hanya untuk ini,” katanya dingin.Xiao Feng tersenyum tipis. “Kalau begitu, kita bisa mendiskusikan hal lain. Aku tahu betapa berharganya peta ini untukmu, Nona Lian. Jika kau menguasai sumber daya ini, kelompokmu bisa menjadi yang terkuat di seluruh benua.”Lian Yue menghela napas, jelas berusaha menahan rasa frustrasi. “Kau terlalu p
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 86: Perjalanan ke Utara

Malam mulai turun, dan hawa dingin mulai menyelimuti perjalanan mereka ke arah utara. Bai Ling dan Xiao Feng berjalan berdampingan di tengah hutan yang mulai berselimut kabut. Suara langkah kaki mereka terdengar jelas di antara pepohonan yang diam membisu.Bai Ling memecah keheningan dengan nada menggoda. “Aku harus akui, Xiao Feng, kau memiliki keberanian yang luar biasa atau mungkin aku harus menyebutnya kebodohan? Menawar Lian Yue sampai membuatnya menyerah? Itu hampir tidak mungkin.”Xiao Feng menoleh dengan senyum tipis. “Berani mengambil risiko adalah bagian dari perjuangan, Bai Ling. Jika aku tidak melakukannya, mungkin aku tidak akan berdiri di sini sekarang.”Bai Ling tertawa kecil. “Benar juga. Tapi aku heran, bagaimana kau bisa begitu percaya diri? Tidak takut dia akan menyerang balik atau bahkan menjebakmu?”Xiao Feng mengangkat bahu, “Jika aku menghabiskan waktuku untuk takut, aku tidak akan pernah bergerak maju. Lagi pula, aku punya sekutu yang cukup tangguh, bukan? Sepe
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 87: Rencana dan Pergerakan

Di sisi lain, Lian Yue tersenyum puas. Dengan peta yang diberikan Xiao Feng, ia akhirnya menemukan rute menuju ngarai yang menyimpan sumber gingseng air yang melimpah. Bersama pasukannya, ia mulai menelusuri rute tersebut. Meskipun rute itu penuh dengan bahaya dan jebakan alam, mereka berhasil menemukan beberapa titik sumber gingseng air. Ini menjadi keuntungan besar bagi Sekte Bulan Perak, yang kini memiliki kendali atas salah satu sumber daya paling langka dan berharga di dunia persilatan.Lian Yue, di balik sikap dinginnya, tidak bisa mengabaikan pemikiran tentang Xiao Feng. Keberanian dan ketekunan pria itu telah meninggalkan kesan mendalam di hatinya, meski ia berusaha menyangkalnya. Dalam benaknya, ia bertanya-tanya apakah pertemuan mereka hanya awal dari hubungan yang lebih dalam atau sekadar pertemuan singkat yang akan berakhir di sini.**Sementara itu, Kaisar Thang, yang menyadari ancaman dari Lima Penunggang Kuda Kematian dan sekte aliran sesat, mulai merancang rencana tamb
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 88: Melanjutkan Perjalanan

Saat ini Xiao Feng dan Bai Ling kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju utara, daerah yang mulai jarang disentuh oleh peradaban. Hawa dingin mulai terasa menusuk tulang, dan pepohonan yang rimbun perlahan digantikan oleh padang luas yang tertutup salju tipis. Sepanjang perjalanan, Bai Ling, meskipun sering terlihat acuh, tetap memperhatikan kondisi Xiao Feng, memastikan bahwa ia tidak terlalu memaksakan dirinya.“Apa kau yakin ingin melanjutkan tanpa berhenti?” tanya Bai Ling saat mereka melewati sebuah sungai beku. “Kita sudah berjalan tiga hari tanpa istirahat yang cukup.”Xiao Feng, yang terlihat lelah namun tetap teguh dalam pendiriannya, menjawab, “Aku tidak punya waktu untuk beristirahat. Jika Lima Penunggang Kuda Kematian benar-benar mencari Kristal Kematian, maka setiap detik sangat berarti.”Bai Ling mendesah. “Keras kepala seperti biasa. Tapi setidaknya, aku ada di sini untuk memastikan kau tidak mati konyol di tengah jalan.”Saat malam tiba, mereka memutuskan untuk men
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 89: Bai Ling, Ratu Es dari Utara

Saat melangkah ke dalam gua yang gelap dan dingin, Bai Ling melirik sekilas ke arah Xiao Feng. Dalam pikirannya, ia mencoba memahami keadaannya yang sekarang. Hidupnya selama ini dipenuhi kemenangan mudah, statusnya sebagai salah satu penguasa benua utara membuatnya tidak pernah merasa gentar. Namun, semua berubah sejak ia bertemu Xiao Feng, pemuda yang penuh tekad dengan cerita hidup yang jauh lebih rumit daripada dirinya.“Xiao Feng,” kata Bai Ling tiba-tiba, menghentikan langkahnya. “Ceritakan lebih banyak tentang Lima Penunggang Kuda Kematian itu. Aku tidak terbiasa menghadapi sesuatu yang... seperti ini.”Xiao Feng berhenti, menoleh padanya. “Kau tidak pernah mendengar tentang mereka?”Bai Ling menggeleng, seolah tidak pernah mendengarnya. “Aku jarang berurusan dengan sekte-sekte semacam itu. Tetapi kabar itu sudah tersebar cukup luas, aku hanya mengetahui sedikit... Benua utara lebih banyak dihuni oleh pendekar independen, bukan sekte yang memanfaatkan kekacauan untuk mengambil
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 90: Tujuan di Balik Lima Penunggang Kuda Kematian

Ruangan itu begitu sunyi, hanya gema tawa sosok misterius yang menyelimuti suasana tegang. Xiao Feng dan Bai Ling berdiri berjaga-jaga, mata mereka memindai bayangan besar yang perlahan bergerak mendekat, berusaha memberikan serangan.Namun sebelum sosok itu sampai, Xiao Feng berkata dengan suara lantang, “Lima Penunggang Kuda Kematian…” ucap Xiao Feng, suaranya penuh waspada. “Apa tujuan mereka sebenarnya? Mengapa mereka begitu terobsesi dengan Kristal Kematian?”Sosok itu berhenti, menampilkan dirinya di bawah cahaya redup kristal. Ia mengenakan jubah hitam panjang yang mengalir seperti asap, dan wajahnya tersembunyi di balik topeng perak. Suaranya berat dan berwibawa, menggetarkan udara di sekitar mereka.“Kau benar-benar tidak tahu, pemuda? Lima Penunggang Kuda Kematian bukan sekadar kelompok. Mereka adalah bagian dari rencana besar yang telah disusun sejak lama. Kekaisaran Thang, sekte-sekte netral, bahkan para pendekar seperti kalian hanyalah bidak dalam permainan ini.”Xiao Fen
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more
PREV
1
...
7891011
...
24
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status