Saat melangkah ke dalam gua yang gelap dan dingin, Bai Ling melirik sekilas ke arah Xiao Feng. Dalam pikirannya, ia mencoba memahami keadaannya yang sekarang. Hidupnya selama ini dipenuhi kemenangan mudah, statusnya sebagai salah satu penguasa benua utara membuatnya tidak pernah merasa gentar. Namun, semua berubah sejak ia bertemu Xiao Feng, pemuda yang penuh tekad dengan cerita hidup yang jauh lebih rumit daripada dirinya.“Xiao Feng,” kata Bai Ling tiba-tiba, menghentikan langkahnya. “Ceritakan lebih banyak tentang Lima Penunggang Kuda Kematian itu. Aku tidak terbiasa menghadapi sesuatu yang... seperti ini.”Xiao Feng berhenti, menoleh padanya. “Kau tidak pernah mendengar tentang mereka?”Bai Ling menggeleng, seolah tidak pernah mendengarnya. “Aku jarang berurusan dengan sekte-sekte semacam itu. Tetapi kabar itu sudah tersebar cukup luas, aku hanya mengetahui sedikit... Benua utara lebih banyak dihuni oleh pendekar independen, bukan sekte yang memanfaatkan kekacauan untuk mengambil
Ruangan itu begitu sunyi, hanya gema tawa sosok misterius yang menyelimuti suasana tegang. Xiao Feng dan Bai Ling berdiri berjaga-jaga, mata mereka memindai bayangan besar yang perlahan bergerak mendekat, berusaha memberikan serangan.Namun sebelum sosok itu sampai, Xiao Feng berkata dengan suara lantang, “Lima Penunggang Kuda Kematian…” ucap Xiao Feng, suaranya penuh waspada. “Apa tujuan mereka sebenarnya? Mengapa mereka begitu terobsesi dengan Kristal Kematian?”Sosok itu berhenti, menampilkan dirinya di bawah cahaya redup kristal. Ia mengenakan jubah hitam panjang yang mengalir seperti asap, dan wajahnya tersembunyi di balik topeng perak. Suaranya berat dan berwibawa, menggetarkan udara di sekitar mereka.“Kau benar-benar tidak tahu, pemuda? Lima Penunggang Kuda Kematian bukan sekadar kelompok. Mereka adalah bagian dari rencana besar yang telah disusun sejak lama. Kekaisaran Thang, sekte-sekte netral, bahkan para pendekar seperti kalian hanyalah bidak dalam permainan ini.”Xiao Fen
Xiao Feng dan Bai Ling melanjutkan perjalanan menuju benua utara, membawa pecahan Kristal Kematian yang baru saja mereka temukan. Udara dingin semakin menusuk ke tulang, dan salju yang turun lebat menutupi jejak langkah mereka. Namun, mereka tetap berjalan dengan tekad yang membara, seolah menjadi pasangan yang sedang bergejolak.“Pecahan ini terlalu berbahaya untuk dibiarkan berada di tangan siapa pun,” kata Xiao Feng, sambil memegang wadah tempat kristal disimpan. “Kita harus menemukan tempat aman untuk menyimpannya sebelum mereka menemukan kita lagi.”Bai Ling mengangguk, meskipun matanya tampak penuh kekhawatiran. “Lima Penunggang Kuda Kematian tidak akan tinggal diam. Mereka pasti akan mengirim lebih banyak orang untuk merebutnya. Tapi ada satu tempat di benua utara yang mungkin bisa melindungi kristal ini... jika kita bisa mencapainya.”Xiao Feng menoleh. “Tempat apa itu?”“Puncak Gunung Es Abadi,” jawab Bai Ling. “Di sana terdapat kuil kuno yang dikelilingi energi pelindung ala
Setelah melewati raksasa es, Xiao Feng dan Bai Ling pada akhirnya mendekati jalan menuju Puncak Gunung Es Abadi. Namun, udara di sekitar mereka semakin terasa berat. Langit yang sebelumnya cerah tiba-tiba berubah gelap, dan hawa mematikan mulai merayap di sekeliling mereka, seakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi.“Ini tidak wajar,” gumam Bai Ling, tangannya mulai membentuk lingkaran energi es sebagai langkah berjaga-jaga.Dari balik kabut tebal yang menutupi lembah salju, dua sosok besar muncul tanpa diudang. Aura mereka begitu kuat hingga salju di sekitarnya mulai mencair hanya dari kehadiran mereka saat ini.“Jadi ini mereka,” ucap Penunggang Kuda Api, suaranya dalam dan penuh kebencian. “Satu pendekar dengan pedang pusaka, dan satu wanita dingin yang menguasai es. Aku rasa ini akan sangat menyenangkan.”Penunggang Kuda Kegelapan hanya tertawa pelan, sebelum akhirnya berkata. “Sayang sekali kalian sampai di sini. Pecahan Kristal Kematian tidak seharusnya berada di tangan kali
Xiao Feng dan Bai Ling melanjutkan perjalanan mereka menuju Puncak Gunung Es Abadi. Namun, setelah menempuh beberapa hari perjalanan, mereka tiba di sebuah lembah yang tampaknya tenang, namun atmosfernya dipenuhi hawa mematikan. Salju tebal menyelimuti lembah itu, namun suhu yang menusuk tulang tidak menghentikan mereka.“Ini terlalu sunyi,” gumam Xiao Feng, menggenggam erat Pedang Pembalik Surga di tangannya. Bai Ling hanya mengangguk, matanya tajam memindai sekeliling.Tiba-tiba, salju di depan mereka meledak, memunculkan sosok besar berbalut zirah hitam. Matanya merah menyala, dan ia membawa sebuah gada raksasa dengan ujung bergerigi.“Siapa yang berani memasuki wilayah ini?” raung sosok itu, suaranya bergema di lembah.Xiao Feng melangkah maju. “Aku, Xiao Feng, pendekar dari Kekaisaran Thang. Kami di sini untuk menghentikan Lima Penunggang Kuda Kematian.”Sosok itu tertawa dingin, suaranya mengguncang salju di sekitarnya. “Kau? Dengan pedang usang itu? Aku adalah Penunggang Kuda B
Di sisi lain, tepatnya berada di markas rahasia sekte aliran sesat, tiga Penunggang Kuda Kematian yang tersisa duduk dalam keheningan yang mencekam. Ruangan itu dipenuhi hawa dingin yang berat, dengan nyala obor yang redup memantulkan bayangan menyeramkan di dinding batu.Penunggang Kuda Angin, yang bertubuh kurus dengan jubah hitam panjang, menatap tajam kepada Penunggang Kuda Kegelapan, yang baru saja kembali dari pertempuran sebelumnya.“Jadi kau lari? Kau membiarkan mereka membunuh Penunggang Kuda Besi?” suaranya tenang, namun sarat dengan nada ancaman.“Aku tidak tahu dia menyusul. Dia bertindak sendiri, dan aku tidak menyangka kekuatan mereka sebesar itu!” jawab Penunggang Kuda Kegelapan dengan nada gusar, namun tetap merasa waspada, hawatir dengan keadaan dirinya saat ini. Ia terus menundukkan kepalanya, menyadari kesalahan yang ia buat.Penunggang Kuda Petir, seorang wanita dengan rambut merah menyala dan mata penuh amarah, menghentakkan meja di depannya. “BRAK!”“Dua dari kit
Angin dingin terus menggigit, membawa serpihan salju yang berputar di udara. Xiao Feng dan Bai Ling berdiri di tengah medan yang penuh dengan tubuh boneka mayat yang telah hancur, sementara ratusan lainnya masih menyerbu tanpa henti.“WUSHHH!” Bai Ling meluncurkan gelombang es yang tajam, membekukan sepuluh boneka yang bergerak ke arahnya. “CRASSHH!” Serpihan es dan tubuh hancur berjatuhan di sekitar mereka.“Ini tidak akan berakhir kalau kita tidak menghancurkan dalang di balik semua ini!” teriak Bai Ling, napasnya terdengar berat.Xiao Feng memutar Pedang Pembalik Surga, aura emas yang menyelimutinya bersinar semakin terang. Dengan kekuatan Kristal Naga, ia melompat ke udara dan melepaskan jurus petir. “DRAGHHHH!” Gelombang energi petir menyambar ke arah pasukan boneka, menghancurkan mereka dalam satu ledakan besar. “BOOM!”Namun, seperti air pasang, boneka-boneka itu terus bermunculan.“Aku tahu,” jawab Xiao Feng, suaranya tegas. “Tapi dia berada di tempat yang mustahil dijangkau d
Pertarungan berlangsung sengit di tengah kepungan puluhan boneka mayat yang terus menyerang tanpa henti. Xiao Feng dan Bai Ling bahu-membahu menghadapi Penunggang Kuda Kegelapan, yang semakin murka setelah kematian rekannya, Penunggang Kuda Api.Penunggang Kuda Kegelapan melompat keatas setelah bertukar pedang dengan Xiao Feng ia kemudian berdiri dengan tubuh tegap di atas batu besar, jubah hitam yang ia kenakan berkibar karena angin dingin. Matanya bersinar merah, dan ia melayangkan tatapan penuh kebencian kepada dua pendekar di hadapannya. Dengan suaranya yang berat, ia menggeram, "Kalian telah menghancurkan apa yang tidak kalian pahami. Kematian kalian akan menjadi persembahan untuk kebangkitan kami!"Boneka-boneka mayat mulai menyerbu kembali bahkan lebih ganas dari sebelumnya. Bai Ling mengangkat tangannya, "Dinding Es Abadi!" Sebuah tembok besar dari es murni muncul di depannya, menghentikan gelombang boneka yang menyerang mereka. Suara hantaman terdengar keras, "Trang! Trang!",
Pasukan Bendera Biru yang tadinya terpecah belah kini berdiri diam, terpaku melihat tubuh pemimpin mereka, Luo Yunhai, yang tergeletak di tanah. Namun, ketenangan itu tiba-tiba berubah menjadi keterkejutan ketika tubuh Luo Yunhai perlahan bergerak. Dengan langkah gontai, ia bangkit berdiri, darah menetes dari sudut bibirnya, tetapi matanya menyala penuh kebencian dan tekad.“Jangan pikir aku akan mati semudah itu,” suara Luo Yunhai terdengar serak namun penuh kemarahan, menggema di seluruh arena. "Aku... adalah Pelaut Bayangan Laut! Tak ada yang bisa menjatuhkanku!"Sorakan pasukan Bendera Biru kembali pecah. Mereka berteriak penuh semangat, seolah kebangkitan Luo Yunhai membakar kembali nyali mereka yang sempat memudar. Mereka mulai bergerak lagi, mengepung Xiao Feng dan Bai Ling yang kini semakin kelelahan.Xiao Feng memandang Luo Yunhai dengan tajam, napasnya memburu. "Orang ini... bagaimana dia bisa bertahan dari serangan itu?" pikirnya. Luka di tubuh Luo Yunhai memang jelas terli
Saat kekacauan pertempuran semakin memuncak dan harapan hampir hilang serta kematian kakak seperguruan Xiao Feng yang telah mengorbankan diri dari peperangan itu. Bai Ling tiba-tiba menunjuk ke arah langit, seolah melihat satu harapan yang akan segera datang. "Feng'Ge! Lihat ke atas!" serunya dengan nada bergetar.Melihat hal itu, Xiao Feng segera mendongak, melihat kearah yang sama. Di antara awan gelap dan kilat yang menyambar, muncul sosok pria yang melayang perlahan, auranya menyelimuti medan perang dengan tekanan luar biasa. Tubuhnya diselimuti kilauan hitam pekat seperti sisik naga, sementara matanya menyala tajam seperti emas cair. Rambut hitam panjangnya berkibar diterpa angin, memberi kesan seorang pendekar yang tak tertandingi."Itu... Long Yu," gumam Xiao Feng dengan nada tidak percaya.Luo Yunhai, pemimpin kelompok Bendera Biru, mengernyit, matanya menyipit penuh waspada. "Long Yu? Siapa dia?" tanyanya.Xiao Feng mengatur napasnya, masih terpaku pada pria di udara itu. "Di
Pada saat ini, pertempuran terus berlangsung dalam kekacauan yang semakin mencekam. tampak darah mengalir, membasahi tanah, mengotori pasar gelap yang kini berubah menjadi medan perang. Terdengar jelas, rintihan kesakitan bercampur dengan suara denting pedang dan teriakan para prajurit yang masih bertarung.Sementara itu Xiao Feng masih bertarung sengit melawan Luo Yunhai yang saat ini masih menunjukkan aksinya dalam sebuah peperangan. Sementara Bai Ling mulai tampak ragu dalam mengambil tindakan. Matanya melirik ke arah rekan-rekannya yang semakin terdesak, terutama Xiao Feng, ia bingung harus berbuat apa dalam kondisi seperti ini.**Di satu sisi Qing Yue sedang mengayunkan tombaknya dengan kekuatan terakhir yang ia miliki, mencoba menahan pasukan musuh yang semakin ganas. "Lin Mei! Bertahanlah!" serunya dengan napas tersengal. Namun, Lin Mei sudah sangat kelelahan, tubuhnya penuh luka, dan pedangnya bergetar lemah di tangannya, seolah ingin segera mengakhiri hidupnya, menyerah dala
Saat ini. Tekanan dari segala sisi semakin terasa berat. Pasukan Bendera Biru yang terus berdatangan seperti ombak tak berujung membuat kelompok Xiao Feng semakin terdesak. Meski mereka telah bertarung mati-matian, kelelahan mulai terlihat di wajah mereka. Napas mereka tersengal-sengal, keringat bercucuran, dan luka-luka di tubuh mulai bertambah.Tepat berada di tengah medan pertempuran, Xiao Feng masih bertahan melawan Luo Yunhai, meskipun tubuhnya sudah terasa sangat berat, karena melepaskan begitu banyak tenaga pada serangan sebelumnya. Tampak Pedang Pembalik Surga di tangannya sedikit gemetar, tetapi sorot matanya tetap tajam.Sementara itu Luo Yunhai, dengan trisula besarnya, masih berdiri di depannya seperti gunung yang tak tergoyahkan."Menyerahlah, Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara tenang namun dingin. "Kau mungkin kuat, tapi kau sudah terlalu lelah. Kau tak akan bisa melindungi teman-temanmu. Sebentar lagi, mereka akan mati satu per satu."Mendengar kalimat itu, Xiao F
Pada saat mencoba untuk melarikan diri dari kejaran musuh. Udara malam yang dingin diwarnai suara ribuan langkah kaki yang menggema dari arah berlawanan terdengar jelas di telinga. Dari dalam kegelapan, terlihat bendera-bendera biru berkibar dengan lambang ombak yang meliuk di tengahnya. Pasukan ini bukanlah sembarang pasukan, mereka adalah kelompok Bendera Biru, yang terkenal akan kekuatan mereka di wilayah laut dan perbudakan internasional.Pemimpinnya tidak lain ialah Luo Yunhai, yang dikenal sebagai Pelaut Bayangan, ia saat ini tampak berdiri di atas bukit kecil di depan pasukannya. Tubuhnya tinggi dengan sorot mata dingin yang seperti menembus tulang, rambut hitam panjangnya berkibar tertiup angin. Ia memegang sebuah trisula besar berwarna biru keperakan, senjata yang menjadi ciri khasnya."Jadi, kau Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara yang berat namun tajam, seperti suara ombak menghantam karang. "Kau membunuh Zhang Tianbao, menghancurkan kelompok Yu Zhi, dan kini mencoba m
Tubuh Yang Zhan telah diamankan oleh Lin Mei dan Jian Hong ke tempat yang lebih aman, meski mereka masih dikepung oleh musuh dari segala arah. Bai Ling menciptakan dinding es tebal untuk melindungi mereka sementara Qing Yue terus menyerang dengan tombaknya, matanya memerah penuh kemarahan.Namun, musuh tidak memberi mereka waktu untuk berduka. Pasukan Bendera Merah, dengan jumlah yang terus bertambah, mulai mendobrak pertahanan Bai Ling dan menyerang kembali dengan kekuatan penuh. Di tengah kekacauan itu, Xiao Feng maju ke depan, melindungi yang lain sambil menghadapi Yu Zhi, pemimpin pasukan tersebut.Yu Zhi, dengan senjata pedang berwarna hitam pekat yang bersinar dengan aura gelap, maju dengan penuh percaya diri. "Jadi, kau Xiao Feng, si pendekar yang membunuh Zhang Tianbao. Menurutku, kau tidak sehebat yang diceritakan."Xiao Feng memutar Pedang Pembalik Surga di tangannya, menatap Yu Zhi dengan dingin. "Kau akan segera tahu mengapa aku disebut seperti itu."Mereka berdua melompat
Pada saat situasi semakin memanas, di tengah medan yang penuh darah dan jeritan, Yang Zhan berdiri tegak dengan tombak panjangnya, napasnya mulai memburu, keringat sudah bercucuran, membasahi hampir seluruh bagian tubuh, tetapi sorot matanya tetap tajam, seolah tidak menunjukkan rasa ketir sedikitpun. Ia mengamati ratusan musuh yang mengepungnya. Tubuh besar dan kekuatannya membuatnya menjadi pusat perhatian di medan perang, terutama bagi pasukan Bendera Merah yang mulai menyerangnya dari segala arah."Ayo! Siapa lagi yang ingin mati?!" teriak Yang Zhan dengan suara menggelegar. Ia memutar tombaknya, menciptakan angin kuat yang menyapu musuh di sekitarnya. Beberapa orang terlempar ke belakang, tulang mereka patah hanya dengan satu serangan."Zhan-ge, jangan terlalu memaksakan diri!" teriak Lin Mei dari kejauhan, yang masih bertarung dengan kelompok lainnya.Mendengar hal itu, ia segera menoleh lalu menjawab, "Tenang saja! Aku akan memastikan tak satu pun dari mereka bisa mendekatimu!"
Setelah pertarungan sengit dengan Han Feng dan berhasil membunuhnya, Xiao Feng dan rombongannya bersiap meninggalkan pasar gelap yang kini sunyi. Udara terasa berat dengan bau darah yang masih menguar, dan langit mulai gelap, seolah menggambarkan ketegangan yang belum berakhir saat itu.Namun, langkah mereka tiba-tiba terhenti ketika suara derap kaki dan gemuruh senjata menggema dari segala arah. Dari sudut-sudut jalan, gang-gang gelap, dan bahkan dari atap bangunan, muncul ratusan bahkan ribuan pasukan berseragam merah. Mereka adalah Pasukan Bendera Merah.Sorot obor menyala-nyala, menerangi raut wajah mereka yang penuh tekad dan kemarahan. Mereka berdiri rapat, mengepung Xiao Feng dan rombongannya dalam formasi yang tampak dirancang dengan sempurna. Seorang pria kurus dengan jubah merah berdiri di atas bangunan kayu yang dibawa oleh beberapa anak buahnya. Matanya penuh dendam, menatap lurus ke arah Xiao Feng."Xiao Feng!" teriak pria itu dengan suara lantang y
Langkah kaki pria besar itu menggema di tengah pasar yang porak-poranda. Tubuhnya seperti gunung yang bergerak, dengan zirah hitam berkilauan yang melindungi tubuhnya. Kapak raksasa di tangannya tampak seperti cukup kuat untuk membelah batu besar hanya dengan sekali serangan. Sorot matanya tajam, penuh percaya diri, seolah-olah tahu bahwa ia adalah rintangan terakhir yang akan sulit dilewati."Kalian pikir bisa lolos begitu saja?" pria besar itu berbicara dengan suara berat seperti guntur. "Aku adalah Han Feng, Penjaga Besar dari pasar gelap ini. Tidak ada seorang pun yang bisa meninggalkan tempat ini hidup-hidup setelah membuat kekacauan seperti kalian."Yang Zhan dan Qing Yue tampak ragu sejenak setelah melihat kedatangan penjaga tersebut. Aura pria itu begitu menekan, dan kekuatan yang terpancar dari tubuhnya membuat mereka sedikit ketir. Qing Yue menggenggam erat pedangnya, sementara Yang Zhan menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya.Namun, Xiao Feng mela