Home / Pendekar / Takdir Di Bawah Langit Naga / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Takdir Di Bawah Langit Naga: Chapter 101 - Chapter 110

237 Chapters

Bab 101: Jalan Menuju Pecahan Ketiga

Setelah berhasil mendapatkan pecahan kedua Kristal Kematian, Xiao Feng dan Bai Ling duduk di puncak Gunung Es Abadi, memulihkan tenaga mereka. Kedua pecahan kristal itu sekarang berada dalam kotak khusus yang dilapisi segel Ki, yang dibuat oleh Bai Ling menggunakan kemampuan elemen esnya. Namun, aura dari kedua pecahan itu masih terasa mencekam, seperti bisikan-bisikan gelap yang terus mengganggu pikiran mereka.“Dua pecahan ini saja sudah hampir menghancurkan kita,” kata Xiao Feng sambil menghela napas. “Berapa banyak lagi yang harus kita cari?”Bai Ling mengerutkan alis. “Jika informasi dari sekte aliran sesat benar, totalnya ada lima pecahan Kristal Kematian. Setiap pecahan mewakili elemen gelap yang berbeda. Pecahan pertama yang kita temui adalah Pecahan Api, dan yang ini, yang baru kita dapatkan, adalah Pecahan Kegelapan,” ujarnya seolah mengetahui betul hal itu. Xiao Feng sendiri sempat merasa curiga, tetapi ia tidak menanyakan tentang fikirannya dan lebih memilih untuk diam.Xi
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 102: Pertempuran di Lembah Awan Bergemuruh

Sementara itu. Di dalam istana Kekaisaran Thang, Kaisar sedang mendengarkan laporan terbaru dari para penasihatnya. Berbagai sekte dan kelompok netral yang telah direkrut bekerja sama untuk melindungi kekaisaran. Dengan strategi yang dirancang matang, kekacauan yang dulu mengancam kota-kota besar kini mulai mereda. Para pendekar dari kelompok seperti Kelompok Anggrek Hitam dan Kelompok Pusaka Perunggu ikut membantu menjaga stabilitas wilayah, sementara Sekte Bulan Perak, meski memilih tetap netral, mereka telah menyuplai sumber daya yang sangat membantu.Namun, laporan lain menarik perhatian Kaisar."Baginda," kata salah satu penasihat. "Ada kabar dari utara. Pendekar bernama Xiao Feng dan seorang wanita misterius bernama Bai Ling telah mengalahkan dua dari lima Penunggang Kuda Kematian. Mereka juga berhasil memperoleh dua pecahan Kristal Kematian."Kaisar tersenyum kecil sambil mengelus janggutnya. "Xiao Feng… namanya semakin besar. Pemuda itu telah membuktikan keberanian dan kemampua
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 103: Pertarungan di Lembah

Di tengah kabut Lembah Awan Bergemuruh, sosok Penunggang Kuda Angin berdiri di atas batu tinggi, mengenakan jubah hitam panjang yang berkibar diterpa angin. Tatapan matanya tajam, menatap pergerakan Bai Ling yang sedang bertarung dengan makhluk-makhluk ciptaan Kristal Kematian. Namun, sorot matanya bukan seperti musuh yang penuh dendam, melainkan seperti seseorang yang sedang menilai dan mengamati.Dia menghela napas panjang, seolah ragu dengan langkah yang harus diambil. Di dalam hatinya, ada keraguan yang semakin membesar. Ia tahu perannya di kelompok Penunggang Kuda Kematian seharusnya jelas: membawa kehancuran bersama rekan-rekannya. Namun, ada sesuatu dalam dirinya yang membuatnya berbeda dari mereka.“Bai Ling… Apakah kau benar-benar tahu apa yang sedang kau hadapi?” gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam oleh deru angin. Dia memejamkan mata sejenak, teringat pada sesuatu di masa lalu. Apakah ini tentang hubungan dengan Bai Lian, guru Xiao Feng? Ataukah ia memiliki misi lain
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 104: Melawan Pendekar Tombak Kematian

Di tengah kabut tebal yang menyelimuti Lembah Awan Bergemuruh, pertarungan antara Xiao Feng, Bai Ling, dan Pendekar Tombak Kematian semakin memanas. Tombak berujung dua itu berputar seperti angin badai, menciptakan gelombang tekanan udara yang menghancurkan bebatuan di sekitarnya. Setiap gerakan pria itu penuh presisi dan kekuatan mematikan.Xiao Feng mengatur napas, matanya tajam memerhatikan pola serangan musuh. "Dia terlalu cepat dan agresif," pikirnya. "Jika aku menyerang sembarangan, dia akan membalas dengan lebih mematikan.""Xiao Feng, hati-hati!" Bai Ling memperingatkan dari kejauhan, meluncurkan Panah Es Berantai ke arah musuh. “Wushhh! Wusshh!” Panah-panah itu melesat, menciptakan jalur dingin yang membekukan udara. Namun, dengan lompatan ringan, musuh berhasil menghindarinya. Tombaknya memutar, menghancurkan panah es yang tersisa.Tranggg! Suara dentuman tombak dan es yang pecah menggema, memantulkan cahaya kilauan tajam di sekitar mereka.Pria itu menyeringai dingin, tatap
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 105: Malam di Lembah Sunyi

Setelah pertempuran sengit dengan Pendekar Tombak Kematian, Xiao Feng dan Bai Ling menemukan pecahan ketiga Kristal Kematian yang tampak bersinar redup di antara reruntuhan bebatuan. Xiao Feng mengangkat kristal itu dengan hati-hati, merasakan aura gelap yang mengalir darinya. “Kristal ini semakin membuatku gelisah,” ucapnya sambil memandang ke arah Bai Ling.Bai Ling mengangguk, meskipun tubuhnya terlihat lelah. “Tapi kita tidak bisa menyerah. Jika kristal ini jatuh ke tangan yang salah, dunia mungkin akan hancur.”Mereka sepakat untuk melanjutkan perjalanan, tetapi rasa lelah dan lapar akhirnya memaksa mereka mencari tempat perlindungan. Di sela-sela perjalanan, mereka menemukan sebuah gua kecil yang tersembunyi di balik dinding tebing. Di dalamnya, udara terasa hangat, dan mereka memutuskan untuk bermalam di sana. Xiao Feng menyalakan api kecil, sementara Bai Ling mengeluarkan beberapa ramuan es untuk menyembuhkan luka-lukanya.Saat mereka beristirahat, Xiao Feng memandang Bai Ling
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 106: Jejak di Pegunungan Merah

Setelah dua hari perjalanan penuh kehati-hatian, Xiao Feng dan Bai Ling akhirnya tiba di kaki Pegunungan Merah, sebuah wilayah yang dikenal dengan kawah vulkanik aktif dan lembah penuh dengan lahar mendidih. Aroma belerang menyengat udara, dan panas yang menyelimuti area itu membuat setiap napas terasa berat. Mereka beristirahat sejenak di tepi tebing yang menghadap ke jurang berisi lahar.“Apa kau yakin kristal itu ada di sini?” tanya Bai Ling sambil menghapus keringat dari dahinya. Meski terbiasa dengan suhu dingin Benua Utara, ia merasakan kelelahan luar biasa di tempat ini.Xiao Feng memandangi peta di tangannya. “Ya, menurut peta ini, pecahan keempat Kristal Kematian berada di pusat kawah. Tapi tempat ini… terasa berbeda.” Dia menoleh ke arah Bai Ling, yang kini tampak sedang memulihkan energinya. “Kau siap?”Bai Ling mengangguk meskipun rasa letih masih membebaninya. “Aku tidak akan mundur. Lagipula, kita sudah terlalu jauh untuk menyerah.”Mereka melanjutkan perjalanan, menyebe
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 107:Pertempuran Besar di Lembah

Xiao Feng dan Bai Ling berjalan perlahan menuruni lembah Pegunungan Merah. Udara semakin sejuk saat malam menjelang, tetapi kewaspadaan mereka tetap tinggi. Empat pecahan Kristal Kematian kini berada dalam genggaman mereka, tetapi mereka tahu bahwa perjalanan ini belum selesai.Dari kejauhan, suara langkah-langkah berat dan gemuruh yang mendekat mulai terdengar. Bai Ling menghentikan langkahnya, menatap tajam ke arah kegelapan. “Xiao Feng, kau dengar itu?”Xiao Feng mengangguk sambil mencengkeram Pedang Pembalik Surga di tangannya. “Sepertinya kita akan bertemu tamu yang tak diundang kali ini."Dari arah puncak bukit, sosok tinggi berjubah hitam muncul. Mata merahnya bersinar dalam gelap, memancarkan aura kebencian yang begitu kuat. Di belakangnya, barisan pasukan berjumlah ratusan, terdiri dari pendekar sekte aliran sesat, berdiri dalam formasi siap menyerang. Penunggang Kuda Kegelapan, yang sebelumnya melarikan diri dari Xiao Feng, kini datang kembali dengan penuh amarah.“Xiao Feng
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 108: Istirahat yang Singkat

Setelah menghabisi pasukan sekte aliran sesat dan membuat penunggan kuda Kegelapan kembali melarikan diri, Xiao Feng dan Bai Ling berjalan dengan tertatih-tatih dengan nafas yang memburu. Luka di tubuh mereka terasa semakin menyiksa, sementara rasa lelah membebani setiap langkah. Namun, mereka tidak berani berhenti terlalu lama di medan pertempuran yang penuh mayat. Dengan membawa empat pecahan Kristal Kematian, mereka tahu bahaya akan selalu mengintai.Setelah beberapa waktu, mereka menemukan sebuah gua kecil yang tersembunyi di balik batu besar. Udara di dalam gua dingin dan sunyi, tetapi itu cukup untuk menjadi tempat berlindung sementara.Bai Ling meletakkan tas kecil berisi pecahan kristal di sudut gua, lalu mulai mengobati luka Xiao Feng dengan kain dan ramuan herbal yang dia bawa. "Kita sudah terlalu jauh," katanya pelan. "Empat pecahan sudah ada di tangan kita, tapi aku yakin pecahan terakhir akan menjadi yang paling berbahaya."Xiao Feng mengangguk, tatapannya menerawang. “Ba
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 109 : Pertemuan di Kuil Langit Retak

Di Kuil Langit Retak, hubungan antara Penunggang Kuda Petir dan Bai Lian tampak semakin jelas. Di tengah kegelapan kuil, mereka berbicara dalam bisikan, tampak seolah memiliki rahasia yang tidak diketahui siapa pun.“Kau terlalu lama bersembunyi,” kata Penunggang Kuda Petir dengan nada datar, tetapi mengandung keakraban. Rambut merah menyala miliknya berkilau samar di bawah cahaya obor. “Apa kau tidak merasa waktunya telah tiba, Bai Lian?”Bai Lian tersenyum tipis, menatap perempuan itu dengan pandangan penuh arti. “Waktu untuk apa? Untuk mengungkapkan semua ini kepada mereka? Tidak semudah itu, adik ipar.”“Adik ipar” dua kata itu mengungkap hubungan yang mengejutkan. Bai Lian adalah istri dari saudara laki-laki Penunggang Kuda Petir, yang juga adalah ayah Bai Ling, Ling.Penunggang Kuda Petir sendiri, yang bernama asli Lei Xian, adalah bibi kandung Bai Ling. Ia memiliki kekuatan petir yang mengerikan, diwariskan dari nenek Bai Ling yang legendaris, seorang pendekar hebat yang mengua
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 110: Pertempuran di Kuil Langit

Udara di Kuil Langit Retak penuh dengan ketegangan, seolah setiap napas mengandung ancaman. Penunggang Kuda Angin, dengan tubuh kurusnya yang dibalut jubah hitam panjang, berdiri di depan sisa pasukan sekte aliran sesat. Di sisinya, pendekar-pendekar elit sekte berdiri dengan sorot mata penuh kebencian.Sementara itu, di sisi lawannya, Xiao Feng, Bai Ling, Bai Lian, dan Lei Xian membentuk barisan. Mereka tahu bahwa pertempuran ini akan menentukan banyak hal, terutama perjalanan mereka yang berisiko.“Bai Lian…” Penunggang Kuda Angin berbicara dengan nada mencemooh, pandangannya dingin tertuju pada wanita yang pernah ia anggap sebagai aset sekte. “Pengkhianat sepertimu pantas mati bersama murid-muridmu.”Bai Lian, dengan aura petir yang menggelegar di sekitarnya, tersenyum tipis. “Aku menyesal pernah memberi kesempatan kepada orang sepertimu untuk hidup. Kali ini aku pastikan tidak ada lagi kesalahan.”“Serang mereka semua!” teriak Penunggang Kuda Angin. Pasukannya segera menyerbu deng
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more
PREV
1
...
910111213
...
24
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status