Home / Pendekar / Takdir Di Bawah Langit Naga / Bab 106: Jejak di Pegunungan Merah

Share

Bab 106: Jejak di Pegunungan Merah

Author: ACANKUN
last update Last Updated: 2024-12-02 16:10:43

Setelah dua hari perjalanan penuh kehati-hatian, Xiao Feng dan Bai Ling akhirnya tiba di kaki Pegunungan Merah, sebuah wilayah yang dikenal dengan kawah vulkanik aktif dan lembah penuh dengan lahar mendidih. Aroma belerang menyengat udara, dan panas yang menyelimuti area itu membuat setiap napas terasa berat. Mereka beristirahat sejenak di tepi tebing yang menghadap ke jurang berisi lahar.

“Apa kau yakin kristal itu ada di sini?” tanya Bai Ling sambil menghapus keringat dari dahinya. Meski terbiasa dengan suhu dingin Benua Utara, ia merasakan kelelahan luar biasa di tempat ini.

Xiao Feng memandangi peta di tangannya. “Ya, menurut peta ini, pecahan keempat Kristal Kematian berada di pusat kawah. Tapi tempat ini… terasa berbeda.” Dia menoleh ke arah Bai Ling, yang kini tampak sedang memulihkan energinya. “Kau siap?”

Bai Ling mengangguk meskipun rasa letih masih membebaninya. “Aku tidak akan mundur. Lagipula, kita sudah terlalu jauh untuk menyerah.”

Mereka melanjutkan perjalanan, menyebe
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 107:Pertempuran Besar di Lembah

    Xiao Feng dan Bai Ling berjalan perlahan menuruni lembah Pegunungan Merah. Udara semakin sejuk saat malam menjelang, tetapi kewaspadaan mereka tetap tinggi. Empat pecahan Kristal Kematian kini berada dalam genggaman mereka, tetapi mereka tahu bahwa perjalanan ini belum selesai.Dari kejauhan, suara langkah-langkah berat dan gemuruh yang mendekat mulai terdengar. Bai Ling menghentikan langkahnya, menatap tajam ke arah kegelapan. “Xiao Feng, kau dengar itu?”Xiao Feng mengangguk sambil mencengkeram Pedang Pembalik Surga di tangannya. “Sepertinya kita akan bertemu tamu yang tak diundang kali ini."Dari arah puncak bukit, sosok tinggi berjubah hitam muncul. Mata merahnya bersinar dalam gelap, memancarkan aura kebencian yang begitu kuat. Di belakangnya, barisan pasukan berjumlah ratusan, terdiri dari pendekar sekte aliran sesat, berdiri dalam formasi siap menyerang. Penunggang Kuda Kegelapan, yang sebelumnya melarikan diri dari Xiao Feng, kini datang kembali dengan penuh amarah.“Xiao Feng

    Last Updated : 2024-12-02
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 108: Istirahat yang Singkat

    Setelah menghabisi pasukan sekte aliran sesat dan membuat penunggan kuda Kegelapan kembali melarikan diri, Xiao Feng dan Bai Ling berjalan dengan tertatih-tatih dengan nafas yang memburu. Luka di tubuh mereka terasa semakin menyiksa, sementara rasa lelah membebani setiap langkah. Namun, mereka tidak berani berhenti terlalu lama di medan pertempuran yang penuh mayat. Dengan membawa empat pecahan Kristal Kematian, mereka tahu bahaya akan selalu mengintai.Setelah beberapa waktu, mereka menemukan sebuah gua kecil yang tersembunyi di balik batu besar. Udara di dalam gua dingin dan sunyi, tetapi itu cukup untuk menjadi tempat berlindung sementara.Bai Ling meletakkan tas kecil berisi pecahan kristal di sudut gua, lalu mulai mengobati luka Xiao Feng dengan kain dan ramuan herbal yang dia bawa. "Kita sudah terlalu jauh," katanya pelan. "Empat pecahan sudah ada di tangan kita, tapi aku yakin pecahan terakhir akan menjadi yang paling berbahaya."Xiao Feng mengangguk, tatapannya menerawang. “Ba

    Last Updated : 2024-12-02
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 109 : Pertemuan di Kuil Langit Retak

    Di Kuil Langit Retak, hubungan antara Penunggang Kuda Petir dan Bai Lian tampak semakin jelas. Di tengah kegelapan kuil, mereka berbicara dalam bisikan, tampak seolah memiliki rahasia yang tidak diketahui siapa pun.“Kau terlalu lama bersembunyi,” kata Penunggang Kuda Petir dengan nada datar, tetapi mengandung keakraban. Rambut merah menyala miliknya berkilau samar di bawah cahaya obor. “Apa kau tidak merasa waktunya telah tiba, Bai Lian?”Bai Lian tersenyum tipis, menatap perempuan itu dengan pandangan penuh arti. “Waktu untuk apa? Untuk mengungkapkan semua ini kepada mereka? Tidak semudah itu, adik ipar.”“Adik ipar” dua kata itu mengungkap hubungan yang mengejutkan. Bai Lian adalah istri dari saudara laki-laki Penunggang Kuda Petir, yang juga adalah ayah Bai Ling, Ling.Penunggang Kuda Petir sendiri, yang bernama asli Lei Xian, adalah bibi kandung Bai Ling. Ia memiliki kekuatan petir yang mengerikan, diwariskan dari nenek Bai Ling yang legendaris, seorang pendekar hebat yang mengua

    Last Updated : 2024-12-02
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 110: Pertempuran di Kuil Langit

    Udara di Kuil Langit Retak penuh dengan ketegangan, seolah setiap napas mengandung ancaman. Penunggang Kuda Angin, dengan tubuh kurusnya yang dibalut jubah hitam panjang, berdiri di depan sisa pasukan sekte aliran sesat. Di sisinya, pendekar-pendekar elit sekte berdiri dengan sorot mata penuh kebencian.Sementara itu, di sisi lawannya, Xiao Feng, Bai Ling, Bai Lian, dan Lei Xian membentuk barisan. Mereka tahu bahwa pertempuran ini akan menentukan banyak hal, terutama perjalanan mereka yang berisiko.“Bai Lian…” Penunggang Kuda Angin berbicara dengan nada mencemooh, pandangannya dingin tertuju pada wanita yang pernah ia anggap sebagai aset sekte. “Pengkhianat sepertimu pantas mati bersama murid-muridmu.”Bai Lian, dengan aura petir yang menggelegar di sekitarnya, tersenyum tipis. “Aku menyesal pernah memberi kesempatan kepada orang sepertimu untuk hidup. Kali ini aku pastikan tidak ada lagi kesalahan.”“Serang mereka semua!” teriak Penunggang Kuda Angin. Pasukannya segera menyerbu deng

    Last Updated : 2024-12-02
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 111: Perjalanan Menuju Pecahan Kristal Kelima

    Xiao Feng, Bai Ling, dan Lei Xian melanjutkan perjalanan mereka setelah berhasil memukul mundur Penunggang Kuda Angin serta mengalahkan puluhan pendekar aliran sesat. Suasana di antara mereka terasa sedikit tegang, terutama setelah Lei Xian, yang ternyata adalah Penunggang Kuda Petir, hampir menjebak mereka dengan kristal kematian palsu.“Lei Xian,” kata Xiao Feng dengan nada serius sambil berjalan di sampingnya. “Jika bukan karena Bai Ling yang menyadari keanehan itu lebih awal, kita mungkin sudah dalam masalah besar. Apa sebenarnya tujuanmu?”Lei Xian tersenyum tipis, tetapi tidak menjawab langsung. Pandangannya lurus ke depan, menembus kabut yang menyelimuti pegunungan tempat mereka melangkah. “Tujuanku? Mungkin untuk melihat apakah kalian cukup layak untuk memiliki kristal-kristal itu.”“Cukup layak?” Bai Ling menoleh tajam. “Jadi kau selama ini hanya menguji kami? Atau ini bagian dari rencana aliran sesat?”“Aku tidak pernah berpihak sepenuhnya pada sekte aliran sesat,” jawab Lei

    Last Updated : 2024-12-02
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 112: Kembali Bertarung

    Sementara itu, suara denting senjata dan retakan es menggema di tengah malam yang sunyi. Bai Lian, dengan wajah penuh konsentrasi, menghadapi segerombolan boneka mayat yang seolah tidak ada habisnya. Meskipun tubuhnya tampak mulai lelah, tatapan matanya tetap memancarkan keteguhan seorang pendekar sejati.Dengan gerakan tangannya yang cekatan, kilatan petir melesat dari ujung pedangnya, menyambar boneka-boneka yang mendekat. “Petir Penghukum Langit!” teriak Bai Lian, menghancurkan puluhan boneka dalam satu serangan. Namun, meski begitu banyak yang hancur, boneka-boneka itu terus bangkit seakan tak pernah kehabisan energi.“Apa kalian sudah selesai?” teriak Bai Lian dengan nada kesal, matanya melirik tajam ke arah Xiao Feng, Bai Ling, dan Lei Xian yang sedang berbincang. “Aku tidak bisa melawan mereka sendirian selamanya!”Xiao Feng, yang baru menyadari situasi Bai Lian, langsung melompat dengan pedang di tangannya. “Maaf, Guru! Kami akan membantu!” teriaknya.Bai Ling, yang juga meras

    Last Updated : 2024-12-02
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 113: Pesan dari Langit

    Perjalanan menuju pecahan kristal kelima berlangsung tenang untuk sesaat, hingga tiba-tiba Bai Ling menghentikan langkahnya. “Lihat itu,” katanya sambil menunjuk ke langit. Seekor burung merpati dengan gulungan surat di kakinya terbang melintasi mereka, tampak tergesa-gesa.Xiao Feng, dengan refleksnya yang cepat, segera mengaktifkan jurus Cengkraman Angin Naga. Dalam sekejap, angin melingkar menciptakan pusaran kecil di udara, menahan burung merpati itu sebelum akhirnya mendarat dengan aman di tangan Xiao Feng.“Surat pembawa pesan,” gumamnya sambil melepas gulungan kecil yang terikat di kaki burung tersebut. Ia membukanya dengan hati-hati, dan mata mereka semua segera terpaku pada isi surat itu.Surat itu ditulis dengan tinta yang hampir luntur, seolah-olah penulisnya seolah sedang terburu-buru. Isi surat tersebut berbunyi:“Kepada siapa pun pendekar yang membaca pesan ini, Kekaisaran Thang membutuhkan bantuan segera. Sekte aliran sesat telah kembali menyerang kota-kota perbatasan d

    Last Updated : 2024-12-03
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 114: Surat Rahasia untuk Kekaisaran

    Untuk saat ini. Pertarungan di lembah itu semakin memanas. Gada hitam yang diayunkan musuh besar mereka, seorang pendekar dari sekte aliran sesat bernama Yin Jian, menciptakan gelombang energi yang meretakkan tanah. Serangannya begitu kuat hingga setiap ayunannya meninggalkan jejak kehancuran. Namun, Xiao Feng dan Bai Ling tidak merasa ketir sediktpun, melainkan mereka memutuskan untuk mati ditempat itu jika memang diperlukan.Melawan musuhnya,Xiao Feng menggunakan Tarian Naga Petir, menghindari gada besar itu sembari menyerang dengan kilatan petir yang memotong udara. Di sisi lain, Bai Ling, menciptakan penghalang es dengan Tembok Salju Abadi bertujuan untuk memperlambat musuh yang mencoba mengepung mereka.“Tahan serangannya!”Teriak Xiao Feng sambil melompat ke udara, menggunakan Langkah Angin Surgawi untuk memposisikan dirinya di atas kepala Yin Jian. Dengan kekuatan penuh, ia mengayunkan Pedang Pembalik Surga, menciptakan tebasan vertikal yang membelah udara.Namun, Yin Jian, den

    Last Updated : 2024-12-04

Latest chapter

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 237: Kebangkitan Bayangan Laut

    Pasukan Bendera Biru yang tadinya terpecah belah kini berdiri diam, terpaku melihat tubuh pemimpin mereka, Luo Yunhai, yang tergeletak di tanah. Namun, ketenangan itu tiba-tiba berubah menjadi keterkejutan ketika tubuh Luo Yunhai perlahan bergerak. Dengan langkah gontai, ia bangkit berdiri, darah menetes dari sudut bibirnya, tetapi matanya menyala penuh kebencian dan tekad.“Jangan pikir aku akan mati semudah itu,” suara Luo Yunhai terdengar serak namun penuh kemarahan, menggema di seluruh arena. "Aku... adalah Pelaut Bayangan Laut! Tak ada yang bisa menjatuhkanku!"Sorakan pasukan Bendera Biru kembali pecah. Mereka berteriak penuh semangat, seolah kebangkitan Luo Yunhai membakar kembali nyali mereka yang sempat memudar. Mereka mulai bergerak lagi, mengepung Xiao Feng dan Bai Ling yang kini semakin kelelahan.Xiao Feng memandang Luo Yunhai dengan tajam, napasnya memburu. "Orang ini... bagaimana dia bisa bertahan dari serangan itu?" pikirnya. Luka di tubuh Luo Yunhai memang jelas terli

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 236: Kedatangan Long Yu, Sang Naga Hitam

    Saat kekacauan pertempuran semakin memuncak dan harapan hampir hilang serta kematian kakak seperguruan Xiao Feng yang telah mengorbankan diri dari peperangan itu. Bai Ling tiba-tiba menunjuk ke arah langit, seolah melihat satu harapan yang akan segera datang. "Feng'Ge! Lihat ke atas!" serunya dengan nada bergetar.Melihat hal itu, Xiao Feng segera mendongak, melihat kearah yang sama. Di antara awan gelap dan kilat yang menyambar, muncul sosok pria yang melayang perlahan, auranya menyelimuti medan perang dengan tekanan luar biasa. Tubuhnya diselimuti kilauan hitam pekat seperti sisik naga, sementara matanya menyala tajam seperti emas cair. Rambut hitam panjangnya berkibar diterpa angin, memberi kesan seorang pendekar yang tak tertandingi."Itu... Long Yu," gumam Xiao Feng dengan nada tidak percaya.Luo Yunhai, pemimpin kelompok Bendera Biru, mengernyit, matanya menyipit penuh waspada. "Long Yu? Siapa dia?" tanyanya.Xiao Feng mengatur napasnya, masih terpaku pada pria di udara itu. "Di

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 235: Gugurnya Para Pendekar

    Pada saat ini, pertempuran terus berlangsung dalam kekacauan yang semakin mencekam. tampak darah mengalir, membasahi tanah, mengotori pasar gelap yang kini berubah menjadi medan perang. Terdengar jelas, rintihan kesakitan bercampur dengan suara denting pedang dan teriakan para prajurit yang masih bertarung.Sementara itu Xiao Feng masih bertarung sengit melawan Luo Yunhai yang saat ini masih menunjukkan aksinya dalam sebuah peperangan. Sementara Bai Ling mulai tampak ragu dalam mengambil tindakan. Matanya melirik ke arah rekan-rekannya yang semakin terdesak, terutama Xiao Feng, ia bingung harus berbuat apa dalam kondisi seperti ini.**Di satu sisi Qing Yue sedang mengayunkan tombaknya dengan kekuatan terakhir yang ia miliki, mencoba menahan pasukan musuh yang semakin ganas. "Lin Mei! Bertahanlah!" serunya dengan napas tersengal. Namun, Lin Mei sudah sangat kelelahan, tubuhnya penuh luka, dan pedangnya bergetar lemah di tangannya, seolah ingin segera mengakhiri hidupnya, menyerah dala

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 234: Dalam Kepungan Tak Berujung

    Saat ini. Tekanan dari segala sisi semakin terasa berat. Pasukan Bendera Biru yang terus berdatangan seperti ombak tak berujung membuat kelompok Xiao Feng semakin terdesak. Meski mereka telah bertarung mati-matian, kelelahan mulai terlihat di wajah mereka. Napas mereka tersengal-sengal, keringat bercucuran, dan luka-luka di tubuh mulai bertambah.Tepat berada di tengah medan pertempuran, Xiao Feng masih bertahan melawan Luo Yunhai, meskipun tubuhnya sudah terasa sangat berat, karena melepaskan begitu banyak tenaga pada serangan sebelumnya. Tampak Pedang Pembalik Surga di tangannya sedikit gemetar, tetapi sorot matanya tetap tajam.Sementara itu Luo Yunhai, dengan trisula besarnya, masih berdiri di depannya seperti gunung yang tak tergoyahkan."Menyerahlah, Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara tenang namun dingin. "Kau mungkin kuat, tapi kau sudah terlalu lelah. Kau tak akan bisa melindungi teman-temanmu. Sebentar lagi, mereka akan mati satu per satu."Mendengar kalimat itu, Xiao F

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 233: Bayangan di Tengah Kepungan

    Pada saat mencoba untuk melarikan diri dari kejaran musuh. Udara malam yang dingin diwarnai suara ribuan langkah kaki yang menggema dari arah berlawanan terdengar jelas di telinga. Dari dalam kegelapan, terlihat bendera-bendera biru berkibar dengan lambang ombak yang meliuk di tengahnya. Pasukan ini bukanlah sembarang pasukan, mereka adalah kelompok Bendera Biru, yang terkenal akan kekuatan mereka di wilayah laut dan perbudakan internasional.Pemimpinnya tidak lain ialah Luo Yunhai, yang dikenal sebagai Pelaut Bayangan, ia saat ini tampak berdiri di atas bukit kecil di depan pasukannya. Tubuhnya tinggi dengan sorot mata dingin yang seperti menembus tulang, rambut hitam panjangnya berkibar tertiup angin. Ia memegang sebuah trisula besar berwarna biru keperakan, senjata yang menjadi ciri khasnya."Jadi, kau Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara yang berat namun tajam, seperti suara ombak menghantam karang. "Kau membunuh Zhang Tianbao, menghancurkan kelompok Yu Zhi, dan kini mencoba m

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 232: Pertarungan Tanpa Akhir

    Tubuh Yang Zhan telah diamankan oleh Lin Mei dan Jian Hong ke tempat yang lebih aman, meski mereka masih dikepung oleh musuh dari segala arah. Bai Ling menciptakan dinding es tebal untuk melindungi mereka sementara Qing Yue terus menyerang dengan tombaknya, matanya memerah penuh kemarahan.Namun, musuh tidak memberi mereka waktu untuk berduka. Pasukan Bendera Merah, dengan jumlah yang terus bertambah, mulai mendobrak pertahanan Bai Ling dan menyerang kembali dengan kekuatan penuh. Di tengah kekacauan itu, Xiao Feng maju ke depan, melindungi yang lain sambil menghadapi Yu Zhi, pemimpin pasukan tersebut.Yu Zhi, dengan senjata pedang berwarna hitam pekat yang bersinar dengan aura gelap, maju dengan penuh percaya diri. "Jadi, kau Xiao Feng, si pendekar yang membunuh Zhang Tianbao. Menurutku, kau tidak sehebat yang diceritakan."Xiao Feng memutar Pedang Pembalik Surga di tangannya, menatap Yu Zhi dengan dingin. "Kau akan segera tahu mengapa aku disebut seperti itu."Mereka berdua melompat

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 231: Pengorbanan Seorang Pendekar

    Pada saat situasi semakin memanas, di tengah medan yang penuh darah dan jeritan, Yang Zhan berdiri tegak dengan tombak panjangnya, napasnya mulai memburu, keringat sudah bercucuran, membasahi hampir seluruh bagian tubuh, tetapi sorot matanya tetap tajam, seolah tidak menunjukkan rasa ketir sedikitpun. Ia mengamati ratusan musuh yang mengepungnya. Tubuh besar dan kekuatannya membuatnya menjadi pusat perhatian di medan perang, terutama bagi pasukan Bendera Merah yang mulai menyerangnya dari segala arah."Ayo! Siapa lagi yang ingin mati?!" teriak Yang Zhan dengan suara menggelegar. Ia memutar tombaknya, menciptakan angin kuat yang menyapu musuh di sekitarnya. Beberapa orang terlempar ke belakang, tulang mereka patah hanya dengan satu serangan."Zhan-ge, jangan terlalu memaksakan diri!" teriak Lin Mei dari kejauhan, yang masih bertarung dengan kelompok lainnya.Mendengar hal itu, ia segera menoleh lalu menjawab, "Tenang saja! Aku akan memastikan tak satu pun dari mereka bisa mendekatimu!"

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 230: Kepungan Pasukan Bendera Merah

    Setelah pertarungan sengit dengan Han Feng dan berhasil membunuhnya, Xiao Feng dan rombongannya bersiap meninggalkan pasar gelap yang kini sunyi. Udara terasa berat dengan bau darah yang masih menguar, dan langit mulai gelap, seolah menggambarkan ketegangan yang belum berakhir saat itu.Namun, langkah mereka tiba-tiba terhenti ketika suara derap kaki dan gemuruh senjata menggema dari segala arah. Dari sudut-sudut jalan, gang-gang gelap, dan bahkan dari atap bangunan, muncul ratusan bahkan ribuan pasukan berseragam merah. Mereka adalah Pasukan Bendera Merah.Sorot obor menyala-nyala, menerangi raut wajah mereka yang penuh tekad dan kemarahan. Mereka berdiri rapat, mengepung Xiao Feng dan rombongannya dalam formasi yang tampak dirancang dengan sempurna. Seorang pria kurus dengan jubah merah berdiri di atas bangunan kayu yang dibawa oleh beberapa anak buahnya. Matanya penuh dendam, menatap lurus ke arah Xiao Feng."Xiao Feng!" teriak pria itu dengan suara lantang y

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 229: Penjaga Besar dari Pasar Gelap

    Langkah kaki pria besar itu menggema di tengah pasar yang porak-poranda. Tubuhnya seperti gunung yang bergerak, dengan zirah hitam berkilauan yang melindungi tubuhnya. Kapak raksasa di tangannya tampak seperti cukup kuat untuk membelah batu besar hanya dengan sekali serangan. Sorot matanya tajam, penuh percaya diri, seolah-olah tahu bahwa ia adalah rintangan terakhir yang akan sulit dilewati."Kalian pikir bisa lolos begitu saja?" pria besar itu berbicara dengan suara berat seperti guntur. "Aku adalah Han Feng, Penjaga Besar dari pasar gelap ini. Tidak ada seorang pun yang bisa meninggalkan tempat ini hidup-hidup setelah membuat kekacauan seperti kalian."Yang Zhan dan Qing Yue tampak ragu sejenak setelah melihat kedatangan penjaga tersebut. Aura pria itu begitu menekan, dan kekuatan yang terpancar dari tubuhnya membuat mereka sedikit ketir. Qing Yue menggenggam erat pedangnya, sementara Yang Zhan menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya.Namun, Xiao Feng mela

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status