Semua Bab Takdir Di Bawah Langit Naga: Bab 111 - Bab 120

237 Bab

Bab 111: Perjalanan Menuju Pecahan Kristal Kelima

Xiao Feng, Bai Ling, dan Lei Xian melanjutkan perjalanan mereka setelah berhasil memukul mundur Penunggang Kuda Angin serta mengalahkan puluhan pendekar aliran sesat. Suasana di antara mereka terasa sedikit tegang, terutama setelah Lei Xian, yang ternyata adalah Penunggang Kuda Petir, hampir menjebak mereka dengan kristal kematian palsu.“Lei Xian,” kata Xiao Feng dengan nada serius sambil berjalan di sampingnya. “Jika bukan karena Bai Ling yang menyadari keanehan itu lebih awal, kita mungkin sudah dalam masalah besar. Apa sebenarnya tujuanmu?”Lei Xian tersenyum tipis, tetapi tidak menjawab langsung. Pandangannya lurus ke depan, menembus kabut yang menyelimuti pegunungan tempat mereka melangkah. “Tujuanku? Mungkin untuk melihat apakah kalian cukup layak untuk memiliki kristal-kristal itu.”“Cukup layak?” Bai Ling menoleh tajam. “Jadi kau selama ini hanya menguji kami? Atau ini bagian dari rencana aliran sesat?”“Aku tidak pernah berpihak sepenuhnya pada sekte aliran sesat,” jawab Lei
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

Bab 112: Kembali Bertarung

Sementara itu, suara denting senjata dan retakan es menggema di tengah malam yang sunyi. Bai Lian, dengan wajah penuh konsentrasi, menghadapi segerombolan boneka mayat yang seolah tidak ada habisnya. Meskipun tubuhnya tampak mulai lelah, tatapan matanya tetap memancarkan keteguhan seorang pendekar sejati.Dengan gerakan tangannya yang cekatan, kilatan petir melesat dari ujung pedangnya, menyambar boneka-boneka yang mendekat. “Petir Penghukum Langit!” teriak Bai Lian, menghancurkan puluhan boneka dalam satu serangan. Namun, meski begitu banyak yang hancur, boneka-boneka itu terus bangkit seakan tak pernah kehabisan energi.“Apa kalian sudah selesai?” teriak Bai Lian dengan nada kesal, matanya melirik tajam ke arah Xiao Feng, Bai Ling, dan Lei Xian yang sedang berbincang. “Aku tidak bisa melawan mereka sendirian selamanya!”Xiao Feng, yang baru menyadari situasi Bai Lian, langsung melompat dengan pedang di tangannya. “Maaf, Guru! Kami akan membantu!” teriaknya.Bai Ling, yang juga meras
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

Bab 113: Pesan dari Langit

Perjalanan menuju pecahan kristal kelima berlangsung tenang untuk sesaat, hingga tiba-tiba Bai Ling menghentikan langkahnya. “Lihat itu,” katanya sambil menunjuk ke langit. Seekor burung merpati dengan gulungan surat di kakinya terbang melintasi mereka, tampak tergesa-gesa.Xiao Feng, dengan refleksnya yang cepat, segera mengaktifkan jurus Cengkraman Angin Naga. Dalam sekejap, angin melingkar menciptakan pusaran kecil di udara, menahan burung merpati itu sebelum akhirnya mendarat dengan aman di tangan Xiao Feng.“Surat pembawa pesan,” gumamnya sambil melepas gulungan kecil yang terikat di kaki burung tersebut. Ia membukanya dengan hati-hati, dan mata mereka semua segera terpaku pada isi surat itu.Surat itu ditulis dengan tinta yang hampir luntur, seolah-olah penulisnya seolah sedang terburu-buru. Isi surat tersebut berbunyi:“Kepada siapa pun pendekar yang membaca pesan ini, Kekaisaran Thang membutuhkan bantuan segera. Sekte aliran sesat telah kembali menyerang kota-kota perbatasan d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

Bab 114: Surat Rahasia untuk Kekaisaran

Untuk saat ini. Pertarungan di lembah itu semakin memanas. Gada hitam yang diayunkan musuh besar mereka, seorang pendekar dari sekte aliran sesat bernama Yin Jian, menciptakan gelombang energi yang meretakkan tanah. Serangannya begitu kuat hingga setiap ayunannya meninggalkan jejak kehancuran. Namun, Xiao Feng dan Bai Ling tidak merasa ketir sediktpun, melainkan mereka memutuskan untuk mati ditempat itu jika memang diperlukan.Melawan musuhnya,Xiao Feng menggunakan Tarian Naga Petir, menghindari gada besar itu sembari menyerang dengan kilatan petir yang memotong udara. Di sisi lain, Bai Ling, menciptakan penghalang es dengan Tembok Salju Abadi bertujuan untuk memperlambat musuh yang mencoba mengepung mereka.“Tahan serangannya!”Teriak Xiao Feng sambil melompat ke udara, menggunakan Langkah Angin Surgawi untuk memposisikan dirinya di atas kepala Yin Jian. Dengan kekuatan penuh, ia mengayunkan Pedang Pembalik Surga, menciptakan tebasan vertikal yang membelah udara.Namun, Yin Jian, den
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Baca selengkapnya

Bab 115: Penyelamatan Diri

Xiao Feng dan Bai Ling berdiri punggung ke punggung, napas mereka tersengal, keringat bercucuran di wajah mereka. Di depan mereka, gelombang boneka mayat terus berdatangan dari segala arah. Jumlahnya seolah tak terbata, memenuhi lembah dengan gerakan kaku tetapi mematikan."Kita tidak bisa terus seperti ini," ujar Bai Ling sembari mengeluarkan bilah-bilah es dengan Tarian Salju Mematikan, menghancurkan puluhan boneka mayat yang mendekat. Tapi setiap yang jatuh dari boneka mayat itu, dua kali lipatnya muncul menggantikan mereka yang telah tumbang.“Apa kau merasa ada yang berbeda?” tanya Xiao Feng sambil mengayunkan Pedang Pembalik Surga, menciptakan gelombang petir yang meledakkan barisan boneka mayat di depannya.“Mereka semakin kuat… dan lebih cepat,” jawab Bai Ling sembari menahan serangan boneka yang mencoba menembus penghalang esnya.Xiao Feng memicingkan mata ke arah pecahan kristal kematian yang mereka simpan di dalam kantong kecil di ikat pinggangnya. Keempat pecahan itu tampa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Baca selengkapnya

Bab 116: Petunjuk dari Merpati Lain

Setelah keluar dari lembah penuh boneka mayat, Xiao Feng dan Bai Ling menemukan sebuah gua kecil yang tersembunyi di balik tebing curam. Tempat itu tampak cukup aman untuk beristirahat sementara. Cahaya bulan yang redup menyusup melalui celah-celah batu, menciptakan suasana yang tenang, setidaknya untuk sesaat.Saat ini, Xiao Feng duduk bersandar pada dinding gua, napasnya masih berat akibat pertarungan sebelumnya, sementara Bai Ling menyalakan api kecil untuk menghangatkan tubuh mereka. "Kita benar-benar nyaris mati kali ini," gumam Bai Ling sambil menatap luka-luka di lengannya yang sudah mulai mengering.Xiao Feng hanya mengangguk, lalu mengambil pecahan kristal kematian dari kantongnya. Ia menatap kristal-kristal itu dengan wajah muram. "Keempat kristal ini bukan hanya menjadi tujuan kita, tapi juga kutukan. Mereka menarik semua kegelapan di dunia ini ke arah kita."“Namun, tanpa mereka, kita tidak akan bisa menghentikan rencana sekte aliran sesat,” jawab Bai Ling. Ia menyentuh ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Baca selengkapnya

Bab 117: Cahaya Dari Langit

Saat Xiao Feng memungut pecahan kristal kelima, energi gelap yang memancar dari benda itu terasa begitu kuat hingga membuat tubuhnya terasa berat. Bai Ling juga merasakan hal yang sama; lututnya hampir goyah. Suara yang berbisik di kepala mereka kembali terdengar, kali ini lebih menyeramkan dan menggema."Kalian telah menyatukan lima bagian kutukan dunia. Kalian adalah pembawa kehancuran. Kini kematian umat manusia hanyalah masalah waktu."Xiao Feng mencoba menahan gemuruh dalam pikirannya, tetapi energi dari kristal kelima terasa jauh lebih kuat daripada yang ia duga. Bai Ling segera menciptakan perisai es untuk melindungi mereka dari paparan energi tersebut, tetapi bahkan itu terasa tidak cukup untuk menahannya.“Xiao Feng, kita harus segera meninggalkan tempat ini!” seru Bai Ling, nada suaranya penuh kecemasan.Namun, sebelum mereka sempat bergerak, bayangan-bayangan gelap mulai muncul di sekeliling mereka. Puluhan, bahkan ratusan makhluk menyerupai boneka mayat, namun lebih besar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Bab 118: Kabar dari Kekaisaran

Setelah mengamankan kelima pecahan kristal kematian, Xiao Feng, Bai Ling, Xiao Chen, dan Lei Xian duduk di tengah reruntuhan medan pertempuran. Udara di sekitar mereka terasa berat akibat pertarungan sebelumnya, tak hanya karena energi yang memancar dari kristal, tetapi juga beban pikiran masing-masing.Bai Ling menatap kristal-kristal itu dengan rasa cemas. “Lima kristal ini… rasanya seperti bom waktu. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi jika mereka terlalu lama berada di dunia ini.”Lei Xian mengangguk, matanya menatap jauh ke arah cakrawala. “Sekte aliran sesat tidak akan berhenti. Yin Mosect mungkin terluka, tetapi dia bukan satu-satunya ancaman. Dengan kekuatan ini di tangan kita, bahaya bisa datang dari mana saja.”Xiao Chen, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. “Kita harus memutuskan apa yang akan kita lakukan dengan kristal-kristal ini. Jika tidak bisa dihancurkan, kita harus menemukan tempat untuk menyegelnya, jauh dari jangkauan siapa pun, termasuk kita.”Xiao Feng, y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Bab 119: Kemenangan yang Pahit

Di tengah medan perang yang bergemuruh, Xiao Feng melangkah maju, menghadapi Yin Mosect yang berdiri di atas tumpukan mayat. Udara di sekitar mereka dipenuhi energi tegang; dua pendekar dengan dendam mendalam kini berhadapan untuk menyelesaikan semuanya.“Aku sudah menunggumu, Xiao Feng,” ejek Yin Mosect sambil mengangkat tongkat tengkoraknya. “Aku akan memastikan ini menjadi akhir hidupmu!”Xiao Feng tidak membalas dengan kata-kata. Melainkan ia mengangkat pedangnya, yang berkilauan dengan energi petir, lalu melompat maju dengan kecepatan luar biasa.Dalam hitungan detik ia sudah sampai didepan mata pria itu yang hampir terlambat bereaksi, “Trang!” Pedang Xiao Feng menghantam tongkat Yin Mosect, menciptakan percikan energi yang membutakan. Namun Yin Mosect memanfaatkan momentum itu, mendorong Xiao Feng ke belakang dengan gelombang energi gelap. Dengan gelombang kejut yang cukup besar itu, Xiao Feng terlempar beberapa langkah, tetapi ia segera bangkit dengan cepat lalu menggerakkan tu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Bab 120: Hati yang Kosong

Setelah Yin Mosect hancur menjadi debu, Xiao Feng berdiri di tengah kehancuran yang mengelilinginya. Pedang Pembalik Surga yang ia genggam bersinar samar, meneteskan energi petir yang berdenyut perlahan. Cahaya itu kontras dengan perasaannya yang kini hampa. Ia telah membalaskan dendam gurunya, Yin Mosect telah dikalahkan, namun hatinya terasa kosong. Seolah-olah dendam yang selama ini ia kejar hanya meninggalkan kekosongan yang lebih dalam.Bai Ling berjalan menghampirinya, napasnya masih berat setelah menghadapi gelombang musuh. Ia melihat raut wajah Xiao Feng yang tidak menunjukkan kemenangan, melainkan kehampaan. "Xiao Feng, kau telah berhasil. Yin Mosect sudah mati. Bukankah itu tujuanmu?" tanyanya lembut, mencoba menyentuh sisi manusiawi dari sahabat seperjalanannya itu.Xiao Feng mendesah panjang. "Aku pikir segalanya akan berubah ketika dendam ini terbalas. Tapi mengapa hatiku masih terasa kosong, Bai Ling? Seolah-olah apa yang kulakukan belum cukup..."Namun dengan keadaan in
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
24
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status