Semua Bab Takdir Di Bawah Langit Naga: Bab 121 - Bab 130

237 Bab

Bab 121: Kesedihan Setelah Kemenangan

Saat ini. Cahaya matahari pagi yang seharusnya membawa harapan kini terasa suram, menyinari medan perang yang penuh kehancuran. Tubuh-tubuh tak bernyawa berserakan di sepanjang dinding kota Kekaisaran Thang, bercampur dengan reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan pasukan sekte aliran sesat.Xiao Feng berdiri di tengah lapangan yang penuh dengan korban, memegang Pedang Pembalik Surga yang berlumur darah musuh. Matanya menatap kosong ke depan, tetapi hatinya terasa lebih berat dari sebelumnya. Di sudut reruntuhan, seorang anak kecil menangis di samping tubuh ibunya yang tak lagi bernyawa, tangisannya menusuk hati semua orang yang mendengarnya.Bai Ling menghampiri Xiao Feng. "Kemenangan ini terasa seperti kekalahan," bisiknya dengan suara yang bergetar.Xiao Feng mengangguk pelan, tanpa berkata apa-apa. Ia tahu, meskipun mereka berhasil menghentikan serangan, harga yang harus dibayar terlalu mahal.Sementara itu. Di istana Kekaisaran Thang, Kaisar duduk termenung di atas tahtan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Bab 122: Rencana di Balik Layar

Sebelumnya, tepat ketika pertarungan besar telah selesai. Di tengah reruntuhan dan tangisan rakyat Kekaisaran Thang, Jenderal Gao Yi berdiri di balik bayang-bayang sebuah pohon tua. Matanya tajam mengamati pemandangan yang memilukan, wanita menangis memeluk tubuh suami mereka yang telah gugur, anak-anak kecil berusaha memahami kehilangan, dan prajurit yang selamat menundukkan kepala penuh rasa bersalah. Gao Yi menyipitkan matanya, tak sedikit pun menunjukkan belas kasih. Di balik wajah tenangnya, pikiran penuh tipu muslihat mulai bermain.“Kekaisaran ini telah lemah,” pikirnya. “Saat yang tepat untuk menjatuhkannya semakin dekat.”Gao Yi telah lama menyimpan dendam terhadap istana. Beberapa tahun yang lalu, keluarganya dibantai dalam intrik politik yang melibatkan Kaisar Thang dan beberapa menteri lainnya. Meskipun dia berhasil menyembunyikan kebenciannya, luka itu terus menggerogoti hatinya yang sudah terlanjur terluka. Dalam kesetiaannya terhadap kekaisaran yang tampak sempurna, dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-06
Baca selengkapnya

Bab123: Kesadaran yang Menakutkan

Hari mulai berganti malam di Kekaisaran Thang. Langit kelam tanpa bintang, seolah mencerminkan kegelapan yang mengintai di dalam istana. Di sebuah ruang rahasia di bawah markasnya, Jenderal Gao Yi berdiri menghadap peta besar Kekaisaran Thang yang terbentang di atas meja kayu. Di belakangnya, beberapa prajurit setia dari kelompok Bayangan Kekaisaran berdiri dalam diam, menunggu perintah."Kita sudah cukup menanam bibit keraguan," ucap Gao Yi sambil menunjuk titik-titik strategis di peta. "Sekte aliran sesat akan kembali menyerang di sini, di gerbang timur, tepat saat kita melemahkan logistik pasukan penjaga di wilayah itu. Kekacauan ini akan membuat semua mata tertuju pada mereka, sementara kita bergerak mengambil alih titik-titik penting di dalam istana."Han Zhi, pengikut kepercayaannya, mengangguk ragu. "Tapi Jenderal, bagaimana jika mereka mengetahui pengkhianatan ini sebelum kita bergerak? Xiao Feng telah kembali ke ibu kota, dan dia tidak mudah dikelabui."Gao Yi menyipitkan mat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

Bab 124: Kegelapan yang Meningkat

Saat ini. Pagi di Kekaisaran Thang terasa lebih berat dari biasanya. Di balik wajah tenangnya, Gao Yi sibuk menggerakkan bidak-bidaknya. Kerjasamanya dengan sekte aliran sesat mulai membuahkan hasil. Dengan rencana matang, dia berhasil membocorkan lokasi lima pecahan kristal kematian kepada sekte tersebut, memastikan mereka mendapat apa yang mereka butuhkan, sekaligus mengalihkan perhatian Xiao Feng dari rencana penghancuran istana kekaisaran.Beberapa hari telah berlalu, Xiao Feng, Bai Ling, Lei Xian, dan Xiao Chen akhirnya memutuskan untuk mengambil pecahan kristal kematian yang sebelumnya mereka simpan disebuah gua tersebunyi. Mereka bergegas menuju gua tempat mereka menyimpan kristal dengan usaha yang tidak mudah. Namun pada saat tiba dilokasi, tepatnya di area gunung yang diselimuti kabut tebal. keringat dingin membasahi wajah mereka, segel yang pernah dipasang terlihat sudah hancur yang menandakan sesuatu telah terjadi ditempat tersebut."Kita terlambat," kata Xiao Chen dengan s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

Bab 125: Cahaya Melawan Kegelapan

"Kau tidak akan menghancurkan dunia ini," ucap Xiao Feng dengan tegas, suaranya bergema di tengah medan perang yang diliputi aura kegelapan. "Kekuasaanmu akan berakhir di sini." Dia menghunus Pedang Pembalik Surga, yang memancarkan cahaya terang, menantang kegelapan yang menyelimuti pemimpin sekte aliran sesat.Pemimpin sekte mengangkat tangannya, lima kristal kematian melayang di atasnya, mengeluarkan aura gelap yang semakin menekan udara di sekitar. "Kalian terlalu percaya diri," katanya dengan nada rendah namun menakutkan. "Kekuatanku kini melampaui batas manusia. Kalian hanyalah semut yang akan diinjak oleh kekuatan abadi ini." Sambungnya, merasa jika ia berada diatas angin dan semua yang kini dihadapannya hanya segelintir debu yang mengganggu.Tanpa menunggu waktu lebih lama. Pemimpin sekte menyerang lebih dulu. Dia melontarkan gelombang energi gelap yang menyapu seluruh area. "Wsuuuuhhh!" Energi itu bergerak seperti badai hitam, menghancurkan apa pun yang dilewatinya."Bai Ling,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

Bab 126: Pertarungan Belum Berakhir

Sebelumnya. Pemimpin sekte jatuh menghantam tanah dengan keras, menciptakan kawah besar di sekelilingnya. Debu beterbangan, dan suasana mencekam menyelimuti medan perang. Tubuhnya berlumuran darah, namun matanya yang penuh kebencian masih menyala seperti bara api.Lima kristal kematian terlempar dari genggamannya, tergeletak di tanah, berkilauan redup seolah kehilangan kendali. Xiao Feng, dengan napas yang terengah-engah, menatap ke arah musuhnya."Cih... ini belum berakhir," kata pemimpin sekte dengan suara serak namun penuh keyakinan.Sambil gemetar, ia menjulurkan tangannya ke arah kristal-kristal itu. Meski tubuhnya terluka, kekuatan gelap yang mengerikan menyelimutinya lagi. Kristal-kristal itu terangkat dari tanah, memancarkan sinar gelap yang mencekam."Berhenti!" teriak Xiao Feng sembari melompat maju dengan jurus Langkah Naga Petir, kilatan listrik menyambar tanah saat dia mendekati musuh. "Wusshh! Wushhh!"Namun terlambat. Pemimpin sekte tertawa dingin, menarik kembali kelim
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

Bab 127: Jejak yang Menghilang

Sebelumnya. Tepat setelah pertarungan panjang yang melelahkan, medan perang akhirnya sunyi. Angin dingin berembus pelan, membawa aroma tanah yang terbakar dan darah yang mengering. Xiao Feng, Bai Ling, dan Lei Xian berdiri di tengah reruntuhan, dengan tubuh penuh luka dan napas yang berat."Akhirnya selesai," gumam Lei Xian sambil mengusap peluh di dahinya.Namun, Xiao Feng, yang biasanya tenang, mendadak memutar tubuhnya dengan gelisah. Matanya menyapu sekeliling medan pertempuran yang kini tampak hancur akibat pertarungan sengit mereka beberapa saat yang lalu. Kawah-kawah besar akibat benturan tampak menjadi fenomena alam yang sangat mengerikan.Tidak hanya itu, ratusan mayat boneka yang tampak tidak kembali bergerak menjadi momok mengerikan yang sama sekali tidak mengenakkan untuk dilihat. Namun satu hal yang membuat Xiao Feng merasa panik."Tunggu... di mana Guru Xiao Chen?" tanyanya, suaranya penuh kecemasan, seolah memikirkan hal buruk telah terjadi pada gurunya.Bai Ling segera
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

Bab 128: Tekad di Bawah Cahaya Bulan

Xiao Feng berdiri di tengah hutan yang sunyi, menatap langit yang diterangi pantulan cahaya bulan. Wajahnya dipenuhi tekad, namun dalam hatinya, ia merasakan kekosongan yang menyesakkan."Bertahanlah, Guru... Aku akan menemukanmu," bisiknya dengan suara bergetar, kedua tangannya mengepal erat, urat-urat di lengannya menegang karena amarah dan kecemasan.Bai Ling melangkah mendekat, meletakkan tangan lembut di bahunya. "Kita akan menemukannya bersama, Xiao Feng. Guru Xiao Chen adalah salah satu pendekar terkuat. Dia tidak akan menyerah dengan mudah."Lei Xian mengangguk dari belakang. "Tapi kita harus cepat. Mereka pasti sudah membawa Guru ke tempat yang tersembunyi. Jika mereka berhasil memanfaatkan kekuatannya..."Xiao Feng menoleh, matanya tajam menatap Lei Xian. "Itu tidak akan terjadi. Aku tidak akan membiarkan sekte itu menang."Saat mereka hendak melanjutkan perjalanan, suara gemerisik terdengar di antara semak-semak. Bai Ling segera mengangkat pedangnya, bersiap menghadapi anca
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

Bab 129: Menatap Bulan

Saat ini, Xiao Feng menatap bulan dengan mata penuh arti. "Bertahanlah, Guru... Aku akan menemukanmu," ucapnya sambil mengepalkan tangan. Angin dingin membawa aroma darah dari medan pertempuran yang masih segar di sekitarnya. Bai Ling mendekatinya, kipas es yang jarang ia gunakan kini di tangannya telah berubah menjadi serpihan kecil yang perlahan membeku kembali.“Xiao Feng, kita tidak bisa tinggal di sini lebih lama. Musuh bisa saja kembali kapan saja,” ucap Bai Ling sambil menatapnya tajam.Lei Xian, yang juga berdiri di dekat mereka, tampak memandangi bekas pertarungan dengan ekspresi serius. “Kita harus melacak keberadaan Xiao Chen sesegera mungkin. Tapi pertama-tama, kita perlu mencari petunjuk dari markas musuh.”Xiao Feng mengangguk, menyutujui saran itu. “Baik. Tapi jika mereka berani menghadang kita lagi, aku tidak akan menunjukkan belas kasihan.”Saat mereka bergerak menuju markas musuh, bayangan gelap tiba-tiba muncul dari hutan lebat. Ratusan boneka mayat kembali mengepun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

Bab 130: Pernyataan Musuh

Setelah sosok itu berkata dengan nada mengejek, Xiao Feng memutar pedang Pembalik Surga di tangannya, angin berputar menghempas dedaunan di sekitarnya. Sosok berjubah hitam yang baru muncul itu berdiri diam, hanya tongkat bercahaya merah di tangannya yang memancarkan aura kegelapan yang terasa menusuk tulang.“Siapa kau?” seru Xiao Feng, matanya menyipit penuh kewaspadaan.“Nama tidak penting,” jawab sosok itu dengan suara yang menyeramkan. “Aku hanyalah utusan yang dikirim untuk memastikan kalian tidak keluar dari tempat ini hidup-hidup.”Seketika, tanah di bawah mereka mulai bergetar, dan dari dalam tanah, boneka-boneka mayat baru muncul, kali ini dilapisi dengan lapisan hitam seperti baja.“Kau pikir ini akan menghentikan kami?” Bai Ling melangkah maju, kipas esnya sudah terbuka, bersinar dengan cahaya biru yang sangat dingin.“Jangan anggap remeh lawanmu,” kata Lei Xian. Petir berkeretak di sekujur lengannya, membentuk aliran listrik yang mengitari tubuhnya.Boneka-boneka mayat mu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
24
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status