Beranda / Pendekar / Takdir Di Bawah Langit Naga / Bab 80: Tanda di Langit

Share

Bab 80: Tanda di Langit

Penulis: ACANKUN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-30 00:00:42

Xiao Feng melanjutkan perjalanannya menuju istana dengan langkah tegas meski tubuhnya mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan setelah pertarungan yang ia alami. Kabut di jalanan mulai menghilang saat matahari perlahan naik, memberikan sedikit kehangatan pada tubuhnya yang dingin karena malam yang panjang.

Di kejauhan, ia melihat siluet istana kekaisaran yang megah, dikelilingi tembok besar yang seolah melindungi pusat kekuatan Kekaisaran Thang. Namun, keheningan di sekitarnya terasa aneh. Jalanan menuju istana tampak sepi, tak ada aktivitas warga maupun penjaga yang biasanya berpatroli.

Xiao Feng mempercepat langkahnya. Ketika ia mendekati gerbang utama, ia disambut oleh seorang prajurit dengan wajah tegang.

“Pendekar Xiao Feng! Syukurlah Anda telah kembali!” seru prajurit itu.

“Ada apa? Kenapa suasana di sini begitu sunyi?” tanya Xiao Feng dengan nada curiga.

Prajurit itu menundukkan kepala, wajahnya dipenuhi kecemasan. “Semalam, terjadi serangan mendadak di beberapa wilayah sekitar
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 81: Bayangan di Balik Abu

    Dengan beberapa pasukan kekaisaran Xiao Feng mulai menuju kearah kepulan asap tebal yang berada dikejauhan. Butuh beberapa waktu kesana mengingat jaraknya yang cukup jauh.Beberapa waktu berlalu, hingga mereka tiba dilokasi yang telah ditentukan. Xiao Feng berdiri di tengah reruntuhan desa yang hangus, sisa-sisa api masih mengeluarkan asap tipis, menciptakan bayangan menyeramkan di bawah cahaya bulan. Bau kayu terbakar dan daging hangus menyelimuti udara, membuat beberapa prajurit menutup hidung mereka dengan kain.“Kejahatan macam apa yang telah mereka lakukan...” gumam salah satu prajurit, matanya menatap nanar pada sebuah kereta yang terbakar dengan sisa-sisa tubuh yang berserakan di sekitarnya.Xiao Feng, dengan wajah dingin dan penuh amarah, berjongkok di salah satu sudut desa. Tangannya menyentuh tanah yang masih hangat, merasakan bekas energi gelap yang familiar. “Mereka sudah pergi, tapi jejak mereka masih terasa... Ini ulah sekte aliran sesat. Mereka sengaja meninggalkan keha

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 82: Ikatan yang Tak Terduga

    Sebelum pergi kearah utara, Xiao Feng pergi menuju kelompok anggrek hitam untuk menebus janjinya dengan membayarkan uang yang telah ia terima dari kaisar thang sebelumnya. Perjalanan membutuhkan beberapa waktu sebelum ia tiba di tempat yang dituju.Setibanya di markas Kelompok Anggrek Hitam, Xiao Feng membawa sekantong besar uang dan beberapa ginseng air yang berhasil ia peroleh selama petualangannya. Langkah kakinya mantap meski sedikit gugup, mengingat janji yang harus ia tepati saat ini hampir mencapai batas perjanjian.Kedatangannya disambut oleh Li Mei yang tampak terkejut dengan kehadiran dirinya yang cukup cepat. Seperti biasa wajahnya memerah, dan ia tampak tidak tahu harus berkata apa. Namun, sebelum ia sempat menyapa, ibunya yang merupakan wanita tua pemimpin Kelompok Anggrek Hitam, sudah muncul dari dalam ruangan dengan senyum penuh arti.“Kau kembali, Pendekar Xiao Feng. Aku tahu kau adalah orang yang memegang kata-katamu,” ujar wanita tua itu dengan suara tegas, matanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 83: Jejak di Utara

    Xiao Feng berjalan melewati hutan yang semakin lebat, menuju wilayah utara yang terkenal dengan cuaca dingin dan medannya yang berbahaya. Di sekelilingnya, suara angin menggema seperti bisikan misterius. Ia tahu bahwa perjalanan ini tidak hanya menguji kekuatan fisiknya, tetapi juga keteguhan hatinya.Setelah berhari-hari melewati medan sulit, ia akhirnya tiba di sebuah desa kecil yang hampir tertutup salju. Penduduk desa tampak waspada melihat kedatangannya. Namun, seorang pria tua yang tampak seperti kepala desa mendekat dengan penuh kehati-hatian.“Pendekar, apa yang membawamu ke tempat terpencil seperti ini?” tanya pria tua itu.Xiao Feng menjawab dengan tenang, “Aku sedang mencari informasi. Apakah kalian tahu apa pun tentang pergerakan kelompok misterius di daerah ini? Mungkin tentang Lima Penunggang Kuda Kematian?”Wajah pria tua itu berubah pucat mendengar nama itu. “Lima Penunggang Kuda Kematian... Mereka adalah kabut gelap yang melintasi wilayah ini. Tidak ada yang berani me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 84: Penguasa Benua Timur

    Xiao Feng terbangun di pagi hari dengan tubuh yang terasa lebih segar. Racun yang sempat menggerogoti tubuhnya perlahan menghilang berkat ramuan yang diracik Bai Ling. Di luar jendela, matahari mulai terbit, menyinari desa kecil yang tertutup salju.Bai Ling sedang duduk di dekat perapian, memegang sebuah pedang tipis yang terlihat sederhana tetapi memancarkan aura yang sangat kuat. Ia sedang membersihkannya dengan tenang, tetapi ketika Xiao Feng bergerak, ia menoleh."Sudah bangun? Bagaimana perasaanmu?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangan dari pedangnya.Xiao Feng mengangguk. "Jauh lebih baik. Terima kasih untuk segalanya, Bai Ling."Wanita itu hanya tersenyum tipis, lalu meletakkan pedangnya ke samping. "Kalau begitu, kau sudah siap untuk melanjutkan perjalananmu?"Xiao Feng terdiam sejenak sebelum ia menepuk jidatnya sendiri, "Aku lupa jika aku memiliki penawar racun yang diberikan oleh kelompok netral Anggrek Hitam," dia kemudian merogoh sakunya lalu menunjukkan satu botol kecil

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 85: Negosiasi Besar

    Di ruang utama markas Bulan Perak, suasana semakin tegang. Xiao Feng menatap Lian Yue dengan ekspresi tenang, sementara wanita itu berusaha mempertahankan wibawanya meski hatinya bergejolak.Peta kecil di tangan Xiao Feng menjadi pusat perhatian. Rute-rute yang tergambar jelas di dalamnya menuju ke ngarai tempat ginseng air ditemukan, sumber daya langka yang dapat membawa keuntungan besar bagi kelompok Bulan Perak, baik dalam hal ekonomi maupun pengaruh.Lian Yue menggenggam tangan di depan dadanya, memandang peta itu dengan tatapan tajam. “Tawaranmu menarik, tapi kau terlalu gegabah jika berpikir aku akan menyerahkan separuh dari kepemilikan kelompokku hanya untuk ini,” katanya dingin.Xiao Feng tersenyum tipis. “Kalau begitu, kita bisa mendiskusikan hal lain. Aku tahu betapa berharganya peta ini untukmu, Nona Lian. Jika kau menguasai sumber daya ini, kelompokmu bisa menjadi yang terkuat di seluruh benua.”Lian Yue menghela napas, jelas berusaha menahan rasa frustrasi. “Kau terlalu p

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 86: Perjalanan ke Utara

    Malam mulai turun, dan hawa dingin mulai menyelimuti perjalanan mereka ke arah utara. Bai Ling dan Xiao Feng berjalan berdampingan di tengah hutan yang mulai berselimut kabut. Suara langkah kaki mereka terdengar jelas di antara pepohonan yang diam membisu.Bai Ling memecah keheningan dengan nada menggoda. “Aku harus akui, Xiao Feng, kau memiliki keberanian yang luar biasa atau mungkin aku harus menyebutnya kebodohan? Menawar Lian Yue sampai membuatnya menyerah? Itu hampir tidak mungkin.”Xiao Feng menoleh dengan senyum tipis. “Berani mengambil risiko adalah bagian dari perjuangan, Bai Ling. Jika aku tidak melakukannya, mungkin aku tidak akan berdiri di sini sekarang.”Bai Ling tertawa kecil. “Benar juga. Tapi aku heran, bagaimana kau bisa begitu percaya diri? Tidak takut dia akan menyerang balik atau bahkan menjebakmu?”Xiao Feng mengangkat bahu, “Jika aku menghabiskan waktuku untuk takut, aku tidak akan pernah bergerak maju. Lagi pula, aku punya sekutu yang cukup tangguh, bukan? Sepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 87: Rencana dan Pergerakan

    Di sisi lain, Lian Yue tersenyum puas. Dengan peta yang diberikan Xiao Feng, ia akhirnya menemukan rute menuju ngarai yang menyimpan sumber gingseng air yang melimpah. Bersama pasukannya, ia mulai menelusuri rute tersebut. Meskipun rute itu penuh dengan bahaya dan jebakan alam, mereka berhasil menemukan beberapa titik sumber gingseng air. Ini menjadi keuntungan besar bagi Sekte Bulan Perak, yang kini memiliki kendali atas salah satu sumber daya paling langka dan berharga di dunia persilatan.Lian Yue, di balik sikap dinginnya, tidak bisa mengabaikan pemikiran tentang Xiao Feng. Keberanian dan ketekunan pria itu telah meninggalkan kesan mendalam di hatinya, meski ia berusaha menyangkalnya. Dalam benaknya, ia bertanya-tanya apakah pertemuan mereka hanya awal dari hubungan yang lebih dalam atau sekadar pertemuan singkat yang akan berakhir di sini.**Sementara itu, Kaisar Thang, yang menyadari ancaman dari Lima Penunggang Kuda Kematian dan sekte aliran sesat, mulai merancang rencana tamb

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 88: Melanjutkan Perjalanan

    Saat ini Xiao Feng dan Bai Ling kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju utara, daerah yang mulai jarang disentuh oleh peradaban. Hawa dingin mulai terasa menusuk tulang, dan pepohonan yang rimbun perlahan digantikan oleh padang luas yang tertutup salju tipis. Sepanjang perjalanan, Bai Ling, meskipun sering terlihat acuh, tetap memperhatikan kondisi Xiao Feng, memastikan bahwa ia tidak terlalu memaksakan dirinya.“Apa kau yakin ingin melanjutkan tanpa berhenti?” tanya Bai Ling saat mereka melewati sebuah sungai beku. “Kita sudah berjalan tiga hari tanpa istirahat yang cukup.”Xiao Feng, yang terlihat lelah namun tetap teguh dalam pendiriannya, menjawab, “Aku tidak punya waktu untuk beristirahat. Jika Lima Penunggang Kuda Kematian benar-benar mencari Kristal Kematian, maka setiap detik sangat berarti.”Bai Ling mendesah. “Keras kepala seperti biasa. Tapi setidaknya, aku ada di sini untuk memastikan kau tidak mati konyol di tengah jalan.”Saat malam tiba, mereka memutuskan untuk men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01

Bab terbaru

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 237: Kebangkitan Bayangan Laut

    Pasukan Bendera Biru yang tadinya terpecah belah kini berdiri diam, terpaku melihat tubuh pemimpin mereka, Luo Yunhai, yang tergeletak di tanah. Namun, ketenangan itu tiba-tiba berubah menjadi keterkejutan ketika tubuh Luo Yunhai perlahan bergerak. Dengan langkah gontai, ia bangkit berdiri, darah menetes dari sudut bibirnya, tetapi matanya menyala penuh kebencian dan tekad.“Jangan pikir aku akan mati semudah itu,” suara Luo Yunhai terdengar serak namun penuh kemarahan, menggema di seluruh arena. "Aku... adalah Pelaut Bayangan Laut! Tak ada yang bisa menjatuhkanku!"Sorakan pasukan Bendera Biru kembali pecah. Mereka berteriak penuh semangat, seolah kebangkitan Luo Yunhai membakar kembali nyali mereka yang sempat memudar. Mereka mulai bergerak lagi, mengepung Xiao Feng dan Bai Ling yang kini semakin kelelahan.Xiao Feng memandang Luo Yunhai dengan tajam, napasnya memburu. "Orang ini... bagaimana dia bisa bertahan dari serangan itu?" pikirnya. Luka di tubuh Luo Yunhai memang jelas terli

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 236: Kedatangan Long Yu, Sang Naga Hitam

    Saat kekacauan pertempuran semakin memuncak dan harapan hampir hilang serta kematian kakak seperguruan Xiao Feng yang telah mengorbankan diri dari peperangan itu. Bai Ling tiba-tiba menunjuk ke arah langit, seolah melihat satu harapan yang akan segera datang. "Feng'Ge! Lihat ke atas!" serunya dengan nada bergetar.Melihat hal itu, Xiao Feng segera mendongak, melihat kearah yang sama. Di antara awan gelap dan kilat yang menyambar, muncul sosok pria yang melayang perlahan, auranya menyelimuti medan perang dengan tekanan luar biasa. Tubuhnya diselimuti kilauan hitam pekat seperti sisik naga, sementara matanya menyala tajam seperti emas cair. Rambut hitam panjangnya berkibar diterpa angin, memberi kesan seorang pendekar yang tak tertandingi."Itu... Long Yu," gumam Xiao Feng dengan nada tidak percaya.Luo Yunhai, pemimpin kelompok Bendera Biru, mengernyit, matanya menyipit penuh waspada. "Long Yu? Siapa dia?" tanyanya.Xiao Feng mengatur napasnya, masih terpaku pada pria di udara itu. "Di

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 235: Gugurnya Para Pendekar

    Pada saat ini, pertempuran terus berlangsung dalam kekacauan yang semakin mencekam. tampak darah mengalir, membasahi tanah, mengotori pasar gelap yang kini berubah menjadi medan perang. Terdengar jelas, rintihan kesakitan bercampur dengan suara denting pedang dan teriakan para prajurit yang masih bertarung.Sementara itu Xiao Feng masih bertarung sengit melawan Luo Yunhai yang saat ini masih menunjukkan aksinya dalam sebuah peperangan. Sementara Bai Ling mulai tampak ragu dalam mengambil tindakan. Matanya melirik ke arah rekan-rekannya yang semakin terdesak, terutama Xiao Feng, ia bingung harus berbuat apa dalam kondisi seperti ini.**Di satu sisi Qing Yue sedang mengayunkan tombaknya dengan kekuatan terakhir yang ia miliki, mencoba menahan pasukan musuh yang semakin ganas. "Lin Mei! Bertahanlah!" serunya dengan napas tersengal. Namun, Lin Mei sudah sangat kelelahan, tubuhnya penuh luka, dan pedangnya bergetar lemah di tangannya, seolah ingin segera mengakhiri hidupnya, menyerah dala

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 234: Dalam Kepungan Tak Berujung

    Saat ini. Tekanan dari segala sisi semakin terasa berat. Pasukan Bendera Biru yang terus berdatangan seperti ombak tak berujung membuat kelompok Xiao Feng semakin terdesak. Meski mereka telah bertarung mati-matian, kelelahan mulai terlihat di wajah mereka. Napas mereka tersengal-sengal, keringat bercucuran, dan luka-luka di tubuh mulai bertambah.Tepat berada di tengah medan pertempuran, Xiao Feng masih bertahan melawan Luo Yunhai, meskipun tubuhnya sudah terasa sangat berat, karena melepaskan begitu banyak tenaga pada serangan sebelumnya. Tampak Pedang Pembalik Surga di tangannya sedikit gemetar, tetapi sorot matanya tetap tajam.Sementara itu Luo Yunhai, dengan trisula besarnya, masih berdiri di depannya seperti gunung yang tak tergoyahkan."Menyerahlah, Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara tenang namun dingin. "Kau mungkin kuat, tapi kau sudah terlalu lelah. Kau tak akan bisa melindungi teman-temanmu. Sebentar lagi, mereka akan mati satu per satu."Mendengar kalimat itu, Xiao F

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 233: Bayangan di Tengah Kepungan

    Pada saat mencoba untuk melarikan diri dari kejaran musuh. Udara malam yang dingin diwarnai suara ribuan langkah kaki yang menggema dari arah berlawanan terdengar jelas di telinga. Dari dalam kegelapan, terlihat bendera-bendera biru berkibar dengan lambang ombak yang meliuk di tengahnya. Pasukan ini bukanlah sembarang pasukan, mereka adalah kelompok Bendera Biru, yang terkenal akan kekuatan mereka di wilayah laut dan perbudakan internasional.Pemimpinnya tidak lain ialah Luo Yunhai, yang dikenal sebagai Pelaut Bayangan, ia saat ini tampak berdiri di atas bukit kecil di depan pasukannya. Tubuhnya tinggi dengan sorot mata dingin yang seperti menembus tulang, rambut hitam panjangnya berkibar tertiup angin. Ia memegang sebuah trisula besar berwarna biru keperakan, senjata yang menjadi ciri khasnya."Jadi, kau Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara yang berat namun tajam, seperti suara ombak menghantam karang. "Kau membunuh Zhang Tianbao, menghancurkan kelompok Yu Zhi, dan kini mencoba m

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 232: Pertarungan Tanpa Akhir

    Tubuh Yang Zhan telah diamankan oleh Lin Mei dan Jian Hong ke tempat yang lebih aman, meski mereka masih dikepung oleh musuh dari segala arah. Bai Ling menciptakan dinding es tebal untuk melindungi mereka sementara Qing Yue terus menyerang dengan tombaknya, matanya memerah penuh kemarahan.Namun, musuh tidak memberi mereka waktu untuk berduka. Pasukan Bendera Merah, dengan jumlah yang terus bertambah, mulai mendobrak pertahanan Bai Ling dan menyerang kembali dengan kekuatan penuh. Di tengah kekacauan itu, Xiao Feng maju ke depan, melindungi yang lain sambil menghadapi Yu Zhi, pemimpin pasukan tersebut.Yu Zhi, dengan senjata pedang berwarna hitam pekat yang bersinar dengan aura gelap, maju dengan penuh percaya diri. "Jadi, kau Xiao Feng, si pendekar yang membunuh Zhang Tianbao. Menurutku, kau tidak sehebat yang diceritakan."Xiao Feng memutar Pedang Pembalik Surga di tangannya, menatap Yu Zhi dengan dingin. "Kau akan segera tahu mengapa aku disebut seperti itu."Mereka berdua melompat

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 231: Pengorbanan Seorang Pendekar

    Pada saat situasi semakin memanas, di tengah medan yang penuh darah dan jeritan, Yang Zhan berdiri tegak dengan tombak panjangnya, napasnya mulai memburu, keringat sudah bercucuran, membasahi hampir seluruh bagian tubuh, tetapi sorot matanya tetap tajam, seolah tidak menunjukkan rasa ketir sedikitpun. Ia mengamati ratusan musuh yang mengepungnya. Tubuh besar dan kekuatannya membuatnya menjadi pusat perhatian di medan perang, terutama bagi pasukan Bendera Merah yang mulai menyerangnya dari segala arah."Ayo! Siapa lagi yang ingin mati?!" teriak Yang Zhan dengan suara menggelegar. Ia memutar tombaknya, menciptakan angin kuat yang menyapu musuh di sekitarnya. Beberapa orang terlempar ke belakang, tulang mereka patah hanya dengan satu serangan."Zhan-ge, jangan terlalu memaksakan diri!" teriak Lin Mei dari kejauhan, yang masih bertarung dengan kelompok lainnya.Mendengar hal itu, ia segera menoleh lalu menjawab, "Tenang saja! Aku akan memastikan tak satu pun dari mereka bisa mendekatimu!"

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 230: Kepungan Pasukan Bendera Merah

    Setelah pertarungan sengit dengan Han Feng dan berhasil membunuhnya, Xiao Feng dan rombongannya bersiap meninggalkan pasar gelap yang kini sunyi. Udara terasa berat dengan bau darah yang masih menguar, dan langit mulai gelap, seolah menggambarkan ketegangan yang belum berakhir saat itu.Namun, langkah mereka tiba-tiba terhenti ketika suara derap kaki dan gemuruh senjata menggema dari segala arah. Dari sudut-sudut jalan, gang-gang gelap, dan bahkan dari atap bangunan, muncul ratusan bahkan ribuan pasukan berseragam merah. Mereka adalah Pasukan Bendera Merah.Sorot obor menyala-nyala, menerangi raut wajah mereka yang penuh tekad dan kemarahan. Mereka berdiri rapat, mengepung Xiao Feng dan rombongannya dalam formasi yang tampak dirancang dengan sempurna. Seorang pria kurus dengan jubah merah berdiri di atas bangunan kayu yang dibawa oleh beberapa anak buahnya. Matanya penuh dendam, menatap lurus ke arah Xiao Feng."Xiao Feng!" teriak pria itu dengan suara lantang y

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 229: Penjaga Besar dari Pasar Gelap

    Langkah kaki pria besar itu menggema di tengah pasar yang porak-poranda. Tubuhnya seperti gunung yang bergerak, dengan zirah hitam berkilauan yang melindungi tubuhnya. Kapak raksasa di tangannya tampak seperti cukup kuat untuk membelah batu besar hanya dengan sekali serangan. Sorot matanya tajam, penuh percaya diri, seolah-olah tahu bahwa ia adalah rintangan terakhir yang akan sulit dilewati."Kalian pikir bisa lolos begitu saja?" pria besar itu berbicara dengan suara berat seperti guntur. "Aku adalah Han Feng, Penjaga Besar dari pasar gelap ini. Tidak ada seorang pun yang bisa meninggalkan tempat ini hidup-hidup setelah membuat kekacauan seperti kalian."Yang Zhan dan Qing Yue tampak ragu sejenak setelah melihat kedatangan penjaga tersebut. Aura pria itu begitu menekan, dan kekuatan yang terpancar dari tubuhnya membuat mereka sedikit ketir. Qing Yue menggenggam erat pedangnya, sementara Yang Zhan menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya.Namun, Xiao Feng mela

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status